Tugas Individu Desain Anti Korupsi
Tugas Individu Desain Anti Korupsi
Makalah
Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia
Diajukan:
Muhamad Ahdiar
NPM : 144060006271
Kelas 7C Khusus No Absen 18
Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut L. Bayley, korupsi adalah perbuatan penyuapan yang berkaitan
dengan
penyalahgunaan
wewenang/kekuasaan
sebagai
akibat
adanya
pertimbangan dari mereka yang memegang jabatan bagi keuntungan pribadi. Definisi
ini juga dipertegas oleh Transparency National yang mendefinisikan korupsi sebagai
perilaku pejabat politik baik politikus/politisi maupun pegawai negeri yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka. Dapat disimpulkan bahwa korupsi memang merupakan suatu perilaku yang
berdampak negatif dan keberadaan perilaku ini akan sangat mengganggu
kelancaran sebuah tata pemerintahan.
Korupsi kini telah menjadi kejahatan transnasional. Masyarakat dunia telah
sepakat memandang korupsi sebagai suatu kejahatan yang luar biasa (extraordinary
crime). Oleh karenanya diperlukan suatu mekanisme kerjasama yang mengglobal
antara negara-negara dalam memerangi korupsi. Di dalam dunia internasional telah
ada instrument mengenai masalah korupsi, yaitu United Nations Convention Against
Corruption (UNCAC) pada tahun 2003 yang dikeluarkan oleh PBB. Sementara di
Indonesia korupsi sudah bersifat sistemik. Hal ini disebabkan oleh desentralisasi
wewenang dan penyelenggaraan otonomi daerah yang membuat semakin
terbukanya peluang korupsi di tingkat lokal (street level corruption). Korupsi di tingkat
bawah ini justru membuat kesejahteraan masyarakat semakin sulit dicapai karena
tujuan otonomi daerah sebenarnya adalah untuk pemerataan dan keadilan serta
penerapan
prinsip-prinsip
demokrasi
dan
peran
serta
masyarakat
menjadi
dalam
memberikan
kesejahteraan
kepada
masyarakat
karena
di
pembentukan
kebijaksanaan,
korupsi
di
sistem
pengadilan
mempersulit
pembangunan
ekonomi
dengan
membuat
distorsi
dan
jauh dari perwujudan masyarakat sejahtera. Dapat dilhat dari segala aspek baik itu
ekonomi politik sosial dan budaya. Penyelenggaraan pelayanan kepada publik juga
masih jauh dari kata optimal, dilihat dari banyaknya masyarakat yang belum
mendapat pelayanan dasar dari pemerintah. Dalam kehidupan bermasyarakat,
adanya kesenjangan sosial yang membuat semakin kontrasnya tingkat kemiskinan
dan kesejahteraan di indonesia.
Jika
korupsi
dibiarkan
secara
berkelanjutan
akan
berdampak
pada
bertambahnya beban yang harus dipikul masyarakat sebagai akibat adanya biaya
ekonomi tinggi (high cost economy), rendahnya kualitas pelayanan pemerintah atas
kepentingan-kepentingan
masyarakat
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya
semakin rendahnya mutu sarana dan prasarana publik yang dibangun dengna
menggunakan
anggaran
negara
dan
menyimpangnya
suatu
perencanaan
dan
pemberantasan
korupsi
yang
bersifat
sporadis,
belum
lapisan masyarakat. Atas dasar inilah maka penulis tertarik membuat gambaran
mengenai desain pencegahan pemberantasan korupsi baik yang berskala nasional
maupun sampai ke tingkat instansi.
Rumusan masalah
1. Bagaimana Model anti korupsi di 4 negara
2. Bagaimana pencegahan dan pemberantasan korupsi di indonesia?apakah
bisa mengdopsi model pencegahan dan pemberantasn korupsi dari 4 negara
tersebut?
3. Bagaimana mencegah dan mengatasi perilaku korupsi di lingkungan kerja
kita?
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Seminar Anti
Korupsi Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi Kurikulum Khusus
dan Reguler Semester VII T.A 2014/2015.
Pembahasan
Model Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di 4 Negara
Sesuai dengan petunjuk take home exam, untuk spesifikasi dan desain dapat
meniru/mengadopsi negara-negara seperti Singapura Finlandia Tiongkok dan
Jepang. Berikut adalah ringkasan kekuatan atau kelebihan yang mendasari
pencegahan dan pemberantas korupsi untuk masing-masing negara.
