Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDNESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA
TANGERANG SELATAN

Makalah
Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia
Diajukan:
Muhamad Ahdiar
NPM : 144060006271
Kelas 7C Khusus No Absen 18

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah


Seminar Anti Korupsi Program Diploma IV Keuangan
Spesialisasi Akuntansi Kurikulum Khusus dan Reguler Semester VII T.A 2014/2015

Pendahuluan

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Latar Belakang
Menurut L. Bayley, korupsi adalah perbuatan penyuapan yang berkaitan
dengan

penyalahgunaan

wewenang/kekuasaan

sebagai

akibat

adanya

pertimbangan dari mereka yang memegang jabatan bagi keuntungan pribadi. Definisi
ini juga dipertegas oleh Transparency National yang mendefinisikan korupsi sebagai
perilaku pejabat politik baik politikus/politisi maupun pegawai negeri yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka. Dapat disimpulkan bahwa korupsi memang merupakan suatu perilaku yang
berdampak negatif dan keberadaan perilaku ini akan sangat mengganggu
kelancaran sebuah tata pemerintahan.
Korupsi kini telah menjadi kejahatan transnasional. Masyarakat dunia telah
sepakat memandang korupsi sebagai suatu kejahatan yang luar biasa (extraordinary
crime). Oleh karenanya diperlukan suatu mekanisme kerjasama yang mengglobal
antara negara-negara dalam memerangi korupsi. Di dalam dunia internasional telah
ada instrument mengenai masalah korupsi, yaitu United Nations Convention Against
Corruption (UNCAC) pada tahun 2003 yang dikeluarkan oleh PBB. Sementara di
Indonesia korupsi sudah bersifat sistemik. Hal ini disebabkan oleh desentralisasi
wewenang dan penyelenggaraan otonomi daerah yang membuat semakin
terbukanya peluang korupsi di tingkat lokal (street level corruption). Korupsi di tingkat
bawah ini justru membuat kesejahteraan masyarakat semakin sulit dicapai karena
tujuan otonomi daerah sebenarnya adalah untuk pemerataan dan keadilan serta
penerapan

prinsip-prinsip

demokrasi

dan

peran

serta

masyarakat

menjadi

dikesampingkan karena adanya kepentingan individual dan golongan.

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Salah satu faktor penyebab buruknya kinerja birokrasi termasuk di dalamnya


sumber daya manusianya. Sistem penyelenggaraan pemerintahan yang tidak efektif
dan efisien serta tujuannya yang jauh dari kepentingan masyarakat umum dan
kurangnya mekanisme kontrol oleh pemerintah menimbulkan sebuah perilaku
korupsi di kalangan birokrasi. Korupsi merupakan salah satu penyebab gagalnya
pemerintah

dalam

memberikan

kesejahteraan

kepada

masyarakat

karena

banyaknya birokrat di indonesia yang melakukan penyelewengan dana untuk


kepentingan sendiri.
Korupsi juga mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (Good
Governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Proses formal yang
seharusnya dilalui oleh masyarakat misalnya dalam hal pelayanan justru menjadi
hancur ketika telah terjadi penyogokan untuk mempercepat pelayanan tersebut.
Korupsi di pemilihan umum dan badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan

di

pembentukan

kebijaksanaan,

korupsi

di

sistem

pengadilan

menghentikan ketertiban hukum dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan


ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum korupsi mengikis
kemampuan institusi dari pemerintah karena pengabaian prosedur, penyedotan
sumber daya dan pejabat diangkat atau dinaikkan jabatan bukan karena prestasi.
Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulti legitimasi pemerintahan dan nilai
demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi. Ekonomi korupsi juga mempersulit
pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas peleyanan pemerintah. Korupsi
juga

mempersulit

pembangunan

ekonomi

dengan

membuat

distorsi

dan

ketidakefisienan yang tinggi.


