Anda di halaman 1dari 8

Nama anggota : Ear, Alfi Fathana, Nofian Rochmad

Kelas XD
kirim ke email : pramudyastephanus@yahoo.co.id
Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang,
gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi
gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan
mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya
oleh masyarakat Jawa.
Gamelan Jawa terdiri atas instrumen berikut:

Kendang
Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa
Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan
dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang
menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama
kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan
pada laguatau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk
kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis
lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang
khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah
lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri
pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan
berbeda nuansanya.

Bonang
Bonang Barung adalah salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa, Bonang
terbagi menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang penerus.[1]
Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu
dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel.[1] Khususnya dalam teknik
tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan
datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. [1] Pada jenis gendhing
bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing

yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. [1] Pada teknik tabuhan
imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk
pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting
bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
[1]

Bonang Penerus
Bonang Penerus adalah Bonang yang paling kecil, beroktaf tinggi. [1] Pada teknik
tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat dari pada bonang
barung.[1] Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak
berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya.
[1]

Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung,

bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin. [1]

Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog
dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga
balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang
relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang
dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan
bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh
bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang
bervariasi namun mengikuti pola tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya
penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada
gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung
ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer,
demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika
sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.

Saron

Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang
termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog
dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan
ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti
palu.

Dari kiri-kanan; saron panerus, saron barung, dan demung, dari STSI Surakarta

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian
antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung
pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang
menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada
gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi
lagu ditabuh pelan.
Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh,
lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan
dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet
(kata dasar: pathet = pencet)

Peking (Gamelan)

Kenong & Kethuk


Kenong merupakan salah satu alat musik yang menyusun gamelan Jawa. Kenong
biasanya dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat ini merupakan
pengisi akor atau harmoni dalam permainkan gamelan, kenong berfungsi sebagai
penentu batas-batas gatra, menegaskan irama. Kenong juga termasuk dalam alat
musik berpencu, namun ukuran lebih besar dari pada bonang. Alat ini juga dipukul

menggunakan alat pemukul kayu yang dililitkan kain. Jumlah dalam satu set
bervariasi tapi biasanya sekitar 10 buah.

Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar
logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan
menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik,
dan balungan bila ditabuh. Beberapa kalangan menamakannya
sebagai gender penembung. Seperti halnya pada instrumen lain dalam satu set
gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog. Wilahan
Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem
slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.

Gender
Gender adalah kata homograf dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti-arti
berikut.
Gender (dibaca "gendr", gndr), alat musik yang menjadi bagian
dari orkestra gamelan.
Gender (dibaca "gnder", gndr), aspek hubungan sosial yang dikaitkan dengan
diferensiasi seksual pada manusia.

Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia
Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi
perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru
terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai,
gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea
Selatan disebut jugaKkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam
berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan
dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari

menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari
(telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan
mengurangi volumesuara denting yang dihasilkan.

Gambang
Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 18 bilah bambu [1] yang
dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini digunakan dalam kesenian gambang
kromong Betawi.

Rebab
Rebab (Arab atau - "busur (instrumen)"),
[1]

juga rebap, rabab, rebeb,rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar

yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalurjalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian
dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian
bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab
tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli
rebab (kadang-kadang disebut sebagai robabatau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam
suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang
terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua
atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di
pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
Rebab, meskipun dihargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang sangat
terbatas (sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap diganti di banyak dunia
Arab oleh biola dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen Irak, Joza, yang
memiliki empat senar.
Pengenalan rebab ke Eropa Barat telah mungkin bersamaan dengan
penaklukan Spanyol oleh bangsa Moor, diSemenanjung Iberia. Namun, ada bukti
adanya alat musik ini pada abad ke-9 juga di Eropa Timur: ahli geografi Persia abad
ke-9 Ibnu Khurradadhbih mengutip lira Bizantium (atau lr) sebagai alat musik
busur khas Bizantium dan setara denganrabb Arab.[2]

Siter
Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada
hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda.
Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang
kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel
nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki
panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan,
sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta
disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu
dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang
memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun
celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya
cepat).
Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan
dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal
Sunda celempungan.
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan
getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen
gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan
berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan
Siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.

Suling
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu.
Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan
baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dariperak, emas atau campuran
keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau
logam yang dilapisi perak.

Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai
dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan
untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu
alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari
suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling
konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan
dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk
model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci
memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya)
umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para
pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para
pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut
sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara
yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar
atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling
Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820)
memakai suling Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut
juga suling Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai
suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling
Bohm.

Kempul
Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya
digantung menjadi satu perangkat dengan Gong. [1] Kempul termasuk bagian dari
kelompok instrumen keras dari gamelan.[2]Gamelan adalah alat musik tradisional
Jawa yang terbuat dari timahdan tembaga.[2] Gamelan memiliki 2 jenis instrumen
yaitu instrumen keras dan instrumen lunak.[2] Alat musik yang termasuk instrumen
keras selain kempul adalah bonang barung, bonang
penerus, kenong,kethuk, kempyang, gong, demung, saron, dan saron peking.

[2]

Sedangkan instrumen lunak terdiri dari gender barung, gender

penerus, rebab, gambang, siter, slenthem, seruling, dan kendhang.[2]Kempul


memiliki bentuk mirip dengan gong tetapi lebih kecil. [3] Kempul menandai aksenaksen penting dalam kalimat lagu/gendhing. [4] Dalam hubungannya dengan
lagu/gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan;
kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya. [4] Kempul
menghasilkan suara yang lebih tinggi daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil
akan menghasilkan suara yang lebih tinggi lagi.[1]

Anda mungkin juga menyukai