1. Singapura
Keinginan yang kuat dari pemimpin teratas untuk memberantas
korupsi, salah satu buktinya adalah Lee Kwan Yew Father of
Singapore yang berkuasa pada tahun 1959 memproklamasikan
masyarakat Tiongkok
Memiliki lembaga khusus yaitu National Bureau for Corruption
Prevention (NBCP)
3. Jepang
Budaya masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi kehormatan
sebagai warisan dari zaman samurai/shogun dimana kehormatan
adalah segalanya. Jika seseorang melakukan kesalahan besar,
daripada mesti menanggung malu seumur hidupnya, dia lebih baik
melakukan tradisi harakiri/bunuh diri dimana hal tersebut dipandang
terhormat dan dianggap sebagai pelebur dosa atas kesalahan yang
efektif di Finlandia
Publisitas dan transparansi kerja pejabat publik yang merupakan
efisien
Faktor Sosial dan pendidikan serta keprcayaan terhadap sistem politik
dan politikus di Finlandia
memberantas korupsi
mulai
dilucuti, salah
satunya
adalah
5
kegiatan
yang kecil, lalu bertingkat jadi semakin membesar sampai kita tidak terasa. Kuncinya
adalah menghindari ketidakjujuran dalam bekerja, meskipun hal itu tidak terkait
dengan uang. Karena akar dari korupsi adalah ketidakjujuran. Kalau dipaksa,
tolaklah secara halus. Jangan takut dengan resiko dijauhi, dimarahi, atau dikucilkan.
Karena sekali saja kita lunak/menurut, selamanya kita akan susah terlepas dari jerat
korupsi ini. Tapi sekali kita menolak, yang mengajak kita sebenarnya akan merasa
segan, bahkan hormat pada kita. Penolakan ini sekaligus bernilai sebagai kampanye
atau ajakan kepada rekan sekantor kita untuk tidak melakukan korupsi. Bisa jadi
banyak rekan yang akhirnya terinspirasi/menjadi berani setelah mengetahui
penolakan kita. Sebenarnya masih sangat banyak orang yang tidak ingin terlibat
korupsi, hanya saja sangat sedikit yang berani. Kalau bukan kita yang memulai,
siapa lagi. Dan kalau bukan sekarang kita lakukan, kapan lagi.
Ada banyak cara dari teman-teman sekantor yang berada pada posisi rawan
korupsi, tapi tetap ingin menjaga integritasnya. Terutama saat sudah mencoba caracara diatas, tetapi masih tidak bisa menolak terjadinya tindakan korupsi. Misalnya
saat menerima uang/barang yang bukan haknya. Kalau bisa dikembalikan. Kalau
tidak bisa dikembalikan, biasanya disalurkan pada lembaga sosial/fakir miskin yang
membutuhkan. Ada juga teman yang karena tugasnya bahkan dilarang menerima
makanan/minuman/fasilitas lain dari pihak terkait. Tetapi karena beberapa kondisi
yang
tidak
memungkinkan
untuk
menolak
pemberian
itu,
terpaksa
harus
Pelayanan
Pajak
Pratama
(KPP)
di
Indonesia
upaya
pencegahan
dan
indoktrinasi,
ataupun
motivasi
secara
terus-menerus.
Proses
dan
korupsi di lingkungan KPP adalah dengan mempertegas alur pelayanan publik, siapa
saja yang bertanggungjawab. Berikut ini contoh pemodelan diagram alur pelayanan
publik yang jelas dan transparan.
12
Dengan adanya alur pelayanan yang jelas, wajib pajak bisa dengan mudah
menentukan pelayanan apa yang diinginkan, syarat yang diperlukan dan siapa yang
bertanggung jawab. Asas anti korupsi, tranparansi dan integritas dijunjung tinggi
disini karena jelas semua pelayanan yang ada di KPP itu tanpa biaya tambahan.
Rentang kendali dan pengawasan di Kantor Pelayanan Pajak sudah transparan dan
dapat dikontrol bilamana terjadi tindakan yang tidak sesuaiStandard Operating
Procedures (SOP). Namun sistem yang bagus tanpa dukungan sumber daya
manusia yang berkualitas juga tidak akan efektif. Berikut ini beberapa alasan yang
biasanya melatar belakangi karyawan untuk melakukan kecurangan yang biasanya
berujung pada perbuatan korup, yakni sebagai berikut:
13
uang yang dicuri dan percaya dia dapat meloloskan diri dari perbuatannya.
Karyawan berpikir : "perusahaan ini begitu besar, mencuri sedikit saja tidak
akan membuatnya bangkrut". Atau : "tiap orang lain mencuri, kenapa saya
tidak ?".
Karyawan
mencari
kompensasi
untuk
suatu
perasaan
yang
dalam
keterpaksaan dan hanya malas dan tidak mau bekerja keras untuk mendapat
organisasi itu.
Kebanyakan karyawan mencuri ditangkap tidak sengaja, bukan karena audit
atau rancangan. Maka rasa takut tertangkap bukan suatu pencegahan
pencurian.
