Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN PANIK

Disusun Oleh :
Patricia Oktaviani
141 0221 076

Pembimbing :
dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAKARTA
RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
2015

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. S.

Usia

: 78 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pendidikan

: Sekolah Kesehatan

Status

: Sudah menikah

Pekerjaan

: Pensiunan radiografer

Alamat

: Perumahan Beacukai

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 23 februari 2015

pukul 10.50 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.


a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol karena obatnya
sudah habis.
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk berobat
karena obatnya sudah habis. Pasien datang sendiri, dengan penampilan rapi, kulit
sawo matang, terlihat sesuai usianya. Pasien selama ini mendapatkan obat, berupa
alprazolam 1 mg dan clobazam 10 mg. Pasien merasa obatnya cocok dan
keluhannya mulai ada perbaikan.
Pasien mengatakan kalau pasien rutin kontrol dan minum obat. Pasien
mengeluhkan bahwa sebulan terakhir pasien mengalami dua kali serangan yang

berlangsung selama satu jam. Pasien mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi
apabila dia sedang sendiri.
Pasien mengatakan apabila terjadi serangan pasien akan merasa seperti
sulit bernafas. Pasien harus berusaha bernafas dari hidung dan mulutnya. Pasien
merasa berdebar-debar dan keringat apabila terjadi serangan. Serangan tersebut
biasanya berlangsung cepat namun terasa sangat tidak enak bila serangan tersebut
muncul.
Pasien mengatakan kalau serangan tersebut sudah dialaminya sejak
lama. Pasien mengaku bahwa pasien adalah orang yang sensitif dan perasa. Pasien
seringkali memvisualisasi suatu kejadian, sebelum hal tersebut terjadi. Serangan
biasanya muncul setelah pasien memvisualisasi sesuatu.
Apabila terjadi serangan pasien sebenarnya tahu bahwa rasa paniknya
muncul dari pikirannya dan serangan tersebut akan berakhir dengan segera. Namun
apabila serangan sedang terjadi pasien sulit untuk memunculkan pikiran tersebut,
di waktu tertentu saat pasien berhasil meyakinkan dirinya, serangan akan berhenti
dengan cepat.
Pasien sering meminta istrinya untuk mendampinginya saat serangan
terjadi. Pasien biasanya akan merasa lebih nyaman saat hal ini dilakukan. Pasien
merasa serangan tidak muncul apabila diajak mengobrol. Pasien sudah pernah
memeriksa keadaan jantungnya. Pasien sudah melakukan EKG, namun hasilnya
normal walaupun perasaanya jantungnya berdetak sangat cepat.
Pasien mengatakan bahwa serangan paniknya terjadi saat ia berusia
kira-kira 30 tahunan. Pasien mengaku saat itu ia harus operasi hernia inguinalis
kanan dan kiri. Setelahnya pasien ada perasaan khawatir tentang kesehatannya.
Pasien pernah mendengar obat operasi dapat menyebabkan penyakit jantung.

Suatu saat pasien makan siang, pasien merasa jantungnya seperti


berdetak kencang tiba tiba dalam satu kali sentakan. Tidak lama setelahnya pasien
mengalami jantungnya menyentak lagi dua kali. Setelahnya pasien mulai merasa
panik, jantungnya berdetak kencang dan pasien sulit bernafas. Pasien segera
mencari pertolongan ke Rumah Sakit Persahabatan. Namun saat di IGD, hasil EKG
pasien baik dan tidak ada kelainan, dan serangan cemas yang terjadi pada pasien
pun mereda tidak lama setelahnya.
Pasien mengaku sebenarnya sudah ingin berhenti minum obat, namun
membayangkan efeknya saja sudah membuat pasien takut. Pasien pernah diamdiam menghentikan minum clobazam selama sebulan. Setelahnya pasien
mengalami serangan yang sangat hebat, sehingga pasien tidak mau lagi melupakan
obat tersebut.
Pasien juga dahulu punya riwayat gangguan tidur. Gangguan tidur
tersebut sekarang sudah mulai membaik setelah pemberian obat. Pasien
mempunyai pola tidur yang teratur pada malam hari. Pasien biasanya akan tidur
pukul sebelas malam dan bangun setengah empat sebelum sholat subuh. Pasien
mengatakan bahwa ia juga punya kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Pasien
tidur dengan istrinya, namun pada saat malam hari terkadang istrinya masih sering
menyalakan lampu sehingga ia sulit tidur. Pasien merasa istrinya cuek dengan halhal seperti mematikan lampu, sehingga ia sulit terlelap.
Pasien tinggal di perumahan bea cukai, bersama istri, cucu dan
putrinya. Pasien mempunyai 4 orang anak dan 7 orang cucu. Pasien baru berhenti
bekerja sebagai radiografer selama 3 bulan. Dahulu pasien bekerja sebagai
radiografer di RSCM, kemudian pindah ke Persahabatan, terakhir ia bekerja
sebagai radiografer di klinik koleganya. Pasien saat ini berkegiatan di rumah saja,
akan tetapi sesungguhnya pasien merasa stress karena tidak tahu harus melakukan
aktivitas lain mana yang dapat dilakukannya sehari-hari. Pasien masih merasa
kompeten dan mampu bekerja sebagai radiografer, akan tetapi pasien merasa ia
harus memberikan generasi baru untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

