Talasemia
Talasemia
Talasemia
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Pada tahun 1925, Cooley dan Lee pertama kali menggambarkan bentuk anemia
berat yang terjadi pada awal kehidupan yang disertai dengan splenomegali dan
perubahan tulang. Tahun 1932, George H. Whipple dan William L. Bradford
mempublikasikan temuan patologis pada penyakit ini. Whipple menyebutnya
thalassic anemia dan menyingkatnya menjadi thalassemia, berasal dari talassa
yang berarti laut, karena awalnya penyakit ini ditemukan di daerah Mediteranian.
(williams)
Talasemia merupakan kelompok penyakit yang diakibatkan kelainan produksi
globin yang diturunkan. Kondisi ini merupakan bagian dari spektrum penyakit
yang disebut sebagai hemoglobinopati yang secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua tipe umum. Kategori pertama merupakan kondisi anemia sel sabit,
yang berasal dari perubahan struktural rantai globin yang diturunkan. Hemoglobin
abnormal tersebut fungsinya kurang efisien dan dipecahkan lebih cepat
dibandingkan hemoglobin dewasa normal lainnya. Kategori kedua adalah
talasemia, yang terdiri dari defek kecepatan sintesis dari satu atau lebih rantai
globin yang akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin,
eritropoiesis yang tidak efektif, hemolisis, dan berbagai derajat anemia. (williams)
Epidemiologi
Terdapat lebih dari 200 mutasi talasemia . Lebih dari 20 alel diketahui
berpengaruh terhadap 80% kasus talasemia di seluruh dunia; dan 3% populasi
seluruh dunia memiliki gen talasemia . Di Asia Tenggara, 5-10% populasi
memiliki gen talasemia . Di Amerika Serikat, sekitar 2000 orang diketahui
menderita talasemia . (nelson). Sekitar 1,1% pasangan di seluruh dunia berisiko
memiliki anak dengan penyakit hemoglobin, dan 2,7 per 1000 konsepsi menderita
penyakit ini. (who)
Klasifikasi
Patofisiologi
Kurangnya jumlah (+) atau ketidakadaan (0) rantai globin beta menyebabkan
kelebihan relatif dari rantai globin alfa yang mengendap di prekursor eritroid di
sumsum tulang, menyebabkan kematian prematur dari sel-sel sumsum tulang
sehingga terjadi eritropoiesis yang tidak efektif. Derajat kurangnya rantai globin
ditentukan oleh mutasi gen globin beta yang terletak pada kromosom 11.
Hemolisis perifer yang berkontribusi terhadap anemia tidak terlalu menonjol pada
talasemia mayor dibandingkan talasemia intermediet, dan terjadi ketika rantai
globin alfa yang tidak larut menginduksi kerusakan membran eritrosit. Anemia
menstimulasi produksi eritropoietin tetapi ekspansi sumsum tulang tidak efektif,
menyebabkan deformitas tulang. Anemia yang berlangsung lama dan berat serta
peningkatan gerakan eritropoetik juga menyebabkan hepatospenomegali dan
eritropoiesis ekstrameduler. (orphanet journal)
Manifestasi Klinis
Bayi penderita talasemia mayor tampil normal selayaknya bayi lainnya saat lahir.
Anemia biasanya terjadi selma beberapa bulan pertama kehidupan dan semakin
bertambah berat. Bayi-bayi ini mengalami gagal tumbuh dan dapat mengalami
gangguan makan, serangan demam, diare, dan gejala gastrointestinal lainnya.
Sebagian besar bayi yang menderita talasemia homozigot transfusion-dependent
timbul gejala pada tahun pertama kehidupan. Onset yang lebih lama memberi
kesan bahwa kondisi tersebut merupakan bentuk intermediet talasemia .
Perjalanan penyakit pada masa kanak-kanak hampir sepenuhnya bergantung
terhadap transfusi darah yang adekuat. Gambaran anemia Cooley yang khas
menggambarkan bahwa kadar hemoglobin normal relatif dapat diperptahankan
dengan transfusi darah rutin. Jika transfusi darah adekuat dapat dilaksanakan,
anak-anak dapat tumbuh da berkembang secara normal tanpa tanda fisik yang
abnormal. Beberapa komplikasi dari penyakit ini terjadi pada masa kanak-kanak.
