GANGGUAN PANIK
Disusun Oleh :
Patricia Oktaviani
141 0221 076
Pembimbing :
dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S.
Usia
: 78 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: Sekolah Kesehatan
Status
: Sudah menikah
Pekerjaan
: Pensiunan radiografer
Alamat
: Perumahan Beacukai
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 23 februari 2015
berlangsung selama satu jam. Pasien mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi
apabila dia sedang sendiri.
Pasien mengatakan apabila terjadi serangan pasien akan merasa seperti
sulit bernafas. Pasien harus berusaha bernafas dari hidung dan mulutnya. Pasien
merasa berdebar-debar dan keringat apabila terjadi serangan. Serangan tersebut
biasanya berlangsung cepat namun terasa sangat tidak enak bila serangan tersebut
muncul.
Pasien mengatakan kalau serangan tersebut sudah dialaminya sejak
lama. Pasien mengaku bahwa pasien adalah orang yang sensitif dan perasa. Pasien
seringkali memvisualisasi suatu kejadian, sebelum hal tersebut terjadi. Serangan
biasanya muncul setelah pasien memvisualisasi sesuatu.
Apabila terjadi serangan pasien sebenarnya tahu bahwa rasa paniknya
muncul dari pikirannya dan serangan tersebut akan berakhir dengan segera. Namun
apabila serangan sedang terjadi pasien sulit untuk memunculkan pikiran tersebut,
di waktu tertentu saat pasien berhasil meyakinkan dirinya, serangan akan berhenti
dengan cepat.
Pasien sering meminta istrinya untuk mendampinginya saat serangan
terjadi. Pasien biasanya akan merasa lebih nyaman saat hal ini dilakukan. Pasien
merasa serangan tidak muncul apabila diajak mengobrol. Pasien sudah pernah
memeriksa keadaan jantungnya. Pasien sudah melakukan EKG, namun hasilnya
normal walaupun perasaanya jantungnya berdetak sangat cepat.
Pasien mengatakan bahwa serangan paniknya terjadi saat ia berusia
kira-kira 30 tahunan. Pasien mengaku saat itu ia harus operasi hernia inguinalis
kanan dan kiri. Setelahnya pasien ada perasaan khawatir tentang kesehatannya.
Pasien pernah mendengar obat operasi dapat menyebabkan penyakit jantung.
seseorang.
Pasien
menyangkal
mencium
bau-bauan,
pasien
mall, akan ditolong. Pasien bisa menjawab arti ungkapan bahasa panjang tangan
dengan tepat. Pasien berobat dengan BPJS.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien merupakan pasien geriatri dan mempunyai riwayat post-operasi Hernia
Inguinalis.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol
Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikotropika dan alkohol.
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Tidak ada gangguan
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Tidak ada gangguan
3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak
Tidak ada gangguan
4. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai Sekolah kesehatan
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan seorang pensiunan radiografer
6. Riwayat Agama
Pasien menganut islam
7. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dan punya 4 orang anak
8. Hubungan dengan Keluarga
Pada saat ini pasien tinggal di rumahnya bersama istri dan anak dan cucunya
9. Aktivitas Sosial
Pasien tidak punya masalah dengan aktivitas dan kehidupan sosial.
e. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan
yang serupa dengan pasien.
f. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien saat ini berumur 78 tahun, menikah. Punya 4 orang anak dan 7 orang
cucu. Tinggal bersama anak, istri dan cucunya. Pasien seorang pensiunan
radiografer. Pasien berobat dengan BPJS.
g. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya, pasien ingin berhenti
minum obat, dan pasien ingin tinggal di Singapura bersama anaknya.
III.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berusia 78 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan
usianya, berpakaian santai, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran Umum
: Compos Mentis.
3. Kontak Psikis
: Pasien kooperatif.
B. Keadaan Afektif
1. Mood
: Eutim
2. Afek
: luas
3. Keserasian
4. Empati
C. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
Pasien mengaku menempuh pendidikan sampai Sekolah Kesehatan.
b. Pengetahuan Umum
Pengetahuan pasien baik, pasien dapat menjawab dengan tepat
ketika diberikan pertanyaan seputar presiden Indonesia dan Gubernur
Jakarta saat ini.
c. Kecerdasan
Baik pasien bisa menghitung 100-7=93 dan 95-8=87 dengan tepat
dan cepat
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik, pasien dapat mengikuti wawancara
dengan baik dari awal sampai akhir sampai selesai.
3. Orientasi
a. Waktu
b. Tempat
d. Situasi
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang penyakutnya
dan masa lalunya dengan baik.
b. Daya ingat jangka pendek
Ilusi
Derealisasi
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas
b. Kontinuitas
10
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum
2. Tanda Vital
: TD = 130/90 mmHg; N = 88 x
RR = dbn; S = dbn
3. Sistem Kardiovaskular
: Tidak diperiksa.
4. Sistem Muskuloskeletal
: Tidak diperiksa.
5. Sistem Gastrointestinal
: Tidak diperiksa.
6. Sistem Urogenital
: Tidak diperiksa.
7. Gangguan Khusus
: Tidak ada
B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
2. Saraf Motorik
3. Sensibilitas
5. Fungsi Luhur
6. Gangguan Khusus
: Tidak ada.
V.
11
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien, terdapat
kelainan perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat
menyebabkan disabilitas dan penderitaan dalam fungsi sehari-hari, maka
pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan
adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya
konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik, sehingga
pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).
Pada pasien ini ditemukan tidak adanya gangguan dalam menilai realitas.,
sehingga pasien ini bukan penderita gangguan psikotik (F.2).
12
Pada pasien ini tidak ada afek yang meningkat, tidak ada aktivitas
psikomotor yang meningkat, tidak aaktivitas mental yang meningkat, maka
pasien ini bukan pasien mania. Pada pasien tidak terdapat mood yang
menurun, afek depresi, kehilangan kegembiraan. Maka pasien bukan
merupakan penderita depresi. Karena pasien tidak menderita mania, maupun
depresi, maka pasien kecemasan serta perasaan khawatir yang mengganggu
aktivitas sehari-hari pasien, maka pasien tidak menderita gangguan
suasana perasaan (F3).
maka pasien di
13
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien pensiunan radiografer. Ekonomi keluarga pasien juga baik. Pasien
baru 3 bulan berhenti bekerja. Pasien bayar dengan BPJS. Maka pada aksis IV
pada pasien tidak ada diagnosis
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam masyarakat, dll. Maka aksis V didapatkan GAF Scale
80-71.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan Panik
Aksis II
Aksis III
Aksis IV:
Aksis V
Sosioekonomi
IX.
PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
X.
Ad vitam
: dubia ad bonam.
Ad functionam
: dubia ad bonam.
Ad sanationam
: dubia ad bonam.
TERAPI
a. Psikofarmaka
Alprazolam 1 x 1 mg
Clobazam 1x 10 mg
b. Psikoterapi
Perbanyak aktivitas.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT
Nuh Jaya. Jakarta: 2001.
2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh
Jaya. Jakarta: 2007.
3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010
16