Anda di halaman 1dari 18

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan
penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu
hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemi, dekatnya jarak antara
kehamilan dan buruknya hygiene.Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50%
kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainankelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian.Neonatus pada
minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan
melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah dilahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002
1.2
a

Tujuan
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan

Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan dapat menerapkan Asuhan
Kebidanan dengan metode Varney sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian pada Bayi Baru Lahir


2. Menentukan identifikasi masalah pada Bayi Baru Lahir
3. Menentukan antisipasi masalah potensial terjadinya Bayi Baru Lahir
4. Menentukan identifikasi masalah potensial Bayi Baru Lahir
5. Menentukan identifikasi kebutuhan segera Bayi Baru Lahir
6. Merencanakan asuhan kebidanan sesuai masalah Bayi Baru Lahir
7. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang ditentukan
8. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan
1.3

Manfaat

BAB 11
TINJAUAN TEORI

2.1.

Asuhan pada bayi baru lahir dan neonates

Defenisi asuhan bayi baru lahir/neonatus


Asuhan bayi baru lahir adalah Asuhan yang diberikan pada bayi selama jam-jam
pertama setelah kelahiran. ( Sarwono, Prawiroharjo, 2002 : 30 )
Asuhan neonatus adalah Asuhan yang diberikan pada bayi yang berusia 0-28Hari
( Tumbuh Kembang Anak : 17 )
Asuhan neonatal adalah Asuhan yang berhubungan dengan 4 minggu
pertama setelah kelahiran

Bayibarulahir atau neonatus meliputi umur028hari.Kehidupanpadamasa


neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukanpenyesuaian fisiologik agar
bayidiluarkandungandapathidupsebaikbaiknya.

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di


berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3
kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di fasilitas maupun melalui

kunjungan rumah.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di
berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali,selama periode 29 hari
sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir.
Tujuan
3

Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya .


sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.
Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan
pada neonates.
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan
stimulasi tumbuh kembang.
Mendeteksi setiap kelainan, suatu anomaly congenital yang signifikan terjadi
saat lahir pada 10-20 kasus per 1000 kelahiran hidup.
Mengkonfirmasi dan/ mempertimbangkan penatalaksanaan lebih lanjut
untuk setiap kelainan yang terdeteksi sebelum lahir.
Mempertimbangkan masalah potensial yang terkait dengan riwayat
kehamilan maternal atau gangguan familial.
Memungkinkan orangtua untuk bertanya tentang apapun dan menigkatkan
perhatian kepada bayi mereka.
Menentukan apakah terdapat perhatian khusus oleh pengasuh mengenai
perawatan bayi setelah pulang.
Memberikan promosi kesehatan, khususnya pencegahan sindrom kematian
ibu mendadak (SIDS/ sudden infan death syndrome)
2.2.

JadwalKunjunganBidanKerumahbayi
Kunjunganneonataldilakukanuntukmemantaukesehatanbayisehinggabilaterjadi
masalahdapatsegeradiidentifikasisepertibayimengalamikesulitanuntukmenyusui,
tidakBABdalam48jam,likterusyangtimbulpadaharipertama,kemudiantalipusat
merahataubengkak/keluarcairandaritalipusat,bayidemamlebih37,5Csehingga
keadaaniniharussegeradilakukanrujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatandasar,mengetahui bilaterdapat kelainanpadabayiataubayi
mengalamimasalahkesehatan.Resikoterbesarkematian.BayuBaruLahirterjadi
pada 24 jam pertama kehidupan,minggu pertama dan dua bulan pertama
kehidupannya.Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk
tetaptinggaldifasilitaskesehatanselama24jampertama.Bidandalammemberikan
4

pelayanankesehatanneonatalsekaligusmemastikanbahwabayidalamkeadaansehat
padasaatbayipulangataubidanmeninggalkanbayijlkapersalinandirumah.
Pelayanankesehatanneonataldasarmenggunakanpendekatankomprehensif,
ManajemenTerpaduBayiMuda,yangmeliputi:
Pemeriksaantandabahayasepertikemungkinaninfekslbakteri,

ikterus,diare,beratbadanrendah.
Perawatantalipusat.
ImunisasiHepB0bilabelumdiberikanpadasaatlahir
KonselingterhadapibudankeluargauntukmemberlkanASI
eksklusif,pencegahanhipotermidanmelaksanakanperawatanbayi

barulahirdirumahdanganmenggunakanBukuKIA
Penanganandanrujukankasus

Pelaksanaanpelayanankesehatanneonates:jadwalkunjungan
1. KunjunganNeonatalharik1(KN1:648jam)
Untukbayiyanglahirdifasilitaskesehatanpelayanandapat
dilaksanakansebelumbayipulangdarifasilitaskesehatan(24

jam)
Untukbayiyanglahirdirumah,bilabidanmeninggalkanbayi
sebelum24jam,makapelayanandilaksanakanpada648jam
setelahlahir.