Masalah muncul karena kelebihan besi akibat eritropoiesis yang tidak efektif dan
akibat transfusi darah yang berulang. Kelebihan ini muncul pada awal dekade
pertama. Anak-anak ang diterapi dengan agen kelasi besi yang adekuat dapat
berkembang secara normal, meskipun beberapa dari mereka tetap berperawakan
pendek.
Anak-anak yang tidak mendapatkan transfusi adekuat akan muncul tanda khas
anemia Cooley. Tulang tengkorak yang menonjol dan pertumbuhan berlebihan
daerah maksila menyebabkan wajah mongoloid. Perubahan ini dihubungkan
dengan gambaran radiologis yang khas ada tulang tengkorak, tulang panjang, dan
tangan. Diploe melebar, disertai dengan gambaran hair on end atau sun ray
dan trabekulasi pada tulang panjang dan falang. Deformitas tulang yang mencolok
dapat terlihat. Hepar dan lien membesar, serta terjadi peningkatan pigmentasi
kulit. Tanda-tanda kondisi hipermetabolik seperti demam, penurunan massa otot,
dan hiperurisemia dapat terjadi.
Diagnosis (orphanet journal)
Diagnosis klinis
Talasemia mayor biasanya dicurigai pada bayi usia kurang dari 2 tahun dengan
anemia
mikrositer
yang
berat,
disertai
dengan
ikterus
ringan
dan
hipokromia,
anisositosis,
poikilositosis,
dan
eritrosit
dan +/0
komponen HbA berkisar antara 10-30$ sementara HbF 70-90%. HbA2 bervariasi
pada homozigot talasemia beta dan meningkat pada talasemia beta minor.
Elekroforesis Hb dan HPLC juga dapat mendeteksi hemoglobinopati lainnya yang
berhubungan dengan talasemia beta.
Diagnosis Banding
Anemia sideroblastik
Anemia diseritropoietik kongenital
Tatalaksana
Satu-satunya terapi yang tersedia bagi anak-anak talasemia adalah transfusi darah
rutin. Terapi kelasi besi juga diberikan untuk mencegah kelebihan besi, juga
splenektomi pada kasus hipersplenisme.
Transfusi
Anak-anak dengan talasemia dengan kadar hemoglobin yang terkontrol antara
9,5-14 g/dL dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Anak-anak ini tidak
dan
opini
mengindikasikan
bahwa
askorbat
dapat
mencetuskan
Perawatan Umum
Terapi talasemia memerlukan standar yang tinggi. Infeksi harus diterapi awal.
Apabila diet kurang folat, suplemen harus diberikan. Suplementasi tidak
diperlukan pada anak-anak yang diberikan regimen transfusi. Perhatian khusus
harus diberikan terhadap telinga, hidung, dan tenggorokan akibat sinusitis kronis
dan penyakit telinga tengah akibatdeformitas tulang tengkorak. Kontrol gigi
secara berkala perlu dilakukan karena anak-anak talasemia yang kurang
ditransfusi
akan
memiliki
bermacam-macam
deformitas
maksila
dan
perkembangan gigi yang buruk. Pada tahap lanjut, apabila kelebihan besi menjadi
masalah utama, mungkin diperlukan terapi pengganti endokrin. Terapi
simptomatik untuk penyakit tulang metabolik dan gagal jantung juga mungkin
diperlukan.
Prognosis
Tanpa terapi, penderita talasemia beta mayor akan mengalami kematian saat usia
5 tahun akibat infeksi dan cachexia. Terapi awal adalah transfusi darah berkala
ketika pasien mulai mengalami manifestasi klinis yang bermakna. Dengan
transfusi, angka kelangsungan hidup pasien memanjang hingga dekade kedua.
Kematian penderita diketahui akibat penyakit jantung yang terjadi pada masa
kanak-kanak atau remaja. Prognosis penderita talasemia beta mayor secara
dramatis meningkat dengan adanya terapi kelasi besi. Meksipun demikian, pasien
dependen transfusi terus mengalami akumulasi besi yang progresif. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan pada akhirnya kematian, khususnya akibat
penyakit jantung. Kemajuan dari transfusi eritrosit dan adanya regimen kelasi besi
yang baru meningkatkan angka kelangsungan hidup. Penilaian siderosis
miokardium dan pengawasan fungsi jantung dikombinasi dengan kelasi besi
intensif dapat memperbaiki prognosis jangka panjang pada pasien yang sudah
diberikan kelasi besi saat usia muda. Transplantasi sumsum tulang merupakan
satu-satunya pengobatan definitif untuk talasemia mayor saat ini. (orphanet
journal)