Anda di halaman 1dari 42

ANTARI ASIH

Jumat, 22 Februari 2013


ASKEP FIKTIF (KISTA OVARI)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang wanita dituntut untuk untuk serba cepat diantaranya
dalam hal ekonomi, kesehatan, maupun informasi. Maka dari itu banyak banyak
wanita yang memiluh menjadi wanita karier. Dan karena tuntutan tersebut
banyak wanita yang lupa terhdap kesehatanya terutama kesehatan organ
reproduksinya. Dan salah satu penyakit yang sering mengenai organ reproduksi
wanita adalah kista ovarium.
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa
dikatatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.
Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas
atau kanker. Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam-diam
menyebabkan banyak wania yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah
terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar. Kista ovarium juga dapat berubah menjadi
ganas dan berubah menjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah
agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya pendeteksian dini kanker
ovarium

dengan

pemeriksaan

yang

lebih

lengkap

sehingga

dengan

ini

pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah :
1. Apa saja konsep teori dari kista ovarium ?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dengan kista ovarium ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep dasar teori dari kista ovarium.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dengan kista ovarium.
1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya mkalah ini adalah :
1.
Pembaca
dapat
memahami
definisi,
etiologi,
patofisiologi,
serta
penatalaksanaan pada pasien dengan kista ovarium.

2.

Pembaca khususnya mahasiswa program studi keperawatan memahami konsep

3.

dasar asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kista ovarium.
Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien
dengan kasus kista ovarium.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori Kista Ovarium
1.
a)

Pengertian
Kista ovarium adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan
eitel dan mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita

b)

Selekta Kedokteran, 2000).


Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,

c)

kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).


Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).

d)

Cystoma ovarri adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan
eitel dan mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita

e)

Selekta Kedokteran, 2000).


Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel degraf
atau luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium

ovarium ( Smelzer and Bare, 2012 : 1556 ).


2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
1.
2.
3.
4.
5.

tumor ovarium antara lain :


Wanita yang menderita kanker payudara.
Riwayat kanker kolon.
Diet tinggi lemak.
Merokok.
Minum alcohol
Faktor lain yang juga bisa menyebabkan timbulnya kista ovarium adalah :
Faktor genetik. Di dalam tubuh manusia terdapat gen gen yang berpotensi
memicu kanker. Gen gen tersebut bisa menjadi sel sel kanker apabila
seseorang tersebut tidak menjaga pola makan dan kesehatannya. Maka gen
gen tersebut bisa berubah menjadi sel sel pemicu kanker.

3.
a)

Proses Terjadinya ( Patofisiologi )


Penjelasaan :
Penyebab kista ovarium belum diketahui secara pasti belum bisa diketahui,
namun ada beberapa faktor presdiposisi yang dapat menyebabkan kista ovarium
yaitu wanita yang menderita kanker payudara, riwayat kanker kolon, diet tinggi
lemak, Merokok, Minum alcohol. Ovarium merupakan tempat yang umum bagi
kista, yang merupakan pembesaran sederhana. Konsisten ovarium normal.
Folikel graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan abdomen dari epitalium ovarium. Beberapa faktor lain yang
berpengaruh adalah infertilitas terutama penggunaan obat obatan infertilitas
untuk menstimulus ovulasi. Secara umum pertumbuhan jaringan abnormal di
ovarium yang telah diawali oleh adanya faktor presdiposisi diatas yang
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal. Pada gejala dini tanda
dan gejala yang mungkin muncul adalah rasa berat pada panggul, sering
berkemih, keadaan tidak nyaman di abdomen, distress gastrointertisial, nyeri
pada abdomen pada tahap lanjut, selain itu gejala di perut yang samar samar
yang dapat dilihat bermetatase dengan invasi langsung ke organ terdekat pada
abdomen dan panggul selain itu cairan yang mengandung sel ganas dapat
masuk ke limfe menuju pleura sehingga akhirnya menyebabkan efusi pleura.

b)

WOC Kista Ovari

4.
1.
2.
3.
4.

Tanda dan Gejala ( Manifestasi Klinis )


Nyeri tekan pada perut baghian bawah
Perubahan pola eliminasi urin
Pembesaran jaringan ovarium
Kadang disertai pola menstruasi

5. Kadang disertai oedem


6. Cemas
5. Komplikasi
Menurut Manuaba ( 1998 : 417 ) komplikasi dari ovarium yaitu :
a)
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak

dan

memerlukan tindakan yang cepat.


Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
c) Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala : badan panas, nyeri pada abdomen, menggangu aktivitas
b)

d)

sehari hari.
Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi tumpah ke

dalam ruangan abdomen.


e) Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) USG
Dapat digunakan untuk melihat massa dan mengidentifikasi letak atau batas
tumor.
Foto Thorax
Untuk mengetahui adanya metastase ke paru.
c) IVP
Untuk mengetahui invasi ke kandung kemih.
d) CT Scan dan MRI
Untuk mengetahui adanya tekanan nodus limfe.
e) Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Darah
Untuk mengetahui perubahan pada komponen darah. Penurunan Hb dapat
b)

menunjukkan Anemia Kronis, sementara penurunan Ht menunjukkan kehilangan


darah aktif sedangkan peningkatan sel darah putih dapat mengidentifikasi
proses inflamasi atau infeksi.
Laparoskopi
Untuk mengetahui keterlibatan usus dan sistem gastroinestinal.
g) Dilatasi dan Kuretase dengan Biopsi
Memungkinkan pemeriksaan kispatologis sel untuk menentukan adanya atau
f)

h)
7.
a)
1)
2)

lokasi kanker.
Pemeriksaan PA Pasca Operasi
Untuk melihat adanya keganasan.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Mengurangi Nyeri
Kolaborasi dalam pemberian analgetik, mencegah syok dan sinkope akibat
nyeri yang luar biasa. Tindakan mandiri perawat yang bisa mengurangi nyeri

3)

yaitu tehnik distraksi dan relaksasi.


Penyuluhan pasien tentang pentingnya tehnik aseptik dalam merawat luka di

4)
5)
6)

rumah
Mencegah kekurangan volume Cairan
Mempertahankan integritas kulit
Memberikan nutrisi yang adekuat

7)
b)
1)
a)

Mengurangi ansietas
Medis
Operatif
Kistektomi
Adalah tindakan

pembedahan

untuk

mengangakat

kista

tanpa

pengangkatan uterus. ( Mansjoer, 1999)


b)

Histerektomi
Histerektomi

adalah

pengangkatan

uterus

melalui

pembedahan,

dilakukan untuk kondisi keganasan dan bukan keganasan tertentu (contoh:


Endometriosis/tumor). Untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa,
infeksi pelvis yang tidak sembuh-sembuh atau ruptur uterus yang tidak dapat
diperbaiki (Doengoes, 2000).
Indikasi: Dilakukan pada myoma yang besar dan multiple.
Jenis-jenis Histerektomi:
(1) Histerektomi Vaginal
Dapat dilakukan pada kondisi tertentu, seperti prolaps uteri,

sistokel/rektokel,

karsinoma insitu, dan risiko kegemukan. Ini dikontraindikasikan bila diagnosis tak
jelas.
(2) Histerektomi Tipe Abdominal
(3) Sub Total (Parsial) : Badan uterus diangkat, puntung servik dipisahkan Total :
Pengangkatan uterus dan serviks.
Total dengan Salpingo-ooforektomi bilateral : pengangkatan uterus, serviks, tuba
palopii dan ovarium adalah pengobatan untuk kanker invasif, tumor fibroid yang
cepat tumbuh dan menghasilkan perdarahan abnormal berat, dan endometriosis
yang melibatkan organ pelviks lain.
2)

Radioterapi, Radioterapi umumnya hanya dikejakan bila terdapat kontra indikasi


untuk tindakan operasi, dengan tujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi

3)

sehingga penderita mengalami menopause.