Salah satu konstitusi dasar negara adalah mewujudkan kesejahteraan
masyarakatnya. Namun penyelenggaraan pemerintahan Indonesia saat ini masih
3

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

jauh dari perwujudan masyarakat sejahtera. Dapat dilhat dari segala aspek baik itu
ekonomi politik sosial dan budaya. Penyelenggaraan pelayanan kepada publik juga
masih jauh dari kata optimal, dilihat dari banyaknya masyarakat yang belum
mendapat pelayanan dasar dari pemerintah. Dalam kehidupan bermasyarakat,
adanya kesenjangan sosial yang membuat semakin kontrasnya tingkat kemiskinan
dan kesejahteraan di indonesia.
Jika

korupsi

dibiarkan

secara

berkelanjutan

akan

berdampak

pada

bertambahnya beban yang harus dipikul masyarakat sebagai akibat adanya biaya
ekonomi tinggi (high cost economy), rendahnya kualitas pelayanan pemerintah atas
kepentingan-kepentingan

masyarakat

dalam

memenuhi

kebutuhan

hidupnya

semakin rendahnya mutu sarana dan prasarana publik yang dibangun dengna
menggunakan

anggaran

negara

dan

menyimpangnya

suatu

perencanaan

pembangunan daerah. Pada akhirnya semua itu dipastikan akan menghambat


terwujudnya kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan merata.
Pada tahun 2015 sebagai awal dari era pemerintahan baru presiden Joko
Widodo atau biasa dipanggil Pak Jokowi, KPK sebagai lembaga pemberantas
korupsi yang berada di bawah presiden langsung, masih belum dapat menunjukkan
hasil yang menggembirakan di tengah maraknya pihak-pihak yang menginginkan
pembubaran lembaga ini. Di era presiden yang lebih menggalakkan gerakan
penghematan besar-besaran ini, KPK cenderung hanya melakukan gerakan
pencegahan

dan

pemberantasan

korupsi

yang

bersifat

sporadis,

belum

komprehensif, tidak adanya desain besar yang sistematis dalam melakukan


pemberantasan korupsi walaupun ada inisiatif dari presiden untuk membuat satgas
pemberantasan mafia migas namun hal ini dirasa masih tidak cukup untuk
memberantas korupsi di negeri ini yang sudah menyebar ke berbagai sektor dan
4

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

lapisan masyarakat. Atas dasar inilah maka penulis tertarik membuat gambaran
mengenai desain pencegahan pemberantasan korupsi baik yang berskala nasional
maupun sampai ke tingkat instansi.
Rumusan masalah
1. Bagaimana Model anti korupsi di 4 negara
2. Bagaimana pencegahan dan pemberantasan korupsi di indonesia?apakah
bisa mengdopsi model pencegahan dan pemberantasn korupsi dari 4 negara
tersebut?
3. Bagaimana mencegah dan mengatasi perilaku korupsi di lingkungan kerja
kita?
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Seminar Anti
Korupsi Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi Kurikulum Khusus
dan Reguler Semester VII T.A 2014/2015.

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Pembahasan
Model Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di 4 Negara
Sesuai dengan petunjuk take home exam, untuk spesifikasi dan desain dapat
meniru/mengadopsi negara-negara seperti Singapura Finlandia Tiongkok dan
Jepang. Berikut adalah ringkasan kekuatan atau kelebihan yang mendasari
pencegahan dan pemberantas korupsi untuk masing-masing negara.
1. Singapura
Keinginan yang kuat dari pemimpin teratas untuk memberantas
korupsi, salah satu buktinya adalah Lee Kwan Yew Father of
Singapore yang berkuasa pada tahun 1959 memproklamasikan

perang terhadap korupsi


Mewarisi budaya hukum, budaya kerja dari Britania Raya / Inggris. Sifat
pekerja keras dan pekerja cerdas serta taat pada peraturan yang
berlaku adalah salah satu karakter masyarakat Singapura yang

dicontoh dari bangsa Inggris.


Memiliki lembaga khusus yaitu CPIB (Corrupt Practices Investigation

Bureau) serta adanya hukuman berat bagi yang melakukan korupsi


Laporan aset dan larangan menerima hadiah bagi pejabat publik
Pendidikan nasionalisme sejak dini dimana di dalamnya terdapat

pendidikan anti korupsi


2. Tiongkok
Meskipun tidak memiliki budaya anti korupsi yang kuat sejak zaman
dinasti dulu, keinginan yang besar dari rakyat Tiongkok untuk
penyelenggaraan negara yang bersih telah menuntun terhadap
pembentukan Undang-Undang anti korupsi yang bersifat sangat tegas
dan membuat kapok, karena hukuman paling berat untuk koruptor
adalah hukuman mati
6

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Bentuk pemerintahan komunis ternyata dapat membantu terhadap


pemberantasan korupsi karena sifatnya yang terpusat sehingga

rentang kendali dan pengawasan juga relatif lebih mudah.


Teladan yang kuat dari para pejabat tinggi pemerintahan bagi

masyarakat Tiongkok
Memiliki lembaga khusus yaitu National Bureau for Corruption

Prevention (NBCP)
3. Jepang
Budaya masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi kehormatan
sebagai warisan dari zaman samurai/shogun dimana kehormatan
adalah segalanya. Jika seseorang melakukan kesalahan besar,
daripada mesti menanggung malu seumur hidupnya, dia lebih baik
melakukan tradisi harakiri/bunuh diri dimana hal tersebut dipandang
terhormat dan dianggap sebagai pelebur dosa atas kesalahan yang

telah dilakukan di dunia.


Kontrol dan pengawasan media sangat ketat karena biasanya skandal

pejabat publik dapat dibongkar oleh mereka


4. Finlandia
Budayan Taat Hukum dan Sistem Administrasi yang simpel namun

efektif di Finlandia
Publisitas dan transparansi kerja pejabat publik yang merupakan

prinsip dasar dalam administrasi publik di Finlandia


Supervisi Kebijakan, adanya internal dan eksternal audit
Penegakan Hukum dan Sistem Pengadilan yang indepneden dan

efisien
Faktor Sosial dan pendidikan serta keprcayaan terhadap sistem politik
dan politikus di Finlandia

Adopsi Model Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya, mengakar ke urat dan dilakukan


baik oleh pejabat tinggi ataupun seorang oknum di sebuah kantor kelurahan. Salah
satu contoh korupsi adalah suap, tadinya dianggap tidak baik tetapi sekarang
dianggap boleh bahkan sudah menjadi keharusan, maka si pelaku korupsi pun tidak
merasa telah melakukan suatu dosa dikarenakan kebanyakan orang melakukannya.
Inilah yang sudah pernah Rasullulah sebutkan dalam salah satu hadisnya yang kirakira berbunyi sebagai berikut : "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti
kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti
kalian akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka
itu yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka.".(HR.MUSLIM ).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, korupsi sebagai kejahatan
transnasional yaitu meliputi hampir semua aspek nasional maupun internasional,
baik privat maupun publik, politik maupun non politik. Pada saat ini di Indonesia,
korupsi dapat dipandang sebagai kejahatan hak asasi manusia (HAM). Dengan
demikian sesungguhnya korupsi bukan lagi merupakan persoalan domestik suatu
negara saja melainkan menjadi urusan umat manusia yang tanpa dapat dibatasi oleh
sekat negara dan bangsa. Hal ini juga berkaitan erat dengan upaya koruptor yang
menyembunyikan hasil korupsinya melalui pencucian uang dengan menggunakan
transfer-transfer internasional yang efektif sehingga sudah semestinya para
tersangka tindak pidana korupsi yang melarikan ke luar negeri diberikan kemudahan
dan prioritas dalam proses formal/legalitas serta administrasi dalam ekstradisi
tersangka tindak pidana korupsi.

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Pengadopsian suatu sistem/design/model dari lingkungan yang berbeda


tentunya memerlukan penyesuaian. Oleh karena itu untuk negara Indonesia,
beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pembentukan suatu model pencegahan
dan pemberantasan korupsi adalah sebagai berikut :
1. Reformasi birokrasi melalui pembinaan karakter kepemimpinan bagi para
pejabat tinggi khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga
dapat menyamai jiwa ksatria dari budaya masyarakat Jepang, meniru
kerendahan hati dan kejujuran masyarakat Finlandia. Hal ini penting karena
pemimpin adalah teladan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita lihat bagaimana
efektifnya teladan Lee Kuan Yew dari Singapura, tentunya dengan syarat tidak
ada pembedaan perlakuan hukum baik bagi pejabat pemerintah ataupun
masyarakat sipil
2. Reformasi di bidang Pendidikan, perubahan sistem pendidikan secara
menyeluruh dimana hal ini sudah mulai dilakukan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Kabinet Kerja Anies Baswedan. Beliau sudah membuat draft
proposal perubahan sistem pendidikan dan komparasi kelemahan dan
kelebihannya di beberapa negara maju. Diharapkan dengan pendidikan yang
lebih maju dan nasionalis dapat mencegah sifat dan perilaku yang korup sejak
dini.
3. Reformasi Undang-undang anti korupsi, Hukuman mati bagi koruptor adalah
salah satu cara efektif untuk menanggulangi tindak pidana korupsi, seperti
yang telah dilakukan oleh Tiongkok sehingga patut dipertimbangkan adanya
hukuman mati sebagai hukuman berat untuk koruptor
4. KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi harus dibekali dengan sumber
daya manusia dan sumber daya sarana dan prasarana yang mendukung
terhadap tugasnya tersebut. Selama ini, terkesan amunisi KPK untuk

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

memberantas korupsi

mulai

dilucuti, salah

satunya

adalah

5
kegiatan

penyadapan. Dukungan dari masyarakat juga harus ada dan benar-benar


mendukung terhadap pemberantasan korupsi. Hal ini harus dilakukan dengan
prinsip 3M yaitu : mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulai
dari sekarang. Jangan sampai ada lagi tindakan suap kecil-kecilan lagi yang
dilakukan oleh beberapa oknum masyarakat.
5. Meningkatkan kerjasama dan perjanjian ekstradisi untuk para pelaku korupsi
yang melarikan diri ke luar negeri serta menangani praktek pencucian uang di
luar negeri.
Desain Anti Korupsi Di Instansi Pemerintah
Dalam lingkungan kerja, korupsi biasanya terjadi karena ada kesempatan
baru niat. Ini berarti semua itu kembali ke masing-masing individu atau personal.
Pencegahan yang paling sederhana sebetulnya sangat gampang, mulailah dari diri
sendiri. Luruskan niat kita rajinlah bersyukur, sebesar apa pun gaji yang kita terima
jika niat kita tidak lurus dan kurang bersyukur maka kita tidak akan pernah puas.
Bekerja adalah untuk mencari rezeki yang halal. Harus halal. Jangan sampai
meragukan/syubhat, apalagi haram. Kalau sampai kita dan keluarga yang kita
sayangi memakan rezeki yang haram, maka hal itu akan berakibat buruk bagi kita
semua. Baik secara pertumbuhan fisik, secara kesehatan mental, ataupun untuk
ketenangan batin kita. Setiap kebohongan yang kita lakukan akan terus membayangi
langkah kita di dunia, belum lagi pertanggungjawaban nanti di akhirat. Motivasi
spiritual ini harus terus kita perkuat dengan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha
Kaya pasti punya banyak jalan rezeki yang halal untuk seluruh makhluk ciptaanNya.
Asal kita yakin dan terus berusaha. Namun bagaimana jika godaan datang dari rekan
kerja? Godaan dari rekan kerja, atau mungkin atasan kita. pasti akan dimulai dari hal
10

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

yang kecil, lalu bertingkat jadi semakin membesar sampai kita tidak terasa. Kuncinya
adalah menghindari ketidakjujuran dalam bekerja, meskipun hal itu tidak terkait
dengan uang. Karena akar dari korupsi adalah ketidakjujuran. Kalau dipaksa,
tolaklah secara halus. Jangan takut dengan resiko dijauhi, dimarahi, atau dikucilkan.
Karena sekali saja kita lunak/menurut, selamanya kita akan susah terlepas dari jerat
korupsi ini. Tapi sekali kita menolak, yang mengajak kita sebenarnya akan merasa
segan, bahkan hormat pada kita. Penolakan ini sekaligus bernilai sebagai kampanye
atau ajakan kepada rekan sekantor kita untuk tidak melakukan korupsi. Bisa jadi
banyak rekan yang akhirnya terinspirasi/menjadi berani setelah mengetahui
penolakan kita. Sebenarnya masih sangat banyak orang yang tidak ingin terlibat
korupsi, hanya saja sangat sedikit yang berani. Kalau bukan kita yang memulai,
siapa lagi. Dan kalau bukan sekarang kita lakukan, kapan lagi.
Ada banyak cara dari teman-teman sekantor yang berada pada posisi rawan
korupsi, tapi tetap ingin menjaga integritasnya. Terutama saat sudah mencoba caracara diatas, tetapi masih tidak bisa menolak terjadinya tindakan korupsi. Misalnya
saat menerima uang/barang yang bukan haknya. Kalau bisa dikembalikan. Kalau
tidak bisa dikembalikan, biasanya disalurkan pada lembaga sosial/fakir miskin yang
membutuhkan. Ada juga teman yang karena tugasnya bahkan dilarang menerima
makanan/minuman/fasilitas lain dari pihak terkait. Tetapi karena beberapa kondisi
yang

tidak

memungkinkan

untuk

menolak

pemberian

itu,

terpaksa

harus

diterima/dimakan/dipakai. solusinya dia mengkonversikan nilai fasilitas yang sudah


diterima tadi dalam bentuk uang. Selanjutnya uang tersebut disedekahkan.
Perilaku korup di tempat kerja juga dapat tercipta dari kebiasaan ataupun
kesenangan untuk mengambil yang bukan haknya dengan cara mencurangi
kantornya. Ini berarti ada niat lalu mencari kesempatan. Di salah satu Kantor
11

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Pelayanan

Pajak

Pratama

(KPP)

di

Indonesia

upaya

pencegahan

dan

pemberantasan korupsi dimulai dari pembinaan para karyawannya. Yaitu dengan


cara mengembangkan perilaku kerja yang taat etika profesi. Untuk itu, KPP akan
membangun sistem pengawasan yang penuh integritas; serta melakukan proses
internalisasi,

indoktrinasi,

ataupun

motivasi

secara

terus-menerus.