Biaya hidup pasien sehari-hari didapatkan dari hasil pensiun. Pasien


mengatakan bahwa ia sekarang ingin sembuh, ingin tidak minum obat lagi, dan
ingin tinggal di Singapura dengan anaknya. Pasien merupakan penggemar olahraga
berlari dan berenang. Pasien rutin berlari dan berenang seminggu minimal dua kali.
Pasien mengaku riwayat persalinannya normal dan tidak ada gangguan.
Pasien bersekolah sampai dengan Sekolah Kesehatan. Pasien mengaku banyak
teman dan tidak ada masalah dengan pergaulan. Pasien mengaku dikeluarganya
tidak ada yang mengalami gangguan yang sama.
Pasien menyangkal mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar
orang lain. Pasien menyangkal melihat penampakan. Pasien mengengkal merasa
diraba-raba

seseorang.

Pasien

menyangkal

mencium

bau-bauan,

pasien

menyangkal merasakan rasa yang menetap tanpa ada sumbernya di lidah.


Pasien menyangkal merasa dikejar, menyangkal merasa ada orang yang
menjahati dia. Pasien menyangkal merasa pikirannya tersedot. Pasien menyangkal
merasa pikirannya diketahui orang-orang. Pasien menyangkal kalau merasa asing
dengan dirinya dan lingkungannya. Pasien menyangkal menggunakan NAPZA
dan alkohol.
Ketika ditanya tadi pagi berangkat dari rumah pasien tahu bahwa pasien
berangkat jalan kaki. Ketika ditanya waktu saat ini pagi siang sore, pasien dapat
menjawab dengan tepat. Ketika ditanya suasana yang sedang berlangsung pasien
dapat menjawab bahwa sekarang sedang konsultasi dokter. Pasien tahu di ruangan
ada dokter dan dirinya sebagai pasien.
Pasien bisa menjawab hitungan matematika 100-7=93, 95-8=87. Pasien
bisa menjawab siapa presiden Indonesia yaitu Jokowi dan gubernur jakarta Ahok.
Pasien bisa mengurutkan lima nama buah yaitu pisang, jeruk, manggis, pepaya,
dan mangga dengan tepat. Pasien juga menjawab bila melihat anak kecil terpisah di

mall, akan ditolong. Pasien bisa menjawab arti ungkapan bahasa panjang tangan
dengan tepat. Pasien berobat dengan BPJS.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien merupakan pasien geriatri dan mempunyai riwayat post-operasi Hernia
Inguinalis.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol
Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikotropika dan alkohol.
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Tidak ada gangguan
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Tidak ada gangguan
3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak
Tidak ada gangguan
4. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai Sekolah kesehatan
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan seorang pensiunan radiografer
6. Riwayat Agama
Pasien menganut islam
7. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dan punya 4 orang anak
8. Hubungan dengan Keluarga
Pada saat ini pasien tinggal di rumahnya bersama istri dan anak dan cucunya
9. Aktivitas Sosial
Pasien tidak punya masalah dengan aktivitas dan kehidupan sosial.

e. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan
yang serupa dengan pasien.
f. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien saat ini berumur 78 tahun, menikah. Punya 4 orang anak dan 7 orang
cucu. Tinggal bersama anak, istri dan cucunya. Pasien seorang pensiunan
radiografer. Pasien berobat dengan BPJS.
g. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya, pasien ingin berhenti
minum obat, dan pasien ingin tinggal di Singapura bersama anaknya.
III.

STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berusia 78 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan
usianya, berpakaian santai, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran Umum

: Compos Mentis.

3. Kontak Psikis

: Dapat dilakukan pasien dan wajar.

4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


a. Cara berjalan

: tidak ada gangguan

b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, selama wawancara kontak


mata baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter dan dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup jelas.
5. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas

: Bicara spontan, volume bicara sedang, artikulasi jelas dan

pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.


6. Sikap terhadap Pemeriksa

: Pasien kooperatif.

B. Keadaan Afektif
1. Mood

: Eutim

2. Afek

: luas

3. Keserasian

: Mood dan afek serasi.

4. Empati

: Pemeriksa dapat merabarasakan perasaan pasien.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
Pasien mengaku menempuh pendidikan sampai Sekolah Kesehatan.
b. Pengetahuan Umum
Pengetahuan pasien baik, pasien dapat menjawab dengan tepat
ketika diberikan pertanyaan seputar presiden Indonesia dan Gubernur
Jakarta saat ini.
c. Kecerdasan
Baik pasien bisa menghitung 100-7=93 dan 95-8=87 dengan tepat
dan cepat
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik, pasien dapat mengikuti wawancara
dengan baik dari awal sampai akhir sampai selesai.
3. Orientasi
a. Waktu

: Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat siang hari.

b. Tempat

: Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di Poliklinik

Jiwa RSUP Persahabatan.


c. Orang

: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

d. Situasi

: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berdialog.

4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang penyakutnya
dan masa lalunya dengan baik.
b. Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik bagaimana caranya pasien


berangkat dari rumah sampai ke RSUP Persahabatan.
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama buah
yang disebutkan oleh pemeriksa yaitu yaitu pisang, jeruk, manggis,
pepaya, dan mangga.
d. Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.
e. Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengerti makna ungkapan yang diberikan oleh pemeriksa.
f. Bakat Kreatif
Pasien tidak memiliki bakat yang dikemukakan kepada pemeriksa.
g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi

: Tidak terdapat halusinasi.

Ilusi

: Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi


Depersonalisasi

: Tidak terdapat depersonalisasi.

Derealisasi

: Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas

: Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila

diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas

: Baik, koheren. Pasien dapat menjawab semua

pertanyaan dengan baik dan cukup jelas. Pembicaraan pasien sampai


pada tujuan.
c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi

: Tidak terdapat preokupasi

b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham kejar, waham rujukan, dan


halusinasi taktil, auditorik dan visual
F. Pengendalian Impuls
Baik, karena pasien dapat mengendalikan perasaan saat anamnesis
berlangsung.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Baik, pasien tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya
dengan baik.
2. Uji Daya Nilai
Baik, pasien dapat menilai dengan baik.
3. Penilaian Realitas
Pada pasien tidak terdapat gangguan penilaian realitas.
H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini
pasien dalam keadaan sakit namun pasien memiliki keinginan untuk sembuh
sehingga pasien mau untuk kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan.
I. Tilikan/Insight
Tilikan derajat 4 pasien sadar dirinya sakit tapi tidak tahu penyakitnya.

10

J. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena
konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.
IV.

PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis
1. Keadaan Umum

: Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital

: TD = 130/90 mmHg; N = 88 x
RR = dbn; S = dbn

3. Sistem Kardiovaskular

: Tidak diperiksa.

4. Sistem Muskuloskeletal

: Tidak diperiksa.

5. Sistem Gastrointestinal

: Tidak diperiksa.

6. Sistem Urogenital

: Tidak diperiksa.

7. Gangguan Khusus

: Tidak ada

B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif

: Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur

: Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Pasien pria 78 tahun, datang untuk kontrol rutin, dan mengeluh
serangan panik 2 kali selama sebulan terakhir.
2. Pada pemeriksaan konsentrasi, orientasi, dan tes daya ingat masih
dalam keadaan baik.
3. Pasien tidak menggunakan zat psikoaktif dan alkohol.
4. Kemampuan realita tidak terganggu.
5. Pada pasien tidak ada perasaan sedih ataupun senang yang berlebihan.

