LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : ...... TAHUN
TANGGAL : ......
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL
TAHUN 2015-2035
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan industri ke depan ditujukan agar sektor industri dapat
tumbuh lebih cepat sehingga dapat berperan lebih besar dalam
penciptaan nilai tambah yang berujung pada peran sektor industri pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Peningkatan pertumbuhan dan peran sektor industri tersebut akan
dapat dicapai apabila berbagai permasalahan yang dihadapi saat ini
dapat diatasi, yaitu:
1. masih lemahnya daya saing industri nasional;
2. belum kuat dan belum dalamnya struktur industri nasional;
3. masih terkonsentrasinya kegiatan industri di Pulau Jawa; dan
4. belum optimalnya regulasi pemerintah dalam mendukung kemajuan
sektor industri.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian disusun
dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Undang-undang
tersebut memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah dalam
mendorong kemajuan industri nasional secara terencana. Peran tersebut
diperlukan sebagai jawaban terhadap gagalnya mekanisme pasar dalam
mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan
mengejar ketertinggalan dari negara lain yang lebih dahulu maju.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor
industri ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara
sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan
tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan
pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri dan menjadi
panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam
pembangunan industri nasional.
1
B. Tujuan
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) disusun sebagai
pelaksanaan amanat pasal 8 ayat 1, Undang-Undang No. 3 tahun 2014,
dan menjadi pedoman bagi pemerintah dan pelaku Industri dalam
perencanaan dan pembangunan Industri sehingga tercapai tujuan
penyelenggaraan Perindustrian, yaitu:
1. mewujudkan
Industri
nasional
sebagai
pilar
dan
penggerak
perekonomian nasional;
2. mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;
3. mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau;
4. mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta
mencegah pemusatan atau penguasaan Industri oleh satu kelompok
atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
5. membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;
dan
7. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
RIPIN memiliki masa berlaku untuk jangka waktu 20 tahun, dan bila
diperlukan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
C. Perkembangan Lingkungan Strategis
1. Dinamika Terkait Sektor lndustri
Sektor industri bersifat dinamis seiring dengan perubahan yang terjadi
di dalam sektor industri itu sendiri maupun di luar lingkungan
industri. Sifat dinamis ini penting agar sektor industri dapat selalu
beradaptasi. Beberapa faktor telah terbukti dan diakui memiliki
pengaruh penting terhadap perkembangan sektor industri nasional di
masa depan antara lain:
a. Peningkatan
jumlah,
perubahan
komposisi,
dan
peningkatan
kesejahteraan penduduk
Saat
ini,
Indonesia
adalah
negara
keempat
dalam
daftar
tahun
2035.
potensial
Besarnya
bagi
jumlah
industri
penduduk
barang
merupakan
konsumsi
dan
pasar
industri
peluang
bagi
peningkatan
produktivitas
industri
memudahkan
Perkembangan
tata
teknologi
cara
penguasaannya
tersebut
akan
oleh
industri.
berpengaruh
pada
diprediksi
akan
semakin
mendominasi
struktur
perekonomian
dunia.
Oleh
karena
itu,
kebijakan
pada
20
tahun
kedepan.
Untuk
menjamin
keberlangsungan
dengan
resources
displacement.
Kondisi
ini
harus
industri
hijau
(green
industry)
perlu
lebih
paradigma
industri
yang
mengikuti
tumbuhnya
pertimbangan
pasar
agar
dapat
digunakan
untuk
produksi
untuk
menghasilkan
produk
dengan
tingkat
atau
dikenal
sebagai
relokasi
industri,
artinya
kerjasama
perdagangan
Partnership
Agreement
Comprehensive
Partnership
bilateral
-
Agreement
IJEPA,
-
(Indonesia-Japan
Indonesia-EFTA
IE-CEPA,
Indonesia-
Penyempurnaan
kedua
undang-undang
tersebut
6
industri
di
daerah
serta
meminimalkan
Industri
nasional
sebagai
pilar
dan
penggerak
perekonomian nasional;
2. mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;
3. mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau;
4. mewujudkan
kepastian
berusaha,
persaingan
yang
sehat,
serta
pertumbuhan
industri
yang
diharapkan
dapat
industri.
6. Kuatnya struktur industri dengan tumbuhnya industri hulu dan
antara yang berbasis sumber daya alam.
Sasaran pembangunan sektor industri yang akan dicapai pada tahun
2015 sampai dengan tahun 2035 seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Sasaran Pembangunan Industri Tahun 2015 s.d. 2035 (persen)
Indikator Pembangunan
Satuan
Industri
Pertumbuhan sektor Industri
1
%
Non Migas
a. Makanan, Minuman dan
Tembakau
b. Tekstil, Brg. kulit & Alas
kaki
c. Brg. kayu & Hasil hutan
lainnya.
d. Kertas dan Barang cetakan
e. Pupuk, Kimia & Barang
dari karet
f. Semen & Brg. Galian
bukan logam
g. Logam Dasar Besi & Baja
h. Alat Angk., Mesin &
Peralatannya
i. Barang lainnya
NO
2014
2015
2020
2025
2035
6,18
6,83
8,51
9,11
10,46
5,35
5,64
6,99
7,26
7,68
5,60
5,86
7,10
7,37
8,20
6,06
6,12
6,04
6,45
6,81
3,69
4,07
4,67
5,65
6,33
2,07
3,23
7,98
8,29
10,22
3,19
4,66
6,83
8,30
9,55
5,69
6,78
5,60
6,82
7,15
9,07
9,80
10,73
11,16
12,24
3,24
2,69
3,12
4,05
5,44
21,06
21,22
24,88
27,44
30,00
9
Indikator Pembangunan
Satuan 2014
Industri
Share ekspor produk industri
3
%
62,86
terhadap total ekspor
Jumlah tenaga kerja di sektor Juta
4
14,88
industri
orang
Rasio impor bahan baku
5 sektor industri terhadap PDB
%
43,52
sektor industri non migas
Rp
6 Nilai Investasi sektor industri
210
Trilyun
a. Investasi di P Jawa
terhadap total investasi
%
72
sektor industri
b. Investasi di luar P Jawa
terhadap total investasi
%
28
sektor industri
Persentase nilai tambah
7 sektor industri yang
%
29,00
diciptakan di luar Pulau Jawa
NO
2015
2020
2025
2035
66,26
69,85
73,46
78,39
15,44
18,44
21,73
29,19
43,08
26,98
23,00
20,00
270
510
1.000
1.930
69
62
55
40
31
38
45
60
30,00
32,00
35,00
40,00
langkah-langkah
penguatan
kapasitas
afirmatif
berupa
kelembagaan
dan
perumusan
pemberian
fasilitas
6. Pembangunan sarana dan prasarana Industri
7. Pembangunan industri hijau
8. Pembangunan industri strategis
9. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
10. Kerjasama internasional bidang industri
Panjang
Nasional
(RPJPN),
tahapan
dan
arah
rencana
untuk
"mencapai
keunggulan
kompetitif
dan
11
dan
berkembangnya
industri
manufaktur
dengan
modal
dasar
dan
prasyarat
pembangunan
industri;
c.
f.
3. Sinergitas yang kuat antara industri kecil, menengah, dan besar yang
menjalankan perannya sebagai sebuah rantai pasok (supply chain).
Sinergitas tersebut harus dibangun melalui hubungan yang saling
menguntungkan dan saling membutuhkan antar skala usaha sektor
industri secara nasional.
4. Pentingnya peran dan kontribusi industri manufaktur terhadap
Ekonomi Nasional sebagai tumpuan bagi penciptaan lapangan kerja,
penciptaan nilai tambah, penguasaan pasar domestik, pendukung
pembangunan berkelanjutan, serta menghasilkan devisa.
12
yang
berpengetahuan
dan
terampil,
serta
ilmu
daya
manusia
yang
memiliki
kompetensi
kerja
Pengembangan,
penguasaan,
dan
pemanfaatan
teknologi
Penyediaan
alokasi
dan
kemudahan
pembiayaan
yang
nasional
sebagai
tujuan
pembangunan
industri
diantaranya adalah:
a. peningkatan
kemandirian
ekonomi
dan
mengurangi
terkait
pertumbuhan
ekonomi
yang
dihadapi
diantaranya adalah:
a. penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan pekerja
melalui penciptaan lapangan kerja produktif; dan
b. struktur industri yang lemah yang ditandai dengan kurangnya
keterkaitan antara satu sektor industri dengan industri lainnya,
tingginya kandungan impor bahan baku dan komponen, dan
lemahnya daya saing di pasar global.
3. Keinginan
untuk
mengejar
ketertinggalan
dari
negara
maju
pertimbangan
di
atas,
maka
dirumuskan
kriteria
Kriteria
Indikator Kuantitatif
No.
Kriteria
Memperkuat, memperdalam
dan menyehatkan struktur
industri
Memiliki keunggulan
komparatif, penguasaan
bahan baku, dan teknologi
Indikator Kuantitatif
4. Tingkat penggunaan bahan baku
impor
1. Forward linkage
2. Backward linkage
3. Nilai tambah per output
4. Persentase skala industri besar
5. Concentration Ratio (CR4)
6. Proporsi bahan baku impor
7. Rata-rata nilai tambah per
perusahaan
-
Industri Andalan
Industri
Pendukung
Industri Hulu
16
Industri
IndustriAndalan
Pangan
Industri Farmasi,
Kosmetik dan
Alat Kesehatan
Industri
Pangan
Industri Tekstil,
Kulit, Alas Kaki
dan Aneka
Industri Alat
Transportasi
Industri
Elektronika dan
Telematika (ICT)
Industri
Pembangkit
Energi
Industri Pendukung
Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
Industri Hulu
Industri Hulu
Mineral Tambang
Modal Dasar
Sumber Daya Alam
Prasyarat
Infrastruktur
Pembiayaan
pentahapan
pembangunan
industri
dan
penetapan
Industri
Prioritas
INDUSTRI
PANGAN
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
Industri Pengolahan Ikan
Ikan awet, aneka
Minyak omega-3,
Pangan fungsional
olahan ikan,
pangan fungsional dan suplemen,
rumput laut dan
berbasis limbah
pure carrageenan.
hasil laut
industri hasil laut
Industri Pengolahan Susu
Susu bubuk, susu Susu formula,
Pangan
cair (kental manis, aneka keju,
fungsional, pro &
pasteurisasi, UHT), mentega,
prebiotic, susu
yogurt, keju,
formula khusus
probiotic, pangan
fungsional.
mentega, ice
cream,
confectionary
17
No
Industri
Prioritas
Jenis Industri
2015-2020
Industri
Minyak goreng
(kelapa, kelapa
sawit), VCO,
tepung kepala
kering, santan
dalam kemasan
2020-2025
Pengolahan Minyak
Minyak sawit
merah (kaya beta
karoten), tepung
santan.
pangan fungsional
2025-2035
Nabati
Fortified cooking
oil, pangan
fungsional
dan Sayuran
Mixed
fruit/vegetable
layer, pangan
fungsional,
suplemen
Industri Minuman
Minuman ringan,
AMDK
Minuman
kesehatan
Minuman energi
IndustriTepung
Tapioka, pati
lainnya (jagung,
sorghum, sagu),
mocaf, tepung
kedele, gula cair
(glokusa, maltosa,
fruktosa)
Tepung gandum
tropika, pati dari
biomasa limbah
pertanian, pangan
darurat
Granulated
composit flour.
18
No
Industri
Prioritas
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
2.
INDUSTRI
2
Industri
FARMASI,
1. Sediaan herbal
1.
KOSMETIK DAN 2. Garam industri
2.
ALAT
dan farmasi,
KESEHATAN
3. Parasetamol,
3.
4. Stevioside
4.
(pemanis
5.
buatan),
6.
5. Vitamin C,
7.
6. Glukosa
8.
(Pharmaceutical
grade for
infusion),
7. Beta-carotene
(Vitamin A)
8. Produk Kosmetik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sediaan herbal
Amoxicillin,
Azitrimycin,
Vitamin B12,
Omeprazol,
Cardiovascular
(mabendazole),
7. Insulin,
8. Radio farmasi,
9. Produk
Kosmetik
19
No
3.
Industri
Prioritas
INDUSTRI
TEKSTIL,
KULIT, ALAS
KAKI DAN
ANEKA
Jenis Industri
2015-2020
1. Serat tekstil
(Serat poliester,
Serat Akrilik)
2. Garmen
3. Tekstil Khusus:
Otomotive
textile, Medical
textile, dan
Industrial textile
2020-2025
Industri Tekstil
1. Serat tekstil
(Serat Nilon,
Rayon)
2. Tekstil
Khusus:
Medical textile,
Geotextile,
Construction
textile, dan
Ecotech textile
2025-2035
1. Serat tekstil
(Serat Nilon,
serat poliester,
Serat Akrilik
dan rayon)
2. Tekstil Khusus:
Geotextile,
Construction
textile, Ecotech
textile, dan
Protective textile
1. Plastik :
Barang-barang
plastik, Produk
plastik rumah
tangga (high
quality)
2. barang dari
karet untuk
keperluan
rumah tangga
(high quality)
3. Kulit sintetis
20
No
4.
Industri
Prioritas
INDUSTRI ALAT
TRANSPORTASI
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
Industri Kendaraan Bermotor
1. Komponen
otomotif
2. Penggerak mula
BBM/gas dan
Listrik
3. Alat berat
Penggerak mula
listrik dan fuel cell
Penggerak mula
listrik dan fuel cell
Industri Kapal
Kapal laut dan
kapal selam
Kapal laut
5.
INDUSTRI
ELEKTRONIKA
DAN
TELEMATIKA
(ICT)
1. Pesawat
terbang
2. Roket peluncur
1. Pesawat
terbang
2. Roket peluncur
Industri Elektronika
1. Komponen
1. Smart
home Komponen
appliances
elektronika tanpa
elektronika
2. Komponen
komponen
2. Fabrikasi
elektronika
fabrikasi (fabless)
(foundry)
tanpa komponen
semiconductor
fabrikasi
volume kecil
(fabless)
Industri Komputer
Komputer
Industri Peralatan Komunikasi
1. Transmisi
telekomunikasi
2. Mobile phone
6.
INDUSTRI
PEMBANGKIT
ENERGI
Transmisi
telekomunikasi
(radar dan satelit)
Transmisi
telekomunikasi
(satelit)
1. Motor/generator
listrik
2. Baterai
3. Solar cell
4. Pembangkit
Listrik Tenaga
Nuklir
21
No
7.
Industri
Prioritas
INDUSTRI
BARANG
MODAL,
KOMPONEN,
DAN BAHAN
PENOLONG
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
produksi untuk
elektronika dan
pengolahan
pangan
1. Industrial tools
2. CNC controller
3. Flexible
1. CNC controller
2. Flexible
Machining
Machining
center
center
3. Otomasi proses
4. Otomasi proses
produksi untuk
produksi
elektronika dan
untuk
pengolahan
elektronika
pangan
dan
pengolahan
pangan
Industri Komponen
1. Packaging (basis 1. Packaging
1. Packaging high
karton dan
high quality
quality (basis
plastik),
(basis karton
karton dan
2. Pengolahan
dan plastik),
plastik),
karet dan
2. Barang2. Plastik dan
barang dari
barang karet
karet
karet : Ban
dan plastik
engineering,
engineering
Produk plastik
pnumatic, Ban
luar dan ban
dan karet
3. Zat Additive,
dalam,
4. Zat pewarna
untuk
kesehatan,
3. Zat Additive,
tekstil (Dye
4. Zat pewarna
elektrik,
stuff),
elektronik dan
tekstil (Dye
permesinan,
stuff),
Produk plastik
dan karet
advance
material
3. Zat Additive,
4. zat pewarna
tekstil (Dye
stuff)
1. Katalis
2. Solvent
22
No
8.
Industri
Prioritas
INDUSTRI
1
HULU AGRO
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
Industri Oleofood
Minyak nabati
kasar (CPO, PKO,
CNO), olein,
stearin, gliserol,
PFID, coco butter
susbtitute,
margarin,
shortening, other
specialty fats.
Specialty fats
(coco butter
substitute,
shortening,
margarine), dan
tocopherol,
betacaroten, asam
organik dan
alkohol dari
limbah PKS,
arang aktif, serat
nabati.
Industri Oleokimia
Fatty acids, fatty
Fatty acids, fatty
alcohols, fatty
alcohols, fatty
amine, methyl ester amine, methyl
sulfonat
esters dan
(biosurfactant),
bioplastic (PHB,
biolube (rolling oils), PHV, polylactate)
glycerine based
berbasis limbah
chemicals
PKS, arang aktif
dan serat nabati.
Biodiesel (Fatty
Acid Methyl Ester/
FAME), Bioavtur
(Bio jet fuel).
Industri Kemurgi
Biodiesel,
Bioethanol,
Bioavtur (Bio jet
fuel), Biogas dari
POME
Biomaterial untuk
peralatan medis,
aromatic building
blocks berbasis
lignin untuk
sintesis
obat/farmasi,
Bioetanol
berbahan baku
lignoselulosa dan
limbah biomasa
Specialty fats
aditif/penolong
pengolahan
pangan
Biodiesel
(Fatty
Acid
Methyl
EsteME), Bioavtur
(Bio jet fuel).
Nano-cellulose
derivatives, biobased fiber &
polymers (carbon
fiber, vicous), new
generation of
biobased composit.
Secondary biofuel
(bioetanol
Bioetanol
(berbahan baku
lignoselulosa),
secondary biofuel
(biomass
pyrolysisgasification)
23
No
Jenis Industri
Industri
Prioritas
2015-2020
2020-2025
2025-2035
Industri Pakan
Ransum pakan
ternak/ ikan/
udang
Ransum pakan
berbasis limbah
agro industri
Ransum
dan
suplemen pakan
Serat bambu
untuk tekstil,
MDF (Mediumdensity
fibreboard), wood
composite, arang
bricket, dan
aneka produk
berbasis limbah
industri kayu
Komponen
berbasis kayu
(wood working)
dan limbah
industri kayu
INDUSTRI
LOGAM DASAR
DAN BAHAN
GALIAN BUKAN
LOGAM
1. Sponge iron
2. Slab,
Billet,
Bloom
3. Paduan besi
(ferro alloy)
4. Baja tahan
karat long
product
5. Baja untuk
keperluan
khusus (special
steel)
24
No
Industri
Prioritas
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
Industri pengolahan dan pemurnian Logam dasar bukan
besi
1. Alumina
1. Alumina
dan 1. Alumunium
alumunium
2. Nickel matte
dan alumunium
3. Tembaga katoda 2. Mixed
alloy
Hydroxide
2. Nickel
Precipitate
Electrolytic,
Nickel Sulfate,
(MHP),
Mixed
Sulfide
Nickel Chloride
Precipitate
3. Kawat tembaga
(MSP),
dan electronic
3. Paduan
component
tembaga
(copper alloy)
Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth), dan bahan
bakar nuklir
1. Logam mulia
1. Logam
mulia 1. Logam
mulia
2. Konsentrat
untuk dekorasi
untuk
logam tanah
dan perhiasan
komponen
jarang
2. Logam
tanah
elektronik
jarang
2. Logam tanah
jarang untuk
komponen
elektronik
3. Logam tanah
Bahan bakar
nuklir
10. INDUSTRI
KIMIA DASAR
(HULU DAN
ANTARA)
No
Industri
Prioritas
Jenis Industri
2015-2020
2020-2025
2025-2035
Kaprolaktam,
Cumene, Propilen
Glikol,
Etilen
Glikol,
Fenol,
Asam
Fumarat,
Ptalic Anhidrat
Kaprolaktam,
Carbon
black,
Metil
Metakrilat,
Asam
Tereftalat,
Asam
Asetat
(Peningkatan
kapasitas
dan
kualitas)
Industri Pupuk
pupuk
tunggal pupuk
tunggal
(basis
nitrogen), (basis
fosfat),
pupuk majemuk
pupuk
tunggal
(basis
kalium),
pupuk majemuk
pupuk tunggal
(basis nitrogen),
pupuk tunggal
(basis fosfat),
pupuk tunggal
(basis kalium),
pupuk majemuk
26
1. Industri Pangan
a. Sasaran
NO
URAIAN
TAHUN
2015
2020
2035
194
335
1.945
306
416
943
40
74
462
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
1. Menjamin ketersediaan bahan
baku (kualitas, kuantitas dan
kontinuitas) melalui koordinasi
dengan instansi terkait dan
kemitraan serta integrasi antara
sisi hulu dan sisi hilir didukung
oleh
infrastruktur
yang
memadai.
2. Menyiapkan SDM yang ahli dan
berkompeten di bidang industri
pangan melalui diklat industri
dan pendampingan
3. Meningkatkan
kemampuan
penguasaan dan pengembangan
inovasi
teknologi
industri
pangan melalui penelitian dan
pengembangan yang terintegrasi
4. Meningkatkan efisiensi proses
pengolahan dan penjaminan
mutu produk melalui penerapan
GHP,
GMP
dan
HACCP,
sertifikasi SNI dan halal, serta
bantuan
mesin/peralatan
pengolahan produk pangan dan
peningkatan
kapasitas
laboratorium uji mutu;
5. Mengkoordinasikan
pengembangan sistem logistik
untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan distribusi produk
pangan.
6. Memfasilitasi pembebasan PPN
atas proses pengolahan pangan
dengan nilai tambah kecil.
7. Menfasilitasi akses terhadap
pembiayaan yang kompetitif
bagi industri pangan skala kecil
dan menengah.
8. Meningkatkan
kerjasama
27
28
a. Sasaran
NO
TAHUN
URAIAN
2015
2020
2035
36
73
626
850
1.050
1.556
44
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
Industri Farmasi dan Kosmetik
1. Meningkatkan
penguasaan
teknologi proses dan rekayasa
produk industri farmasi dan
kosmetik melalui penelitian dan
pengembangan yang terintegrasi
2. Memfasilitasi
pembangunan
industri bahan baku farmasi dan
kosmetik untuk substitusi impor.
3. Mendorong
peningkatan
penggunaan
produk
dalam
negeri, termasuk meningkatkan
keterkaitan antara industri besar
dan industri kecil dan menengah.
4. Memperkuat infrastruktur dalam
rangka pemberlakuan SNI wajib
bagi industri farmasi
5. Pengembangan sektor petrokimia
hulu
untuk
mengurangi
ketergantungan bahan baku
Industri Alat Kesehatan
1. Pengembangan kebijakan yang
mengkaitkan
industri
alat
kesehatan
masal
dengan
pembiayaan layanan kesehatan
sebagai bentuk subsidi silang;
2. Pengembangan
kebijakan
penggunaan
produk
alat
kesehatan produk dalam negeri
pada
fasilitas
dan
layanan
kesehatan yang didanai APBN;
3. Fasilitasi promosi penggunaan
alat kesehatan buatan dalam
negeri termasuk pelatihan dan
jaminan
suku
cadang/pemeliharaan;
4. Pengembangan road map industri
alat kesehatan dan teknologi
terkait
secara
terintegrasi
5.
6.
7.
8.
9.
30
a. Sasaran
NO
URAIAN
TAHUN
2015
2020
2035
125
210
1.080
4.191
4.731
6.137
19
34
124
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
Industri Tekstil
1. Pendirian pabrik serat sintetik
yang
berorientasi
pasar
domestik;
2. Pengembangan industri pewarna
tekstil dan aksesoris;
3. Perumusan
kebijakan
Pemerintah
untuk
industri
garmen
agar
dipersyaratkan
menggunakan kain dalam negeri
secara bertahap;
4. Pengembangan kompetensi kerja
SDM industri tekstil sesuai
Standar
Kompetensi
Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
5. Penguatan
tempat
uji
kompetensi (TUK) dan lembaga
sertifikasi SDM industri tekstil;
6. Peningkatan
kemampuan,
kualitas & efisiensi industri TPT
termasuk IKM melalui pelatihan
desain dan teknologi proses
termasuk untuk mewujudkan
industri hijau;
7. Pendirian pusat desain dan
pusat inovasi teknologi untuk
meningkatkan
daya
saing
industri tekstil;
8. Melanjutkan
Program
Restrukturisasi Mesin/Peralatan
ITPT
untuk
meningkatkan
kualitas dan efisiensi;
9. Pemberian insentif bagi investor
industri
tekstil
khusus
berteknologi tinggi;
10. Harmonisasi sistem perpajakan
antara pajak keluaran dan pajak
masukan
dikaitkan
dengan
Industri
Plastik,
Pengolahan
Karet dan barang dari karet
1. Mengembangkan
teknologi
nasional
untuk
memproduksi bahan dasar
plastik dan karet.
2. Memperkuat
industri
pembuat kompon plastik dan
karet.
3. Memperkuat
kemampuan
nasional
untuk
memproduksi mesin dan
peralatan
produksi
dari
industri plastik dan karet
hilir.
4. Pembangunan
Industri
Plastik, Pengolahan Karet
dan barang dari karet skala
besar
dengan
orientasi
ekspor.
34
a. Sasaran
NO
TAHUN
URAIAN
2015
2020
2035
195
326
1.729
507
853
1.683
30
59
314
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengembangan
road
map
industri alat tarnsportasi secara
komprehensif
yang
bersifat
antar
moda
dengan
memperhatikan
kapasitas,
kualitas,
teknologi,
dan
karakteristik
kebutuhan
transportasi/ konektivitas di
dalam negeri, serta kaitannya
dengan jaringan transportasi
global
yang
memperhatikan
posisi geostrategis Indonesia;
Penguatan sub sektor industri
pemesinan melalui revitalisasi
mesin dan peralatan presisi
pada
industri
perkapalan,
kereta api dan pesawat terbang;
Penyediaan bahan baja dan non
baja serta paduannya, dan
bahan pendukung (komposit,
keramik plastik dan karet) yang
memenuhi kebutuhan spesifik
bagi industri alat transportasi;
Pengembangan regulasi melalui
koordinasi
dengan
instansi
terkait tentang ijin transportasi
darat, laut dan udara;
Pengembangan
kebijakan
penggunaan
produk
dalam
negeri yang memiliki daya saing
melalui
perjanjian
secara
bertahap
dengan
pihak
principal;
Pengembangan sistem untuk
status legal kepemilikan mesin
yang
diperlukan
bagi
penjaminan pinjaman ;
Pengembangan
kebijakan
tahapan penguasaan teknologi
35
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
37
a. Sasaran
NO
URAIAN
TAHUN
2015
2020
2035
34
62
432
190
328
897
14
42
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
38
10.
11.
12.
13.
14.
39
a. Sasaran
NO
URAIAN
TAHUN
2015
2020
2035
25
48
345
96
262
897
25
b. Program Pengembangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
40
41
a. Sasaran
2015
TAHUN
2020
2035
135
253
1.909
130
386
1.229
92
173
1.307
NO
URAIAN
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
Industri Mesin dan Perlengkapan
1. Kajian menyeluruh (integrated
supply chain mulai dari bahan
baku
sampai
penguasaan
teknologi) terhadap industri
pemesinan sebagai industri
yang
berperan
vital
dan
menjadi
tulang
punggung
pembangunan industri pada
banyak sektor;
2. Penguatan sub sektor industri
pembuat mesin, komponen
pendukung dan bahan baku
(baja,
dan
paduan)
bagi
industri pemesinan melalui
revitalisasi
mesin
dan
peralatan presisi, termasuk
pada sentra IKM logam secara
terintegrasi;
3. Pengembangan
kapasitas
industri pemesinan melalui
upaya
efisiensi
produksi
termasuk
penghematan
penggunaan energi;
4. Penyediaan bahan baja dan
non baja serta paduannya
yang memenuhi kebutuhan
spesifik
bagi
industri
pemesinan;
5. Pengembangan
dan
penyediaan bahan pendukung
(komposit
dan
keramik)
dengan spesifikasi yang sesuai
bagi industri tools;
6. Penyediaan dan peningkatan
kemampuan
SDM
dengan
kompetensi
pada
design
engineering, proses presisi,
pengukuran
presisi,
dan
43
a. Sasaran
NO
URAIAN
TAHUN
2015
2020
2035
183
336
2.377
309
400
803
37
73
537
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
1.
45
a. Sasaran
NO
TAHUN
URAIAN
2015
2020
2035
81
21
2.233
552
760
1.416
98
163
179
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
1. Memfasilitasi
pembangunan
pabrik iron ore pellet
2. Meningkatkan kapasitas produksi
(termasuk
pembuatan
pabrik
baru) kapur bakar dan cooking
coal serta briket semi kokas
3. Meningkatkan
jumlah
atau
kapasitas blast furnace
4. Meningkatkan kapasitas produksi
bijih/pasir besi dalam negeri
sebagai
bahan
baku
direct
reduction furnace dan blast
furnace
5. Revitalisasi industri baja untuk
efisiensi konsumsi energi dan
ramah lingkungan
6. Memfasilitasi
pembangunan
smelter
pengolahan
bauksit
menjadi alumina
7. Memfasilitasi
pembangunan
pabrik pengolahan bijih nikel
menjadi nikel pig iron, ferronikel
atau nikel matte,
8. Memfasilitasi
peningkatan
kapasitas
produksi
smelter
tembaga dan smelter aluminium.
9. Memfasilitasi
pembangunan
smelter tembaga tambahan dari
yang sudah ada
10. Meningkatkan kapasitas produksi
semen atau mendirikan pabrik
baru dengan memanfaatkan terak
tembaga yang dihasilkan smelter
tembaga
11. Meningkatkan kapasitas produksi
industri steel making (slab, billet,
HRC, CRC, besi beton, wire rod)
12. Peningkatan kapasitas produksi
Memfasilitasi pembangunan
pabrik baja untuk keperluan
khsusus
2. Memfasilitasi pembangunan
pabrik stainless steel
3. Memfasilitasi
pembenagunan
Smelter
aluminium tambahan dari
yang sudah ada
4. Memfasilitasi
pembenagunan
pabrik
Stainless steel
5. Memfasilitasi pembangunan
Smelter tembaga tambahan
dari yang sudah ada
6. Memfasilitasi pembangunan
pabrik
logam
untuk
mendukung industri pangan
fungsional
7. Memfasilitasi pembangunan
pabrik
logam
untuk
mendukung
industri
bioenergy dan kemurgi
8. Memfasilitasi pembangunan
pabrik
logam
untuk
mendukung industri magnet
9. Memfasilitasi pembangunan
pabrik
logam
untuk
mendukung
industri
komponen
otomotif, dan
telekomunikasi
10. Memfasilitasi peningkatkan
kapasitas pabrik konsentrasi
logam tanah jarang
11. Memfasilitasi
peningkatan
kapasitas pabrik penghasil
logam mulia dari lumpur
anoda maupun bahan baku
46
47
a. Sasaran
NO
URAIAN
TAHUN
2015
2020
2035
109
212
1.729
108
555
965
58
120
129
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020):
1. Memfasilitasi pendirian pabrik
petrokimia hulu dengan bahan
baku gas di Teluk Bintuni,
bahan baku CBM di Sumatra
Selatan
dan
kalimantan
selatan, bahan baku shale gas
di Sumatera Utara, dan bahan
baku batubara di Kalimantan
Timur dan Sumatera Selatan.
2. Mendorong
produsen
petrokimia
hulu
untuk
melakukan
efisiensi
dan
diversifikasi energi.
3. Memfasilitasi calon investor
dalam mendapatkan dukungan
dari Pemerintah Daerah dan
masyarakat dalam pendirian
pabrik
petrokimia
hulu
(penyediaan lahan, jaminan
bahan
baku,
perizinan,
infrastruktur, Amdal, dll)
4. Menyiapkan SDM lokal yang
kompeten.
5. Meningkatkan
kemampuan
penguasaan teknologi proses
dan rekayasa produk industri
petrokimia melalui penelitian
dan
pengembangan
yang
terintegrasi
6. Fasilitasi kerjasama teknologi
untuk pengembangan bahan
baku
alternatif
industri
petrokimia (teknologi gasifikasi
batubara, methanol to olefin)
7. Mendorong hilirisasi industri
petrokimia
hulu
melalui
kerjasama
dengan
industri
petrokimia antara dan hilir
dalam rangka penguatan dan
Mengembangkan
teknologi nasional untuk
memproduksi
bahan
petrokimia hulu
2. Membangun
Industri
Petrokimia Hulu skala
besar dengan orientasi
ekspor
3. Meningkatkan
keterkaitan
antara
industri hulu, industri
antara dan industri hilir
4. Mengembangkan
teknologi nasional untuk
memproduksi
bahan
kimia organik
5. Membangun
Industri
Petrokimia antara skala
besar dengan orientasi
ekspor
6. Mengembangkan
teknologi nasional untuk
memproduksi pupuk
7. Membangun
Industri
Pupuk
skala
besar
dengan orientasi ekspor
8. Mengembangkan
teknologi nasional untuk
memproduksi
resin
plastik
9. Membangun
Industri
Resin
Sintetik
Dan
Bahan
Plastik
skala
besar dengan orientasi
ekspor
10. Mengembangkan
teknologi nasional untuk
memproduksi
karet
sintetik.
48
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
49
V.
PERWILAYAHAN INDUSTRI
Kesatuan
Republik
Indonesia.
Sasaran
pengembangan
Wilayah Pengembangan
Industri
Papua
Papua Barat
Sulawesi Bagian Utara dan
Maluku
No
1
2
3
4
5
Provinsi
Papua
Papua Barat
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
50
No.
Wilayah Pengembangan
Industri
10
Jawa
No
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Bengkulu
Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Lampung
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
DI Jogjakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
51
52
53
Gambar 5. Perwilayahan Industri pada WPI Sulawesi Bagian Utara dan Maluku
54
55
56
57
58
59
60
61
Berdasarkan kriteria
Lokasi Kabupaten/Kota
Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie (KAPET
BANDAR ACEH DARUSSALAM)
Medan-Binjai-Deli Serdang-Serdang
Bedagai (MEBIDANG)
Karo-Simalungun-Batubara (ROSIBA)
Dumai-Siak
Batam-Bintan
Muara Enim
Banyuasin
Lampung Bagian Selatan (Lampung Barat,
Lampung Timur, Lampung Tengah,
Tanggamus)
Cilegon-Serang-Tangerang
Bogor-Bekasi-Purwakarta-SubangKarawang
Cirebon-Indramayu-Majalengka
Kendal-Semarang-Demak
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Utara
Riau
Kep. Riau
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
Lampung
Banten
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Tengah
62
No
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Lokasi Kabupaten/Kota
Tuban-Lamongan-Gresik-SurabayaSidoarjo-Mojokerto-Bangkalan
Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang
Tanah Bumbu-Kota Baru (KAPET
BATULICIN)
Samarinda, Balikpapan, dan Kutai
Kertanegara (KAPET SASAMBA)
Bontang-Kutai Timur
Provinsi
Jawa Timur
Tarakan
Bitung-Manado-Tomohon-MinahasaMinahasa Utara (KAPET MANADO BITUNG)
Morowali-Konawe-Pomala (Morowali +
KAPET BANK SEJAHTERA SULTRA)
Palu-Donggala-Parigi Mountong-Sigi
(KAPET PALAPAS)
Makassar-Maros-Gowa
Takalar-Jeneponto-Bantaeng
Halmahera Timur-Halmahera Tengah
Pulau Morotai
Mimika
Teluk Bintuni
Kalimantan Barat
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi TengahSulawesi
Tenggara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Maluku Utara
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
ditetapkan
sebagai
WPPI
yang
mekanismenya
diatur
percepatan
pemerintah
penyebaran
membangun
industri
keluar
kawasan-kawasan
Pulau
industri
Jawa,
sebagai
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembangunan
infrastruktur
untuk
mendukung WPPI (jalan,
kereta
api,
pelabuhan,
bandara)
Pembangunan
infrastruktur energi untuk
mendukung WPPI
Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan
SDM
Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan
riset dan teknologi
Penguatan kerjasama antar
WPPI
Promosi investasi industri
untuk masuk dalam WPPI
Pemberian insentif bagi
investasi bidang industri
yang masuk dalam WPPI,
terutama di luar Pulau
Jawa
Penguatan
konektivitas
antar WPPI
64
mendukung WPPI
9. Koordinasi
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam
penyusunan
rencana
penyediaan SDM dan teknologi
untuk mendukung WPPI
10. Koordinasi
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam penyediaan bahan baku
industri
11. Koordinasi
antar
Pemerintah
Provinsi
dan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
penyusunan kelembagaan
12. Koordinasi
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam perumusan pemberian
insentif fiskal dalam mendukung
WPPI
13. Pembangunan
infrastruktur
untuk mendukung WPPI (jalan,
kereta api, pelabuhan, bandara)
14. Pembangunan
infrastruktur
energi untuk mendukung WPPI
15. Pembangunan
sarana
dan
prasarana pengembangan SDM
16. Pembangunan
sarana
dan
prasarana pengembangan riset
dan teknologi
17. Penguatan kerjasama antar WPPI
18. Promosi investasi industri untuk
masuk dalam WPPI
19. Pemberian insentif bagi investasi
bidang industri yang masuk
dalam WPPI, terutama di luar
Pulau Jawa
20. Penguatan konektivitas antar
WPPI
Tabel 7. Program Pembangunan Kawasan Industri Tahun 2015-2035
Jangka Menengah (2015-2020)
1. Penyusunan
rencana
pembangunan kawasan industri
2. Koordinasi
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam
penyusunan
rencana
pembangunan infrastruktur untuk
mendukung kawasan industri
3. Koordinasi
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam penyelesaian aspek-aspek
yang terkait pertanahan
65
4. Koordinasi
antar
energi untuk mendukung
kementerian/lembaga
terkait
kawasan industri
dalam
penyusunan
rencana 5. Pembangunan sarana dan
penyediaan
energi
untuk
prasarana
pengembangan
mendukung kawasan industri
SDM
5. Koordinasi
antar 6. Pembangunan sarana dan
kementerian/lembaga
terkait
prasarana
pengembangan
dalam
penyusunan
rencana
Riset, Teknologi dan Inovasi
penyediaan SDM dan teknologi
(RISTEKIN)
untuk
mendukung
kawasan 7. Revitalisasi
kawasan
industri
industri
yang
sudah
6. Pembangunan kawasan industri
beroperasi, khususnya yang
7. Pengoperasian bank tanah (Land
berada di luar Pulau Jawa
Bank)
untuk
pembangunan
kawasan industri
8. Pembangunan infrastruktur untuk
mendukung
kawasan
industri
(jalan, kereta api, pelabuhan,
bandara)
9. Pembangunan infrastruktur energi
untuk
mendukung
kawasan
industri
10. Pembangunan
sarana
dan
prasarana pengembangan SDM
11. Pembangunan
sarana
dan
prasarana pengembangan Riset,
Teknologi dan Inovasi (RISTEKIN)
12. Revitalisasi kawasan industri yang
sudah beroperasi, khususnya yang
berada di luar Pulau Jawa
13. Pembentukan
kelembagaan
pengelolaan
kawasan
industri
(Pemerintah melakukan investasi
langsung)
Tabel 8. Program Pengembangan Sentra IKM Tahun 2015-2035
Jangka Menengah (2015-2020)
1. Survey dan pemetaan potensi
pembangunan sentra IKM
2. Penyusunan
rencana
pembangunan sentra IKM
3. Pembentukan kelembagaan sentra
IKM
oleh
pemerintah
kabupaten/kota
4. Pengadaan tanah oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota
untuk
pembangunan sentra IKM
5. Pembangunan
infrastrastruktur
untuk mendukung sentra IKM
6. Pembangunan sentra IKM
7. Pembinaan dan pengembangan
sentra IKM
66
daya
manusia;
(b)
pemanfaatan
sumber
daya
alam;
(c)
SDM
industri
difokuskan
pada
rencana
bertujuan
untuk
menyiapkan
tenaga
kerja
Industri
Industri
Prioritas
2015
Manajerial
Teknis
2020
Total
Manajerial
Teknis
2035
Total
Manajerial
1.
Industri
Pangan
2.
Industri
Farmasi,
Kosmetik Dan
Alat Kesehatan
3.
Industri
Tekstil, Kulit,
Alas Kaki Dan
Aneka
4.
Industri Alat
Transportasi
80.330
426.814
507.144
85.349
768.138
853.487 134.662
5.
Industri
Elektronika
Dan
Telematika
32.051
158.113
190.164
32.826
295.438
328.264
416.357
95.817
Teknis
Total
21.882
284.886
306.768
32.454
383.901
65.036
785.548
850.584
64.332
1.454.205 1.557.025
5.806.267 6.137.394
71.820
847.401
943.218
1.548.610 1.683.272
825.925
67
897.745
No
2015
Industri
Prioritas
Manajerial
Teknis
2020
Manajerial
Total
Teknis
2035
Total
Manajerial
6.
Industri
Pembangkit
Energi
13.117
83.558
96.675
26.261
236.350
262.611
7.
Industri
Barang Modal,
Komponen,
Dan Bahan
Penolong
22.897
107.137
130.034
50.985
335.450
386.434 115.438
8.
Industri Hulu
Agro
9.746
299.449
309.195
13.521
386.543
400.065
9.
Industri Logam
Dasar dan
Bahan Galian
Bukan Logam
72.899
479.674
552.377 100.430
660.383
760.543 186.780
5.966
102.176
108.142
524.516
555.672
53.287
industri
yang
10.
Industri Kimia
Dasar
Untuk
mewujudkan
kompetensi,
31.156
tenaga
ditetapkan
kerja
sasaran
71.820
33.415
pembangunan
Teknis
Total
825.925
897.745
1.114.071 1.229.509
769.875
803.290
1.229.175 1.415.955
912.447
965.732
berbasis
infrastruktur
Infrastruktur kompetensi
2015-2020
2020-2025
2025-2035
100
100
200
750
750
1.000
50
50
100
130
150
350
20
25
50
20
25
50
3
4
5
6
68
2. Program Pengembangan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang
memiliki kompetensi di bidang teknis dan
manajerial perlu
dan
penetapan
Standar
Kompetensi
Kerja
Tabel 11. Proyeksi Kebutuhan dan Pasokan Sumber Daya Alam Industri Hulu
KEBUTUHAN DAN PASOKAN SUMBER DAYA ALAM
NO
KELOMPOK
/ JENIS
INDUSTRI
(1)
(2)
KAPASITAS PRODUKSI
(ton per tahun)
2015-2020
2020-2025
2025-2035
2015-2020
2020-2025
2025-2035
KETERSEDIAAN
BAHAN BAKU
(Juta TON)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Besi Baja
Dasar
20.137.000
25.137.000
35.137.000
22.940.070
28.636.070
40.028.070
Nikel
1.480.000
1.680.000
2.320.000
19.170.725
21.761.364
30.051.407
Tembaga
1.200.000
1.500.000
2.100.000
4.277.359
5.346.699
7.485.378
Aluminium
1.500.000
3.500.000
5.500.000
8.250.000
19.250.000
30.250.000
II
Industri
Petrokimia
Hulu
Industri
Kimia
Organik
III
Industri
Bahan
Penyegar
(kakao)
Industri
Oleofood,
Oleokimia
dan Kemurgi
(kelapa
sawit)
15.690.000
20.550.000
30.230.000
Gas :
7,300,000
Batubara :
12,400,000
Gas :
13,500,000
Batubara :
23,000,000
3.530.000
4.220.000
5.620.000
Minyak bumi :
71,000,000
Minyak
bumi :
82,300,000
Cadangan bijih
Tembaga * : 3.044
Cadangan bauksit * :
1.129
Biji
2.642
5.346
16.108
1.173
1.245
1.400
21.713
33.224
53.216
17.370
26.579
42.573
kakao:
2015-2019 : 1.174
2020-2024 : 1.245
2025-2035 : 1.400
CPO :
2015-2019 : 39.634
2020-2024 : 44.161
2025-2035 : 53.216
2. Program Pengembangan
Dalam
rangka
menjamin
ketersediaan
sumber
daya
alam
bagi
budidaya
dan
pemuliaan
sumber
daya
alam
terbarukan,
6) Pengembangan investasi pengusahaan sumber daya alam di luar
negeri, dan/atau
7) Fasilitasi kerjasama penyediaan sumber daya alam dengan negara
lain.
b. Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam
Pelarangan atau pembatasan ekspor sumber daya alam ditujukan
untuk memenuhi rencana pemanfaatan dan kebutuhan perusahaan
industri dan perusahaan kawasan industri, antara lain meliputi:
1) Penyusunan neraca sumber daya alam secara nasional dan
kewilayahan,
2) Penetapan bea keluar,
3) Penetapan kuota ekspor, dan
4) Penetapan kewajiban pasokan dalam negeri
c. Jaminan Penyediaan dan Penyaluran Sumber Daya Alam
Jaminan Penyediaan dan Penyaluran Sumber Daya Alam diutamakan
untuk mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku, bahan
penolong dan energi industri dalam negeri yang mencakup:
1) Penyusunan rencana pemanfaatan sumber daya alam untuk
industri,
2) Fasilitasi kemudahan akses dan importasi bahan baku/penolong
yang berasal dari impor,
3) Pengembangan infrastruktur penyediaan dan penyaluran sumber
daya alam,
4) Pemetaan jumlah, jenis dan spesifikasi sumber daya alam, serta
lokasi cadangan sumber daya alam,
5) Eksplorasi dan eksploitasi cadangan dan potensi sumber daya
alam,
6) Pengembangan industri berbasis sumber daya alam tertentu
mendekati lokasi sumber bahan baku dalam mendorong efisiensi
dan penyebaran industri, dan
71
untuk
meningkatkan
efisiensi,
produktivitas,
nilai
INDUSTRI
PRIORITAS
(2)
INDUSTRI
PANGAN
2015-2020
2.
INDUSTRI
FARMASI,
KOSMETIK
DAN ALAT
(3)
Teknologi ekstraksi,
isolasi purifikasi, dan
kristalisasi
Teknologi konversi
(kimia/fisik) dan
biokonversi
(fermentasi)
Teknologi preservasi
(pembekuan,
pengeringan,
pengawetan dengan
gula/garam)
Teknologi formulasi,
mixing/blending,
ekstrusi
Teknologi kemasan
Fabrikasi peralatan
industri berbasis
teknologi dan
sumberdaya lokal
2020-2025
(4)
Teknologi maju
untuk ekstrasi,
isolasi dan purifikasi
senyawa/ komponen
bioaktif untuk
nutrisi, suplemen
dan pangan
kesehatan
Teknologi maju
untuk formulasi dan
produksi pangan
khusus/ pangan
fungsional
Teknologi konversi
dan biokonversi
untuk
pengolahan/pemanfa
atan limbah industri
agro
Efisiensi produksi
dengan berbasis
teknologi bersih dan
hemat energi
Pembuatan pilot
plant industri bahan
baku farmasi dan
kosmetik dengan
2025-2035
(5)
Scalling-up
teknologi maju
(bioteknologi dan
nano teknologi)
untuk ekstrasi,
isolasi, purifikasi
dan konversi
senyawa/
komponen bioaktif
untuk nutrisi dan
suplemen
Scalling up
teknologi maju
untuk formulasi
dan produksi
pangan khusus/
pangan fungsional
Pembuatan
Industri Farmasi
dan Kosmetik
skala besar
72
NO
(1)
INDUSTRI
PRIORITAS
(2)
KESEHATAN
2020-2025
2025-2035
(4)
teknologi local
Product design
Mikro elektronika
Electromagnetics
devices
Micro measurement
Otomasi & robotika
Product design
Micro-nano
measurement
Electromagnetics
devices
Micro measurement
Mikro-nano-bio
elektronika
Mikro-nano-bio
material
Otomasi & robotika
3.
INDUSTRI
TEKSTIL,
KULIT, ALAS
KAKI DAN
ANEKA
Teknologi pembuatan
kompon dan kulit
sintetik
Mold design dan
fabrikasinya untuk
barang plastik dan
karet rumah tangga
Pengembangan teknik
fabrikasi household
dari plastik dan karet
Teknologi fabrikasi
Pembuatan
purwarupa
(prototype) barang
plastik dan karet
rumah tangga
Pembangunan pabrik
produksi household
plastik dan karet, dan
kulit seintetik
(5)
dengan bahan
baku dan
teknologi lokal
Peningkatan
efisiensi pabrik
eksisting.
Product design
Micro-nano
measurement
Electromagnetics
devices
Micro
measurement
Mikro-nano-bio
elektronika
Mikro-nano-bio
material
Otomasi &
robotika
Bio degradable
material
Advanced econano material
(bahan baku &
pewarna)
Perlakukan kain
hemat energi
Perancangan
produk &
CAD/CAM
customization
High speed
efficient spining,
cutting & sewing
Healthy & eco
chemical
treatment (kulit &
kain)
Pembangunan
pabrik household
dari plastik dan
karet serta pabrik
kulit sintetik skala
besar dengan
teknologi lokal
73
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
(1)
(2)
4.
INDUSTRI
ALAT
TRANSPORTASI
5.
INDUSTRI
ELEKTRONIKA
DAN
TELEMATIKA
(3)
kulit sintetik
Car/train engine
(BBM, gas & listrik)
Efficient ship engine
& propulsion
Safety control
Drive/fly by wire
Sonar system
Ship water treatment
Satelite
communication & GPS
Perancangan produk
& CAD/CAM
Production automation
& robotics
Precision engineering
& measurement
Salt water resistance
coating material
Light & strong
composite ceramic
material
Smart phone
Micro electronics (fast
processing)
components
Efficient & smart
home & office
appliances
Wireless & optical
communication
Creative design
Rapid prototyping
2020-2025
2025-2035
(4)
(5)
Hybrid car/train
engine
Efficient water jet,
nuclear power ship
engine
Fuel cell engine
Smart & safety
control
Long distance jet
engine
Drive/fly by wire
Integrated sonar,
satelite
communication &
GPS
Combined prime
mover
(BBM, gas, wind,
nuclear)
Water treatment
Smart & safety
control
Integrated satelite
communication &
GPS
Perancangan produk
& CAD/CAM
Production
automation &
robotics
Precision engineering
& measurement
New light, strong,
water resistance &
high temperature
resistance material
Integrated smart
telecommunication &
procesing device
Micro-nano-bio-cogno
electronics
components
Smart mind control
home & office
appliances
Wireless
communication
Integrated smart
telecommunication
& procesing device
Micro-nano-biocogno electronics
components
Smart mind control
home & office
appliances
Wireless
communication
74
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
(1)
(2)
6.
INDUSTRI
PEMBANGKIT
ENERGI
7.
INDUSTRI
BARANG
MODAL,
KOMPONEN,
DAN BAHAN
PENOLONG
2020-2025
2025-2035
(4)
(5)
Optical
communication
Creative design
Rapid prototyping
Precision engineering
Cloud storage
Optical
communication
Creative design
Rapid prototyping
Precision
engineering
Cloud storage
Precision engineering
Precision engineering Precision
engineering
Durable material
Durable & super
conductivity material Durable & super
Material treatment
conductivity
Material treatment
Chemical battery &
material
solar cell material
Bio-nano-chemical
Material treatment
battery & solar cell
Cooper compound
material
Bio-nano-chemical
Nuclear engineering
battery & solar cell
Smart efficiency
material
control
Smart efficiency
Super conductivity
control
material
Super conductivity
Wireless electrical
material
conductivity
Wireless electrical
Nuclear engineering
conductivity
Nuclear
engineering
Motor listrik efisien
Retrofitting/Numerica Motor listrik efisien
l controlled process
Retrofitting/Numerical
Numerical
controlled process
Web-based controlled
controlled process
Flexible
Integrated facilities
Web-based
manufacturing
controlled Flexible
High precision
system/Integrated
manufacturing
machining
machining
center
system/Integrated
Efficient heating,
with
AGV
&
ASRS
machining centers
cooling & pressuring
High precision
with AGV & ASRS
Motor listrik efisien
machining
High precision
Sensitive sensor &
machining
New durable, eco &
actuator
healthy
material
Automated
strorage
&
actuator for
Design for
retrieval system
automated control
compatibility
& inspection
Eficient hidrolic &
Special treatment
pneumatic
Automated strorage
Efficient electrical
75
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
(1)
(2)
2020-2025
(4)
Multiple injection &
coloring
Automated strorage &
retrieval system
Automated guided
vehicle
Modular design &
Design for
compatibility
Special treatment
Material baru efficent
conductor
2025-2035
Teknologi pembuatan
engineering plastic
and rubber
Desain mold untuk
engineering plastic
and rubber
Teknologi fabrikasi
engineering plastic
and rubber
Pengembangan
teknologi lokal
pembuatan dye stuff
Pengembangan katalis
lokal untuk produksi
barang petrokimia
dan lainnya
8.
INDUSTRI
HULU AGRO
(5)
& retrieval system
Eficient hidrolic &
pneumatic
Efficient heat
conductivity
Multiple injection &
coloring
Surface treatment
Special treatment
Advanced material
based micro-nanobio electronics
Material baru
efficient conductor
Pembangunan
Industri
engineering plastic
and rubber skala
besar dengan
teknologi lokal.
Pembangunan
Industri dyestuf
skala besar dengan
teknologi lokal.
Pembangunan
Industri katalis
skala besar dengan
teknologi lokal.
Pembuatan
purwarupa
(prototype)
engineering plastic
and rubber
Pembangunan pilot
plant produksi
engineering plastic
and rubber
Pembangunan pilot
plant untuk
pembuatan dyestuff
lokal
Pembangunan pilot
plant untuk
pembuatan katalis
petrokimia lokal
Industri Oleofood, oleokimia, dan kemurgi
Teknologi produksi
Teknologi maju
Scalling up
(ekstrasi, purifikasi,
untuk produksi
teknologi produksi
mixing/blending,
speciality fats
biomaterial
hidrogenasi,
(bioplastik, nano Teknologi maju
esterifikasi, formulasi)
cellulose
untuk ekstrasi
oleofood skala mini
derivatives,
bahan/ komponen
dan dan medium
biobased fibers,
aktif dari kelapa
polymers &
Teknologi pemisahan
sawit untuk
composit,
(hidrolisis, splitting),
produksi vitamin
aromatic building
isolasi, hidrogenasi,
(betacaroten,
block)
esterifikasi dan
tocoferol, dsb)
pemurnian specialty
Scalling up
Teknologi konversi
fats
teknologi
dan biokonversi
termokimia dan
Teknologi konversi
untuk produksi
biokonversi untuk
dan pemurnian
asam organik dan
produksi
(refinary) oleo kimia
bioplastik dari
secondary biofuel
yang efisien untuk
limbah pabrik kelapa
76
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
(1)
(2)
2020-2025
2025-2035
(3)
produksi biodise, jet
fuel, biolube dan
biosurfaktan
(4)
(5)
berbasis biomasa
dan bahan
lignoselulosa
sawit.
Scalling up Teknologi
konversi dan
pemurnian (refinary)
oleo kimia yang
efisien untuk
produksi biodise, jet
fuel, biolube dan
biosurfaktan
Teknologi
termokimia (pirolisis
dan gasifikasi)
biomasa
menghasilkan bahan
baku untuk disel
dan kerosen
(biomass to
liquid/BTL) atau
synthetic natural gas
(SNG)
Teknologi hidrolisis
dan biokonversi
(enzimatik dan
fermentasi) untuk
produksi bioetanol
dengan bahan baku
lignoselulosa
Teknologi ekstraksi
lignin untuk
produksi aromatic
building block
Teknologi ekstraksi
nano-cellulosa
Efisiensi produksi
oleofood, oleokimia,
dan kemurgi
berbasis teknologi
bersih dan hemat
energy
Industri Pakan
Scalling up teknologi
konversi
(fisik/kimia/biologis)
limbah biomasa
untuk pakan
Efisiensi produksi
berbasis teknologi
bersih dan hemat
energi
Scalling up
teknologi maju
untuk ekstrasi,
isolasi, dan
purifikasi
komponen biokatif
dari biomasa
untuk suplemen
pakan.
77
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
2015-2020
(1)
(2)
(3)
9.
INDUSTRI
LOGAM DASAR
DAN BAHAN
GALIAN BUKAN
LOGAM
2020-2025
2025-2035
(4)
Industri Barang dari kayu, pulp dan kertas
Teknik disain
furniture
Teknologi moulding
dan finishing
komponen berbasis
kayu
Teknologi biopulping
dan biobleaching
dalam produksi pulp
dan kertas untuk
diterapkan dalam
skala pilot plant
Ironmaking Coal
Based : Blast Furnace
untuk pig iron dan
nickel pig iron.
Great Kiln untuk
pellet
Dan memulai
pengembangan
teknologi lokal (labpilot scale)
Teknologi maju
untuk produksi
serat alami
Efisensi produksi
berbasis teknologi
bersih, hemat bahan
baku dan energi
Ironmaking Coal
Based : Coal
Gasification Process Direct Smelting :
Midrex, dan Corex
untuk sponge iron
Dan memulai
pengembangan
teknologi lokal (pilotdemo scale)
Steelmaking:
EAF dan BOF
Steelmaking:
Efisiensi EAF dan
BOF
RK-EF untuk
Ferronickel, Nickel
Matte
Stainless Steel
Atmosfiric Leaching
(AL), High Pressure
Acid Leaching
(HPAL): Mixed
Hydroxide Precipitate
(MHP), Mixed Sulfide
Precipitate (MSP)
Electric Furnace
untuk copper alloy
Kaldo Process
(Precious Metal)
Flash-Furnace
Submerged Furnace
Kaldo Process
(Precious Metal)
Alumina: Bayer
(CGA)
Alumina: Bayer (SGA)
Alumunium : HallHeroult
(5)
Scaling up
teknologi maju
dan ramah
lingkungan untuk
produksi
komponen, serat,
pulp dan kertas
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
(1)
(2)
INDUSTRI
KIMIA DASAR
(4)
Rolling, Forging,
Drawing, Extrusion
Heat Treatment
2025-2035
(5)
Rolling, Forging,
Drawing,
Extrusion
Heat Treatment
Induction Furnace
Kupola
Industri Pengecoran
Logam Besi Baja
Induction Furnace
Kupola
Industri Pengecoran
Logam Non Besi Baja
Induction Furnace
Kupola
VOD dan AOD:
Stainless Steel
Special steel
RH dan Vacuum
Decarburizer
Induction Furnace
Kupola
Induction Furnace
Kupola
Induction Furnace
Kupola
VOD, AOD
RH dan Vacuum
Decarburizer
Difusi gas, sentrifuge,
eksitasi laser,
electromagnetic
isotope separation
Efisiensi pembakaran
di Tunnel kiln
Alternatif bahan
bakar
Advanced ceramics
Produksi silika murni
untuk
semikonduktor
Efisiensi energi dan
konservasi
lingkungan Rotary
Kiln
Pilot plant MTP dan
MTO berbahan baku
gas
Pilot plant gasifikasi
batubara dengan
teknologi lokal untuk
produksi metanol
dan amoniak.
Pilot plant gasifikasi
batubara/biomas ke
clean energy.
Pilot plant CPO dan
biomas ke produk
petrokimia
RH dan Vacuum
Decarburizer
Difusi gas,
sentrifuge, eksitasi
lase,
electromagnetic
isotope separation
Advanced ceramics
10.
2020-2025
Produksi silika
murni untuk
semikonduktor
Efisiensi energi
dan konservasi
lingkungan Rotary
Kiln
Pembangunan
pabrik MTP dan
MTO skala
komersial
Pembangunan
plant gasifikasi
skala komersial
untuk produksi
metanol dan
amoniak.
Pembangunan
plant gasifikasi
batu bara/biomas
skala komersial
untuk clean
79
NO
INDUSTRI
PRIORITAS
(1)
(2)
(3)
terlebih dahulu
sambil
mengembangkan riset
sendiri dan/atau
kerjasama dengan
process owner)
Teknologi konversi
dari
batubara/biomassa
ke clean energy
Teknologi konversi
dari CPO dan biomas
ke produk petrokimia
Lisensi dan reverse
engineering teknologi
produksi kimia
organik
Pengembangan katalis
untuk produksi kimia
organik
Lisensi dan reverse
engineering teknologi
produksi pupuk
majemuk
Peningkatan efisiensi
pabrik pupuk
eksisting
Lisensi dan reverse
engineering teknologi
resin sintetik dan
bahan plastik
2020-2025
2025-2035
(4)
(5)
energy.
Pembangunan
pabrik kimia
berbasis CPO dan
biomas.
Pembangunan
Industri kimia
organik skala besar
dengan teknologi
lokal.
Pembangunan pilot
plant pupuk
majemuk dengan
teknologi lokal
Peningkatan efisiensi
pabrik pupuk
eksisting
Pembangunan pilot
plant resin plastik
Peningkatan efisiensi
pabrik eksisting
Pembangunan
Industri pupuk
majemuk skala
besar dengan
teknologi lokal.
Pembangunan
Industri Resin
Sintetik Dan Bahan
Plastik skala besar
dengan teknologi
lokal.
Pembangunan
indutri propelan dan
bahan peledak
dengan teknologi
lokal.
2. Program Pengembangan
Program pengembangan teknologi dilakukan melalui:
a. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balaibalai industri dengan perguruan tinggi, dunia usaha dan
lembaga riset untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif
dan terintegrasi.
80
dengan
lembaga
penjamin
resiko
pemanfaatan
paten
dan
merk
dalam
produk
industri
untuk
dan
pemanfaatan
kreativitas
dan
inovasi
ruang
dan
wilayah
untuk
masyarakat
dalam
Sasaran
2
3
4
2015-2020
10
Periode
2020-2025
12
2025-2035
23
330
425
700
10.000
15.000
25.000
25
30
30
1.200
30
35
35
1.500
75
100
100
3.250
11
15
24
29
40
60
b. luar negeri
2. Program Pengembangan
Pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi dilakukan
melalui:
a. Penyediaan
ruang
dan
wilayah
untuk
masyarakat
dalam
suku
bunga
perbankan
karena
dibiayai
oleh
dana
lembaga
keuangan
yang
dapat
menjamin
tersedianya
Tahun
2013
2015-2020
2020-2025
2025-2035
15,9
119,4
203,2
706,9
51,2
497,2
848,8
2.942,7
84
produk
industri
hijau
serta
mewujudkan
meliputi
perencanaan,
Standardisasi
pengembangan
industri
dan
Pengawasan
untuk
Standar
Uraian
Target
2015-2020
2020-2025
2025-2035
500
1.000
2.000
50
50
100
10
10
20
15
15
30
500
500
1.000
85
No
6
Target
Uraian
2015-2020
2020-2025
2025-2035
500
1.000
2.000
standardisasi
industri
dalam
rangka
infrastruktur
untuk
menjamin
kesesuaian
86
B. Infrastruktur Industri
Infrastruktur yang diperlukan oleh industri, baik yang berada di dalam
dan/atau di luar Kawasan Peruntukan Industri, meliputi energi, air
baku, dan lahan kawasan industri.
1. Energi
Untuk
mendukung
pertumbuhan
industri
nasional
yang
jenis
energi
yang
dibutuhkan
oleh
industri
No
Jenis Energi
1
2
3
Listrik (MWh)
Gas (MMBTU)
Batubara (ribu ton)
2014
30.320.511
45.316.474
5.128
2020
45.789.204
69.204.051
7.422
2025
64.915.019
99.015.244
10.511
2035
124.841.459
193.393.393
18.112
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam
pembangkit
listrik
untuk
mendukung
pembangunan industri;
c. Pembangunan dan pengembangan jaringan transmisi dan
distribusi;
d. Pengembangan sumber energi yang terbarukan;
e. Diversifikasi dan konservasi energi; dan
f. Pengembangan industri pendukung pembangkit energi.
2. Air Baku
Kebutuhan air baku bagi industri dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan sektor industri, jenis proses produksi, jumlah
karyawan, dan jumlah produksi. Kebutuhan air suatu industri
dapat diestimasi berdasarkan kebutuhan air untuk setiap unit
produksi dan/atau berdasarkan rata-rata kebutuhan per-pekerja.
Proyeksi kebutuhan sumber daya air untuk air baku sektor
industri,
baik
yang
berlokasi
didalam
kawasan
peruntukan
87
Tahun
2014
2020
2025
2035
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam
yang
dibutuhkan
oleh
investor,
dan/atau
(iv)
6.000
25.000
88
Uraian
industri di dalam Kawasan
Peruntukan Industri (Ha)
Total Kebutuhan Lahan
Industri (Ha)
Jumlah Kawasan Industri yang
akan dibangun (unit)
2015-2020
2020-2025
2025-2035
10.000
15.000
60.000
26
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam
rencana
pembangunan
kawasan
industri,
terkait
untuk
penetapan
kawasan
2015-2020
2020-2025
2025-2035
10.000
15.000
65.000
3.000
250
4.500
375
19.500
1.625
500
700
3.000
500
300
326
33
700
450
966
649
3.000
1.800
2.000
1.400
89
dan
disesuaikan
Sedangkan
saluran
dengan
buangan
debit
pembangunan
air
kotor
masing-masing
jaringan
(sewerage
kawasan
telekomunikasi
yang
industri.
dilakukan
dan
sistem
logistik.
Pembangunan
jaringan
rel
kereta
api.
Pembangunan
jaringan
jalan
meliputi
antar
kementerian/lembaga
terkait
dalam
dan
transportasi
untuk
mendukung
pembangunan industri.
c. Peningkatan
kualitas
jaringan
listrik,
air
baku,
sanitasi,
Sistem
Informasi
Industri
Nasional
(SIINAS)
bertujuan untuk:
a. Menjamin ketersediaan, keamanan/kerahasiaan, kualitas, dan
akses terhadap data dan/atau informasi industri
90
b. Mempercepat
pengolahan
pengumpulan,
/
pemrosesan,
penyampaian/pengadaan,
analisis,
penyimpanan,
dan
pemerintah
provinsi, dan
nonkementerian,
pemerintah
daerah
model
sistem
industri
sebagai
dasar
dalam
Sistem
Informasi
Industri
Nasional
standardisasi
format
data,
pengembangan
sistem
91
dapat
terkoneksi
dengan
sistem
informasi
yang
KUMHam
SI
Sistem
Informasi
Di Daerah
SI
BKPM
SIINAS
SI
Internal
Kemenperin
SI
BPS
SI
Kementerian/
Lembaga
Lainnya
provinsi,
dan
pemerintah
kabupaten/kota,
92
pengembangan
Sistem
Informasi
Industri
Nasional
peraturan
menteri
yang
terkait
dengan
(perusahaan
industri
dan
kawasan
kementerian/lembaga,
industri,
pemerintah
diklat
peningkatan
kompetensi
SDM
pengelola SIINas.
c. Tahap Pengolahan Data dan Penyebarluasan Informasi (20152020), yang terdiri dari:
93
interkoneksi
dengan
pemerintah
provinsi/kabupaten/kota,
3) Kerjasama interkoneksi dengan lembaga internasional.
94
pembangunan
perumusan
dan
pemberdayaan
IKM
melalui
pemberian fasilitas.
Sasaran yang akan dicapai dari pembangunan dan pemberdayaan
IKM adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Sasaran Penguatan Kelembagaan dan Pemberian Fasilitas IKM
No
Sasaran
PENGUATAN KELEMBAGAAN
2
3
4
II
1
2
3
4
5
6
7
8
Periode
2015-2020
2020-2025
2025-2035
1.090
1.305
2285
110
260
685
1.000
1.200
2.100
590
649
1282
545
760
1415
8805
14290
39350
600
975
2300
815
1165
2665
2065
2650
6390
85
135
365
1150
1500
2200
5200
6300
12600
95
No
9
10
11
12
Periode
Sasaran
Penyediaan Kawasan Industri untuk
IKM yang berpotensi mencemari
lingkungan (Kawasan)
Fasilitasi kemitraan antara industri
kecil, menengah dan besar (unit)
Fasilitasi HKI terhadap IKM (unit)
Fasilitasi penerapan standar mutu
produk bagi IKM (unit)
2015-2020
2020-2025
2025-2035
10
10
15
145
280
790
1250
1500
3250
2500
3000
6000
2. Program Pengembangan
Program yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran tersebut
diatas meliputi :
a. Penguatan kapasitas kelembagaan bagi IKM yang dilakukan
melalui :
1) Peningkatan kemampuan kelembagaan Sentra IKM dan
Sentra Industri Kreatif;
2) Peningkatan kemampuan kelembagaan UPT;
3) Peningkatan kemampuan kelembagaan TPL;
4) Peningkatan kemampuan kelembagaan UPL;
5) Peningkatan kemampuan Konsultan IKM;
6) Kerjasama kelembagaan dengan lembaga pendidikan;
7) Kerjasama kelembagaan dengan lembaga penelitian dan
pengembangan;
8) Kerjasama kelembagaan dengan Kamar Dagang dan Industri
dan/atau asosiasi industri;
9) Kerjasama kelembagaan dengan asosiasi profesi.
b. Pemberian fasilitas bagi IKM yang dilakukan melalui:
1) Fasilitasi peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan
sertifikasi kompetensi;
2) Fasilitasi bantuan dan bimbingan teknis;
3) Fasilitasi bantuan bahan baku dan bahan penolong;
4) Fasilitasi bantuan mesin atau peralatan;
5) Fasilitasi pengembangan produk;
6) Fasilitasi
bantuan
pencegahan
pencemaran
lingkungan
96
8) Fasilitasi
akses
pembiayaan,
termasuk
mengusahakan
industri
hijau
dilaksanakan
dengan
pemenuhan
mendorong
percepatan
terwujudnya
industri
hijau,
industri
baru
dengan
menerapkan
standar
industri hijau.
Sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan industri hijau
adalah sebagai berikut:
97
NO
URAIAN
2
3
4
2015-2020
2020-2025
2025-2035
100
100
200
25
30
60
300
300
600
200
250
300
2. Program Pengembangan
Program yang dilakukan dalam rangka mewujudkan industri hijau
sebagaimana target tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penetapan standar industri hijau, meliputi antara lain:
1) Melakukan benchmarking standar industri hijau di beberapa
negara
2) Melakukan penyusunan standar industri hijau
b. Pembangunan dan pengembangan lembaga sertifikasi industri
hijau yang terakreditasi serta peningkatan kompetensi auditor
industri hijau, meliputi antara lain:
1) Melakukan kajian tentang lembaga sertifikasi industri hijau
2) Melakukan penyusunan panduan pembentukan lembaga
sertifikasi industri hijau
3) Melakukan penetapan lembaga serifikasi industri hijau
4) Penyusunan SKKNI Industri Hijau
5) Penyusunan Modul Pelatihan Industri Hijau
6) Penyusunan Mekanisme Sertifikasi Auditor Industri Hijau
c. Pemberian fasilitas untuk industri hijau, meliputi:
1) Fasilitas fiskal berupa:
i. fasilitas pembiayaan;
ii. bantuan
pembelian
dan/atau
modifikasi
mesin
i. bantuan
peningkatan
kemampuan
Sumber
Daya
Manusia;
ii. pembangunan
prasarana
bagi
Perusahaan
Industri
promosi
bagi
Perusahaan
Industri
dalam
C. Industri Strategis
1. Tujuan, Ruang lingkup dan Sasaran
Industri
strategis
adalah
Industri
bagi
kebutuhan
yang
penting
menguasai
hajat
hidup
orang
prioritas
yang
kesejahteraan
banyak;
memenuhi
rakyat
atau
meningkatkan
atau
kaitan
dengan
kepentingan
pertahanan
serta
keamanan negara.
Meskipun disadari pentingnya keberadaan industri strategis dalam
pembangunan industri nasional, namun dalam kenyataannya
industri
strategis
belum
berperan
secara
berarti.
Hal
ini
industri
strategis
tidak
dapat
sepenuhnya
sehingga
memerlukan
keterlibatan
dan
penguasaan
industri
yang
dapat
meningkatkan
penggunaan
produk
dalam
negeri
oleh
struktur
industri
dengan
meningkatkan
penggunaan
produk
dalam
negeri
oleh
penggunaan
belanja
modal
untuk
pengadaan
Sasaran
Tahun
2020
2025
2030
2035
25
30
35
40
2. Program Pengembangan
Program peningkatan penggunaan produk dalam negeri yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Sosialisasi
kebijakan
dan
promosi
P3DN
melalui
media
kepatuhan
pelaksanaan
kewajiban
peningkatan
g. Monitoring
dan
evaluasi
dampak
kebijakan
P3DN
bagi
Sasaran
Periode
2015-2020
2020-2025
2025-2035
10
10
10
20
102
Periode
No
Sasaran
2015-2020
2020-2025
2025-2035
10
15
15
30
2. Program Pengembangan
Program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran
Pengembangan Kerjasama Internasional di Bidang Industri antara
lain:
a. Perlindungan
dan
peningkatan
akses
pasar
internasional
Nota
Keberatan
atas
kebijakan
negara
permasalahan
di
bidang
hukum
publik
internasional; dan,
6) Pemberian fasilitasi lainnya untuk meningkatkan akses
pasar internasional bagi produk industri dalam negeri.
b. Peningkatan Akses Sumber Daya Industri yang dibutuhkan
dalam mendukung peningkatan produktivitas Industri Dalam
Negeri melalui:
1) Pengembangan
dan
penyediaan
informasi
kebutuhan
103
kemampuan
industri
nasional
dalam
(.............................................................)
104