Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ILMU PENDIDIKAN

PERKEMBANGAN BIOLOGIS PESERTA DIDIK

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Dwi Agus Ardiyanto


Frasta Aji K
Arif Muhammad
Tito Ramadan

14518241004
14518241025
14518241024
14518241036

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

A. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita
pelajari dan kita pahami selaku calon peserta didik.
Berkenaan dengan upaya pendidikan, unsur biologis, dan perseptual
merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang cukup esensial untuk
diperhatikan dalam perkembangan anak. Aspek tersebut mempengaruhi
perkembangan perilaku mental yang ada dalam diri anak.

B. Rumusan Masalah
1.) Apa perbedaan perkembangan biologis dan perseptual anak?
2.) Apa perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan
anak?
3.) Implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar (SD).

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2. Menjadi acuan bagi penulis untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan menulis, khususnya penulisan makalah.
3. Mengetahui perkembangan dan perseptual anak
4. Menambah pengetahuan dan informasi bagi yang membacanya dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.

D. Kajian Teori
Kajian Teori yang kami gunakan
1. Mencari dari buku perkembangan peserta.
2. Mengumpulkan informasi.
3. Dari internet.

E. Pembahasan

A. Perkembangan Biologis
Perkembangan biologis yaitu perkembangan individu berupa perubahan
fisik dalam tubuh individu. Perkembangan tersebut meliputi tinggi dan berat
badan. Anak pada usia SD perubahan berat beserta tinggi badan masih relaktif
lambat. Penambahan diperkirakan berkisar antara 2,53,5 kg dan 57 cm per
tahun (F.A. Hadis : 1996).
Pada masa pubertas, berat serta tinggi badan berkembang dengan pesat.
Selanjutnya yaitu proporsi dan berat badan. Perkembangan tersebut masih juga
belum seimbang. Otak pada usia balita perkembangannya berlangsung secara
pesat bahkan melebihi perkembangan pada otak dewasa.
Perkembangan biologis atau fisik manusia berkaitan erat dengan
terjadinya proses evolusi pada manusia. Proses evolusi biologis merupakan
proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang
berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak. Perubahan fungsi bagian
tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan
fungsi alat indra terutama hidung dan mata.
Kekurangseimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian kepala,
badan dan kaki.
Berdasarkan tipologi (Sheldon Hurlock, 1980) ada tiga kemungkinan
bentuk primer tubuh anak SD.
1). Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan
besar.
2). Mesomorph, yang kelihatannya kokoh, kuat dan lebih kekar.
3). Ectomorph, yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak
berotot.

Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek


terpenting dalam perkembangan individu. Di dalam otak terdapat pusat-pusat
syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-pusat syaraf
yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pula pusat kesadaran
emosi. Menurut Goelman (1995) juga terdapat dalam otak bagian tengah, yaitu
pada sistem limbik dengan pusatnya yaitu amigdala.
Bila dibanding dengan pertumbuhan bagian-bagian tubuh lainnya.
Pertumbuhan otak dan kepala itu jauh lebih cepat. Menurut Santrok dan Yussen
(1992), sebagian pertumbuhan otak itu terjadi pada masa usia dini. Kematangan
otak yang dikombinasi dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Bukan hanya nutrisi
yang perlu dipenuhi melainkan juga diperlukan rangsangan-rangsangan yang
membuat otak anak berfungsi. Karena pertumbuhan otak memiliki keterbatasan
waktu, maka rangsangan otak di usia dini menjadi sangat penting. Penundaan
yang terjadi membuat otak itu tetap tertutup sehingga tidak dapat menerima
program-program baru.
Keterampilan Motorik
Selama masa anak, kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih halus
dan lebih terkoordinasi dari pada masa sebelumnya. Usia 10-11 tahun pada
umumnya anak sudah mampu melakukan berbagai jenis kegiatan olah raga
seperti lari, mendaki, melompat, lompat tali, berenang, dan mengendarai sepeda.
Bagi anak, aktivitas fisik sangat esensial untuk memperhalus
keterampilan-keterampilan fisik mereka. Suatu prinsip praktek pendidikan yang
penting bagi anak usia SD adalah bahwa mereka harus terlibat dalam kegiatan
aktif dan pasif.

B. Perkembangan Perseptual
Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan
individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai
kepada individu melalui alat-alat indra yang kemudian diteruskan melalui syaraf
sensorik ke kiri.
Informasi tentang objek pendengaran diketahui melalui indra telinga.
informasi tentang objek penglihatan diterima melalui indra mata. Objek sentuhan
melalui kulit. Objek penciuman hidung. Tanpa penglihatan, pendengaran,
penciuman dan indra-indra lainnya, otak manusia akan terasing dari dunia yang
ada di sekitarnya.
Ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami yaitu
1. Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima.
Sensasi berlangsung di saat terjadi kontak antara informasi dengan indra
penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi
secara indrawi. Misalnya sensasi pendengaran terjadi saat ada gelombang
udara yang bergetar diterima oleh telinga bagian luar dan diteruskan ke bagian
syaraf pendengaran.
2. Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra
penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari
aktivitas sensasi. Misalnya orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya
adalah suara musik, suara mobil, suara binatang dan lain-lain.
3. Atensi mengacu kepada selektivitas persepsi. Atensi kesadaran seseorang
bisa hanya tertuju pada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan
objek-objek lain.

Dilihat dari keragaman indra penerima informasi, persepsi diklasifikasikan


menjadi tiga kelompok :
1. Persepsi Visual
Persepsi visual adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan.
Persepsi ini sangat mengutamakan indra penglihatan (mata) dalam proses
perseptualnya.
Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat
dibedakan, yakni :
a). Persepsi konstanitas ukuran
b). Persepsi objek atau gambar pokok dan latarnya
c). Persepsi keseluruhan dan bagian
d). Persepsi kedalaman
e). Persepsi tilikan ruang
f). Persepsi gerakan
2. Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian
terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi
penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi
yaitu :
a). Persepsi lokasi pendengaran
b). Persepsi perbedaan
c). Persepsi pendengaran utama dan latarnya
3. Perkembangan Persepsi-persepsi Lainnya
Di samping dua persepsi pokok di atas, penglihatan dan pendengaran,
persepsi yang menggunakan indra lainnya seperti sentuhan, penciuman, rasa,
serta keseimbangan tubuh dan gerak juga mulai dikembangkan sejak bayi
dilahirkan.

C. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak


Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan manusia yaitu faktor
hereditas dan faktor lingkungan. Kedua faktor tersebut diperlukan dalam
perkembangan manusia.
1. Faktor hereditas yaitu merupakan faktor yang dibawa seorang individu sejak
lahir atau faktor keturunan. Berupa reproduksi yaitu penurunan sifat-sifatnya
hanya berlangsung melalui sel benih. Yang kedua yaitu konformitas
(keseragaman). Proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (spesies)
generasi sebelumnya. Misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia
kepada anaknya. Sedangkan yang ketiga yaitu variasi karena jumlah gen-gen
dalam setiap kromosom sangat banyak, maka kombinasi gen-gen pada setiap
pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian
untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi penurunan yang beraneka
(bervariasi). Antara kakak dan adiknya mungkin akan berlainan sifatnya. Yang
keempat, penurunan sifat cenderung ke arah rata-rata.

2. Lingkungan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan


anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,
sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain seharihari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar-kecilnya
pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung
pada keadaan lingkungan anak itu sendiri.

D. Implikasi Bagi Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar

Hal yang harus disadari bahwa perkembangan biologis dan perseptual


anak itu memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya.
Artinya, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan fisik dan
perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan
lainnya. Oleh karena itu agar pendidik memberikan perhatian yang cukup
terhadap aspek perkembangan fisik dan perseptual anak sehingga
perkembangan anak berlangsung lancar tanpa adanya hambatan-hambatan.
Pemahaman kita tentang karakteristik perkembangan fisik anak serta
faktor-faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi-konsekuensi yang dapat
ditimbulkan akhirnya membawa beberapa implikasi praktis bagi penyelenggaraan
pendidikan di SD. Implikasi-implikasi tersebut khususnya berkenaan dengan
penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan
nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan
dan pembiasaan perilaku sehat.
1). Implikasi Bagi Penyelenggaraan Pembelajaran
Pada anak usia SD umumnya sudah lebih dapat mengontrol tubuhnya dari
pada anak usia sebelumnya. Dengan demikian membuat anak SD dapat
memberikan perhatian yang lebih terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Namun perlu diingat bahwa kondisi fisik mereka masih jauh dari
matang dan terus berkembang.
Aspek-aspek perseptual dapat berkembang dengan baik kalau dirangsang dan
difungsikan melalui interaksi dengan lingkungan.

2). Implikasi Bagi Penyelenggaraan Pendidikan Olah Raga


Program pendidikan olah raga yang rutin dan teratur sangat diperlukan
bagi anak SD. Ada dua hal yang perlu dijadikan dasar dalam penyelenggaraan

program olah raga anak SD.

Pertama, pada usia SD sistem otot dan lemak anak mulai berkembang

sehingga anak mulai meguasai gerakan-gerakan secara relatif sempurna.

Kedua, dunia anak adalah dunia gerak dan bermain, meskipun intensitasnya

sudah relatif berkurang bila dibanding dengan pada saat pra sekolah.
3). Implikasi Bagi Pemeliharaan Kesehatan Dan Nutrisi Anak
Kesehatan merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik anak. Untuk mewujudkan upaya pemeliharaan kesehatan dan
pemenuhan gizi anak ada beberapa upaya yang dapat ditempuh di sekolah,
diantaranya ;
(1). Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin, dan ini dapat
dilakukan melalui kerja sama dengan pihak Depkes.
(2). Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat melalui penerapan
aturan dan disiplin yang jelas, tegas dan bijaksana disertai dengan unsur
keteladanan pihak staf sekolah, khususnya guru.
(3). Melakukan pembinaan tentang kesehatan terhadap para pedagang
makanan yang
ada di sekitar sekolah.
(4). Menjalin kerja sama dengan pihak orang tua untuk sama-sama
membudayakan
berperilaku hidup sehat.

F.Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Perkembangan merupakan perubahan individu, baik fisik maupun
psikisnya dan berlangsung sepanjang hayat.

Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisik yang


dipengaruhi oleh faktor hereditas (keturunan). Sedangkan perseptual anak
menekankan pada aspek luar (lingkungan) yang merupakan hasil rangsangan
alat indra.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin agar
makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Tapi
kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangankekurangan dalam isi makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
semua sangat kami harapkan untuk evaluasi demi tercapainya makalah yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Conny R Semiawan, 1998, Perkembangan dan Belajar
Peserta Didik

Syaodih.2007.Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:


Universitas Terbuka
Mikarsa, Hera Lestai. 2002. Pendidikan Anak di SD, Jakarta:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai