Anda di halaman 1dari 12

B.2.p.7.Ked.

Ketenngan Batin
Oleh: Danusiri

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sasaran Belajar: Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat
menjelaskan dan dapat mengusahakan dirinya menjadi tenang. Untuk itu, mereka harus
mengetahui dan menjelaskan:

1. Pengertian ketenangan batin


2. bentuk-bentuk ketengan batin
3. Aneka penyakit hati dan cara penghindarannya
I. Pengertian dan Pengusahaan Ketengan Batin

a. Pengertian
Secara praktis, batin yang tenang adalah hati atau pikirannya tenang,tidak susah, tidak
rusuh, tidak gelisah,tidak marah, dan lain-lainnya (Kamus Besar, l990 : 927).Orang
yang tenangan batinnya adalah orang yang sehat jiwanya.
Banyak teori kesehatan jiwa menyebutkan bahwa 2/3 atau 80 % orang sakit disebabkan
karena jiwanya terganggu atau jiwanya (pikirannya, hatinya tidak sehat)(Bambang
Nugroho,2009:5).

b. Hubungan Jiwa-Badan
Antara jiwa dan badan saling memiliki hubungan ketergantungan atau
keterpengaruhan. Jiwa tergantung pada badan atau jiwa mempengaruhi badan, atau
sebaliknya badan tergantung pada jiwa atau badan mempengaruhi jiwa.
Contoh jiwa sakit mempengaruhi badan menjadi adalah orang gila. Dia tidak
akan memperhatikan kebersihan fisik. Badannya menjadi kotor karena tidak mandi dan
telanjang, rambutnya gimbal, tidur sembanrangan, makan sembarangan dengan
mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah. Akhirnya badan menjadi kurus,
berpenyakitan, lama-lama mati karena kekurangan asupan makanan sehat dan bergisi
yang seimbang.
Contoh badan sakit mempengaruhi jiwa adalah sebagai berikut: Orang yang sakit
umumnya stress, gelisah, marah-marah, sulit tidur, bahkan sering terjadi putus asa
dengan mengambil tindakan bunuh diri: meminum obat pembasmi serangga, memotong
urat besar pada pergelangan, terjun bebas dari ketinggian, menembak diri, menggorok
diri, membakar diri, dan lain-lain yang sejenis.

c. Keharusan Pengusahaan Keteangan Batin


Seluruh tenaga medis atau klinis (bidan, perawat, laboran, dokter, ahli gizi,
termasuk di dalamnya tukang masak, satpam, tenaga administrasi, clinning servise
dalam suatu unit Rumah Sakit) harus terdiri atas orang-orang yang sehat jiwa maupun
badannya secara prima. Jika mereka kurang atau tidak sehat, bagaimana mereka dapat
mengusahakan pasien bisa sehat ?

Gosip yang berkembang dari masyarakat luas (user) bahwa rumah sakit X itu
perawatnya judes-judes. Dokter-dokter di Rumah Sakit Y mata duitan, sedikit-sedikit
meminta persetujuan operasi dengan mengatakan kalau tidak dioperasi hanya akan
membawa kematian, jika dioperasi dapat tertolong. Apotik Rumah Sakit Z itu mata
duitan dan suka memeras terhadap pasien yang menggunakan jasa askes. Obat jatah
askes ada dikatakan tidak ada, atau obat generik kurang efektif sehingga kerjanya
lambat sehingga si sakit tak sembuh-sembuh, sementara obat yang ditawarkannya jauh
di atas harga apotek lain padahal obat itu mereknya, takarannya sama. Gosip ini
terkadang benar, meskipun belum dinyatakan dalam pengadilan. Praktik-praktik
demikian ini tentu dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak sehat, terutama aspek
jiwanya. Jiwa tidak sehat dari aparat kesehatan tentu menjalar kepada pasien atau
keluarganya, marah, bingung, putus asa, akhirnya mereka berusaha menyembuhkan
penyakit melalui jasa rumah sakit, justru menjadi parah.

Akibat Berantai
Jika gossip-gosip di atas itu benar atau di anggap secara umum (image) benar, rumah
sakit itu pada akhirnya akan bangkrut dengan sendirnya, aparatnya kehilangan
pekerjaan, keluarga mereka masing-masing kehilangan sumber mata pencaharian
II. Pencerahan Islam Tentang Ketenangan Batin
Alquran menyebut 13 kali tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketenangan
batin, antara lain:
Orang yang tidak memiliki ketengan batin (jiwa, pikiran, hati) akan merugi
sendiri. Allah berfirman dalam Surat al-Hajj/22 : 11 sebagai berikut:

Artinya:
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka
jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh
suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Yang dimaksud dengan ungkapan berada di tepi adalah menyembah Tuhan
dengan tidak sepenuh hati.; dang yang dimaksud dengan berbaliklah ia ke belakang
adalahkembali kufur setelah ia beriman, seperti artis tertentu, semula beraga Islam
karena memperoleh jodoh non muslim kemudian konfersi agamanya dengan mengikuti
agama jodohnya itu.