11

6. Pasien mengalami gangguan panik, 2 kali dalam sebulan terakhir,


dengan gejala berupa sulit bernafas, berkeringat, dan berdebar-debar.
7. Pasien mengeluh mengalami kurang waktu tidur dan kualitas tidur.
8. Pasien dilahirkan normal tanpa penyulit apapun.
9. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik.
10. Pasien sekolah sampai tamat Sekolah Kesehatan.
11. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien punya
riwayat post operasi Hernia Inguinalis.
12. Pasien tinggal dengan istri dan cucunya.
13. Terdapat beberapa gejala sementara dan dapat diatasi, ada disabilitas
ringan dalam fungsi secara umum masih baik, tapi semua gejala
tersebut membaik dengan pemberian obat.
14. Pasien berobat dengan BPJS.
VI.

FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien, terdapat
kelainan perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat
menyebabkan disabilitas dan penderitaan dalam fungsi sehari-hari, maka
pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan
adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya
konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik, sehingga
pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif


(NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol. Maka
pasien ini bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini ditemukan tidak adanya gangguan dalam menilai realitas.,
sehingga pasien ini bukan penderita gangguan psikotik (F.2).

12

Pada pasien ini tidak ada afek yang meningkat, tidak ada aktivitas
psikomotor yang meningkat, tidak aaktivitas mental yang meningkat, maka
pasien ini bukan pasien mania. Pada pasien tidak terdapat mood yang
menurun, afek depresi, kehilangan kegembiraan. Maka pasien bukan
merupakan penderita depresi. Karena pasien tidak menderita mania, maupun
depresi, maka pasien kecemasan serta perasaan khawatir yang mengganggu
aktivitas sehari-hari pasien, maka pasien tidak menderita gangguan
suasana perasaan (F3).

Pada pasien terdapat suatu kecemasan serta perasaan khawatir, ataupun


hiperaktivitas otonom yang mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Pada
pasien ini tidak terdapat suatu fobik. Pasien mengeluhkan sulit bernafas,
berdebar-debar dan perasaan cemas yang memuncak berlangsung sepuluh
menit sampai satu jam, terjadi tanpa bisa ditebak, yang biasanya terjadi
setelah membayangkan sesuatu. Karena terdapat keluhan yang berupa
kelompok gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait
stress, yang bukan gangguan kecemasan fobik (F40),

maka pasien di

diagnosis Gangguan Panik(F4.10)


.
b. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa baik. Pasien
dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal
lainnya, sehingga pasien bukan penderita gangguan kepribadian. Fungsi
kognitif baik dan pengetahuan pasien cukup luas sehingga bukan penderita
gangguan kognitif dan retardasi mental. Karena bukan penderita gangguan
kepribadian dan bukan penderita gangguan kognitif dan retardasi mental, maka
pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini
ditemukan tekanan darah pasien 130/90 mmHg. Pasien merupakan pasien geriatri
dan memiliki riwayat post operasi hernia inguinalis.

13

d. Diagnosis Aksis IV
Pasien pensiunan radiografer. Ekonomi keluarga pasien juga baik. Pasien
baru 3 bulan berhenti bekerja. Pasien bayar dengan BPJS. Maka pada aksis IV
pada pasien tidak ada diagnosis
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam masyarakat, dll. Maka aksis V didapatkan GAF Scale
80-71.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I

: Gangguan Panik

Aksis II

: Tidak ada diagnosis.

Aksis III

: Geriatri dan Riwayat post operasi Hernia inguinalis.

Aksis IV:

: Tidak ada diagnosis

Aksis V

: GAF Scale 80 71.

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologik : Ada riwayat post operasi hernia inguinalis dan pasien
merupakan pasien geriatri.
Psikologis

: Terdapat serangan panik dan gangguan tidur. Terdapat puncak


kecemasan berupa serangan singkat pada pasien.

Sosioekonomi
IX.

: Tidak terdapat masalah sosial pada pasien.

PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Pasien tidak punya masalah keuangan untuk berobat.

Pasien pakai BPJS.

Pasien rajin kontrol.

Pasien tidak punya penyakit genetik yang sama dengan keluhan


14

b. Prognosis ke Arah Buruk

Pasien merupakan pasien Geriatri

Gangguan sudah lama terjadi

Pasien sudah bosan minum obat

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

X.

Ad vitam

: dubia ad bonam.

Ad functionam

: dubia ad bonam.

Ad sanationam

: dubia ad bonam.

TERAPI
a. Psikofarmaka

Alprazolam 1 x 1 mg

Clobazam 1x 10 mg

b. Psikoterapi

Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin.