Proses

internalisasi biasanya dilakukan setahun sekali melalui acara Internal Corporate


Value (ICV), dengan harapan setiap insan terpengaruh untuk patuh etika
menguatkan integritas pribadi.

dan

Menurut penulis, salah satu upaya pencegahan

korupsi di lingkungan KPP adalah dengan mempertegas alur pelayanan publik, siapa
saja yang bertanggungjawab. Berikut ini contoh pemodelan diagram alur pelayanan
publik yang jelas dan transparan.

12

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Dengan adanya alur pelayanan yang jelas, wajib pajak bisa dengan mudah
menentukan pelayanan apa yang diinginkan, syarat yang diperlukan dan siapa yang
bertanggung jawab. Asas anti korupsi, tranparansi dan integritas dijunjung tinggi
disini karena jelas semua pelayanan yang ada di KPP itu tanpa biaya tambahan.
Rentang kendali dan pengawasan di Kantor Pelayanan Pajak sudah transparan dan
dapat dikontrol bilamana terjadi tindakan yang tidak sesuaiStandard Operating
Procedures (SOP). Namun sistem yang bagus tanpa dukungan sumber daya
manusia yang berkualitas juga tidak akan efektif. Berikut ini beberapa alasan yang
biasanya melatar belakangi karyawan untuk melakukan kecurangan yang biasanya
berujung pada perbuatan korup, yakni sebagai berikut:

13

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Karyawan berpikir dia sungguh-sungguh membutuhkan atau menginginkan

uang yang dicuri dan percaya dia dapat meloloskan diri dari perbuatannya.
Karyawan berpikir : "perusahaan ini begitu besar, mencuri sedikit saja tidak
akan membuatnya bangkrut". Atau : "tiap orang lain mencuri, kenapa saya

tidak ?".
Karyawan

kehidupannya dan kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan persahabatan.


Karyawan tidak mempunyai kontrol diri dan mencuri bukan karena

mencari

kompensasi

untuk

suatu

perasaan

yang

dalam

keterpaksaan dan hanya malas dan tidak mau bekerja keras untuk mendapat

uang sebanyak yang dia butuhkan atau dia inginkan.


Pengendalian intern organisasi itu sangat lemah sehingga tiap orang tergoda
untuk mencuri dan tidak ada orang yang pernah dituntut karena mencuri dari

organisasi itu.
Kebanyakan karyawan mencuri ditangkap tidak sengaja, bukan karena audit
atau rancangan. Maka rasa takut tertangkap bukan suatu pencegahan

pencurian.
Para karyawan tidak pernah dipenjara atau mendapat perlakuan seperti di
penjara saat diinterogasi tentang pencurian, perbuatan curang, atau

penggelapan dari perusahaan mereka.


Para karyawan cenderung meniru atasan-atasan mereka. Jika para atasan
mencuri atau menipu, sangat mungkin mereka akan melakukan hal yang
sama

