Ketenngan Batin
Oleh: Danusiri
a. Pengertian
Secara praktis, batin yang tenang adalah hati atau pikirannya tenang,tidak susah, tidak
rusuh, tidak gelisah,tidak marah, dan lain-lainnya (Kamus Besar, l990 : 927).Orang
yang tenangan batinnya adalah orang yang sehat jiwanya.
Banyak teori kesehatan jiwa menyebutkan bahwa 2/3 atau 80 % orang sakit disebabkan
karena jiwanya terganggu atau jiwanya (pikirannya, hatinya tidak sehat)(Bambang
Nugroho,2009:5).
b. Hubungan Jiwa-Badan
Antara jiwa dan badan saling memiliki hubungan ketergantungan atau
keterpengaruhan. Jiwa tergantung pada badan atau jiwa mempengaruhi badan, atau
sebaliknya badan tergantung pada jiwa atau badan mempengaruhi jiwa.
Contoh jiwa sakit mempengaruhi badan menjadi adalah orang gila. Dia tidak
akan memperhatikan kebersihan fisik. Badannya menjadi kotor karena tidak mandi dan
telanjang, rambutnya gimbal, tidur sembanrangan, makan sembarangan dengan
mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah. Akhirnya badan menjadi kurus,
berpenyakitan, lama-lama mati karena kekurangan asupan makanan sehat dan bergisi
yang seimbang.
Contoh badan sakit mempengaruhi jiwa adalah sebagai berikut: Orang yang sakit
umumnya stress, gelisah, marah-marah, sulit tidur, bahkan sering terjadi putus asa
dengan mengambil tindakan bunuh diri: meminum obat pembasmi serangga, memotong
urat besar pada pergelangan, terjun bebas dari ketinggian, menembak diri, menggorok
diri, membakar diri, dan lain-lain yang sejenis.
Gosip yang berkembang dari masyarakat luas (user) bahwa rumah sakit X itu
perawatnya judes-judes. Dokter-dokter di Rumah Sakit Y mata duitan, sedikit-sedikit
meminta persetujuan operasi dengan mengatakan kalau tidak dioperasi hanya akan
membawa kematian, jika dioperasi dapat tertolong. Apotik Rumah Sakit Z itu mata
duitan dan suka memeras terhadap pasien yang menggunakan jasa askes. Obat jatah
askes ada dikatakan tidak ada, atau obat generik kurang efektif sehingga kerjanya
lambat sehingga si sakit tak sembuh-sembuh, sementara obat yang ditawarkannya jauh
di atas harga apotek lain padahal obat itu mereknya, takarannya sama. Gosip ini
terkadang benar, meskipun belum dinyatakan dalam pengadilan. Praktik-praktik
demikian ini tentu dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak sehat, terutama aspek
jiwanya. Jiwa tidak sehat dari aparat kesehatan tentu menjalar kepada pasien atau
keluarganya, marah, bingung, putus asa, akhirnya mereka berusaha menyembuhkan
penyakit melalui jasa rumah sakit, justru menjadi parah.
Akibat Berantai
Jika gossip-gosip di atas itu benar atau di anggap secara umum (image) benar, rumah
sakit itu pada akhirnya akan bangkrut dengan sendirnya, aparatnya kehilangan
pekerjaan, keluarga mereka masing-masing kehilangan sumber mata pencaharian
II. Pencerahan Islam Tentang Ketenangan Batin
Alquran menyebut 13 kali tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketenangan
batin, antara lain:
Orang yang tidak memiliki ketengan batin (jiwa, pikiran, hati) akan merugi
sendiri. Allah berfirman dalam Surat al-Hajj/22 : 11 sebagai berikut:
Artinya:
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka
jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh
suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Yang dimaksud dengan ungkapan berada di tepi adalah menyembah Tuhan
dengan tidak sepenuh hati.; dang yang dimaksud dengan berbaliklah ia ke belakang
adalahkembali kufur setelah ia beriman, seperti artis tertentu, semula beraga Islam
karena memperoleh jodoh non muslim kemudian konfersi agamanya dengan mengikuti
agama jodohnya itu.
Menurut Islam, orang yang tidak beriman secara Islam itu adalah orang yang tidak
sehat jiwanya. Orang semacam ini merugi dunia-akhirat.