Kemoterapi adalah suatu tindakan pengobatan yang digunakan untuk
membunuh

sel

kanker

dengan

menghambat

perkembangannya,

indikasi

kemoterapi biasanya lebih efektif saat inti tumor masih kecil. Jenis sitostatika
yang biasa diberikan adalah :
a) CAP (Cyclophosphamide, Adriameycine dan Cisplatinum)
b) PBV (Platamin, Bleosyn dan Vincristin)
c) VAC (Vincristin. Actinomycin dan Cyclophosphamide)

B.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.
a)

Asuhan Keperawatan Kista Ovarium Pre Operasi


Pengkajian

Pada pengkajian pre operasi pasien dengan kista ovarium biasanya


didapatkan data subyektif dan data obyektif yaitu:
Data Subyektif
Pasien mengatakan

Data Obyektif
Pasien

tidak

menghabiskan

perut

disediakan.
Berat badan pasien

terasa

kembung.
Pasien mengatakan
mual.
Pasien mengatakan
tidak

ada

Gangguan
pemenuhan

rasa penuh di perut.


Pasien mengatakan

makanan

Masalah

yang

kurang

nutrisi
dari

kebutuhan tubuh.

turun dari berat badan


sebelumnya.

nafsu

makan.
Pasien mengatakan
nyeri

pada

perut

Terdapat Acites.
Terdapat massa pada

bagian bawah.
Pasien mengatakan

abdomen.
Pasien

teraba

meringis.

massa

pada

terlihat

Nyeri

dan

Gangguan istirahat
tidur.

perutnya.
Pasien mengatakan
perutnya bengkak.
Pasien mengatakan
riwayat

Pasien

bertanya-

kanker

tanya tentang penyakit

payudara dan kanker

yang diderita dan cara

kolon serta ada rasa

pengobatannya.

Ansietas

takut atau cemas.


Pasien mengatakan
merasa malu.
Pasien mengatakan
ada

cairan

Pengeluaran
pervaginam.

cairan

Gangguan citra diri


dan Berduka

yang

keluar dari vaginanya.

Diagnosa yang dapat muncul Menurut Carpenito,L.J (2000) adalah :

1)

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

2)

dengan anoreksia, iritasi lambung, mual dan intake makanan kurang.


Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan saraf

3)

akibat inflamasi sel kanker.


Ganguan istirahat tidur berhubungan dengan efek pengobatan kemoterapi

4)

(mual, muntah).
Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tidak dikenal,
ketidak pastian pengobatan, perasaan putus asa dan tidak berdaya, serta

5)
6)
b.

kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.


Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan gaya hidup,
peran dan penampilan.
Berduka berhubungan dengan kehilangan potensial fungsi tubuh.
Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap kedua dalam proses keperawatan yang
terdiri dari prioritas diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan. Tahap awal

1)

dimulai dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan.


Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang paling dikeluhkan

a)

pasien :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan saraf

b)

akibat inflamasi sel kanker.


Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

c)

dengan anoreksia, iritasi lambung, mual dan intake makanan kurang.


Ganguan istirahat tidur berhubungan dengan efek pengobatan kemoterapi

d)

(mual, muntah).
Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tidak dikenal,
ketidak pastian pengobatan, perasaan putus asa dan tidak berdaya, serta

e)
f)
2)

a)

teria Hasil

kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.


Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan gaya hidup,
peran dan penampilan.
Berduka berhubungan dengan kehilangan potensial fungsi tubuh.
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan menurut
Doengoes (2000) dan Carpenito (2000) :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan saraf
akibat
inflamasi sel kanker.
Tujuan
: Rasa nyeri pasien berkurang
: pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang, pasien

tidak tampak

meringis
Intervensi
1.

Observasi dan catat lokasi, 1.

Rasional
Membantu membedakan penyebab

beratnya (skala 0-10) dan

nyeri dan memberikan informasi

karakter nyeri

tentang kemajuan atau perbaikan

(menetap,hilang timbul, kolik)

penyakit, terjadinya komplikasi dan


keefektifan terapi.

2.

Ajarkan tehnik distraksi dan 2.


relaksasi

3.

Pengalihan perhatian terhadap nyeri


yang dirasakan

Observasi vital sign setiap 6


3.
jam

Respon nyeri meliputi perubahan


pada tekanan darah, nadi dan
pernafasan yang berhubungan
dengan keluhan dan tanda vital
memerlukan evaluasi lanjut.

4.

Kolaborasi dalam pemberian4.


analgetik

b)

teria Hasil

Analgetik dapat menghilangkan


spasme dan nyeri otot.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia, iritasi lambung, mual dan intake makanan kurang.
Tujuan
: Kebutuhhan nutrisi terpenuhi
: pasien tidak mual dan muntah, pasien menghabiskan porsi yang diberikan,
berat badan pasien meningkat dari berat badan sebelumnya

Intervensi
1.

Berikan makan sedikit dan

Rasional
1.

makanan tambahan yang tepat

Dilatasi gaster dapat terjadi bila


pemberian makan terlalu cepat
setelah perioda puasa

2.

Timbang berat badan setiap hari 2.

Menimbang berat badan


memberikan informasi tentang
kebutuhan diet atau keefektipan
terapi

3.

Pertahankan higiene oral yang

3.

baik sebelum dan sesudah makan


4.

Hindari membaui makanan dan 4.

Mulut yang bersih dapat


meningkatkan nafsu makan
Membaui makanan yang tidak

rangsangan yang tidak

mengenakkan dapat

mengenakkan

meningkatkan rasa mual pasien.

c)

teria Hasil

Ganguan istirahat tidur berhubungan dengan efek pengobatan kemoterapi


(mual, muntah)
Tujuan
: Istirahat tidur terpenuhi
: pasien mengatakan bisa tidur pada malam hari, tidak ada lingkaran hitam
pada daerah mata
Intervensi
1.

Kaji tingkat tidur pasien

Rasional
1.

Untuk mengetahui tingkat tidur


pasien

2.

Ciptakan lingkungan yang

2.

nyaman

Lingkungan yang nyaman


membantu pasien tidur dengan
tenang

3.

Anjurkan untuk memilih posisi

3.

yang nyaman saat tidur


4.

Posisi yang nyaman dapat


meningkatkan jam tidur pasien

Observasi tanda vital terutama 4.


tekanan darah

Tekanan darah yang rendah


(hipotensi) menunjukkan
kekurangan tidur pada pasien

d)

teria Hasil

Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tidak dikenal,


ketidakpastian pengobatan, perasaan putus asa dan tidak berdaya, serta
kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.
Tujuan
: Ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
: pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakitnya, pasien tampak
tidak cemas
Intervensi
1.

Beri HE tentang penyakit dan

Rasional
1.

pengobatan yang akan dijalani

Untuk menambah pengetahuan


pasien sehingga cemasnya dapat
berkurang.

2.

Dorong pasien untuk

2.

mengungkapkan perasaannya

Mengurangi beban yang


dirasakan pasien dan
mempermudah dalam
memberikan intervensi

3.

Libatkan pasien dan orang

3.

Meningkatkan rasa kontrol dan

terdekat dalam mengambil

kerjasama, menurunkan rasa tak

keputusan

berdaya/putus asa

4.

Evaluasi tingkat kecemasan,

4.

catat respon verbal dan non verbal


e)

Ketakutan dapat terjadi karena


nyeri hebat

Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan gaya hidup,
peran dan penampilan.
Tujuan
: Gangguan konsep diri dapat diatasi
Kriteria Hasil
: pasien tidak malu terhadap penyakitnya
Intervensi
1.

Anjurkan orang terdekat untuk

Rasional
1.

Menyampaikan harapan bahwa

memperlakkukan pasien sebagai

pasien mampu mengatur situasi

orang normal

dan membantu mempertahankan


harga diri pasien

2.

Berikan lingkungan yang terbuka2.

Meningkatkan pernyataan

pada pasien untuk mendiskusikan

keyakinan/nilai tentang subyek

masalah seksualitasnya

positif dan mengidentifikasi


kesalahan/mitos yang dapat
mempengaruhi penilaian situasi

3.

Kaji tingkat dukungan untuk

3.

pasien

Dukungan yang cukup dari


orang terdekat dapat membantu
peningkatan harga diri pasien

4.

Kaji adanya prilaku merusak diri 4.

Menunjukkkan disfungsi koping


dan upaya untuk menangani
masalah dalam tindakan tidak
efektif

f)

Berduka berhubungan dengan kehilangan potensial fungsi tubuh.


Tujuan
: Pasien dapat mengekspresikan berdukanya
Kriteria Hasil
: pasien tidak berduka, pasien dapat menerima dirinya
Intervensi
1.

Catat adanya pernyataan

Rasional
1.

Perasaan putus asa, tidak

tarhadap perasaan putus asa,

berdaya dan hampa merupakan

tidak berdaya dan hampa

indikasi untuk mengakhiri hidup


(Bunuh diri)

2.

Hormati keinginan pasien untuk 2.


tidak bicara

3.

Bersikap tulus jangan

Mungkin tidak siap untuk


menghadapi perasaan berduka

3.

Ketulusan dapat meningkatkkan

memberikan jaminan yang tidak

hubungan saling percaya

pasti
4.

Rujuk pada pelayanan lain,

4.

konseling dan sebagainya

Dengan konseling pasien dapat


mengekspresikan perasaannya
secara terbuka

c.

Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan implementasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya, berdasarkan prioritas yang telah
dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi. (Tarwoto, 2003).

d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Evaluasi
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Rasa nyeri berkurang
Istirahat dan tidur terpenuhi
Ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
Gangguan konsep diri dapat diatasi
Pasien dapat mengekspresikan proses berduka

2.

Asuhan Keperawatan Kista Ovarium Post Operasi

a.

Pengkajian
Pada pengkajian post operasi pasien dengan kista ovarium biasanya
didapatkan data subyektif dan data obyektif yaitu:
Data Subyektif
Nyeri diarea bekas

Data Obyektif
Nyeri tekan pada area

operasi
Merasa tidak

bekas operasi
Ekspresi wajah

nyaman diperut
Ketidaknyamanan

meringis

abdomen

Masalah
Gangguan rasa
nyaman nyeri.

Merasa penuh

Distensi kandung

dikandung kemih
Tidak ada haluaran

kemih
Inkontinensia urine

Perubahan
eleminasi urinarius.

urine.
Pasien mengatakan
lemas

Pasien tampak pucat


Kunjungtiva anemis
RBC, HGB, HCT dalam

Perubahan perfusi
jaringan.

batas tidak normal

Pasien mengatakan
ada luka

Terdapat luka bekas

Resiko tinggi infeksi


dan kerusakan

operasi

integritas kulit
Pasien mengatakan
takut
Pasien mengatakan

Harga diri rendah

Pasien selalu
mengeluh
Pasien tampak takut

tidak berguna

b.
a.
b.

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan otot
Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan interupsi mekanis pada

c.

kulit/jaringan
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pembedahan, trauma jaringan dan

d.

statis jaringan tubuh


Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah

e.

jaringan pasca operasi


Perubahan eliminasi

f.

manipulasi bedah, adanya edema jaringan lokal


Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan feminitas

c.
1)

urinarius

berhubungan

dengan

trauma

mekanis,

Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas kebutuhan menurut hirarki Abraham
Maslow, adapun urutan prioritasnya adalah sebagai berikut :
a). Perubahan perfusi jaringan
b). Nyeri akut
c). Perubahan eliminasi urinarius
d). Kerusakan integritas kulit/jaringan
e). Resiko tinggi infeksi

an
ria hasil

an
ria hasil

f). Harga diri rendah


2) Rencana Keperawatan
(a) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah
jaringan pasca operasi
: Perfusi jaringan adekuat
: pasien tidak lemas, pasien tidak pucat, konjungtiva tidak anemis, hasil lab
dalam batas normal.
Intervensi
1.

Pantau tanda vital, pengisian

Rasional
1.

Memberikan informasi tentang

kapiler, warna kulit, membran

derajat/keadekuatan perfusi

mukosa

jaringan dan membantu


menentukan intervensi yang
tepat

2.

Observasi keluhan nyeri dada,

2.

palpitasi

Iskemia seluler mempengaruhi


jaringan miokardial/potensial
resiko infark

3.

Catat keluhan rasa dingin dan

3.

pertahankan suhu lingkungan


4.

Kolaborai pemberian oksigen


sesuai indikasi

Vasokonstriksi (keorgan vital)


menurunkan sirkulasi perifer

4.

Memaksimalkan transfer
oksigen ke jaringan

(b) Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan otot
: Rasa nyeri pasien berkurang
: pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, pasien tidak meringis

Intervensi
1.

Observasi dan catat lokasi, 1.

Rasional
Membantu membedakan penyebab

beratnya (skala 0-10) dan

nyeri dan memberikan informasi

karakter nyeri

tentang kemajuan atau perbaikan

(menetap,hilang timbul, kolik)

penyakit, terjadinya komplikasi dan


keefektifan terapi.

2.

Ajarkan tehnik distraksi dan 2.


relaksasi

3.