Menyarankan terapi relaxasi

Melakukan sleep hygiene

Perbanyak aktivitas.

Kontrol rutin 1 bulan lagi.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT
Nuh Jaya. Jakarta: 2001.
2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh
Jaya. Jakarta: 2007.
3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Bali Online Store Earth Wise Products
    Bali Online Store Earth Wise Products
    Dokumen1 halaman
    Bali Online Store Earth Wise Products
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Depan Referat Ok
    Depan Referat Ok
    Dokumen4 halaman
    Depan Referat Ok
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Iwan 25032016 Rev Sawangan
    Penilaian Iwan 25032016 Rev Sawangan
    Dokumen65 halaman
    Penilaian Iwan 25032016 Rev Sawangan
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Daftar Visum Bayangan
    Daftar Visum Bayangan
    Dokumen11 halaman
    Daftar Visum Bayangan
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • MTVTM
    MTVTM
    Dokumen11 halaman
    MTVTM
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Op
    Op
    Dokumen2 halaman
    Op
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Dokumen8 halaman
    Presentasi Kasus
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Visum Penganiayaan2
    Visum Penganiayaan2
    Dokumen9 halaman
    Visum Penganiayaan2
    joko_prasetio8268
    Belum ada peringkat
  • Daftar Visum Nyata
    Daftar Visum Nyata
    Dokumen13 halaman
    Daftar Visum Nyata
    Chintya Ayu Champaka
    Belum ada peringkat
  • Perkosaan Dan KDRT
    Perkosaan Dan KDRT
    Dokumen89 halaman
    Perkosaan Dan KDRT
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Daftar Visum Nyata
    Daftar Visum Nyata
    Dokumen13 halaman
    Daftar Visum Nyata
    Chintya Ayu Champaka
    Belum ada peringkat
  • Sop
    Sop
    Dokumen2 halaman
    Sop
    Lidya Arvyanti Nuban
    Belum ada peringkat
  • Print Tabel
    Print Tabel
    Dokumen21 halaman
    Print Tabel
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Terminologi Mata
    Terminologi Mata
    Dokumen15 halaman
    Terminologi Mata
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Referat Glaukoma Akut
    Referat Glaukoma Akut
    Dokumen43 halaman
    Referat Glaukoma Akut
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Laporan Psikiatri Pat 5
    Laporan Psikiatri Pat 5
    Dokumen16 halaman
    Laporan Psikiatri Pat 5
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Terminologi Mata
    Terminologi Mata
    Dokumen15 halaman
    Terminologi Mata
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen5 halaman
    Cover Referat
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan Moneter
    Kebijakan Moneter
    Dokumen4 halaman
    Kebijakan Moneter
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan 5
    Pembahasan 5
    Dokumen118 halaman
    Pembahasan 5
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Print Tabel
    Print Tabel
    Dokumen24 halaman
    Print Tabel
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Referat Edit (2) Fix
    Referat Edit (2) Fix
    Dokumen41 halaman
    Referat Edit (2) Fix
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • UKDI_OSCE
    UKDI_OSCE
    Dokumen30 halaman
    UKDI_OSCE
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    100% (1)
  • Laporan Jaga Minggu Juli 2015
    Laporan Jaga Minggu Juli 2015
    Dokumen4 halaman
    Laporan Jaga Minggu Juli 2015
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • 6045 P1 PPSP Adminisitrasi Perkantoran
    6045 P1 PPSP Adminisitrasi Perkantoran
    Dokumen10 halaman
    6045 P1 PPSP Adminisitrasi Perkantoran
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Laporan Psikiatri Pat
    Laporan Psikiatri Pat
    Dokumen16 halaman
    Laporan Psikiatri Pat
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan Fiskal
    Kebijakan Fiskal
    Dokumen4 halaman
    Kebijakan Fiskal
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN JAGA Kamis 16 Juli
    LAPORAN JAGA Kamis 16 Juli
    Dokumen17 halaman
    LAPORAN JAGA Kamis 16 Juli
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • 20 Juli
    20 Juli
    Dokumen33 halaman
    20 Juli
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat
  • Efek Ekstrak Daun Pirdot Terhadap Luka
    Efek Ekstrak Daun Pirdot Terhadap Luka
    Dokumen2 halaman
    Efek Ekstrak Daun Pirdot Terhadap Luka
    Patricia Oktaviani Simanungkalit
    Belum ada peringkat