14

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Kesimpulan
Korupsi dalam birokrasi mempunyai dampak yang luas dan destruktif
terhadap pembangunan ekonomi serta masyarakat secara umum, berskala luas
dengan jumlah (nominal) yang besar dan melibatkan pejabat negara, elit politik
maupun pegawai negeri. Untuk kategori manipulasi uang negara, sektor yang paling
korup ialah pengadaan barang dan jasa mencakup konstruksi, pekerjaan umum,
perlengkapan militer, dan barang jasa pemerintah. Untuk kasus suap dan
pemerasan, korupsi terbesar terjadi di kepolisian, sektor peradilan, pajak dan bea
cukai, serta sektor perijinan. Korupsi juga terjadi di kalangan politisi (anggota DPR
dan partai politik), serta pada praktek kolusi dalam bisnis. Untuk kasus kolusi bisnis,
korupsi terbesar terjadi di tubuh militer, kepolisian, dan pegawai pemerintah lewat
koperasi dan yayasan.
Strategi pemberantasan korupsi wajib didahului oleh adanya itikad kolektif,
yaitu semacam willingness dari semua pihak untuk bersama-sama tidak memberikan
toleransi sedikitpun terhadap perilaku korupsi. Selama ini praktek korupsi dianggap
sesuatu yang wajar terjadi. Padahal perilaku korupsi harus dicitrakan dan
diperlakukan sebagai perilaku kriminal, sama halnya dengan tindak kriminal lainnya
yang memerlukan penanganan secara hukum. Dalam mewujudkan sebuah strategi
yang efektif, dibutuhkan pemenuhan prasyarat, yaitu: (1) Didorong oleh keinginan
politik serta komitmen yg kuat dan muncul dari kesadaran sendiri; (2) Menyeluruh
dan seimbang; (3) Sesuai dengan kebutuhan, ada target, dan berkesinambungan;
(4) Berdasarkan pada sumber daya dan kapasitas yang tersedia; (5) Terukur; dan (6)
Transparan dan bebas dari konflik kepentingan. Berkenaan dengan political will serta
komitmen yang harus dibangun, maka perlu menegaskan kembali political will
pemerintah, diantaranya melalui: (1) Penyempurnaan UU Anti Korupsi yang lebih
15

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

komprehensif; (2) Kontrak politik yang dibuat pejabat publik; (3) Pembuatan aturan
dan kode etik PNS; (4) Pembuatan pakta integritas; dan (5) Penyederhanaan
birokrasi. Penyempurnaan UU Anti Korupsi ini selain untuk menjawab dinamika dan
perkembangan kualitas kasus korupsi, juga untuk menyesuaikan dengan instrumen
hukum internasional. Saat ini isu korupsi tidak lagi dibatasi sekat-sekat negara,
namun telah berkembang menjadi isu regional bahkan internasional. Hal ini tidak
lepas dari praktek korupsi yang melibatkan perputaran dan pemindahan uang lintas
negara. Strategi pemberantasan korupsi harus sesuai kebutuhan, target, dan
berkesinambungan. Strategi yang berlebihan akan menghadirkan inefisiensi sistem
dan pemborosan
pemberantasan

sumber daya. Dengan penetapan


korupsi

akan

lebih

terarah,

target,
dan

maka

strategi

dapat

dijaga

kesinambungannya. Dalam hal ini perlu adanya komisi anti korupsi di daerah
(misalnya KPK berdasarkan wilayah) yang independen dan permanen (bukan ad
hoc). Selain itu strategi pemberantasan korupsi haruslah berdasarkan sumber daya
dan kapasitas. Rekrutmen khusu untuk KPK adalah hal yang urgen bukan hanya
sekedar comot sana- comot sini dari pihak kejajksaan ataupun polisi. Hal ini akan
menyebabkan conflict of interest di kemudian harinya jika proses rekrutmen tidak
kunjung diperbaiki. Untuk mengetahui reaksi masyarakat atas kinerja KPK dapat
dilakukan survei mengenai kepuasan masyarakat atas usaha pemberantasan
korupsi. Sebuah strategi pemberantasan memerlukan prinsip transparan dan bebas
konflik kepentingan. Transparansi membuka akses publik terhadap sistem yang
berlaku, sehingga terjadi mekanisme penyeimbang. Warga masyarakat mempunyai
hak dasar untuk turut serta menjadi bagian dari strategi pemberantasan korupsi.

16

Urgensi Desain Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Babcock Gove, Philip (1993). Websters Third New International Dictionary: MerriamWebster's
Ignatius Wibowo.(2000).Negara dan Masyarakat: Berkaca dari Pengalaman Republik
Rakyat Tiongkok, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Indonesia Glance. Retrieved From http://www.kemlu.go.id/helsinki/Pages/TipsOr
IndonesiaGlanceDisplay.aspx?IDP=1&IDP2=3&l=id
Laporan Kajian. 2007. Strategi Penanganan Korupsi di Negara-Negara Asia Pasifik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
KPK - Komisi Pemberantasan Korupsi Retrieved from kpk.go.id/id/halamanutama
Menyikapi Korupsi di Lingkungan Kerja.Retrieved from
http://kampoengngawi.com/file.post.menyikapi-korupsi-di-lingkungan-kerja/
Political & Economic Risk Consultancy-PERC. 2006. Corruption in Asia. Asian
Intelligence. Hong Kong.
Sistem Politik Finlandia. Retrieved From http://www.bimbingan.org/sistem-politiknegara-finlandia.htm

17

Anda mungkin juga menyukai