Observasi vital sign setiap 6


3.

Pengalihan perhatian terhadap nyeri


yang dirasakan
Respon nyeri meliputi perubahan

teria hasil

jam

pada tekanan darah, nadi dan


pernafasan yang berhubungan
dengan keluhan dan tanda vital
memerlukan evaluasi lanjut.

4.

Kolaborasi dalam pemberian4.


analgetik

(c)

Perubahan

Analgetik dapat menghilangkan


spasme dan nyeri otot.

eliminasi

urinarius

berhubungan

dengan

trauma

mekanis,

manipulasi bedah, adanya edema jaringan local


Tujuan
: Eliminasi urine lancar/nomal
: pasien tidak merasa penuh di kandung kemih, ada haluaran urine, tidak
distensi kandung kemih.
Intervensi
1.

Rasional

Kaji adanya kateter uretral 1.


dan observasi aliran urine

Mempertahankan potensi ureter dan


membantu penyembuhan
anastomosis dengan
mempertahankan bebasnya urine

2.

3.

Catat keluaran urine, sedikit 2.


penurunan/penghentian urine

dapat mengindikasikan

secara tiba-tiba

obstruksi/disfungsi

Observasi dan catat warna 3.


urine

4.

Penurunan urine secara tiba-tiba

Warna urine dapat kemerahmudaan


yang seharusnya jernih 2-3 hari

Dorong peningkatan cairan 4.


dan pertahankan pemasukan

Mempertahankan hidrasi dan aliran


urine baik

adekuat

(d) Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan interupsi mekanis pada


kulit/jaringan
Tujuan
Kriteria hasil

: Kerusakan integritas kulit dapat diperbaiki


: tidak ada luka
Intervensi

1.

Kaji atau catat ukuran,


warna, kedalaman luka,

Rasional
1.

memberikan informasi dasar tentang


kebutuhan penanaman kulit dan

2.

perhatikan jaringan nekrotik

kemungkinan petunjuk pada area

dan kondisi disekitar luka

sirkulasi luka

Beritahu pasien agar tidak 2.

Agar luka tidak bertambah luas

menggaruk dan menepuk


kulit
3.

Gunakan lotion pada kulit

3.

yang kering
4.

Gunakan

Lotion dapat memberikan


kelembaban pada kulit

pakaian

lembut
4.

dan longgar

Pakaian yang ketat dapat merusak


kulit

(e) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pembedahan, trauma jaringan dan
statis jaringan tubuh
Tujuan
: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil
: tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi
1.

Kaji tanda vital terutama

Rasional
1.

suhu
2.

Tingkatkan prosedur

Peningkatan suhu dapat


mengindikasikan terjadinya infeksi

2.

mencuci tangan yang baik

Melindungi pasien dari sumbersumber infeksi

terhadap staf dan pengunjung


3.

Tekankan higiene personal 3.

Membantu potensial sumber infeksi


dan/pertumbuhan sekunder

4.

Hindari/batasi prosedur

4.

invasif, taati teknik aseptik

menurunkan resiko kontaminasi,


membatasi entri portal terhadap agen
infeksi

5.

Kolaborasi dalam pemberian5.


antibiotik sesuai indikasi

Antibiotik merupakan obat pencegah


infeksi

(f) Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan feminitas


Tujuan
: Harga diri meningkat
teria hasil
: pasien tidak menarik diri, pasien mengatakan bahwa dirinya berguna, pasien
tidak takut

Intervensi
1.

Rasional

Dengarkan keluhan pasien 1.

Memberikan petunjuk bagi pasien

dan tanggapannya mengenai

dalam memandang dirinya, adanya

keadaan yang dialami

perubahan peran dan kebutuhan dan


berguna untuk memberikan informasi
pada saat tahap penerimaan.

2.

3.

Anjurkan kepada orang

2.

Melibatkan pasien dalam keluarga

terdekat untuk

mengurangi perasaan terisolasi dari

memperlakukan pasien

lingkungan sosial, tidak berdaya dan

senormal mungkin

perasaan tidak berguna

Berikan informasi yang

3.

Informasi yang akurat dapat

akurat diskusikan tentang

memberikan pengetahuan yang luas

pengobatan dan prognosa

sehingga pasien bisa menerima


keadaannya

4.

Perhatikan perasaan atau

4.

Prilaku mungkin kacau. Menciptakan

reaksi terhadap kecemasan

konflik pasien/staf yang selanjutnya

seksual pasien

membuat perasaan negatif dan dapat


menghilangkan keinginan pasien
untuk berpartisipasi

d.

Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan implementasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya, berdasarkan prioritas yang telah
dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan

e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

kolaborasi. (Tarwoto, 2003)


Evaluasi
Perfusi jaringan adekuat
Eliminasi urinarius lancar/normal
Rasa nyeri berkurang
Kerusakan integritas kulit dapat diperbaiki
Infeksi tidak terjadi
Harga diri meningkat

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kista ovarium paling sering berupa kista folikel atau kista korpus luteum
yang dapat menyebabkan amonorea yaitu kondisi ketiadaan menstruasi atau
periode loncatan menstruasi ( Reeder Martin, buku Kedokteran Keperawatan
Maternitas vol : 1,hal : 262-263). Kista ovarium merupakan perbesaran
sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium
dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare.
2002 : 1556 ). Penyebab terjadinya kista ovarium secara pasti belum bisa
diketahui, namun ada beberapa faktor predisposisi yang dapat meningkatkan
resiko terrjadinya kista ovarium, antara lain adanya riwayat kanker ovarium
dalam keluarga, khususnya ibu atau saudara perempuan, menopause yang
lambat, kehamilan pertama setelah berusia lebih dari 30 tahun, riwayat kanker
payudara, kanker kolon yang juga dapat meningkatkan resiko kista ovarium.
Beberapa faktor lain yang juga berpengaruh adalah infertilitas terutama
penggunaan obat-obatan infertilitas untuk menstimulasi ovulasi. Gejala secara
umum sangat berpariasi dan tidak spesifik sebagian adalah akibat dari
pertumbuhan , aktifitas endokrin atau komplikasi tumor tersebut. Adapun

pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan salah satunya adalah USG,


laparoskopi dan biopsy.
Asuhan keperawatan pada kista ovarium didahului dengan melakukan
pengkajian, untuk mendapatkan data dan merumuskan diagnosa yang muncul.
Diagnose yang muncul pada kista ovarium yaitu : Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, Gangguan rasa nyaman nyeri, Ganguan istirahat
tidur, Ansietas, Gangguan konsep diri (citra diri), Berduka, Perubahan perfusi
jaringan, Nyeri akut, Perubahan eliminasi urinarius, Kerusakan integritas
kulit/jaringan, Resiko tinggi infeksi, Harga diri rendah. Perencanaan

masing-

masing diagnose berbeda. Untuk implementasi sesuai dengan intervensi yang


telah dibuat. Terakhir membuat evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan pada perencanaan.