Artinya: Hai Jiwa yang tengan (27). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridlai (2). Maka masuklah ke dalam haba-hamba-Ku (29)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa orang yang sehat itu dicintai dan diridlai
Allah.Itulah sebabnya orang sakit disebutnya terkena musibah dan tidak luput dari tiga
kemungkinan: diuji imannya, atau peringatkan Allah karena kelalainnya, atau
merupakan hukuman baginya. Demikian antara lain contohnya musibah sebagai uji
iman:
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
Musibah sebagai hukuman karena ceroboh adalah sebagai berikut contohnya
Artinya: Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal
kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada
peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah:
"Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Dari ayat ini mengandung petunjuk bahwa ketengan diperoleh melalui zikir
kepada Alah. Dari segi kesehatan, dapat mengambil hikmah bahwa berzikir dapat
menjadikan sehat, terutama sehat rohani. Kesehatan rohani menyebabkan kesehatan
jasmani. Jadi zikir merupakan pencegahan timbulnya penyakit, pengobatan terhadap
orang sakit,
Adapun contoh-contoh zikirsebagaimana dituntunkan Rasulullah antara lain:
1). Tasbih:Subhanallaahi wa bihamdihi, subhaanallaahi al-adziim.
2). Takbir: Allaahu Akbar
2). Hauqalah: Laa quwwata illaa billaahil aliyyil adziim
3). Tahmid: Alhamdulillaahi Rabbilaalamiin
4). Tahlil: Laa ilaaha illallaah
5). Tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir dalam satu formula: Subhaanallaahi wal
hamdulillaahi wa laa haula walaa quwwata illaa billaahil aliyyil adziim.
Artinya:. Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Al-Iffah, yaitu menjaga diri dari hal-hal yang tidak boleh dilakukan, baik
dengan syahwatnya, tangannya, lisannya, bahkan dari yang halal-halal dalam
rangka menjaga kehormatan. Allah sangat menganjurkan untuk ini, demikian
firmannya sebagaimana termaktub dalam surat an-Nur/24 : 33:
33. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian
(diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budakbudak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat
perjanjian dengan mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka,
dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakanNya kepadamu[1037]. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk
melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu
hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu[1038].
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang
telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada
mereka.
Al-Amaanah (dapat dipercaya) jika diberi tugas apapun, bukan hanya dalam
bidang profesinya. Amanah itu memang diperintahkan oleh Allah,Demikian
Artinya: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya [dan
bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
Artinya: . Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
Sesuatu dalam hal ini kesehatan harus dipandang sebagai sesuatu yang
harus/wajib/imperative categoris/ bernilai secara prima. Komitmen dalam batin
sesuatu ini harus aku lakukan, tidak boleh tidak, aku tak berpikir untung-rugi,
yang penting aku bisa hidup sehat. Dalam bahasa agama lillaahi Taala,sematamata hanya karena Allah, semata-mata hanya untuk memperoleh kesembuhan dan
ridla Allah.
Ada khawatir (dalam bahasa Jawa krentek) dalam hati. Kemudian diformulasikan
dengan niat. Kalau niat itu amat kuat berlanjut pada iradah (berkendak). Iradah
yang amat kuat akan melahirkan perbuatan.
Berprinsip ibda binafsi, yaitu mulai dari diriku sendiri
Mulai dari yang kecil, yang sedermana, yang gampang
Ada pengulangan-pengulangan atau pembiasaan (habitual)
Perbuatan berpola dan sudah menyenangkan.
Prinsip perembesan dari dokter kepada pasien dapat dijelaskan prosedurnya sebagai
berikut:
Penuturan dan penasihatan secara lembut (komunikasi efektif ?)
Keteladanan dari dokter kepada pasien karena secara prinsip dokter Islam
adalah mubaligh di bidang kesehatan yang objek dakwahnya adalah pasien
individu maupun massa, yaitu kesehatan masyarakat.
Proses-proses dialogis antara patron-klien, dokter-pasien secara rasional dan
ramah
Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah kesadaran untuk menerima
nasihat dokter oleh pasien.
Pasien memndangnya materi nasihat dan yang dilihat dari dokter sebagai
contoh/model memang baik dan menguntngkan, sehingga perlu dicoba
Pasien memulai melakukan dari yang sederhana, gampang,
Pasien melakukan pembiasaan
Pasien mau meningkatkan kadar perbuatan secara urut bertahap
Pasien telah memiliki perbuatan berpola, dan telah menjadi budaya hidup
sehat.
6. Penutup
Semoga pembelajaran ini ada manfaatnya, selamat belajar semoga dapat dikuasai
denganbaik. Amin, yaa Rabb al-Alamiin.
Al-Quran al-Karim
Ibn al-Qayyim al-Jauzi, ath-Thiib an-Nabawi (terj. ) Abu Fajar al-Qalami:
Pengobatan Cara Nabi, Jakarta: Arloka, 2008.
Ahmad Muhammad al-Hufi, Keteladanan Akhlaq Nabi Muhammad Saw.
Bandung: Pustaka Setia, 2000.