Halyangdilaksanakan:
a)
b)
c)
d)

Jagakehangatantubuhbayi
BarikanAsiEksklusif
Cegahinfeksi
Rawattalipusat
pengamatan terhadap pernafasan, warna, tingkat aktifitas, suhu
tubuh dan perawatan untuk setiap penyulit yang muncul. Rujuk
kedokter bila tampak tanda bahaya dan penyulit. Jika bayi sudah
cukup hangat (minimal 36,5C) bidan memandikan bayi dan
melakukan perawatan talipusat. Bidan juga mengajarkan tanda
bahaya kepada ibu agar segera membawa bayinya ketim medis
5

bila timbul tanda bahaya. Selanjutnya bidan mengajarkan cara


menyusui dan merawat bayi mereka.
2. KunjunganNeonatalharike2(KN2:37hari)
a) Jagakehangatantubuhbayi
b) BarikanAsiEksklusif
c) Cegahinfeksi
d) Rawattalipusat
bidan menanyakan keseluruhan keadaan kesehatan bayi, masalahmasalh yang dialami terutama dalam proses menyusui, apakah ada
orang lain dirumahnya atau disekitarnya yang dapat membantu
ibu. Bidan mengamati keadaan dan kebersihan rumah ibu,
persediaan makanan dan air, amati keadaan suasana hati ibu dan
bagaimana cara ibu berinteraksi dengan bayinya. Pada kunjungan
ini bidan juga melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Jika bayi
tidak aktif, meyusu tidak baik atau tampak kelainan lain, rujuk
bayi kedokter atau klinik untuk perawatan selanjutnya.
3. KunjunganNeonatalmingguke3(KN3:828hari)Halyang
dilakukan
a) Periksaada/tidaktandabahayadanataugejalasakit
b) Lakukan:
kehangatantubuh
BeriASIEksklusif
Rawattalipusat
2.3.

Manajemen BBL
2.3.1. Alat - alat untuk perawatan bayi

Penghisap lendir (muskulus ekstraktor aspirator )

Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi

Alat resusitasi pernafasan

Obat-obatan : Glukosa 4 %, Larutan Bikarbonas Natrium 75 %, Nalorfin


sebagai antidotum morfin dan petidine

Alat pemotong, pengikat dan antiseptik tali pusat

Tanda pengenal bayi (identifikasi) yang sama dengan ibu

Tempat tidur bayi dan inkubasi bayi

Stop watch dan thermometer

2.3.2. Periksa kesehatan bayi


Pernafasan

BBL harus mencoba bernafas dalam 1 - 2 menit setelah lahir.pernapasan


pada menit-menit pertama kira-kira 80x/mnt,kemudian menurun setelah
tenang kira-kira 40x/mnt

Cuping lubang hidung bayi membesar ketika berusaha mengambil nafas

Kulit bayi atau dibawah iga bergerak ketika mengambil nafas

Hitung nafasnya dengan memperhatikan perutnya turun naik

Bayi mendengkur atau membuat suatu ketika mengeluarkan nafas

Detak Jantung Janin ( DJJ)


Jantung BBL berdetak antara 120 160 x/mnt
Tonus otot
Jika bayi sehat tangan dan kakinya berpegang kuat dan erat pada badannya,
siku lengan dan lututnya menekuk, maka bayi memiliki tonus otot yang baik
Reflek
BBL normal akan memiliki reflek - reflek sebagai berikut:
a) Meringis
Muka bayi akan meringis ketika mulut dan hidungnya dihisap
b) Reflek Moro
Jika bayi disebabkan dengan lembut kemudian tiba - tiba dikagetkan
maka lengannya akan dibuka lebar lebar
c) Reflek Rooting
Jika bayi / neonatus disentail pipinya maka akan menoleh kearah
sentuhan. Bayi bibirnya dirangsang / disentuh maka akan membuka
mulut dan berusaha mencari papilla untuk menyusui
d) Reflek Sucking
7

Reflek menghisap atau reflek sucking, rangsangan pada palantum


(durum) bayi, papilla mammae, areola hanya tertangkap oleh mulut bayi
sehingga areola dan papilla akan tertekan gusi, lidah serta langlt - langit
dan sinus lakteferus yang terdapat di bawah areola tertekan sehingga
ASI bisa diperas keluar kemulut bayi dan ditelan
e) Reflek Graphs
Jika telapak tangan dan telapak kaki bayi disentuh jari - jari tangan dan
kakinya maka akan menutup sendiri / menggenggam
f) Reflek Tonic Neck
Jika punggung dan pundak bayi disentuh bisa bergerak mengkerut dan
gerak spontan, padahal pundak dan punggung itu masih dalam keadaan
lunak
g) Bersin
h) Bersin mengartikan bayi bereaksi terhadapa air dan lendir dalam
hidungnya
kulit
Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
dan diliputi vernix caseosa
Eleminasi
Eliminasi baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama.
(Asuhan kesehatan Anak dalam konteks keluarga, 1992 : 93)
2.3.3. Asuhan yang di berikan
A. jaga bayi agar tetap kering dan hangat
kontak antara kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin
B. membersihkan jalan napas (jika peru)
Bayi normal akan menangis segera setelah lahir, bila bayi tidak segera
menangis, maka segera bersihkan jalan nafas.
a. Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan
handuk di atas perut ibu
b. Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi denga kain bersih dan
kering/ kassa
c. Periksa ulang pernafasan
d. Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama
setelah lahir
C. Keringkan (Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi
hipotermi)
8

Pencegahan kehilangan panas


Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat
mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, sangat beresiko tinggi
untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia
mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak
segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan
yang relatif hangat.
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan
panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi
tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi
yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dan diselimuti.
b. Konduksi adalah kehilanagan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. contohnya meja,
tempat tidur dan timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme
konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveki aliran
udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
9

10

Mencegah kehilangan panas


Cegah kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi
cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan
handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut
ibu,hindari pengeringan punggung dan tangan bayi karena
bau cairan amnion pada tngan bayi membantu bayi mencari
putting ibu pada saat IMD. Mengeringkan dengan cara
menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil
untuk membantu bayi memulai pernafasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali
pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan
ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau
kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah di dekat
tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses
radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah telah
diganti dengan selimut atau kain yang baru (hangat, bersih,
kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap
saat. bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang
relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas
jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan
tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya
pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama
kelahiran.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
10

11

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas


tubuhnya

(terutama jika tidak berpakaian), sebelum

melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan


kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat
dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/
diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/ selimut. Bayi
sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir
dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan
kesehatan bayi baru lahir. jangan memandikan bayi setidaktidaknya 6 jam setelah lahir
f. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi
setiap 15 menit apabila :
Telapak bayi terasa dingin periksalah suhu aksila

bayi
Suhu bayi kurang dari 36, 5 % segera hangatkan

bayi
D. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Memotong tali pusat
Kira-kira 2 menit setelah lahir, dengan menggunakan klem DTT, lakukan
penjepitan tali pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut
(pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukn pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan
jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu.
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tanagn yang lain memotong tali
pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi
tingkat tinggi atau steril. setelah memotong tali pusat, ganti handuk basah
dan selimut bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering. Pastikan
bahwa bayi terselimuti dengan baik.Pemotongan dan pengikatan tali pusat

11

12

sebaiknya dilakukan sekitar 2 menit setelah lahir (atau setelah bidan


menyuntikkan oksitosin kepada ibu) untuk memberi waktu tali pusat
mengalirkan darah (dengan demikian juga zat besi) kepada bayi.Setelah
placenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan
puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).
1. Klem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira - kira 2 dan 3 cm
dari pangkal pusat bayi
2. Potonglah talipusat diantara kedua sambil melindungi

bayi dari

gunting dengan tangan kiri anda


3. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat
4. Potonglah tali pusatnya dengan gunting yang steril atau DTT
5. Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan
laukan pengikatan ulang yang lebih ketat

Merawat tali pusat


Sesudah bayi dimandikan tali pusat dikeringkan dibungkus dengan kasa
steril yang sebelumnya dibasahi dengan betadin. pembalut tersebut
diganti setiap hari setelah mandi atau setiap tali pusat basah
E. Inisiasi menyusu dini
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.
Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih), memberikan
nutrisi terbaik (asuh) dan melatih refleks dan motorik bayi (asah).
Pastikan bayi mendapatkan colostrum. Karena colostrum dapat mencegah
infeksi dan mempunyai semua protein yang diperlukan bayi. Jika bayi terlihat
tidak bisa menyusu, periksa dan lihat apakah masih banyak lendir atau mucus.

12

13

F. Memberi obat tetes/salep mata


Beri salep mata antibiotika pada kedua mata untuk merawat mata bayi. Tetes
mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu dan keluarga
memomong dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep
mata tetrasiklin 1 %. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu
satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.

G. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi I mg IM di
paha kiri segera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir
Tujuan Pemberian Vitamin K:
Sebagai profilaksis pada bayi baru lahir
Vit K dapat mencegah: (PDVK/ Penyakit yang dapat Dicegah
dengan Vitamin K):
Perdarahan spontan atau akibat trauma
Umum : pendarahan kulit, mata, hidung, dan saluran cerna,
hepatomegali ringan
Pendarahan intracranial
H. Pemberian imunisasi hepatitis B Pertama (HB0)
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.Penularan Hepatitis
pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke
bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang
lain). Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi
harus diimunisasi Hepatitis B sedini mungkin.
I. Pemeriksaan Fisik pada BBL
Penampilan umum
Warna bayi, tangis bayi, aktif atau pasif dalam pergerakan dan lainlain.
Tanda-tanda vital
Pernafasan, detak jantung, suhu tubuh
13

14

Berat dan panjang


1. Bayi normalnya mempunyai berat 2, 5 sampai 3, 5 kg
2. Kebanyakan bayi mempunyai panjang antara 45 sampai 53
cm
Kepala
Lingkar kepala bayi baru lahir 35 cm
Tengkorak BBL terdiri dari 5 potongan yang terpisah
Periksa kemungkinan adanya caput dn chepalo hematom
Telinga
Untuk memeriksa telinga BBL, lihatlah apakah simetris atau
tidak,dan periksa kemungkinan ada serumen
Mata
Apakah bergerak bersamaan atau tidak,sclera tidak icterus dan
konjungtiva tidak anemis
Hidung dan Mulut
Perhatikan apakah bayi bernafas dengan mudah melalui
hidungnya,perhatikan adanya polip atau cuping hidung dan

lihat adanya secret


Letakkan jari petugas yang bersih kedalam mulut bayi.
Perhatikan apakah dapat mengisap jari petugas atau tidak

Leher
Periksalah adakah pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena
jugularis
Dada
Perhatikan apakah bentuk dan ukuran dada tampak normal (simetris)
dan dengarkan apakah ada bunyi wheezing dan ronchi
Bahu, lengan,ketiak dan tangan
Periksalah dengan reflek moro. Apakah lengan bayi dapat terbuka
lebar dan bergerak dengan bersamaan,periksa kemungkinan ada
pembengkakan kelenjar limfe.
Perut
Periksa apakah ada bagian kulit yang terdorong keluar
Periksa apakah ada gumpalan ataupun kantong cairan
Priksa keadaan tali pusat
Kelamin
Rentangkan kaki bayi untuk melihat alat kelamin
1. Bayi laki-laki
Scrotum

14

15

Terdapat 2 kantong dalam setiap kantong terdapat


testis yang bulat dan halus
Penis
Periksa lubang di ujung penis, apakah berada pada
tempat -yang benar
2. Bayi perempuan
Pastikan bayi perempuan memiliki labia mayora dan labia
minora dan juga lubang kecil pada vaginanya
3. Bayi laki-laki dan perempuan
Pastikan anus benar-benar berlubang dan tidak tertutup kulit
Punggung
Balikkan badan bayi dan lihat punggungnya, jalankan jari kita
menelusuri punggung bayi untuk merasakan benjolan pada tulang
punggungnya
Ekstermitas
Periksa kesimetrisan dan lihat jika ada polodaktil dan syndaktili
Kulit
Lihatlah dengan teliti apakah ada bintik-bintik merah pada kulit bayi
(eritemia )
J. Identifikasi Bayi
Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda
pengenal berupa gelang (alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan
tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah
lepas ) yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya
bayi, sebaiknya dilakukan segera setelah IMD. Gelang pengenal berisi
identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis kelamin. Apabila
fasilitas memungkinkan juga dilakukan cap telapak kaki bayi dan jari ibu
pada rekam medis kelahiran.
Alat pengenal yang efektif harus diberika kepada setiap bayi baru lahir dan
harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan Disetiap tempat
tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identitas.
Pada alat/gelang identitas harus tercantum :
1. Nama ( Bayi, Nyonya)
15

16

2. Tanggal lahir
3. No. Bayi
4. Jenis kelamin
5. Unit
6. Nama lengkap ibu dan setiap tempat tidur harus diberi tanda identitas
K. Tanda - tanda Bayi Sehat
Bayi akan kehilangan BB pada 2 hari pertama tapi akan kembali ke BB

semula pada 10 hari setelah kelahiran


Bayi menghabiskan sebagian waktunya untuk tidur
Bayi BAK 7-10x/hari
Bayi BAB paling sedikit 1 x/hari
Bayi tidak dapat mengangkat kepalanya sendiri

L. Tanda - tanda Bahaya pada Bayi


Bayi tidak dapat BAB dalam 24 jam setelah kelahiran
Bayi tidak BAK dalam 24 jam setelkah kelahiran
Bayi menjadi icterus
Adanya muntah yang keluar dari mulut bayi
Bayi tampak tetap kurus dan kecil
Adanya tanda dehidrasi, infeksi dan tetanus neonatorum
M.

Tanda - Tanda Bayi Sakit Berat


Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda - tanda berikut
Sulit minum
Sianosis sentral (lidah biru )
Perut kembung
Periode apneu
Kejang / periode kejang - kejang kecil
Merintih
Perdarahan
Sangat kuning
Berat badan lahir < 1500 gram

N. Pemantauan Bayi Baru Lahir


Tujuan pemantauan BBL adalah untu mengetahuin aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan BBL yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindaka lanjut petugas
kesehatan terutama pada penilaian APGAR
16

17

Skor

1
Badan merah,

A : Appearance color

ekstremitas

Pucat
(warna kulit)

Biru

P : Pulse (Heart Rate)

2
Seluruh

tubuh

kemerah-merahan

Tidak
Dibawah 100

(frekuensi jantung)

Ada

G : Grimace (reaksi

Tidak

Diatas 100
Menangis,

Sedikit gerakan mimic

terhadap rangsangan)

Ada

batuk/bersin
Ekstremitas dalam

A : Activity (tonus otot)

fleksi

Lumpuh

Gerakan aktif

Sedikit
R : Respiration (usaha

Lumpuh

nafas)

Lemah tidak teratur

Menangis kuat

Keterangan :
Nilai 7-10

Bayi normal

Nilai 4-6

Bayi asfiksi ringan - sedang

Nilai 0-3

Bayi asfiksi berat

O. Pencegahan infeksi
Secara Umum
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan
penanganan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi sebagai
berikut:
1.

Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi

2.

Pakai sarung tangan bersih pada saat


belum dimandikan

17

menangani bayi yang

18

3.

Pastikan semua bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting


dan benang tali pusat telah disfiksi tingkat tinggi/steril

4.

Pastikan

bahwa

semua pakaian,

handuk,

selimut

serta

kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih


5.

Pastikan

bahwa

timbangan,

pita

pengukur,

termometer,

stetoskop, dan benda-benda lainnya akan bersentuharrdengan


bayi dalam keadaan bersih (Dekontaminasi dan cuci setiap kali
setelah digunakan)
Secara khusus
1.

Mencegah Tetanus
Berikan ibu imunisasi toksoid tetanus selama kehamilan, jika
bayi lahir sebelum ibu sampai ditempat persalinan, berikan
imunoglobin tetanus jika ibu belum di imunisasi

2.

Mencegah infeksi neonatal


Jika bayi lahir dari 24 jam setelah ketuban pecah atau jika cairan
amnion

infeksi

(berbau)

berikan

antibiotik

profilaksis

(pencegahan).
3.

Mencegah infeksi tali pusat

4.

Berikan akriflavin 1 % dalam spiritus atau kristal violet 1 %


dalam spiritus atau spiritus untuk kulit setiap hari

18

Anda mungkin juga menyukai