DAN
STANDARDISASI MUTU
GABAH-BERAS
BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI
TINJAUAN UMUM
TOLOK UKUR
Pengertian mutu pada gabah dan beras
Faktor yang berpengaruh terhadap mutu gabah-beras
Parameter mutu pada gabah-beras
Metode analisis / pengujian gabah-beras
Standardisasi mutu beras
DEFINISI MUTU
Mutu atau kualitas tidak selalu mudah di definisikan. Pengertian
mutu bisa tergantung dari penilaian terhadap kesukaan maupun
produk akhir yang di inginkan oleh konsumen. Kebanyakan
konsumen tentu lebih menyukai mutu yang terbaik.
Untuk negara yang telah berhasil swasembada pangan, dalam
proses produksi berasnya mulai memasukkan karakter mutu
beras sebagai kriteria yang penting menyesuaikan apa yang di
inginkan konsumen.
Mutu beras dapat diukur atau ditentukan berdasarkan
karakteristik secara subyektif dan obyektif:
Subyektif karakteristik
karakteristik
Obyektif
Lingkungan
Kadar air
Warna dan Btr
Butir retak
Butir kuning-rusak
Rendemen giling
Rendemen brs
Derajat sosoh
ISTILAH
Beras Giling
: Beras yang telah mengalami proses
penghilangan
sekam, lapisan aleuron (dedak)
dan kotiledon. Beras
giling juga disebut
sebagai beras sosoh.
Gabah
Pertimbangan:
1. Pemilihan varietas
Jenis padi
Umur panen
Ketahanan OPT
Keseragaman tanaman
2. Pengolahan tanah
Cara pengolahan
Jumlah pengolahan
3. Pengelolaan air
Kedalaman air
Kerataan volume
Intensitas
Aspek Budidaya:
Pertimbangan:
4. Cara tanam
Sebar langsung/tanam pindah
Jml & jarak tanam benih/m2
Jml lubang benih per-baris
5. Pengelolaan gulma
Jenis gulma dominan
Pengendalian
Jml penyiangan
6. Pengelolaan hama/penyakit
tananam
Pengendalian penyakit
Hama gudang
Pengendalian hama
Aspek Budidaya:
Pertimbangan:
8. Pembersihan
Metode
9. Pengeringan
Metode
Waktu
Suhu
10. Penyimpanan
Kadar air
Metode
11. Pengangkutan
Metode
PEMILIHAN VARIETAS
Umur/wkt panen :
Umur panen yg terlalu awal
cenderung menghslkan BK yg rendah dibanding panen yg
tepat
PEMILIHAN VARIETAS
Fase pembungaan :
Tanaman dimana fase
pembungaannya tdk serempak,
maka pematangan
butir
gabahnya jg tidak akan
bersamaan
TEKNIK/METODE SAMPLING
< 10 karung
10 50 karung
> 50 karung
Alat sampling: -
Manual (tangan)
Sample probe/Stick trier
Sample nobbe
Sample pan
CONTOH PRIMER:
Contoh yg diambil langsung dari lapangan atau
kiriman dalam bentuk karung atau curah.
CONTOH KERJA:
CONTOH ANALISA:
Contoh yg diambil dari contoh kerja dalam
jumlah/berat minimal tertentu yg dipersiapkan untuk
bahan analisa lab.
KADAR AIR.
metode pengukurannya ada 2 cara:
1. Langsung (Direct)
2. Tidak langsung (in-Direct)
Ad. 1. Langsung:
a. Dengan pemanasan pd tekanan normal / vakum
b. Dengan pemanasan sinar infra red (780-300.000 nm)
Metode Oven:
Atur suhu oven 130C
Timbang 5-10 gr contoh, masukkan kedalam oven
Tentukan berat akhir setelah pemanasan 16 jam
Hitung kadar air:
Berat awal Berat akhir
Kadar air = --------------------------------- x 100%
Berat awal
GABAH HAMPA/KOTORAN.
Adalah gabah hampa atau benda asing selain daripada
butiran gabah bernas, antara lain: batu kerikil, pasir, biji
gulma, potongan jerami, batang kayu, tanah, dll
DENSITAS.
Adalah pengukuran berat gabah dalam satu satuan
volume. Merupakan salahsatu parameter yg dapat
meng-indikasikan tingkat ke bernas-an gabah panen
BERAT 1000 BUTIR.
Adalah pengukuran berat dari 1000 butir gabah,
merupakan salah satu parameter yg dapat mengindikasikan potensi hasil panen
Moisture content
Degree purity
Varietal purity
Grain dimensions
Cracked grains
Immature grains
Damaged grains
DEFINISI MUTU
Subyektif karakteristik
Bau yang enak
Kenampakan baik
Rasa yang enak
Penilaian harga
Obyektif karakteristik
Harga per kilo
Butir panjang
Nilai gizi
Derajat putih
Quality Characteristics
Genetic
Acquired
moisture content
bulk density
purity
thermal conductivity
damage
cracked grains
immature grains
milling-related characteristics (head
rice recoveries, whiteness and
milling degree) are also included as
relevant measures of quality because
they are of concern to consumers
Satuan
Mutu 1
Mutu 2
Mutu 3
Derajat sosoh
2
3
Mutu 4
Mutu 5
% min
100
100
100
95
85
Kadar air
% mak
14
14
14
14
15
Beras kepala
% min
100
95
84
73
60
Butir utuh
% min
60
50
40
35
35
Butir patah
% mak
15
25
35
Butir menir
% mak
Butir merah
% mak
Butir kng/rusak
% mak
Butir mengapur
% mak
Benda asing
% mak
0,02
0,05
0,2
10
Butir gabah
btr/100g
11
% mak
10
10
No
B. Persyaratan Khusus Spesifikasi Mutu Beras Giling Pengadaan Dalam Negeri, BULOG 2005
No
.