Para karyawan tidak pernah dipenjara atau mendapat perlakuan seperti di
penjara saat diinterogasi tentang pencurian, perbuatan curang, atau
14
Kesimpulan
Korupsi dalam birokrasi mempunyai dampak yang luas dan destruktif
terhadap pembangunan ekonomi serta masyarakat secara umum, berskala luas
dengan jumlah (nominal) yang besar dan melibatkan pejabat negara, elit politik
maupun pegawai negeri. Untuk kategori manipulasi uang negara, sektor yang paling
korup ialah pengadaan barang dan jasa mencakup konstruksi, pekerjaan umum,
perlengkapan militer, dan barang jasa pemerintah. Untuk kasus suap dan
pemerasan, korupsi terbesar terjadi di kepolisian, sektor peradilan, pajak dan bea
cukai, serta sektor perijinan. Korupsi juga terjadi di kalangan politisi (anggota DPR
dan partai politik), serta pada praktek kolusi dalam bisnis. Untuk kasus kolusi bisnis,
korupsi terbesar terjadi di tubuh militer, kepolisian, dan pegawai pemerintah lewat
koperasi dan yayasan.
Strategi pemberantasan korupsi wajib didahului oleh adanya itikad kolektif,
yaitu semacam willingness dari semua pihak untuk bersama-sama tidak memberikan
toleransi sedikitpun terhadap perilaku korupsi. Selama ini praktek korupsi dianggap
sesuatu yang wajar terjadi. Padahal perilaku korupsi harus dicitrakan dan
diperlakukan sebagai perilaku kriminal, sama halnya dengan tindak kriminal lainnya
yang memerlukan penanganan secara hukum. Dalam mewujudkan sebuah strategi
yang efektif, dibutuhkan pemenuhan prasyarat, yaitu: (1) Didorong oleh keinginan
politik serta komitmen yg kuat dan muncul dari kesadaran sendiri; (2) Menyeluruh
dan seimbang; (3) Sesuai dengan kebutuhan, ada target, dan berkesinambungan;
(4) Berdasarkan pada sumber daya dan kapasitas yang tersedia; (5) Terukur; dan (6)
Transparan dan bebas dari konflik kepentingan. Berkenaan dengan political will serta
komitmen yang harus dibangun, maka perlu menegaskan kembali political will
pemerintah, diantaranya melalui: (1) Penyempurnaan UU Anti Korupsi yang lebih
15
komprehensif; (2) Kontrak politik yang dibuat pejabat publik; (3) Pembuatan aturan
dan kode etik PNS; (4) Pembuatan pakta integritas; dan (5) Penyederhanaan
birokrasi. Penyempurnaan UU Anti Korupsi ini selain untuk menjawab dinamika dan
perkembangan kualitas kasus korupsi, juga untuk menyesuaikan dengan instrumen
hukum internasional. Saat ini isu korupsi tidak lagi dibatasi sekat-sekat negara,
namun telah berkembang menjadi isu regional bahkan internasional. Hal ini tidak
lepas dari praktek korupsi yang melibatkan perputaran dan pemindahan uang lintas
negara. Strategi pemberantasan korupsi harus sesuai kebutuhan, target, dan
berkesinambungan. Strategi yang berlebihan akan menghadirkan inefisiensi sistem
dan pemborosan
pemberantasan
akan
lebih
terarah,
target,
dan
maka
strategi
dapat
dijaga
kesinambungannya. Dalam hal ini perlu adanya komisi anti korupsi di daerah
(misalnya KPK berdasarkan wilayah) yang independen dan permanen (bukan ad
hoc). Selain itu strategi pemberantasan korupsi haruslah berdasarkan sumber daya
dan kapasitas. Rekrutmen khusu untuk KPK adalah hal yang urgen bukan hanya
sekedar comot sana- comot sini dari pihak kejajksaan ataupun polisi. Hal ini akan
menyebabkan conflict of interest di kemudian harinya jika proses rekrutmen tidak
kunjung diperbaiki. Untuk mengetahui reaksi masyarakat atas kinerja KPK dapat
dilakukan survei mengenai kepuasan masyarakat atas usaha pemberantasan
korupsi. Sebuah strategi pemberantasan memerlukan prinsip transparan dan bebas
konflik kepentingan. Transparansi membuka akses publik terhadap sistem yang
berlaku, sehingga terjadi mekanisme penyeimbang. Warga masyarakat mempunyai
hak dasar untuk turut serta menjadi bagian dari strategi pemberantasan korupsi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Babcock Gove, Philip (1993). Websters Third New International Dictionary: MerriamWebster's
Ignatius Wibowo.(2000).Negara dan Masyarakat: Berkaca dari Pengalaman Republik
Rakyat Tiongkok, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Indonesia Glance. Retrieved From http://www.kemlu.go.id/helsinki/Pages/TipsOr
IndonesiaGlanceDisplay.aspx?IDP=1&IDP2=3&l=id
Laporan Kajian. 2007. Strategi Penanganan Korupsi di Negara-Negara Asia Pasifik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
KPK - Komisi Pemberantasan Korupsi Retrieved from kpk.go.id/id/halamanutama
Menyikapi Korupsi di Lingkungan Kerja.Retrieved from
http://kampoengngawi.com/file.post.menyikapi-korupsi-di-lingkungan-kerja/
Political & Economic Risk Consultancy-PERC. 2006. Corruption in Asia. Asian
Intelligence. Hong Kong.
Sistem Politik Finlandia. Retrieved From http://www.bimbingan.org/sistem-politiknegara-finlandia.htm
17