B. Saran
Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila
terdapat tanda dan gejala penyakit kista ovarium, maka kita dapat melakukan
tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih
buruk

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang wanita dituntut untuk untuk serba cepat diantaranya
dalam hal ekonomi, kesehatan, maupun informasi. Maka dari itu banyak banyak
wanita yang memiluh menjadi wanita karier. Dan karena tuntutan tersebut
banyak wanita yang lupa terhdap kesehatanya terutama kesehatan organ
reproduksinya. Dan salah satu penyakit yang sering mengenai organ reproduksi
wanita adalah kista ovarium.
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa
dikatatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.
Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas
atau kanker. Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam-diam
menyebabkan banyak wania yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah
terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar. Kista ovarium juga dapat berubah menjadi
ganas dan berubah menjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah
agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya pendeteksian dini kanker
ovarium

dengan

pemeriksaan

yang

lebih

lengkap

sehingga

dengan

pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada makalah ini adalah :
1. Apa saja konsep teori dari kista ovarium ?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dengan kista ovarium ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

ini

1. Untuk mengetahui konsep dasar teori dari kista ovarium.


2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dengan kista ovarium.
1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya mkalah ini adalah :
1.
Pembaca
dapat
memahami
definisi,
etiologi,
patofisiologi,
serta
2.

penatalaksanaan pada pasien dengan kista ovarium.


Pembaca khususnya mahasiswa program studi keperawatan memahami konsep

3.

dasar asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kista ovarium.
Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien
dengan kasus kista ovarium.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori Kista Ovarium
1.
a)

Pengertian
Kista ovarium adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan
eitel dan mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita
Selekta Kedokteran, 2000).

b)

Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,

c)

kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).


Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada

d)

ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).


Cystoma ovarri adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan
eitel dan mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita

e)

Selekta Kedokteran, 2000).


Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel degraf
atau luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium

ovarium ( Smelzer and Bare, 2012 : 1556 ).


2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
1.
2.
3.
4.
5.

tumor ovarium antara lain :


Wanita yang menderita kanker payudara.
Riwayat kanker kolon.
Diet tinggi lemak.
Merokok.
Minum alcohol
Faktor lain yang juga bisa menyebabkan timbulnya kista ovarium adalah :
Faktor genetik. Di dalam tubuh manusia terdapat gen gen yang berpotensi
memicu kanker. Gen gen tersebut bisa menjadi sel sel kanker apabila
seseorang tersebut tidak menjaga pola makan dan kesehatannya. Maka gen
gen tersebut bisa berubah menjadi sel sel pemicu kanker.

3.
a)

Proses Terjadinya ( Patofisiologi )


Penjelasaan :
Penyebab kista ovarium belum diketahui secara pasti belum bisa diketahui,
namun ada beberapa faktor presdiposisi yang dapat menyebabkan kista ovarium
yaitu wanita yang menderita kanker payudara, riwayat kanker kolon, diet tinggi
lemak, Merokok, Minum alcohol. Ovarium merupakan tempat yang umum bagi
kista, yang merupakan pembesaran sederhana. Konsisten ovarium normal.
Folikel graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan abdomen dari epitalium ovarium. Beberapa faktor lain yang
berpengaruh adalah infertilitas terutama penggunaan obat obatan infertilitas
untuk menstimulus ovulasi. Secara umum pertumbuhan jaringan abnormal di
ovarium yang telah diawali oleh adanya faktor presdiposisi diatas yang
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal. Pada gejala dini tanda
dan gejala yang mungkin muncul adalah rasa berat pada panggul, sering
berkemih, keadaan tidak nyaman di abdomen, distress gastrointertisial, nyeri
pada abdomen pada tahap lanjut, selain itu gejala di perut yang samar samar

yang dapat dilihat bermetatase dengan invasi langsung ke organ terdekat pada
abdomen dan panggul selain itu cairan yang mengandung sel ganas dapat
masuk ke limfe menuju pleura sehingga akhirnya menyebabkan efusi pleura.

b)

WOC Kista Ovari

4.
1.
2.
3.
4.

Tanda dan Gejala ( Manifestasi Klinis )


Nyeri tekan pada perut baghian bawah
Perubahan pola eliminasi urin
Pembesaran jaringan ovarium
Kadang disertai pola menstruasi

5. Kadang disertai oedem


6. Cemas
5. Komplikasi
Menurut Manuaba ( 1998 : 417 ) komplikasi dari ovarium yaitu :
a)
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak

dan

memerlukan tindakan yang cepat.


Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
c) Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala : badan panas, nyeri pada abdomen, menggangu aktivitas
b)

d)

sehari hari.
Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi tumpah ke

dalam ruangan abdomen.


e) Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) USG
Dapat digunakan untuk melihat massa dan mengidentifikasi letak atau batas
tumor.
Foto Thorax
Untuk mengetahui adanya metastase ke paru.
c) IVP
Untuk mengetahui invasi ke kandung kemih.
d) CT Scan dan MRI
Untuk mengetahui adanya tekanan nodus limfe.
e) Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Darah
Untuk mengetahui perubahan pada komponen darah. Penurunan Hb dapat
b)

menunjukkan Anemia Kronis, sementara penurunan Ht menunjukkan kehilangan


darah aktif sedangkan peningkatan sel darah putih dapat mengidentifikasi
proses inflamasi atau infeksi.
Laparoskopi
Untuk mengetahui keterlibatan usus dan sistem gastroinestinal.
g) Dilatasi dan Kuretase dengan Biopsi
Memungkinkan pemeriksaan kispatologis sel untuk menentukan adanya atau
f)

h)
7.
a)
1)
2)

lokasi kanker.
Pemeriksaan PA Pasca Operasi
Untuk melihat adanya keganasan.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Mengurangi Nyeri
Kolaborasi dalam pemberian analgetik, mencegah syok dan sinkope akibat
nyeri yang luar biasa. Tindakan mandiri perawat yang bisa mengurangi nyeri

3)

yaitu tehnik distraksi dan relaksasi.


Penyuluhan pasien tentang pentingnya tehnik aseptik dalam merawat luka di

4)
5)
6)

rumah
Mencegah kekurangan volume Cairan
Mempertahankan integritas kulit
Memberikan nutrisi yang adekuat

7)
b)
1)
a)

Mengurangi ansietas
Medis
Operatif
Kistektomi
Adalah tindakan

pembedahan

untuk

mengangakat

kista

tanpa

pengangkatan uterus. ( Mansjoer, 1999)


b)

Histerektomi
Histerektomi

adalah

pengangkatan

uterus

melalui

pembedahan,

dilakukan untuk kondisi keganasan dan bukan keganasan tertentu (contoh:


Endometriosis/tumor). Untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa,
infeksi pelvis yang tidak sembuh-sembuh atau ruptur uterus yang tidak dapat
diperbaiki (Doengoes, 2000).
Indikasi: Dilakukan pada myoma yang besar dan multiple.
Jenis-jenis Histerektomi:
(1) Histerektomi Vaginal
Dapat dilakukan pada kondisi tertentu, seperti prolaps uteri,

sistokel/rektokel,

karsinoma insitu, dan risiko kegemukan. Ini dikontraindikasikan bila diagnosis tak
jelas.
(2) Histerektomi Tipe Abdominal
(3) Sub Total (Parsial) : Badan uterus diangkat, puntung servik dipisahkan Total :
Pengangkatan uterus dan serviks.
Total dengan Salpingo-ooforektomi bilateral : pengangkatan uterus, serviks, tuba
palopii dan ovarium adalah pengobatan untuk kanker invasif, tumor fibroid yang
cepat tumbuh dan menghasilkan perdarahan abnormal berat, dan endometriosis
yang melibatkan organ pelviks lain.
2)

Radioterapi, Radioterapi umumnya hanya dikejakan bila terdapat kontra indikasi


untuk tindakan operasi, dengan tujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi

3)

sehingga penderita mengalami menopause.


Kemoterapi adalah suatu tindakan pengobatan yang digunakan untuk
membunuh

sel

kanker

dengan

menghambat

perkembangannya,

indikasi

kemoterapi biasanya lebih efektif saat inti tumor masih kecil. Jenis sitostatika
yang biasa diberikan adalah :
a) CAP (Cyclophosphamide, Adriameycine dan Cisplatinum)
b) PBV (Platamin, Bleosyn dan Vincristin)
c) VAC (Vincristin. Actinomycin dan Cyclophosphamide)

B.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.
a)

Asuhan Keperawatan Kista Ovarium Pre Operasi


Pengkajian

Pada pengkajian pre operasi pasien dengan kista ovarium biasanya


didapatkan data subyektif dan data obyektif yaitu:
Data Subyektif
Pasien mengatakan

Data Obyektif
Pasien

tidak

menghabiskan

perut

disediakan.
Berat badan pasien

terasa

kembung.
Pasien mengatakan
mual.
Pasien mengatakan
tidak

ada

Gangguan
pemenuhan

rasa penuh di perut.


Pasien mengatakan

makanan

Masalah

yang

kurang

nutrisi
dari

kebutuhan tubuh.

turun dari berat badan


sebelumnya.

nafsu

makan.
Pasien mengatakan
nyeri

pada

perut

Terdapat Acites.
Terdapat massa pada

bagian bawah.
Pasien mengatakan

abdomen.
Pasien

teraba

meringis.

massa

pada

terlihat

Nyeri

dan

Gangguan istirahat
tidur.

perutnya.
Pasien mengatakan
perutnya bengkak.
Pasien mengatakan
riwayat

Pasien

bertanya-

kanker

tanya tentang penyakit

payudara dan kanker

yang diderita dan cara

kolon serta ada rasa

pengobatannya.

Ansietas

takut atau cemas.


Pasien mengatakan
merasa malu.
Pasien mengatakan
ada

cairan

Pengeluaran
pervaginam.

cairan

Gangguan citra diri


dan Berduka

yang

keluar dari vaginanya.

Diagnosa yang dapat muncul Menurut Carpenito,L.J (2000) adalah :

1)

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

2)

dengan anoreksia, iritasi lambung, mual dan intake makanan kurang.


Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan saraf

3)

akibat inflamasi sel kanker.


Ganguan istirahat tidur berhubungan dengan efek pengobatan kemoterapi

4)

(mual, muntah).
Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tidak dikenal,
ketidak pastian pengobatan, perasaan putus asa dan tidak berdaya, serta

5)
6)
b.

kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.


Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan gaya hidup,
peran dan penampilan.
Berduka berhubungan dengan kehilangan potensial fungsi tubuh.
Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap kedua dalam proses keperawatan yang
terdiri dari prioritas diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan. Tahap awal

1)

dimulai dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan.


Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang paling dikeluhkan

a)

pasien :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan saraf

b)

akibat inflamasi sel kanker.


Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

c)

dengan anoreksia, iritasi lambung, mual dan intake makanan kurang.


Ganguan istirahat tidur berhubungan dengan efek pengobatan kemoterapi

d)

(mual, muntah).
Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tidak dikenal,
ketidak pastian pengobatan, perasaan putus asa dan tidak berdaya, serta

e)
f)
2)

a)

teria Hasil

kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.


Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan gaya hidup,
peran dan penampilan.
Berduka berhubungan dengan kehilangan potensial fungsi tubuh.
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan menurut
Doengoes (2000) dan Carpenito (2000) :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan saraf
akibat
inflamasi sel kanker.
Tujuan
: Rasa nyeri pasien berkurang
: pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang, pasien

tidak tampak

meringis
Intervensi
1.

Observasi dan catat lokasi, 1.

Rasional
Membantu membedakan penyebab

beratnya (skala 0-10) dan

nyeri dan memberikan informasi

karakter nyeri

tentang kemajuan atau perbaikan

(menetap,hilang timbul, kolik)

penyakit, terjadinya komplikasi dan


keefektifan terapi.

2.

Ajarkan tehnik distraksi dan 2.


relaksasi

3.

Pengalihan perhatian terhadap nyeri


yang dirasakan

Observasi vital sign setiap 6


3.
jam

Respon nyeri meliputi perubahan


pada tekanan darah, nadi dan
pernafasan yang berhubungan
dengan keluhan dan tanda vital
memerlukan evaluasi lanjut.

4.

Kolaborasi dalam pemberian4.


analgetik

b)

teria Hasil

Analgetik dapat menghilangkan


spasme dan nyeri otot.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia, iritasi lambung, mual dan intake makanan kurang.
Tujuan
: Kebutuhhan nutrisi terpenuhi
: pasien tidak mual dan muntah, pasien menghabiskan porsi yang diberikan,
berat badan pasien meningkat dari berat badan sebelumnya

Intervensi
1.

Berikan makan sedikit dan

Rasional
1.

makanan tambahan yang tepat

Dilatasi gaster dapat terjadi bila


pemberian makan terlalu cepat
setelah perioda puasa

2.

Timbang berat badan setiap hari 2.

Menimbang berat badan


memberikan informasi tentang
kebutuhan diet atau keefektipan
terapi

3.

Pertahankan higiene oral yang

3.

baik sebelum dan sesudah makan


4.

Hindari membaui makanan dan 4.

Mulut yang bersih dapat


meningkatkan nafsu makan
Membaui makanan yang tidak

rangsangan yang tidak

mengenakkan dapat

mengenakkan

meningkatkan rasa mual pasien.

c)

teria Hasil

Ganguan istirahat tidur berhubungan dengan efek pengobatan kemoterapi


(mual, muntah)
Tujuan
: Istirahat tidur terpenuhi
: pasien mengatakan bisa tidur pada malam hari, tidak ada lingkaran hitam
pada daerah mata
Intervensi
1.

Kaji tingkat tidur pasien

Rasional
1.

Untuk mengetahui tingkat tidur


pasien

2.

Ciptakan lingkungan yang

2.

nyaman

Lingkungan yang nyaman


membantu pasien tidur dengan
tenang

3.

Anjurkan untuk memilih posisi

3.

yang nyaman saat tidur


4.

Posisi yang nyaman dapat


meningkatkan jam tidur pasien

Observasi tanda vital terutama 4.


tekanan darah

Tekanan darah yang rendah


(hipotensi) menunjukkan
kekurangan tidur pada pasien

d)

teria Hasil

Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tidak dikenal,


ketidakpastian pengobatan, perasaan putus asa dan tidak berdaya, serta
kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.
Tujuan
: Ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
: pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakitnya, pasien tampak
tidak cemas
Intervensi
1.

Beri HE tentang penyakit dan

Rasional
1.

pengobatan yang akan dijalani

Untuk menambah pengetahuan


pasien sehingga cemasnya dapat
berkurang.

2.

Dorong pasien untuk

2.

mengungkapkan perasaannya

Mengurangi beban yang


dirasakan pasien dan
mempermudah dalam
memberikan intervensi

3.

Libatkan pasien dan orang

3.

Meningkatkan rasa kontrol dan

terdekat dalam mengambil

kerjasama, menurunkan rasa tak

keputusan

berdaya/putus asa

4.

Evaluasi tingkat kecemasan,

4.

catat respon verbal dan non verbal


e)

Ketakutan dapat terjadi karena


nyeri hebat

Gangguan konsep diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan gaya hidup,
peran dan penampilan.
Tujuan
: Gangguan konsep diri dapat diatasi
Kriteria Hasil
: pasien tidak malu terhadap penyakitnya
Intervensi
1.

Anjurkan orang terdekat untuk

Rasional
1.

Menyampaikan harapan bahwa

memperlakkukan pasien sebagai

pasien mampu mengatur situasi

orang normal

dan membantu mempertahankan


harga diri pasien

2.

Berikan lingkungan yang terbuka2.

Meningkatkan pernyataan

pada pasien untuk mendiskusikan

keyakinan/nilai tentang subyek

masalah seksualitasnya

positif dan mengidentifikasi


kesalahan/mitos yang dapat
mempengaruhi penilaian situasi

3.

Kaji tingkat dukungan untuk

3.

pasien

Dukungan yang cukup dari


orang terdekat dapat membantu
peningkatan harga diri pasien

4.

Kaji adanya prilaku merusak diri 4.

Menunjukkkan disfungsi koping


dan upaya untuk menangani
masalah dalam tindakan tidak
efektif

f)

Berduka berhubungan dengan kehilangan potensial fungsi tubuh.


Tujuan
: Pasien dapat mengekspresikan berdukanya
Kriteria Hasil
: pasien tidak berduka, pasien dapat menerima dirinya
Intervensi
1.

Catat adanya pernyataan

Rasional
1.

Perasaan putus asa, tidak

tarhadap perasaan putus asa,

berdaya dan hampa merupakan

tidak berdaya dan hampa

indikasi untuk mengakhiri hidup


(Bunuh diri)

2.

Hormati keinginan pasien untuk 2.


tidak bicara

3.

Bersikap tulus jangan

Mungkin tidak siap untuk


menghadapi perasaan berduka

3.

Ketulusan dapat meningkatkkan

memberikan jaminan yang tidak

hubungan saling percaya

pasti
4.

Rujuk pada pelayanan lain,

4.

konseling dan sebagainya

Dengan konseling pasien dapat


mengekspresikan perasaannya
secara terbuka

c.

Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan implementasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya, berdasarkan prioritas yang telah
dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi. (Tarwoto, 2003).

d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Evaluasi
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Rasa nyeri berkurang
Istirahat dan tidur terpenuhi
Ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
Gangguan konsep diri dapat diatasi
Pasien dapat mengekspresikan proses berduka

2.

Asuhan Keperawatan Kista Ovarium Post Operasi

a.

Pengkajian
Pada pengkajian post operasi pasien dengan kista ovarium biasanya
didapatkan data subyektif dan data obyektif yaitu:
Data Subyektif
Nyeri diarea bekas

Data Obyektif
Nyeri tekan pada area

operasi
Merasa tidak

bekas operasi
Ekspresi wajah

nyaman diperut
Ketidaknyamanan

meringis

abdomen

Masalah
Gangguan rasa
nyaman nyeri.

Merasa penuh

Distensi kandung

dikandung kemih
Tidak ada haluaran

kemih
Inkontinensia urine

Perubahan
eleminasi urinarius.

urine.
Pasien mengatakan
lemas

Pasien tampak pucat


Kunjungtiva anemis
RBC, HGB, HCT dalam

Perubahan perfusi
jaringan.

batas tidak normal

Pasien mengatakan
ada luka

Terdapat luka bekas

Resiko tinggi infeksi


dan kerusakan

operasi

integritas kulit
Pasien mengatakan
takut
Pasien mengatakan

Harga diri rendah

Pasien selalu
mengeluh
Pasien tampak takut

tidak berguna

b.
a.
b.

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan otot
Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan interupsi mekanis pada

c.

kulit/jaringan
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pembedahan, trauma jaringan dan

d.

statis jaringan tubuh


Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah

e.

jaringan pasca operasi


Perubahan eliminasi

f.

manipulasi bedah, adanya edema jaringan lokal


Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan feminitas

c.
1)

urinarius

berhubungan

dengan

trauma

mekanis,

Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas kebutuhan menurut hirarki Abraham
Maslow, adapun urutan prioritasnya adalah sebagai berikut :
a). Perubahan perfusi jaringan
b). Nyeri akut
c). Perubahan eliminasi urinarius
d). Kerusakan integritas kulit/jaringan
e). Resiko tinggi infeksi

an
ria hasil

an
ria hasil

f). Harga diri rendah


2) Rencana Keperawatan
(a) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah
jaringan pasca operasi
: Perfusi jaringan adekuat
: pasien tidak lemas, pasien tidak pucat, konjungtiva tidak anemis, hasil lab
dalam batas normal.
Intervensi
1.

Pantau tanda vital, pengisian

Rasional
1.

Memberikan informasi tentang

kapiler, warna kulit, membran

derajat/keadekuatan perfusi

mukosa

jaringan dan membantu


menentukan intervensi yang
tepat

2.

Observasi keluhan nyeri dada,

2.

palpitasi

Iskemia seluler mempengaruhi


jaringan miokardial/potensial
resiko infark

3.

Catat keluhan rasa dingin dan

3.

pertahankan suhu lingkungan


4.

Kolaborai pemberian oksigen


sesuai indikasi

Vasokonstriksi (keorgan vital)


menurunkan sirkulasi perifer

4.

Memaksimalkan transfer
oksigen ke jaringan

(b) Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan otot
: Rasa nyeri pasien berkurang
: pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, pasien tidak meringis

Intervensi
1.

Observasi dan catat lokasi, 1.

Rasional
Membantu membedakan penyebab

beratnya (skala 0-10) dan

nyeri dan memberikan informasi

karakter nyeri

tentang kemajuan atau perbaikan

(menetap,hilang timbul, kolik)

penyakit, terjadinya komplikasi dan


keefektifan terapi.

2.

Ajarkan tehnik distraksi dan 2.


relaksasi

3.

Observasi vital sign setiap 6


3.

Pengalihan perhatian terhadap nyeri


yang dirasakan
Respon nyeri meliputi perubahan

teria hasil

jam

pada tekanan darah, nadi dan


pernafasan yang berhubungan
dengan keluhan dan tanda vital
memerlukan evaluasi lanjut.

4.

Kolaborasi dalam pemberian4.


analgetik

(c)

Perubahan

Analgetik dapat menghilangkan


spasme dan nyeri otot.

eliminasi

urinarius

berhubungan

dengan

trauma

mekanis,

manipulasi bedah, adanya edema jaringan local


Tujuan
: Eliminasi urine lancar/nomal
: pasien tidak merasa penuh di kandung kemih, ada haluaran urine, tidak
distensi kandung kemih.
Intervensi
1.

Rasional

Kaji adanya kateter uretral 1.


dan observasi aliran urine

Mempertahankan potensi ureter dan


membantu penyembuhan
anastomosis dengan
mempertahankan bebasnya urine

2.

3.

Catat keluaran urine, sedikit 2.


penurunan/penghentian urine

dapat mengindikasikan

secara tiba-tiba

obstruksi/disfungsi

Observasi dan catat warna 3.


urine

4.

Penurunan urine secara tiba-tiba

Warna urine dapat kemerahmudaan


yang seharusnya jernih 2-3 hari

Dorong peningkatan cairan 4.


dan pertahankan pemasukan

Mempertahankan hidrasi dan aliran


urine baik

adekuat

(d) Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan interupsi mekanis pada


kulit/jaringan
Tujuan
Kriteria hasil

: Kerusakan integritas kulit dapat diperbaiki


: tidak ada luka
Intervensi

1.

Kaji atau catat ukuran,


warna, kedalaman luka,

Rasional
1.

memberikan informasi dasar tentang


kebutuhan penanaman kulit dan

2.

perhatikan jaringan nekrotik

kemungkinan petunjuk pada area

dan kondisi disekitar luka

sirkulasi luka

Beritahu pasien agar tidak 2.

Agar luka tidak bertambah luas

menggaruk dan menepuk


kulit
3.

Gunakan lotion pada kulit

3.

yang kering
4.

Gunakan

Lotion dapat memberikan


kelembaban pada kulit

pakaian

lembut
4.

dan longgar

Pakaian yang ketat dapat merusak


kulit

(e) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pembedahan, trauma jaringan dan
statis jaringan tubuh
Tujuan
: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil
: tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi
1.

Kaji tanda vital terutama

Rasional
1.

suhu
2.

Tingkatkan prosedur

Peningkatan suhu dapat


mengindikasikan terjadinya infeksi

2.

mencuci tangan yang baik

Melindungi pasien dari sumbersumber infeksi

terhadap staf dan pengunjung


3.

Tekankan higiene personal 3.

Membantu potensial sumber infeksi


dan/pertumbuhan sekunder

4.

Hindari/batasi prosedur

4.

invasif, taati teknik aseptik

menurunkan resiko kontaminasi,


membatasi entri portal terhadap agen
infeksi

5.

Kolaborasi dalam pemberian5.


antibiotik sesuai indikasi

Antibiotik merupakan obat pencegah


infeksi

(f) Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan feminitas


Tujuan
: Harga diri meningkat
teria hasil
: pasien tidak menarik diri, pasien mengatakan bahwa dirinya berguna, pasien
tidak takut

Intervensi
1.

Rasional

Dengarkan keluhan pasien 1.

Memberikan petunjuk bagi pasien

dan tanggapannya mengenai

dalam memandang dirinya, adanya

keadaan yang dialami

perubahan peran dan kebutuhan dan


berguna untuk memberikan informasi
pada saat tahap penerimaan.

2.

3.

Anjurkan kepada orang

2.

Melibatkan pasien dalam keluarga

terdekat untuk

mengurangi perasaan terisolasi dari

memperlakukan pasien

lingkungan sosial, tidak berdaya dan

senormal mungkin

perasaan tidak berguna

Berikan informasi yang

3.

Informasi yang akurat dapat

akurat diskusikan tentang

memberikan pengetahuan yang luas

pengobatan dan prognosa

sehingga pasien bisa menerima


keadaannya

4.

Perhatikan perasaan atau

4.

Prilaku mungkin kacau. Menciptakan

reaksi terhadap kecemasan

konflik pasien/staf yang selanjutnya

seksual pasien

membuat perasaan negatif dan dapat


menghilangkan keinginan pasien
untuk berpartisipasi

d.

Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan implementasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya, berdasarkan prioritas yang telah
dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan

e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

kolaborasi. (Tarwoto, 2003)


Evaluasi
Perfusi jaringan adekuat
Eliminasi urinarius lancar/normal
Rasa nyeri berkurang
Kerusakan integritas kulit dapat diperbaiki
Infeksi tidak terjadi
Harga diri meningkat

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kista ovarium paling sering berupa kista folikel atau kista korpus luteum
yang dapat menyebabkan amonorea yaitu kondisi ketiadaan menstruasi atau
periode loncatan menstruasi ( Reeder Martin, buku Kedokteran Keperawatan
Maternitas vol : 1,hal : 262-263). Kista ovarium merupakan perbesaran
sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium
dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare.
2002 : 1556 ). Penyebab terjadinya kista ovarium secara pasti belum bisa
diketahui, namun ada beberapa faktor predisposisi yang dapat meningkatkan
resiko terrjadinya kista ovarium, antara lain adanya riwayat kanker ovarium
dalam keluarga, khususnya ibu atau saudara perempuan, menopause yang
lambat, kehamilan pertama setelah berusia lebih dari 30 tahun, riwayat kanker
payudara, kanker kolon yang juga dapat meningkatkan resiko kista ovarium.
Beberapa faktor lain yang juga berpengaruh adalah infertilitas terutama
penggunaan obat-obatan infertilitas untuk menstimulasi ovulasi. Gejala secara
umum sangat berpariasi dan tidak spesifik sebagian adalah akibat dari
pertumbuhan , aktifitas endokrin atau komplikasi tumor tersebut. Adapun
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan salah satunya adalah USG,
laparoskopi dan biopsy.
Asuhan keperawatan pada kista ovarium didahului dengan melakukan
pengkajian, untuk mendapatkan data dan merumuskan diagnosa yang muncul.
Diagnose yang muncul pada kista ovarium yaitu : Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, Gangguan rasa nyaman nyeri, Ganguan istirahat
tidur, Ansietas, Gangguan konsep diri (citra diri), Berduka, Perubahan perfusi
jaringan, Nyeri akut, Perubahan eliminasi urinarius, Kerusakan integritas
kulit/jaringan, Resiko tinggi infeksi, Harga diri rendah. Perencanaan

masing-

masing diagnose berbeda. Untuk implementasi sesuai dengan intervensi yang


telah dibuat. Terakhir membuat evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan pada perencanaan.

B. Saran
Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila

terdapat tanda dan gejala penyakit kista ovarium, maka kita dapat melakukan
tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih
buruk

Anda mungkin juga menyukai