Komponen Mutu
Satuan
Mutu IV SNI*)
Derajat sosoh
Min
95
Kadar air
Maks
14
Beras kepala
Min
78
Butir utuh
Min
35
Butir patah
Maks
20
Butir menir
Maks
Butir merah
Maks
Butir kuning/rusak
Maks
Butir hijau/mengapur
Maks
Benda asing
Maks
0,02
10
Butir gabah
Maks
Butir/100g
11
Maks
*) modifikasi SNI No. 01-6128-1999 pada butir patah dari 25% menjadi
20%, penambahan komponen beras kepala 73% menjadi 78%
Satuan
Mutu 1
Mutu 2
Mutu 3
Derajat sosoh
2
3
Mutu 4
Mutu 5
% min
100
100
95
95
85
Kadar air
% mak
14
14
14
14
15
Beras kepala
% min
95
89
78
73
60
Butir utuh
% min
60
50
40
35
35
Butir patah
% mak
10
20
25
35
Butir menir
% mak
Butir merah
% mak
Butir kng/rusak
% mak
Butir mengapur
% mak
Benda asing
% mak
0,02
0,02
0,05
0,2
10
Butir gabah
btr/100g
11
% mak
10
10
No
Mutu
kimiawi
DERAJAT SOSOH
Adalah tingkat terlepasnya lapisan bekatul, lembaga dan
sedikit endosperm dari butiran beras.
Penilaian derajat sosoh:
1. Perhitungan berat katul yg terlepas setelah proses
penyosohan
2. Menggunakan pembanding standar derajat sosoh
beras, secara visual dng bantuan alat kaca
pembesar
3. Menggunakan alat Satake Milling Meter MM-1C
KADAR AIR
Penentuan kadar air beras dilakukan dengan cara:
1. Metode oven
2. Menggunakan alat Moisture Tester
BERAS KEPALA
Adalah perolehan banyaknya beras kepala yg dihasilkan
dari pemisahan BG dengan menggunakan alat Rice
Grader atau manual (pengayakan).
Penentuan persentase Beras Kepala dilakukan dng
penimbangan, yaitu perbandingan berat Beras Kepala
yg diperoleh dng berat Beras Giling
Sangat Panjang.
Panjang..
Medium..
Pendek
> 7,50
6,61 7,50
5,51 6,60
< 5,50
% Bagian Mengapur:
0%
<10%
10-20%
>20%
mengapur
mengapur
mengapur
mengapur
KETERAWANGAN (TRANSLUSENCY)
Adalah tingkat kebeningan butiran beras yang dalam hal
ini banyak dipengaruhi oleh tingkat pengapuran
(kenampakan) dari beras utuhnya.
KADAR AMILOSA
Kadar amilosa dalam beras memiliki hubungan atau
terkait dng tingkat kepulenan nasi. Semakin tinggi kadar
amilosa, maka makin rendah tingkat kepulenan nasinya.
Demikian pula sebaliknya.
Penentuan kadar amilosa dilakukan dengan metode
Spektrofotometri, yaitu pewarnaan Iod pada larutan
amilosa yang selanjutnya dari warna yg terbentuk diukur
tingkat intensitasnya dengan menggunakan alat
Spectrophotometer UV-Vis pada panjang gelombang
620 nm
Amylose content
Classified as :
Waxy (1-2%)
Non waxy (>2%)
Very low (2-9%)
Low (10-20%)
Intermediate (20-25%)
High (25-30%)
High amylose
High volume expansion, dry
and flaky during cooking,
hard upon cooling
Amylose Content
25-30% amylose
content is classified as
High
20-25% amylose
content is classified as
Intermediate.
10-20% amylose
content is classified as
Low
HIGH
MEDIUM
LOW
10%
20%
30%
KONSISTENSI GEL
Gel Consistency
If
then
Gel
Cooked rice tends to be less sticky.
consistency Harder gel consistency is associated
is hard,
with harder cooked rices and this
feature is particularly evident in highamylose rice.
Gel
Cooked rice has a higher degree of
consistency tenderness. This is a preferred
is soft,
characteristic
27-35
Medium
Hard
36-40
Medium
41-60
Soft
61-100
SUHU GELATINISASI
Klasifikasi
Suhu
1-3
Tinggi
> 74C
4-5
Sedang
70 74C
6-7
Rendah
< 70C
Mutu Nutrisi
Beras sebagai makanan pokok lebih berfungsi sebagai
sumber karbohidrat. Namun demikian beras juga
memiliki unsur nutrisi yang diperlukan tubuh manusia,
antara lain:
Protein
Serat Pangan
Vitamin (B1, B2, B6)
Mineral (Na, Fe, Ca, Zn)
Kadar Air
Kemurnian Fisik
Daya Berkecambah
Viabilitas
Berat 1000 butir
Heterogenitas
Kesehatan Benih
Verifikasi/Keaslian Varietas
Vigor
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Kadar Air
Kemurnian Fisik
Daya Berkecambah
Berat 1000 butir
Viabilitas
Kesehatan Benih
Vigor