Anda di halaman 1dari 101

Geothermal Energy for

Everyone
Pre-Workshop Course
Bandung, 5 Maret 2012

Schedule
08.00 12.00 : Geothermal System
Geothermal Exploration
13.00 17.00 : Geothermal Production and
Utilization
Environmental Aspects
Geothermal Economics

Introduction

Bumi

Bumi
Struktur Bumi
dan
Gradien Geotermal

30oC/km

Rata-rata 1oC/km

Jari-jari (km)

Temperatur (oC)

Gradien
Temperatur

Bumi dan Tektonik Lempeng

Geothermal System

Definition
Geothermal system : A general term that
describes natural heat transfer within a confined
volume of the Earths crust where heat is
transported from a heat source to a heat sink
usually the free surface (Hochstein & Browne,
2000).
Heat transfer :
Conduction
Convection
Radiation

Air permukaan

Air permukaan

Geothermal System
(Goff & Janik, 2000)
1. Sistem hot dry rock yang memanfaatkan panas
yang tersimpan dalam batuan berporositas
rendah dan tidak permeabel. Temperatur sistem
ini berkisar antara 120 hingga 225C dengan
kedalaman 2 hingga 4 km).
2. Sistem magma tap yang memanfaatkan panas
yang keluar dari tubuh magma dangkal. Pada
sistem ini, magma merupakan bentuk paling
murni panas alamiah yang mempunyai
temperatur <1200C

Geothermal System
3.

Sistem yang berasosiasi dengan volkanisme


Kuarter dan intrusi magma. Sistem ini
umumnya mempunyai temperatur <370C dan
kedalaman reservoir <1,5 km.

4.

Sistem yang berhubungan dengan tektonik,


yaitu terjadi di lingkungan backarc, zona kolisi
dan sepanjang zona sesar. Sistem ini yang telah
dieksploitasi umumnya mempunyai temperatur
reservoir <250C dan kedalaman >1,5 km.

5.

Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure


ditemukan di cekungan sedimen. Kedalaman
reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km
dan temperatur reservoir berkisar dari 50

Hydrothermal System
Hydrothermal system : A type of geothermal
system where heat transfers from a heat source
to the surface by free convection, involving
meteoric fluids with or without traces of
magmatic fluids (Hochstein & Browne, 2000).
A hydrothermal system consists of :
a heat source,
a reservoir with thermal fluids,
a surrounding recharge, and
a (heat) discharge area at the surface with
manifestation.

Daerah resapan
Daerah resapan

Manifestasi
di permukaan

Sumur
panas bumi
Reservoir

Sumber panas

(IGA, 2004)

Schematic representation of an ideal hydrothermal system. A


hydrothermal system can be described schematically as 'convecting
water in the upper crust of the Earth, which, in a confined space,
transfers heat from a heat source to a heat sink, usually the free surface'
(Hochstein, 1990). It is made up of three main elements: a heat source,
a reservoir and a fluid, which is the carrier that transfers the heat (IGA,
2004).

Definition
Volcanic system : A type of geothermal system
where heat and mass transfers from an igneous
body (usually a magma chamber) to the surface
involving convection of magmatic fluids; meteoric
fluids are not involved in the heat transfer process
or are minor (Hochstein & Browne, 2000).
Volcanic-Hydrothermal system : A combination
of a hydrothermal and a volcanic systems, where
ascending magmatic (primary) fluids commonly
mix with meteoric (secondary) fluids (rarely sea
water); also called a magmatic-hydrothermal
system.

