Anda di halaman 1dari 10

1

I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sapi Bali merupakan sapi keturunan Bos sondaicus (Bos Banteng) yang
berhasil dijinakkan dan mengalami perkembangan pesat di Pulau Bali. Sapi
Bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan banteng. Sapi Bali
termasuk sapi dwiguna (kerja dan potong).
Sapi Bali memiliki kelebihan diantaranya memiliki persentase karkas yang
tinggi dan memiliki kecernaan yang baik pada pakan. Dari berbagai kelebihan
yang dimiliki Sapi Bali hanya memiliki sedikit kelemahan diantaranya dapat
terserang virus Jembrana. Lalat merupakan media penyebaran virus Jembrana.
Selain itu Sapi Bali juga rentan pada Malignant Catarrhal Fever, jika
berdekatan dengan domba sebagai vektor.
Sapi Bali mempunyai sapi yang memiliki banyak sifat unggul diantaranya
reproduksi

sangat

baik,

cepat

beranak,

mudah

beradaptasi

dengan

lingkungannya, tahan terhadap penyakit, dapat hidup di lahan kritis, memiliki


daya cerna yang baik terhadap pakan dan persentase karkas yang tinggi. Tidak
heran bila Sapi Bali merupakan jenis sapi terbaik diantara sapi-sapi yang ada
di dunia.
Karakteristik Sapi Bali antara lain : warna bulu pada waktu pedet berwarna
sawo matang dan kemerahan, sedang pada sapi betina tidak berubah warnanya
dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; berat badan untuk jantan 450 kg,
sedang pada sapi betina 350 kg; bertanduk ;mempunyai bercak putih pada
pantat (bentuk setengah lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga
serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke bawah sampai kuku

berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam (Murtidjo,
1992).
Saat ini banyak program pemerintah untuk melaksanakan integrasi sapi
kelapa sawit. Integrasi ini bertujuan untuk mengurangi biaya perawatan kelapa
sawit terutama pengendalian gulma dan pemupukan sekaligus untuk
meningkatkan pendapatan petani dari penjualan sapi.
Integrasi sawit dengan sapi ini sangat menjanjikan karena di perkebunan
kelapa sawit tersedia pakan rumput yang melimpah dan sisa tanaman seperti
pelepah juga dapat di jadikan makanan sapi. Sedangkan sapi akan
menghasilkan limbah berupa kotoran dan urine yang dapat diolah menjadi
pupuk kompos untuk tanaman kelapa sawit

1.2. Perumusaan Masalah


Berdasarkan latar

belakang

di

atas,

maka

teradapat

pokok

permasalahan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:


1. Berapa besar persentase perbandingan pengembangan sapi potong bali
di KecamatanTanah Grogot?
2. Bagaimana prospek dan trend pengembangan sapi potong bali di
Kecamatan Tanah Grogot?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui berapa besar persentase jumlah pengembangan sapi
potong bali di Kecamatan Tanah Grogot
2. Untuk mengetahui prosfek dan trend pengembangan sapi potong bali di
Kecamatan Tanah Grogot

1.4. Manfaat penelitian


1. Harapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan tolak ukur serta
bahan pertimbangan di dalam penyusunan kebijakan terutama di dalam
mengupayakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di
bidang peternakan khususnya sapi potong bali.
1.5. Hipotesa
1. Diduga peresentase pengembangan sapi potong bali di Kecamatan Tanah
Grogot lebih besar dari pada sapi Brahman
2. Diduga trend pengembangan sapi potong bali di Kecamatan Tanah
Grogot mengalami peningkatan

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Strategi


Strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber
daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi lingkungan dan membantu
mencapai sasaran atau tujuan organisasi.

Menurut Hamel dan Prahalad (1995), strategi merupakan tindakan


yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
para pelanggan di masa depan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam
kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim
kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai
dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memilliki ruang lingkup yang lebih
sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering
kali mencampuradukkan kedua kata tersebut. Strategi itu adalah rencana
tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruhya elemen yang kasat
mata maupun yang tak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai
tujuan.
2.2. Jenis sapi di Indonesia
1. Sapi Bali
Sapi bali merupakan domestikasi dari Banteng (Bibos Sondaicus).
Ketika dewasa sapi betina tetap berwarn amerah bata, sedangkan sapi
jantan berubah menjadi kehitam-hitaman. Sapi bali sangat adaptif
terhadap lingkungan. Sapi ini juga sangat produktif. Kemampuanya
mencerna pakan berkualitas rendah cukup tinggi, kualiaskarkas bagus,

harga jual tinggi an dapat digunakan sebagai tenaga kerja. (Susilorini Tri
Ekodkk, 2010)
2. Sapi Madura
Sapi Madura merupakanpersilanganantarasapi Brahman (BosIndicus)
dan Bibos Sondaicus. Fungsisapi Madura

yaitu

sebagai

penghasil

daging, tenaga kerja, serta dalam budaya sebagai sapi karapan dan
sonok. Baik sapi jantan maupun betina berwarna merah bata dan ada
pula yang abu- abu.( Susilorini Tri Ekodkk, 2010)
3. Sapi Gelekan
Bangsa sapi ini merupakan keturunan sapi jawa. Warna kulit dominan
merah bata, mempunyai lingkar mata hitam dan punggung bergaris lurus
dengan garis punggung berwarna hitam. ( Susilorini Tri Ekodkk, 2010)
4. Sapi Ongole
Di Indonesia bangsa sapi ini diternakan secara murni di pulau Sumba
sehingga disebut sapi Sumba merupakan sapi tipe pekerja yang sangat
baik karna tenaganya kuat dan ukuran tubuhnya besar. ( Susilorini Tri
Ekodkk, 2010)
2.3. Arti Penting Ternak Sapi Bagi Kehidupan
Lingkungan tempat manusia dan ternak hidup serta berproduksi
merupakan perpaduan dari beberapa faktor, yaitu social ekonomi,
manajemen peternakan dan fisik. Sebagian besar peternakan di Indonesia
merupakan peternakan rakyat hanya sebagian kecil saja yang merupakan
peternakan besar. (Susilorini Tri Eko dan manic Eirry dan Muharlien, 2010)
Ternak sapi merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan
makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting
artinya dalam kehidupan masyarakat. Daging sangat besar manfaatnya bagi
pemenuhan gizi berupa protein hewani. Sapi sebagai salah satu hewan

pemakan rumput sangat berperan sebagai pengumpul bahan bergizi rendah


yang dirubah menjadi bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada
manusia dalam bentuk daging. (Sugeng, 2003).
Sehubungandengankebutuhan protein ini, LIPI merekomendasikan
bahwa masyarakat Indonesia rata rata memerlukan 50 gram protein
diantaranya 20 % diantaranya berasal dari ternak dan ikan. Jadi, untuk
pemenuhan kebutuhan protein hewani dari daging. Khususnya peternak
perlu meningkatkan kinerjanya agar menghasilkan produksi daging yang
baik (sugeng, 2003)
2.4.
Trend linier adalah kecenderungan data dimana perubahanya
berdasarkan waktu adalah tetap ( Konstand ). Untuk melihat trend linier
jangka panjang sebaiknya digunakan suatu periode sekurang

kurangnya meliputi satu siklus. Periode yang cukup panjang ini


dimaksudkan agar trend yang diperoleh tidak dikacaukan oleh variasi
siklus seperti konstraksi atau ekspansi, ( Bambang Juanda dan Junaidi,
2012 ).
Analisis trend adalah suatu metode analisis

yang kenaikan atau

penurunan nilai yang akan di ramalkan naik atau turun secara linier.
Dalam hal peramalan ini beberapa teknik telah di kembangkan dan dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu metode kuantitatif dan
kualitataf (Adler H, 2003). Peramalan kuantitatif ini dipergunakan bila
kondisi berikut di penuhi :
a. Adanya informasi tentang masa lalu
b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data,

c. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa pola masalalu akan


terus bersambung sampai kemasa depan dan kondisi ini disebut
asumsi yang konstan
Adapun manfaat dari analisis trend menurut Suharyadi (2010) adalah :
-

Mengetahui kondisi masa mendatang atau meramalkan kondisi

mendatang.
Peramalan kondisi mendatang bermanfaat untuk perencanaan
produksi, pemasaran, keuangan dan bidang lainya.

III.METODE PENELITIAN

4.1.

Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2015 hingga selesai dan lokasi
penelitian bertempat di Desa Sungai Tuak, Kecamatan Tanah Grogot,
Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

4.2.

Jenis dan Sumber Data


4.2.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini secara umum
dibedakan menjadi dua jenis (Septinus, 2007) :
a. Data kuantitatif adalah jenis data yang berbentuk angka angka atau
data yang dapat dihitung. Dalam penelitian ini data tersebut berupa
target dan realisasi di lapangan pada sector peternakan sapi potong
selama enam tahun terakhir yaitu dari tahun 2008-2013. Dan data-data
angka lainnya yang dapat memperkuat penelitian ini

b. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang tidak tersaji dalam bentuk angka.
Tetapiberupa uraian-uraian seperti visi dan misi, kebijakan-kebijakan
dan program kerja, serta gambaran umum tentang kondisi daerah. (V.
Wiratna Sujarweni, Poly Endrayatno, 2012)
4.2.2. Sumber Data
Adapun sumber data dalam peneltian ini adalah menggunakan data yang
diperoleh dari kantor-kantor atau instansi terkait dan balai pustaka (Data
Sekunder).
4.3. Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah pengumpulan

data

yang

dilakukan

pada

perpustakaan dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dari teoriteori yang bersumber dari buku-buku, artikel-artikel yang berhubungan
dengan objek yang akan dibahas.
2. Observasi dan Komunikatif
Observasi dan Komunikatif adalah pengumpulan data secara langsung di
kantor-kantor maupun instansi-instansi terkait ( Dinas Peternakan dan
Perikanan, Badan Pusat Statistik dan instansi lainya ) yang menunjang
penelitian ini
4.4. METODE PENELITIAN
3.4.1. Metode analisis Data
Untuk mengetahui presentase kontribusi luas areal dan produksi
taadannaman padi di kec. T. Grogot, dapat di ncari dengan menggunaka
rumus adalah sebagai berkut ( Badan Pusat Statistik, 20012)

Kontribusi =

Luas Tanam atau Produksi ( padi kecamatan )

Luuas tanam atau produksi ( psdi aaakasbupsten)


Pertumbuhan padi = yt1 yt0 x 100
Yto
Keterangan : Yt1 : produksi padi yang dcapai pada tahun tertentu (TON
)
Yt0 : Produksi padi yng dicapai pada tahun sebelumnya ( TON )
(sumber : Sadono Sukirno, tahun 2006 )
Sedangkan untuk menganalisis prospek perkembangan padi dapat
menggunakan metode analisis Trend Linear yaitu dengan menggunakan
data Time Series dan data Desskritif Kualitatif.
4.4.2. Analisis Trend Linear
Analisis Trand adalah suatu metode analisis yang kenaikan atan secara
penurunan nilai yang akan di ramalkan secara linear .
Variabel waktu sebagai variable bebas dapat menggunakan waktu
tahunan, semsteran, kuartalan, triwulan, bulanan atau mingguan. Waktu
tersebut tergantung kebutuhan atau pemakai model ini. Akan tetapi datadatanyapun diperlukan cukup banyak dan tersedia sesuai dengan yang
dibutuhkan, sehingga dari analisis tersebut dapat diketahui sampai
berapa besar yang terjadi dan factor-faktor apa saja yang mempe
ngaruhi terhadap perubahan tersebut ( Adler H, 2003)
Adapun persamaan yang di gunakan adalah :
Y = a+ bx
Dimana : Y = nilai trend pada masa tertentu
a = konstanta
b = kemiringan garis trend
x = kode priode tertentu
Dari persamaan rumus dui atas dapat di tentukkan a dan b :
a= y
n
b= XY
x2
4.4.3. Analisa Deskriptif
Bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang hal- hal
yang berkaitan dengan objeodek penelitian. Metode ini di tampilkan
dalam bentuk data dan table, kemudian dilakukan analisa mengenai
fenomena fenomena yang terdapat dalam data dan table tersebut.

10

4.4.4. Definisi Oprasional


Definisi Operasional adalah penjelasan definisi dari variable y atang
telah dipilih atau hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini :
a. Sapi bali adalah jenis sapi yang diternakkan atau di kembangkan
b. Trend linier adalah kecenderungan data dimana perubahannya berdasarkan
waktu adalah tetap (konstan).
c. Pengembangan adalah keadaan dimana jumlah sapi potong sebelumnya
dibandingkan dengan jumlah sapi setelahnya
d. Kontribusi adalah Nilai yang diberikan/sumbangan, dari khusus kepada
Kelompok/umum (jumlah pengembangan sapi Kecamatan terhadap jumlah
penge mbangan sapi Kabupaten Paser)
e. Defisit adalah Kondisi dimana target yang sudah ditentukan tidak dapat
tercapai (Minus)
f. Surplus adalah Jumlah yang melebihi Hasil/Target yang sudah ditentukan

Anda mungkin juga menyukai