Menurut Islam, orang yang tidak beriman secara Islam itu adalah orang yang tidak
sehat jiwanya. Orang semacam ini merugi dunia-akhirat.

Orang yang Tenang Jiwanya Dicintai Allah Taala . Allah Swt


berfirman termaktub dalam Surat al-Fajr/89 : 27-29, sebagai berikut:

Artinya: Hai Jiwa yang tengan (27). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridlai (2). Maka masuklah ke dalam haba-hamba-Ku (29)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa orang yang sehat itu dicintai dan diridlai
Allah.Itulah sebabnya orang sakit disebutnya terkena musibah dan tidak luput dari tiga
kemungkinan: diuji imannya, atau peringatkan Allah karena kelalainnya, atau
merupakan hukuman baginya. Demikian antara lain contohnya musibah sebagai uji
iman:

Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
Musibah sebagai hukuman karena ceroboh adalah sebagai berikut contohnya

Artinya: Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal
kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada
peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah:
"Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.

Supaya Bisa Hidup Tenang hendaklah melaksanakan zikir,

demikian anjuran Allah antara lain:

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Dari ayat ini mengandung petunjuk bahwa ketengan diperoleh melalui zikir
kepada Alah. Dari segi kesehatan, dapat mengambil hikmah bahwa berzikir dapat
menjadikan sehat, terutama sehat rohani. Kesehatan rohani menyebabkan kesehatan
jasmani. Jadi zikir merupakan pencegahan timbulnya penyakit, pengobatan terhadap
orang sakit,
Adapun contoh-contoh zikirsebagaimana dituntunkan Rasulullah antara lain:
1). Tasbih:Subhanallaahi wa bihamdihi, subhaanallaahi al-adziim.
2). Takbir: Allaahu Akbar
2). Hauqalah: Laa quwwata illaa billaahil aliyyil adziim
3). Tahmid: Alhamdulillaahi Rabbilaalamiin
4). Tahlil: Laa ilaaha illallaah
5). Tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir dalam satu formula: Subhaanallaahi wal
hamdulillaahi wa laa haula walaa quwwata illaa billaahil aliyyil adziim.

4. Aneka Penyakit Hati dan Cara penghindarannya


Penyakit hati ada dua macam jenisnya, natural dan moral. Yang termasuk
natural antara lain: stress, gelisah, sedih, susah, bingung, dan putus asa. Diantara
yang termasuk moral antara lain: curang, selingkuh, korupsi, berbuat aniaya dan
tidak adil, dll yang sejenis.
Ar-Rahmah (kasih sayang) dan pemaaf Dalam hal ini Allah berfirman
sebgaimana termaktub dalam surat al-Araf/7 : 199 sebagai berikut:

Artinya:. Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

Al-Karam (Pemurah). Dalam hal ini Allah berfirman sebagaimana


termaktub dalam surat al-Baqarah/2 : 245 sebagai berikut:

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

As-Sajaah (berani karena benar). Allah berfirman sebagaimana termaktub


dalam surat at-Taubah/9 : 41 sebagai berikut:

.Artinya: Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun


berat,dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Berbuat Adil dalam semua urusan. Allah memerintahkan kepada kita


untuk berbuat adil hingga 57 kali. Diantaranya Allah berfirman sebagaimana
termaktub dalam surat an-Nakhl/16 : 90 sebagai berikut:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.

Al-Iffah, yaitu menjaga diri dari hal-hal yang tidak boleh dilakukan, baik
dengan syahwatnya, tangannya, lisannya, bahkan dari yang halal-halal dalam
rangka menjaga kehormatan. Allah sangat menganjurkan untuk ini, demikian
firmannya sebagaimana termaktub dalam surat an-Nur/24 : 33:

33. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian
(diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budakbudak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat
perjanjian dengan mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka,
dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakanNya kepadamu[1037]. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk
melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu
hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu[1038].

Ash-Shidqu (benar). Aplikasi kebenaran dalam kedokteran antara lain tidak


ada manipulasi dan kebohongan yang berkenaan dengan pasien, kualitas obat,
efek suatu obat, harga obat-obatan, dan penanganan lain yang yang masih
terkait. Janji Allah amat berharga tak terkira terhadap orang yang bertindak
dengan benar. Demikian firmannya sebagaimana termaktub dalam alAhqaf/46 : 16 sebagai berikut:

Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang
telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada
mereka.

Al-Amaanah (dapat dipercaya) jika diberi tugas apapun, bukan hanya dalam
bidang profesinya. Amanah itu memang diperintahkan oleh Allah,Demikian

firmannya, sebagaimana termaktub dalam surat an-Nisaa/4 :58 sebagai


berikut:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha
Mendengar
lagi
Maha
Melihat.
Dapat dibayangkan kalau seseorang, termasuk aparat kesehatan yang tidak
menyampaikan amanat pada ahlinya, tentu hanya untuk kepentingannya sendiri, dan
selanjutnya ia mesti menjadi rakus.

As-Shabru (sabar), yaitu al-juhdu wal istimrar (bersungguh-sungguh dan


berulang-ulang), dengan demikian shabar itu sebenarnya kerja keras, ulet, dan
sistematis dengan tidak mengeluh. Itulah sebebnya shabar itu dapat membantu
seiap pekerjaan (ash-shabru yuiinu ala kulli amalin). Orang sabar itu
ditemani Allah. Demikian firmannya sebagaimana termaktub dalam surat alAnfal/8 : 46) sebagai berikut:

Artinya: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Al-Afwa (kesetiaan ). Berhasilnya sesuatu pekerjaan adalah mencintainya.


Seorang dokter mesti harus mencintainya sebagai profesinya. Ia harus setia
dengan pekerjaan itu, tidak boleh hanya sebagai samben (kerja tambahan).
Allah sangat menganjurkan untuk itu. Al-afwa adalah bentuk dari ketakwaan
itu sendiri, di samping agar ia menjadi sukses dalam bidang profesinya.

Demikian firman Allah sebagaimana termaktub dalam surat Ali Imran/3 : 76


sebagai berikut:

(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya [dan
bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

Al-Hilmu (lapang hati). Landasan dalam berkomunikasi dan berinteraksi


dengan siapa pun kasih saying atau lapang hati. Demikian anjuran Allah Swt.
Kepada kita semua, termasuk para calon maupun dokter:

Artinya: . Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Al-Hayaa (Malu) berbuat yang tidak terpuji. Nabi bersabda: Istahyu


mina-llaahi haqqa al-hayaa (Malulah kamu terhadap Aah dengan sesungguhsungguhnya rasa malu.).
Az-Zuhdu, yaitu tidak diperbudak oleh kekayaan materi. Seseorang boleh
amat kaya, tetapi jangan sampai kekayaan itu menguasai dirinya. Contoh
orang yang dikuasai kekayaan adalahkerja tidak kenal lelah hingga
mengabaikan ibadah baik kepada Allah maupun secara social. Allah
memperingatkan sebagaimana termaktub dalamsurat an-Nisaa/4 : 77
demikian:

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]:


"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari
mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan
kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau
tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu
lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikitpun[318].

At-Tawadldlu (rendah diri). Seseorang semakin pintar semakin


merendah, tidak boleh sombong. Filosofi padi sangat baik kita renungkan.
Semakin berisi semakin meruntuk. Padi kopong pasti ngacir mendongak
ke atas. Allah mengancam keras terhadap orang yang sombong, meskipun
kadarnya kecil. Demikian ancaman Allah sebagaimana termaktub dalam
surat al-Mukminun/40 : 35 sebagai berikut:

.Artinya: (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa


alasan yang sampai kepada mereka [1322]. Amat besar kemurkaan (bagi mereka)
di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah
mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.

Asy-Syura (bermusyawarah, berdialog, berdiskusi) untuk menyelesaikan


sesuatu urusan agar memperoleh hasil yang benar dan maksimal. Dalam
hal ini Allah amat menekankan pentingnya bermusyawarah. Orang yang
tidak mau bermusyawarah atau dimintai sesuatu pemecahan masalah
padahal ia tahu dan tidak mau oleh Rasulullah orang itu sudah
dikategorikan sebagai pengkhianat. Demikian sabdanya: Man asyaara

ala akhiihi bi syai in yalamu anna ar-rusyda fii ghairihi faqad


khaanahu (Barang siapa memberi nasihat kepada kawannya dengan suatu
nasihat,padahal dia mengetahui bahwa yangbenar bukan itu,
sesungguhnya dia telah berkhianat (al-Hadis).
Inti hadis itu adalah menyesatkan terhadap orang yang meminta nasihat
kepadanya. Jadi kitman (menyembunyikan) maupun nasihat yang sengaja
menyesatkan itu adalah tindakan pengkhianat.
Thibbul Isyarah (baikan dan supel dalam bergaul). Dalam hal ini Nabi
bersabda: Kullu maruufin shadaqatun wa min al-maruufi antalqa
akhaaka biwajhin thalqin wa antufrigha min dalwika fii inaaihi (Semua
kebajikan adalah menjadi sedekah. Setengah dari kebajikan adalah
menjumpai saudaramu dengan muka yang manis dan menuangkan air dari
wadah (ember) ke dalam wadah saudaramu (al-Hadis).
Inti hadis itu adalah bergaul dengan cara yang sopan, murah senyum, dan
ringan untuk membantu teman atau orang lain.

Hubbul Amal (Cinta Bekerja) atau bekerja secara professional dengan

landasan mental bertanggungjawab atas pekerjaannya, sangat menyesal


kalau sampai gagal dalam menjalani tugasnya dengan baik. Itulah
kemandirian. Rasulullah amat memuji kemandirian. Beliau bersabda:
Inna athyaba maa akala ar-rajuulu min kasbihi (Sesungguhnya sebaikbaik yang dimakan seseorang ialah dari hasil pekerjaannya sendiri alHadis). Disebutkan bahwa Nabi Dawud, raja diraja pada zamannya juga
memakan dari hasil kerjanya sendiri. Gambaran korupsi, mencuri,
mencurangi orang lain tidak ada sama sekali.
Al-Bisyru wal Fukaahah (Gembira dan humoris), termasuk di
dalamnya adalah: dhahaak (gemar tertawa), bassaam (tersenyum),
thalqun (cerah), bisyrun (gembira), farhaanun (sangat gembira), dan
jadlaanun( sangat riang). Terlalu banyak anjuran Rasulullah untuk
mengembangkan sifat gembira dan menggembirakan orang lain dengan
lawakan dan lelucon yang tidak melewati batas. Antara lain Rasulullah
bersabda:
1). Laa khaira fii man laa yathrabu wa laa tuthrab (tidak baik orang yang
tidak gembira dan tidak membuat gembira),
2) Innii laamzaju wa laa aquulu illa al-haqq (Sesungguhnya aku
bersendaugurau dan aku tidak pernah mengatakan kecuali yang benar);
3) Inna-llaaha yuhibbu as-sahla wa thalqa al-wajhi (Sesungguhnya Allah
menyukai orang yang mudah dan bermuka manis);
4)Inna-llaaha yuhibbu ar-rifqa fi al-amri kullihi (Sesungguhnya Allah
menyukai sikap lemah lembut dalam segala hal.

5. Cara Penghindaran diri dan Pasien Dari Penyakit


Prosedur supaya orang mau melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sesuatu dalam hal ini kesehatan harus dipandang sebagai sesuatu yang
harus/wajib/imperative categoris/ bernilai secara prima. Komitmen dalam batin
sesuatu ini harus aku lakukan, tidak boleh tidak, aku tak berpikir untung-rugi,
yang penting aku bisa hidup sehat. Dalam bahasa agama lillaahi Taala,sematamata hanya karena Allah, semata-mata hanya untuk memperoleh kesembuhan dan
ridla Allah.
Ada khawatir (dalam bahasa Jawa krentek) dalam hati. Kemudian diformulasikan
dengan niat. Kalau niat itu amat kuat berlanjut pada iradah (berkendak). Iradah
yang amat kuat akan melahirkan perbuatan.
Berprinsip ibda binafsi, yaitu mulai dari diriku sendiri
Mulai dari yang kecil, yang sedermana, yang gampang
Ada pengulangan-pengulangan atau pembiasaan (habitual)
Perbuatan berpola dan sudah menyenangkan.

Prinsip perembesan dari dokter kepada pasien dapat dijelaskan prosedurnya sebagai
berikut:
Penuturan dan penasihatan secara lembut (komunikasi efektif ?)
Keteladanan dari dokter kepada pasien karena secara prinsip dokter Islam
adalah mubaligh di bidang kesehatan yang objek dakwahnya adalah pasien
individu maupun massa, yaitu kesehatan masyarakat.
Proses-proses dialogis antara patron-klien, dokter-pasien secara rasional dan
ramah
Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah kesadaran untuk menerima
nasihat dokter oleh pasien.
Pasien memndangnya materi nasihat dan yang dilihat dari dokter sebagai
contoh/model memang baik dan menguntngkan, sehingga perlu dicoba
Pasien memulai melakukan dari yang sederhana, gampang,
Pasien melakukan pembiasaan
Pasien mau meningkatkan kadar perbuatan secara urut bertahap
Pasien telah memiliki perbuatan berpola, dan telah menjadi budaya hidup
sehat.

6. Penutup
Semoga pembelajaran ini ada manfaatnya, selamat belajar semoga dapat dikuasai
denganbaik. Amin, yaa Rabb al-Alamiin.

Wassalamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.


Referansi

Al-Quran al-Karim
Ibn al-Qayyim al-Jauzi, ath-Thiib an-Nabawi (terj. ) Abu Fajar al-Qalami:
Pengobatan Cara Nabi, Jakarta: Arloka, 2008.
Ahmad Muhammad al-Hufi, Keteladanan Akhlaq Nabi Muhammad Saw.
Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PN.Balai Pustaka, 1990.


Akhir 2009

Anda mungkin juga menyukai