Volcanic-Hydrothermal System
Continental Types
(eg. New Zealand)

Islans-arc Types
(eg. Indonesia)

Flat

High (strato volcano)

Heat source

Silisic volcanics, deep intrusives

Andesite dacite, shallow intrusives

Origin of fluid

Meteoric

Meteoric magmatic

High elevation

Low elevation

Low

Moderate

Primary pH

Neutral

Neutral acid

Vapour zone

Rare

Common

Steam water discharge

Steam discharge

Minor

Extensive, water discharge

Easy to explore with shallow wells

Problems during exploration

Terrain

Recharge
Salinity

Upflow
Lateral outflow
Note

Lawless (2008)

Continental Type = Flat Terrain

Island-Arc Type = High Terrain

Indonesia mempunyai potensi panas bumi sebesar


29 GW
atau sekitar 40% potensi dunia yang kebanyakan
berasosiasi dengan gunung api strato (topografi
tinggi).

Smitsonian Natural Museum of History: Volcanoes of Indonesia

Geothermal in Indonesia

Total potential: 29,038 MW at 276 fields


Resources: 13171 MW and Reserves: 15867 MW
Installed capacity: 1196 MWe

Non volcanic system

Volcanic-Hydrohermal System in Java Bali

Hochstein & Sudarman (2008

Volcanic-Hydrohermal Systems in
Sumatra

Hochstein & Sudarman (2008

Other Hydrothermal System


Berdasarkan :
Sumber panas
Temperatur (entalpi) reservoir
Fluida reservoir
dll

Temperatur Reservoir

Hochstein (1990)

Fasa Fluida Reservoir

Fasa Fluida Reservoir

Fasa Fluida Reservoir

Pola Aliran Fluida : upflow / outflow

Morfologi / Geologi : Kaldera

Morfologi / Geologi : Sesar

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


Heat source : depending on geological setting, the
most favourable is large, long lived hdrothermal
systems age
Host rock: can be any type, most often volcanic,
carbonate rocks may give problems permeability
Size: generally 1 to 5 km2 (upflow), can be as long
as 20 km (outflow) resources
Fluids: mainly meteoric, dilute brine (~1/10 salinity
of sea water), near-neutral pH, with dissolved gas of
CO2 (+H2S) resources/reserve & production

Fluida Panas Bumi

Fluida Hidrotermal

Boiling

Pemisahan 2 fasa fluida:


Air
Uap
Disertai dengan pemisahan:
Unsur terlarut, termasuk gas
Entalpi (panas yang disimpan)
Pada sistem panas bumi terjadi di kedalaman
< 2 km

Boiling Point

Boiling Point Depth (BPD)

250oC
(Haas, 1971)

Boiling and Condensation

(Lawless, 2008)

Fluida Hidrotermal
Reservoir water, 1,000-10,000
mg/kg Cl, neutral pH, trace of CO2 &
H2S, SiO2 rich.

Magmatic
fluid,
strong acid

Steam heated, near surface water, pH of acid to near


neutral

Air Klorida (Cl)

Menunjukkan air reservoir


Mengandung 0,1 hingga 1,0 wt.% Cl
Perbandingan Cl/SO4 umumnya tinggi
Mengandung kation utama : Na, K, Ca dan Mg
Berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S

pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa


tergantung CO2 terlarut

Sangat jernih, warna biru pada mataair natural


Kaya SiO2 dan sering terdapat HCO3-

Terbentuk endapan permukaan sinter silika (SiO2)

Air Sulfat (SO4)

Akibat kondensasi uap air ke dalam air


permukaan (steam heated water)
SO4 tinggi (mencapai 1000 ppm) akibat oksidasi
H2S di zona oksidasi dan menghasilkan H2SO4
(H2S + O2 = H2SO4)
Mengandung beberapa ppm Cl
Bersifat asam
Ditunjukkan dengan kenampakan kolam lumpur
dan pelarutan batuan sekitar
Di lingkungan gunung api : air asam SO4-Cl
terbentuk akibat kondensasi unsur volatil
magmatik menjadi fasa cair

Air Sulfat - Klorida (SO4 Cl)


Ta: Taal
Ku: Kusatsu Shirane
Kb: Kaba
Tin, Tam: Kelimutu
Ij: Ijen
Po: Poas
Ma: Maly Semiachik
Pu: Kawah Putih
Dem: Dempo
Sv: Soufrire St.Vincent
Qu: Quilotoa
Kel: Kelud
Sa: Segara Anak
Ny, Mo: Nyos, Monoun
The discharge of magmatic gases (SO2, H2S, HCl and HF) into a crater lake frequently lead to highly acidic
sulfate-chloride waters. The lakes are too acidic to convert and store CO2 gas as bicarbonate ions (HCO3-).

Air Bikarbonat (HCO3)

Terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal


sistem geotermal
Akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi uap air
ke dalam air tanah (steam heated water)
Rendah Cl dan SO4 bervariasi
Di bawah muka air tanah bersifat asam lemah,
tetapi dapat bersifat basa oleh hilangnya CO2
terlarut di permukaan
Di permukaan dapat membentuk endapan sinter
travertin (CaCO3)

Fluida dan Permeabilitas

Lawless in WPRB Geothermal Lectures 2008

Umur Fluida dan Sistem Panas Bumi

Residensi air: ~10.000 tahun


Umumnya 100 1.000 tahun
Dapat 20.000 40.000 tahun

Umur sistem panas bumi: 200.000 tahun


(Kawerau, NZ), umumnya ~2.000 500.000
tahun

Surface Manifestation

Kemunculan Manifestasi
Dipengaruhi:

Parameter-parameter fluida panasbumi


densitas, viskositas, temperatur, tipe, dll).

(e.g.

Parameter-parameter
reservoar
permeabilitas, pola aliran, dll).

(e.g.

Proses-proses pada fluida panasbumi yang


terjadi di bawah permukaan (e.g. pencampuran
dengan air dingin, boiling, kondensasi).

Total panas yang ada di reservoar.

Manifestasi Panas Bumi di


Permukaan

Aktif, gejala dan perubahan dapat diamati (e.g.


mata air panas, kolam lumpur, tanah beruap).

Fosil, berupa alterasi batuan.

Klasifikasi Manifestasi Aktif (Keluaran


Fluida):

Keluaran langsung = direct discharge (e.g. mata


air panas, fumarol, dll)

Keluaran terdifusi = diffuse discharge (e.g. tanah


beruap, tanah hangat, dll)

Keluaran intermiten = intermitten discharge (e.g.


geyser)

Keluaran tersembunyi = concealed discharge


(e.g. seepage/rembesan sungai)

Mata air panas dan hangat


Mata air hangat: t < 50oC, pH umumnya asam
lemah
Mata air panas: t > 50oC, pH umumnya netral,
dapat membentuk teras sinter

Kolam panas dan hangat


Panas umumnya hilang melalui evaporasi pada
permukaan air.
Dibedakan menjadi: calm (t < 100oC), boiling, dan
embullient pools (flashing of steam atau gas)

Kolam lumpur atau kolam asam


Kolam lumpur:
Akibat dari kondensasi uap air dan gas di dekat
permukaan
t < 100oC
Kolam asam:
Kondensasi gas-gas magmatik dalam air danau
kawah
Berasosiasi dengan volkanisme aktif

Geyser
Uap dan air keluar
dengan selang waktu
tertentu
Model:
lubang
di
bawah
permukaan
terisi oleh air dan saat
t > titik didih air, uap
dan air akan didorong
keluar.

Fumarol (fumaroles)
Terdiri dari sebagian besar uap air atau campuran
2 fasa uap dan air panas
Mengandung trace H2S, SO2 dan sublimasi S
Kebasahan & temperatur:
Fumarol basah bertemperatur < 100oC dan
terbentuk di sistem dominasi air
Fumarol kering mempunyai temperatur 110
hingga 150oC pada sistem dominasi uap

Tanah hangat (warm ground)


Gradien temperatur = 25 30oC/m
Panas dikeluarkan secara konduksi
Umumnya berada di sekitar keluaran panas yang
lebih besar
Tidak ada anomali pada vegetasi
Tidak terdeteksi oleh pengukuran infra-red

Tanah beruap (steaming ground)


Uap berasal dari evaporasi air panas di dekat
permukaan atau keluar dari bawah permukaan
Terdapat anomali vegetasi
Dapat dideteksi dengan pengukuran infra-red
Steaming ground can be dangerous and great
care should be taken when entering the area

Rembesan (seepage)
Umumnya keluar di dasar sungai atau danau
Mengalami pelarutan oleh air tanah atau air
permukaan

Kaipohan
Keluaran gas
Tidak ada anomali panas

Fossil Manifestation
Alterasi hidrotermal di permukaan:
Sinter silika
Travertin
Alterasi hidrotermal di bawah permukaan

Geothermal Exploration

Eksplorasi Panas Bumi


Tujuan utama kegiatan eksplorasi panas bumi
adalah mencari model (konseptual) sistem panas
bumi:
Sumber panas (heat source)
Reservoir
Batuan penutup
Pola aliran fluida panas bumi (daerah resapan,
upflow dan outflow/lateral flow)

Kajian

Geologi (+hidrogeologi)

Geokimia

Geofisika

Teknik Reservoir

+ Sosial Budaya, Ekonomi, Infrastruktur, dll.

PP No. 59/2007: Tahapan Kegiatan Usaha Panas Bumi

Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang


meliputi pengumpulan, analisis dan penyajian data
yang berhubungan dengan informasi kondisi
geologi,
geofisika
dan
geokimia
untuk
memperkirakan letak dan adanya sumber daya
panas bumi serta wilayah kerja.

Eksplorasi adalah serangkaian kegiatan yang


meliputi penyelidikan geologi, geofisika, geokimia,
pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi
yang bertujuan untuk memperoleh dan menambah
informasi kondisi geologi bawah permukaan guna
menemukan dan mendapatkan perkiraan potensi
panas bumi.

PP No. 59/2007: Tahapan Kegiatan Usaha Panas Bumi

Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan


Usaha
Pertambangan
Panas
Bumi
untuk
memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek
yang berkaitan untuk menentukan kelayakan
usaha pertambangan Panas Bumi, termasuk
penyelidikan atau studi jumlah cadangan yang
dapat dieksploitasi.

Kegiatan Survei dan Eksplorasi

Kegiatan Survei dan Eksplorasi (Permen ESDM 112008)


1. A. Data geosains
a) Survei geologi
b) Survei geofisika
c) Survei geokimia
d) Survei landaian suhu
e) Pemboran eksplorasi
B. Sistem Panas Bumi

Kegiatan Survei dan Eksplorasi (Permen ESDM 112008)


2. Status lahan (tata ruang dan penggunaan
lahan)
a) Pertambangan
b) Kehutanan
c) Perkebunan/transmigrasi
d) Tata ruang

Survei Geologi

Kegiatan:
Survei Pendahuluan: penyelidikan geologi skala
1:100.000, termasuk pembahasan tentang
analisis foto udara/citra satelit, jenis dan
distribusi satuan batuan, struktur geologi,
hidrogeologi, dan manifestasi panas bumi.
Eksplorasi: penyelidikan geologi skala 1:50.000
Pemetaan
di
daerah
vulkanik
Kuarter
diutamakan
menggunakan
metode
vulkanostratigrafi.

Hasil:
Laporan survei, peta dan penampang
Dapat mempertegas posisi/lokasi heat source

Survei Geofisika

Kegiatan:
Survei Pendahuluan: penyelidikan geofisika skala
1:100.000, dengan metode minimal tahanan jenis
cara
pemetaan
(mapping)
dan
pendugaan
(sounding).
Eksplorasi: penyelidikan geologi skala 1:50.000
seperti di atas, termasuk penentuan letak dan luas
zona lapisan konduktif dan lapisan resistif, serta
daerah prospek.
Penambahan data dengan metode MT, gaya berat
dan geomagnet.

Hasil:
Laporan survei, peta dan penampang
Ketebalan clay cap dan kedalaman puncak reservoir
panas bumi

Survei Geokimia

Kegiatan:
Survei Pendahuluan: penyelidikan geokimia
skala 1:100.000, dengan cara pengambilan
contoh dan analisis fluida panas bumi
(air/uap/gas) dan tanah, termasuk pembahasan
tentang sifat fisik dan kimia serta komposisi
kimia fluida dan tanah serta geotermometri.
Eksplorasi: penyelidikan geologi skala 1:50.000
seperti di atas.

Hasil:
Laporan survei dan diagram-diagram
Dapat menentukan geotermometri di reservoir
Menentukan sistem panas buminya

Geotermometer Unsur Terlarut


1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kuarsa no steam loss

1309
toC = -------------------- 273
5.19 log SiO2

Kuarsa max steam loss

1522
toC = -------------------- 273
5.75 log SiO2

Na-K (Fournier)

1271
t C = ------------------------- 273
log (Na/K) + 1.483

Na-K (Giggenbach)

1390
t C = ------------------------- 273
log (Na/K) + 1.75

Na-K-Ca

1647
toC = --------------------------------------------------------- 273
1/2
log (Na/K) + [log(Ca /Na) + 2.06] + 2.47

K-Mg

4410
t C = ------------------------ 273
14.0 log (K2/Mg)

SiO2, Na, K, Ca dan Mg dalam mg/kg

Pemboran Landaian Suhu & Eksplorasi

Kegiatan:
Hanya dilakukan saat tahap eksplorasi

Hasil:
Penampang gradien temperatur sumur
Log komposit sumur
Potensi Cadangan Mungkin (saat pemboran
eksplorasi)

Survei Geosain Terpadu

Kegiatan:
Kajian
terpadu
geologi,
geokimia, serta pemboran.
Hasil:
Estimasi
cadangan,
terduga
Sistem panas bumi

geofisika

minimal

dan

cadangan

Status Eksplorasi

Geothermal Potency

Perhitungan Potensi

Perhitungan
potensi
panas
bumi
bukan
merupakan proses yang statik, tapi harus
dilakukan secara berkesinambungan selama
eksplorasi, pengembangan dan eksploitasi.
Metode yang dilakukan:
Memperkirakan aliran panas alamiah
Membandingkan dengan lapangan lain
Memperkirakan keluaran sumur yang telah
ada
Perhitungan volumetrik

Geological assurance
Undiscovered

Possible

Probable

Proven

Economic

Useful

Subeconomic

~ 3 km

(Economic at future time)

Residual

Accessible
Resource base

Resource
Energy which could be extracted economically and legally
in the near future

Inaccessible

Economic feasibilty

Identified

Reserve
That part of resources which could be extracted
economically and legally at present

Depth

Muffler and Cataldi (1978)

Kegiatan Survei dan Potensi


1. Survei Pendahuluan

Sumber Daya
Spekulatif

2. Eksplorasi

Sumber Daya
Hipotetis

3. Eksplorasi +
Pemboran Eksplorasi

Cadangan
Terduga

4. Studi Kelayakan

Cadangan
Mungkin

5. Pemboran Deliniasi

Cadangan
Terbukti

Pemboran
6.
Pengembangan

Perhitungan Potensi
1. Mengestimasi kehilangan panas (natural heat
loss)
sumber daya spekulatif
2. Membandingkan dengan daerah panas bumi lain
yang mempunyai kemiripan lapangan dan telah
diketahui potensinya sumber daya hipotetis
3. Mengestimasi energi panas yang terkandung
dalam batuan maupun fluida cadangan
4. Mengestimasi kandungan massa fluida dengan
memperhitungkan energi panas yang terdapat
dalam fluida (air panas maupun uap)
cadangan

Hilang Panas Alamiah vs Produksi

Hilang Panas Alamiah

Q m c (T To)

= mass flowrate (kg/s) = V.f

= fluid density (kg/m3) = 1000 kg/m3

V
T
To

= volume flowrate (m3/s)


= temperature of discharge fluids
= mean annual temperature (or air ambient
temperature)
c
= specific heat capacity (kJ/kg K) = 4.2 kJ/kg K

Hilang Panas Alamiah

Kesalahan (error) = 15%

Hilang panas dikaji berdasarkan perbedaan


gradien temperatur dan kondisi normal.

Tanah beruap, termasuk fumarola, hanya


terbentuk pada sistem panas bumi temperatur
tinggi.
Meskipun
demikian
hilang
panas
alamiahnya sulit dihitung.

Transfer panas dari tanah beruap


mekanisme konduksi dan konveksi.

Pada mekanisme konduksi, hilang


dipengaruhi oleh konduktivitas batuan.

melalui
panas

Contoh Kasus
Sebuah lapangan panas bumi mempunyai
manifestasi/keluaran berupa mata air panas,
kolam air panas,
dan steaming ground
dengan fumarola.
Karakteristik manifestasi ini masing-masing akan
diberikan.
Sumber daya spekulatif lapangan tsb?

Mata air panas


T = 80oC

V = 1 L/det
To = 20oC

Hilang Panas Alamiah Mata Air


Panas

Q m c (T To)
m

= mass flowrate (kg/s) = V.f

= fluid density (kg/m3) = 1000 kg/m3

V
T
To

= volume flowrate (m3/s)


= temperature of discharge fluids
= mean annual temperature (or air ambient
temperature)
c
= specific heat capacity (kJ/kg K) = 4.2 kJ/kg K

Q
= ...............................................................
.............................
= ...........................................

Kolam air panas


To = 20oC
T = 70oC
Luas = 20 m2
Debit = 2 L/s

Hilang Panas Alamiah Kolam Air


Panas

Q m c (T To)
m

= mass flowrate (kg/s) = V.f

= fluid density (kg/m3) = 1000 kg/m3

V
T
To

= volume flowrate (m3/s)


= temperature of discharge fluids
= mean annual temperature (or air ambient
temperature)
c
= specific heat capacity (kJ/kg K) = 4.2 kJ/kg K

Q
= ...............................................................
.............................
= ...........................................

dan evaporasi:
T (oC)

Qevaporasi (kJ/m2s)

20

0.35

40
60
80
98.5

1.3
3.7
9.2
~22

Qevaporasi = A x (Qevaporasi,T Qevaporasi,To)


= ..................................................
= ..........................................

QTOTAL
= ...............................................

Fumarola
Suara gemuruh

To = 20oC

R = radius = 50 cm =
0,5 m

T boiling point =
100oC

Hilang Panas Alamiah Fumarola


Asumsi :
Diam vv < 10 m/s
Gemuruh vv > 10 m/s
Vv = R2 = 3.14 x 0.52 x 10 m3/s
= 7,85 m3/s
mv = 7,85 m3/s x 0,5 kg/m3 = 3,925 kg/s
Q
= .....................................................................
.......................
= ...........................................

Tanah beruap
Gradien temperatur normal =
0,03oC/m
Konduktivitas batuan rata-rata =
2,4 W/moC
Luas = 2 km2

Gradien temperatur =
2oC/m

Hilang Panas Alamiah Tanah


Beruap
Q
= ...............................................................
Konduktif
.............................
= ...........................................

Hilang Panas Alamiah Total


QTOTAL = Qmata

air

+ Qkolam

air

+ Qfumarola + Qtanah

beruap

.............................................................
.............................................................

............. Hilang panas alamiah


Sumber daya spekulatif = ..........

Hilang Panas Alamiah (Ringkasan)

Manifestasi yang semakin panas:


makin tinggi hilang panas alamiah

Manifestasi semakin luas:


makin tinggi hilang panas alamiah

Tanah beruap dengan fumarola:


tinggi hilang panas alamiah sistem temperatur tinggi

Rembesan/seepage:
sangat rendah hilang panas alamiah tidak signifikan

Kesimpulan
1. Manifestasi

panas bumi yang muncul di


permukaan memberikan gambaran tentang
kondisi di bawah permukaan (reservoir),
termasuk besar potensi panas bumi.
2. Potensi panas bumi dihitung secara kontinu dan
berkesinambungan tergantung pada tahap
kegiatan/survei yang dilakukan. Semakin detil
survei dilakukan, semakin tinggi keyakinan
(geologi dan ekonomi) terhadap perhitungan
potensi.
3. Sangatlah penting untuk menghitung sumber
daya spekulatif panas bumi, karena besarannya
akan menentukan langkah pengusahaan energi
panas bumi selanjutnya.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai