Anda di halaman 1dari 21

Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) Stadium Akhir

Written by dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM

Article Index

Gambar ginjal dengan saluran kemih


Sumber: http://www.reverendbobbytucker.info/_/rsrc/1228965315387/what-is-kidney-failure/urinary_str
Apakah anda pernah melihat orang/teman/tetangga/keluarga melakukan cuci darah secara teratur dan
sedang merencanakan suatu operasi cangkok ginjal? Dari luar mungkin hal ini terlihat mudah dan simp
manakala anda bertanya kepada pasien atau keluarganya, "... mau kemana?" Jawabannyapun simple
mau HD". Ya, HD adalah singkatan dari Hemodialysis atau cuci darah. Terapi HD biasanya diberikan k
penderita gagal ginjal terminal (stadium akhir).

Sebenarnya sebelum sampai ketaraf cuci darah secara teratur/rutin, biasanya pasien dan kelu
melakukan banyak upaya, perjuangan, dan pengorbanan, dari sisi waktu, tenaga maupun biaya sejak
gejala/keluhan hingga HD rutin. Dari segi pendanaan, HD rutin bisa sangat menyedot cadangan dan
(bila tidak ditanggung asuransi) sampai-sampai banyak diantaranya mencapai kondisi keuangan
tadinya mungkin keluarga tsb tergolong 'mampu'. Mengapa sampai demikian? Hal ini disebabkan k
penyakit ini dengan progresivitas penurunan fungsi ginjal yang berbeda-beda, yaitu dapat berkemb
atau lambat. Bila berkembang cepat, maka episode sejak tidak ada keluhan hingga timbul keluhan ring
berat memerlukan waktu beberapa bulan saja. Sedangkan pada yang lambat, maka pasien akan
episode yang panjang (beberapa tahun atau beberapa puluh tahun) sejak tidak ada keluhan sam
keluhan-keluhan
ringan
yang
kemudian
menjadi
keluhan

Bila 'beruntung' penyakit ini kadang terdeteksi secara tidak sengaja melalui pemeriksaan rutin ( che
dengan mudah dideteksi oleh dokter yang telah berpengalaman. Namun pada kebanyakan kasu
penyakitnya terdeteksi sehingga diputuskan seorang pasien harus menjalani HD rutin biasanya
berulang kali masuk-keluar (berkonsultasi ke) Klinik/RS/dokter praktek atau mungkin telah mencoba p
tradisional, tentunya disertai dengan berbagai macam pemeriksaan laboratorium dan dibumbui pu
berbagai jenis obat-obatan. Dalam kasus-kasus dimana tenaga kesehatan/dokter kurang memahami p
pasien mungkin saja sudah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun menjadi pelanggan denga
keluhan ringan dan diberikan obat sesuai keluhannya, sampai suatu saat akhirnya diketemukan peny
yang sesungguhnya. Nah itu yang tergolong 'mujur' karena akhirnya terdeteksi. Untuk yang tergol
penyakit penyebab tidak/belum terdeteksi bahkan hingga tubuhnya dititipkan ke bumi Pertiwi. Oleh
ketika kerabatnya bertanya, "sakit apa si anu sampai meninggal dunia?" mungkin akan dijawab ,"k
keracunan" atau "katanya disantet orang", dsb.

Penyakit utama apakah yang melatarbelakangi sehingga seseorang harus menjalani cuci darah (H
teratur? Kebanyakan masyarakat pada umumnya sudah mengetahui bahwa penyebabnya adalah pen

namun dipastikan masih sedikit yang mengetahui penyakit ginjal jenis apa yang menyebabkan seseo
HD teratur. Bila anda gemar membaca/browsing topik-topik kesehatan khususnya kesehatan ginjal,
memiliki background pendidikan kesehatan biasanya anda sudah mengetahui penyebab utaman
penyakit yang disebut sebagai gagal ginjal kronik stadium akhir (terminal) atau nama kerennya
Chronic Renal Failure.

Apakah Gagal Ginjal Kronik?


Penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring ber
usia, namun hal ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-b
yang dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi oleh berbagai sebab dapat terjadi kelainan dimana penuru
ginjal terjadi secara cepat/progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat
disebut gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Renal failure (CRF).

Secara definisi, terdapat beberapa perbedaan diantara para ahli/pakar dalam menuliskan definisi p
Ruang lingkup yang didefinisikan bisa berbeda, ada yang mendefinisikan berdasarkan pada apa y
pada ginjal, penyebab dan akibatnya pada ginjal dan tubuh manusia, atau merupakan gabungan dar
dua komponen tersebut. Semuanya itu tidak salah karena para ahli (dokter) di seluruh dunia sud
tentang mekanisme terjadinya penyakit ini, hanya cara pengungkapannya saja yang berbeda-bed
penulis, Gagal Ginjal Kronik adalah suatu kondisi/penyakit dimana ginjal mengalami penurunan fun
progresif-ireversibel sehingga menimbulkan berbagai kelainan dan gejala yang mengganggu dan
Sebagai catatan, batas penurunan fungsi ginjal dimana sudah mulai menyebabkan timbulnya gej
empunya ginjal adalah sebesar 75-85%, artinya keluhan/gejala akan muncul/jelas bila fungsi g
dibawah 25%.

Gambar penampang Ginjal dengan GGK


Sumber: http://www.balgownievet.com.au/images/kidney_failure_chronic.jpg

Apakah Gagal Ginjal Kronik Stadium Terminal?


Disebut gagal ginjal kronik stadium 'terminal' (akhir) bila fungsi ginjal sudah dibawah 10-15% dan tidak
diatasi dengan pemberian obat-obatan atau diet. Pada stadium ini ginjal sudah tidak m
beradaptasi/mengkompensasi fungsi-fungsi yang seharusnya diemban oleh ginjal yang sangat dibutu
sehingga memerlukan suatu terapi atau penanganan untuk menggantikan fungsinya yang dis
pengganti ginjal atau Renal Replacement therapy. Terapi Pengganti Ginjal bisa dengan metode d
metode transpantasi (cangkok) ginjal. Metode dialysis ada 2 jenis yaitu: metode cuci darah (haemod
disingkat HD) dan cuci perut (peritoneal dialysis, disingkat PD). Keduanya akan diuraikan kemudian.

Penyebab Gagal Ginjal Kronik


Penyebab GGK dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
Penyebab pre-renal: berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga ginjal kekurangan s
--> kurang oksigen dengan akibat lebih lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan, misal: vol
berkurang karena dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah besar, berkurangnya d
jantung, adanya sumbatan/hambatan aliran darah pada arteri besar yang kearah ginjal, dsb.
Penyebab renal: berupa gangguan/kerusakan yang mengenai jaringan ginjal sendiri, misal:
akibat penyakit diabetes mellitus(diabetic nephropathy), hipertensi (hypertensive nephropathy
sistem kekebalan tubuh seperti SLE (Systemic Lupus Erythematosus), peradangan, keracunan
dalam ginjal, berbagai gangguan aliran darah di dalam ginjal yang merusak jaringan ginjal, dll
Penyebab post renal: berupa gangguan/hambatan aliran keluar (output) urin sehingga terjadi
urin kearah ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sum
penyempitan pada saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung saluran kencing, cont
batu pada ureter sampai urethra, penyempitan akibat saluran tertekuk, penyempitan akibat p
kelenjar prostat, tumor, dsb.

Gambar: adanya sumbatan batu pada saluran ureter.


Sumber: http://www.birminghamurology.co.uk/13.html

Fungsi Ginjal
Tugas yang diemban ginjal sangat banyak, kompleks dan saling mempengaruhi (berpengaruh) terha
organ tubuh lainnya. Bila dikelompokkan, terdapat 3 fungsi utama ginjal yaitu:
Pengaturan lingkungan dalam (internal environment) adalah upaya ginjal untuk mempertahanka
lingkungan dalam agar kondisinya selalu stabil (disebut juga extracellular homeostasis). Da
ginjal bertanggung jawab dalam pengaturan keseimbangan kebanyakan ion/elektrolit da
tubuh/extracellular fluid (misal Natrium, Kalium, dll), mengatur keseimbangan volume cairan d
mengatur masuk-keluarnya (input dan output) cairan dalam tubuh, menjaga keseimbangan
(pH) darah, dst.
Membuang kelebihan air dan produk akhir dari hasil metabolisme protein seperti: ureum, kal
sulfat anorganik dan asam urat.
Menjalankan fungsi endokrin yaitu fungsi ginjal sebagai organ pembentuk (sekresi) berbagai su
hormon diantaranya: erythropoietin(suatu hormon yang mengatur pembentukan s
merah); renin (suatu hormon yang menjadi bagian dari Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron a
Angiotensi-Aldosterone system = RAAS yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cair
aktif Vitamin D (Kalsitriol) yang mengatur penyerapan kalsium dari makanan untuk pembentu
dan metabolisme tubuh lainnya; serta prostaglandin(suatu hormon yang mempunyai banyak pe
lain untuk: pengaturan pengerutan dan pelebaran pembuluh darah, pembekuan darah,
pergerakan kalsium, pengaturan pertumbuhan sel, pengaturan rasa sakit, menurunkan tekanan

dll).

Skema RAAS beserta fungsinya


Sumber: www.wikipedia.org/
Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) Stadium Akhir - Page 2
Written by dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM

Article Index
Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) Stadium Akhir
Page 2
All Pages
Page 2 of 2

Gejala Gagal Ginjal Kronik Stadium Terminal


Sehubungan banyaknya tugas (fungsi) yang diemban ginjal yang berpengaruh terhadap organ-o
lainnya, selain itu GGK mempunyai gradasi dari ringan sampai berat tergantung seberapa besar kerus
dialami ginjal, maka gejala-gejala Gagal Ginjal Kronik bila diuraikan akan cukup banyak da
penyakit/penyebab lain yang juga memiliki gejala serupa.

Oleh karena itu bagi masyarakat awam, ada beberapa gejala dan pemeriksaan yang dapa
pegangan/indikator telah terjadinya penurunan fungsi ginjal yang signifikan (jauh menurun), yaitu:
1. Jumlah urin (air seni) berkurang atau tidak ada urin. Jumlah urin < 500 ml/24 jam atau < 20 m
pada orang dewasa dan <1 ml/KgBB/jam pada anak-anak, walaupun jumlah air yang dimin
jumlah yang wajar/normal.
2. Pucat/anemia. Penderita terlihat pucat pada muka maupun telapak tangannya, bila diukur Hb <
3. Mual, muntah dan tidak nafsu makan.
4. Nafas berat, mudah sesak bila banyak minum atau melakukan kerja berat.
5. Rasa sangat lemah.
6. Sering cegukan/sedakan (hiccup) yang berkepanjangan.

7. Rasa gatal di kulit.


8. Pemeriksaan laboratorium yang penting: Ureum darah sangat tinggi (nilai normal Ureum <
Kreatinin darah juga tinggi (nilai normal Kreatinin <1,5 mg/dl), Hb sangat rendah (nilai norma
g/dl pada perempuan dan 13-17,5 g/dl pada laki-laki).

Masih banyak sebenarnya gejala GGK lainnya, tetapi gejala-gejala tersebut di atas adalah yang ut
terjadi. Pada gagal ginjal stadium terminal, biasanya gejala-gejala di atas tidak hadir sendiri-se
bersama terdapat dua gejala atau lebih. Untuk lebih memastikan adanya penurunan fungsi ginjal maka
menghitung fungsi ginjal memakai kalkulator berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kreatinin da

Untuk memperoleh pemeriksaan laboratorium tanpa melalui dokter, penderita dapat datang sendiri da
kepada laboratorium atas permintaan sendiri (atau diantar keluarga bila penderita adalah anak-anak a
kurang kuat datang sendiri).

Bagaimana cara mengetahui besarnya fungsi ginjal yang tersisa?


Ada berbagai cara mengukur fungsi ginjal yang tersisa, mulai dari yang memakai peralatan canggih
metode yang agak rumit dan memakai metode yang sederhana. Bagi anda yang ingin menghemat pe
berikut ini diberikan contoh cara menghitung fungsi ginjal berdasarkan perkiraan bersihan kreatinin
Clearance) dengan memakai rumus Cockcroft-Gault. Perhitungan ini sering disebut CCT terhitung. Ca
CCT terhitung pada laki-laki= {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah)

CCT terhitung pada perempuan= {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah) dikali 0,85
Contoh perhitungan:
Seorang laki-laki (katakanlah bernama Mr. X), berusia 50 tahun, berat badan 60 kg, hasil pemeriksaa
Darah 3 mg/dl, maka perhitungan fungsi ginjalnya adalah:
CCT terhitung = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah) = {(140-50) x 60} / (72 x 3) = 25
Jadi fungsi ginjal Mr. X = 25%.
Sedangkan bila dia adalah seorang perempuan (misalnya Mrs. X) maka perhitungannya:
CCT terhitung pada perempuan = CCT pada laki-laki X 0,85 = {(140-50) x 60} / (72 x 3) dikali 0,85
=
25
X
0,85
=
Hasilnya, fungsi ginjal Mrs. X = 21,25%.

Saran: bila hasil penghitungan dengan cara ini menghasilkan fungsi ginjal dibawah 40%, maka
mengulang pemeriksaan laboratorium Hb, ureum dan kretinin serta menghitung ulang fungsi ginjal and
2 kali penghitungan menunjukkan hasil yang sama/kurang lebih sama maka sebaiknya anda beroba
Bila hasilnya menunjukkan fungsi ginjal anda sudah di bawah 25% dan mempunyai gejala GGK lain
maka anda harus segera berobat ke dokter umum/dokter ahli penyakit dalam/ginjal. Hal lain yang perl
apabila fungsi ginjal yang tersisa sudah dibawah 40%, maka sering terjadi akselerasi/percepatan p
penurunan fungsi ginjal dalam waktu relatif singkat daripada progresifitas penurunan sebelumnya. O
itu akselerasi ini perlu di 'rem' dengan pengaturan makanan (diet) ditambah obat-obatan, dan yang
sering melakukan kontrol ke dokter atau dokter ahli penyakit ginjal.
Terapi Pengganti Ginjal atau Renal Replacement Therapy (RRT)
Written by dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM

Wednesday, 27 January 2010 00:40

Terapi Pengganti Ginjal


Pada penderita Gagal Ginjal Kronik stadium terminal, ketika fungsi ginjal yang tersisa sudah dibaw
maka ginjal tidak dapat mengkompensasi kebutuhan tubuh untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil m
yang dikeluarkan melalui pembuangan urin, mengatur keseimbangan asam-basa dan keseimbang
menjaga kestabilan lingkungan dalam, dsb, untuk itu diperlukan penanganan yang disebut Terapi
Ginjal (Renal Replacement Therapy) untuk menggantikan kerja ginjal.

Tujuan Terapi Pengganti Ginjal untuk mempertahankan kehidupan, meningkatkan kualitas hidup
penderita dapat beraktifitas seperti biasa dan dapat menikmati kehidupannya, juga untuk mem
transplantasi (cangkok) ginjal apabila memungkinkan.

Terapi Pengganti Ginjal yang tersedia saat ini ada 2 pilihan: Dialisis dan Transplantasi (cangkok) Gi
metode dialisis yaitu Hemodialisis (HD atau sering disebut 'cuci darah') dan Peritoneal Dialisis (PD
disebut 'cuci perut'). Dokter ahli akan memilihkan metode dialisis yang tepat sesuai kondisi pasien.

Hemodialisis (HD)
Hemodialisis (cuci darah) terbukti sangat bermanfaat dalam memperpanjang usia dan meningkatk
hidup penderita gagal ginjal terminal.Dalam suatu proses hemodialisis, darah penderita dipompa
kedalam kompartemen darah pada dialyzer. Dialyzer mengandung ribuan serat (fiber) sintetis yang
kecil ditengahnya. Darah mengalir di dalam lubang serat sementara cairan dialisis (disebut dialisa
diluar serat, sedangkan dinding serat bertindak sebagai membran semipermeabel tempat terjadin
ultrafiltrasi. Ultrafiltrasi terjadi dengan cara meningkatkan tekanan hidrostatik melintasi membran dialy
cara menerapkan tekanan negatif kedalam kompartemen dialisat yang menyebabkan air dan zatberpindah dari darah kedalam cairan dialisat. Lumayan untuk menyedot kelebihan cairan tubuh da
sampah sisa hasil metabolik. Untuk lebih jelasnya, skema hemodialis serta prosesnya dapat dilihat pa
dan video di bawah.

Skema Hemodialisis
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Dialysis dan http://kidney.niddk.nih.gov/Kudiseases/pubs/kdictionary/D-E.htm

Gambar Dialyzer dan skemanya


Sumber: http://www.moldedproducts.com/images/Dialyser_setup_all_c.JPG dan http://classes.kumc.edu/cahe/respcared/cybercas/dialysis/fr

Untuk keperluan penyaluran keluar masuknya darah antara tubuh dan mesin HD maka dibuat suatu
langsung antara arteri dengan pembuluh darah balik (vena) di pergelangan tangan, melalui tindak
bedah. Hubungan ini disebut A-V fistula atau AV-shunt atau sering disebut sebagaiCimino-shunt, ditem
dokter Cimino dan Brescia pada tahun 1966. AV-fistula memungkinkan pembuluh darah vena untuk tu
tebal sehingga memungkinkan insersi jarum yang berulang-ulang yang diperlukan pada waktu cuci dar

Ilustrasi AV-fistula
Sumber: http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/glossary/ dan http://www.jameda.de/gesundheits-lexikon/bilder/266316.jpg

Indikasi dilakukannya hemodialisis pada penderita gagal ginjal stadium terminal antara lain karena tela
Kelainan fungsi otak karena keracunan ureum (ensepalopati uremik)
Gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit misal: asidosis metabolik, hiperka
hipercalsemia
Kelebihan cairan (volume overload) yang memasuki paru-paru sehingga menimbulkan sesak na

Gejala-gejala keracunan ureum (uremic symptoms)

Hal-hal penting lain yang perlu diketahui seputar Hemodialisis:


HD harus dilakukan teratur setiap 2-3 hari sekali
HD tidak dapat dilakukan pada pasien yang tidak kooperatif dan pasien dengan hemodina
sirkulasi yang tidak stabil, misal tekanan darah mudah turun (drop) tiba-tiba ke level yang
selama proses HD.
HD tidak dapat menggantikan fungsi endokrin ginjal seperti: fungsi ginjal sebagai organ
berbagai substansi dan hormon diantaranya:erythropoietin (hormon yang mengatur pembe
darah merah). Oleh karena itu pasien CRF stadium akhir akan mengalami anemia berat (kur
dimana Hb turun hingga dibawah 10 g/dl walaupun sudah melakukan HD teratur.

Efek samping Hemodialisis yang dapat terjadi antara lain:


Sakit punggung (5%)
Nyeri dada (5%)
Sakit kepala (5%)
Hipotensi (tekanan darah tiba-tiba turun drastis) (20%)
Gatal di kulit (5%)
Rasa kram di kaki (5 - 20%)
Mual dan muntah (15%)
Demam dan menggigil (jarang)
Komplikasi berat yang jarang terjadi seperti: reaksi alergi (anaphylaksis) akut, banyak sel-sel d
pecah (hemolisis), adanya gelembung udara (air embolism) yang menyumbat pembuluh da
oksigen yang rendah dalam darah (hipoksemia)
Komplikasi jangka panjang seperti: anemia, infeksi, denyut jantung tidak teratur (aritmia), penya
koroner, gizi kurang, kekurangan mineral (degenerasi) tulang, kekurangan vitamin dan mineral.

Peritoneal Dialisis (PD)


Peritoneal Dialisis (beberapa orang menyebutnya sebagai 'cuci perut') merupakan proses dia
berlangsung di dalam rongga perut (memanfaatkan ruang peritoneum). Cairan dialisis/dialisat d
kedalam rongga perut melalui suatu kateter two way (disebut Tenckhoff catheter) yang lembut, untuk
didiamkan beberapa waktu (disebut dwell time). Antara darah dengan cairan dialisis dibatasi oleh
peritoneum yang berfungsi sebagai media pertukaran zat. Ketika cairan dialisat berada di dal
peritoneum maka terjadi pertukaran zat-zat, yang berguna akan terserap kedalam darah dan yang tid
(produk limbah dan racun) serta kelebihan air akan terserap kedalam cairan dialisat melalui proses
Ketika klep kateter pengeluaran dibuka, maka cairan dialisis meninggalkan tubuh dengan membawa s
(racun) ditambah ekstra cairan yang tadi diserap dari dalam darah pasien.

Membran Peritoneum adalah suatu membran (selaput) semi-permeabel tipis yang melapisi dinding p
dalam serta melapisi juga organ-organ di dalam rongga perut. Selaput peritoneum banyak m
pembuluh darah yang berasal dan mengalir kedalam sistem sirkulasi sehingga difungsikan seba
ultrafiltrasi antara darah dan cairan dialisat. Inilah salah satu bukti penyataan keadilan Tuhan,
menyediakan/menyiapkan juga solusi yang berasal dari tubuh manusia terhadap permasalahan

dihadapi manusia jauh sebelum penciptaan manusia.

Cairan dialisat yang tersedia memiliki konsentrasi yang beragam yang dapat dipilih tergantung keperlu
akan memilihkan cairan dialisat dengan konsentrasi yang tepat bagi pasiennya. Bila pasien masih
kelebihan volume cairan di dalam sirkulasi darahnya, maka digunakan cairan dengan konsentrasi
tinggi agar kelebihan cairan berpindah kedalam cairan dialisat.

Skema Peritoneal Dialisis


Sumber: http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/peritoneal/images/Exchange.gif

Gambar kateter Tenckhoff terpasang


Sumber: http://www.puvs.org/chasepdcath.jpg

Ilustrasi ruang peritonium


Sumber: http://kidney.niddk.nih.gov/Kudiseases/pubs/peritonealdose/images/PeritonealDose2
dan http://www.kidney.org.uk/Medical-Info/pd/pd_diagrams/pd39.gif

Peritoneal Dialisis harus dilakukan setiap hari dan cairan dialisat harus senantiasa berada di rongga
terjadi pembersihan darah secara adekuat. Ada 2 metode peritoneal dialisis yaitu:
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialisis (CAPD): peritoneal dialisis yang dilakukan semen
aktif melakukan aktifitas sehari-hari. CAPD dilakukan 3-6 kali perhari dengan jumlah cair
sebanyak 2 liter setiap satu putaran, lamanya cairan dialisat berada di dalam rongga peritonium
Continuous Cyclic Peritoneal Dialisis (CCPD) atau Peritoneal Dialisis otomatis. CCPD dilakuk
memakai bantuan mesin sewaktu pasien sedang tidur. Mesin secara otomatis akan melakukan
cairan dialisat sebanyak 4-8 kali pada malam hari selama 8-12 jam ketika pasien sedang tidur.

Keuntungan menggunakan Peritoneal Dialisis:


Pasien diajar mandiri dalam melakukan dialisis sehingga lebih percaya diri
Waktu lebih bebas, dapat dilakukan di rumah/tempat kerja
Proses dialisis lebih 'lembut', tidak terjadi lonjakan-lonjakan penurunan tekanan darah yang dra
pada hemodialisis sehingga lebih cocok bagi pasien dengan gangguan fungsi jantung
Tahan lama asalkan dilakukan dengan benar sesuai petunjuk dan dilakukan dengan higienis

Komplikasi PD yang mungkin timbul: infeksi rongga peritoneum (peritonitis), dapat meningkatkan
darah karena sebagian gula pada cairan dialisat masuk kedalam darah dan kekurangan vitamin & mine

Agar gambaran tentang Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis menjadi lebih jelas, kita dapat melihat vid
proses pembuangan limbah/racun dan kelebihan air dari darah kedalam cairan dialisat yang terjadi pa
ketika HD berlangsung maupun proses pada peritoneum ketika Peritoneal Dialisis berlangsung. S
pada tanda/simbol segitiga (PLAY) di bawah ini.

Video tentang hemodialisis (dan Peritoneal Dialisis)


Sumber: http://www.youtube.com

Transplantasi (cangkok) Ginjal


Cangkok ginjal adalah mencangkokkan ginjal sehat yang berasal dari manusia lain (donor) ketubuh pa
ginjal terminal melalui suatu tindakan bedah (operasi). Biasanya ginjal cangkokan ditempelkan (dicang
sebelah bawah pada pembuluh darah yang sama dari ginjal lama yang sudah 'tidak' berfungsi sedan
lama dibiarkan ditempatnya.

Gambar penempatan ginjal donor pada transplantasi ginjal


Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Kidney_transplantation

Kenyataan bahwa manusia dapat hidup dengan 1 ginjal membuat cangkok ginjal begitu populer seb
terakhir bagi penyembuhan gagal ginjal terminal, selain itu membuat para calon pendonor ginja

'menyumbangkan' satu ginjalnya bagi orang lain yang memerlukan.

Seperti telah disinggung di atas, merupakan salah satu bukti penyataan keadilan Tuhan b
telah menyediakan/menyiapkan solusi yang jitu terhadap permasalahan yang akan sering dihadap
Ginjal merupakan salah satu organ yang sering mengalami gangguan atau kegagalan fungsi, o
itu Allah memberikan 2 ginjal bagi setiap manusia (walaupun ada juga segelintir orang yang memi
sejak dilahirkan) agar ada cadangan bila salah satu ginjal mengalami gangguan, selain
dapat disumbangkan bagi orang lain yang membutuhkan.

Kendala Cangkok Ginjal


Walaupun cangkok ginjal merupakan terapi terbaik bagi pasien Gagal Ginjal Kronik Stadium Termin
bukan perkara mudah bagi pasien untuk memasuki fase ini disebabkan banyaknya kendala yang me
Kendala yang sering dialami pasien yang ingin atau telah melakukan cangkok ginjal antara lain:
Ketersediaan donor ginjal. Jumlah donor di Indonesia masih sangat kecil, hanya 15 donor
tahunnya, dibandingkan dengan terjadinya 2.000 kasus baru penyakit ginjal kronik stadium
tahunnya.
Tingginya biaya operasi cangkok ginjal. Dana yang diperlukan untuk persiapan transplantasi g
dalam negeri berkisar dari 28,5 juta hingga 35 juta rupiah. Total biaya transplantasi di dalam ne
80 juta hingga 250 juta rupiah. Sedangkan bila dilakukan di luar negeri akan menghabi
sekitar 100 juta hingga 570 juta rupiah.
Kecocokan donor dengan resipien. Bila donor sudah tersedia atau bersedia, belum tentu akan
ginjalnya dicangkokkan ketubuh resipien. Donor dan resipien perlu menjalani serangkaian pe
untuk memperkirakan kecocokan dan tingkat keberhasilan operasi cangkok ginjal yang akan dila
Terjadinya penolakan (rejection) setelah operasi cangkok ginjal (diuraikan di bagian bawah
Rejection merupakan masalah terbesar bagi pasien pasca operasi cangkok ginjal.

Sejarah Cangkok Ginjal


Cangkok ginjal pertama di dunia dilakukan pada seorang wanita berusia 44 tahun bernama Ruth Tuck
Juni 1950 di USA. Cangkok ginjal ini kemudian menemui masalah reaksi penolakan ( rejection)
penerima (resipien). Sedangkan cangkok ginjal berikutnya pada tahun 1954 di Boston dan Par
dilakukan tanpa reaksi penolakan karena memakai ginjal donor yang berasal dari kembar identik. Can
ini dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris yang bernama Sir Michael Francis Addison Woodruff (1
Penggunaan obat anti rejection diperkenalkan pertama kali pada tahun 1964.

Menurut situs "The Indonesian Diatrans Kidney Foundation"(4), transplantasi ginjal yang perta
Indonesia dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada 11 November 1
dipimpin oleh Prof. Otta dari Tokyo dengan ginjal donor berasal dari adik pasien. Spesialis bedah
RSCM dan RS PGI Cikini, DR. Dr. David Manuputty, SpB, SpU (K) mengatakan bahwa Prof. Otta
melakukan cangkok ginjal pada 2 pasien pertama di RSCM. Operasi cangkok ginjal yang ketiga dila
dokter Indonesia sendiri. Pasien ketiga yang menerima transplantasi ginjal adalah seorang dokter yan
Anom pada tahun 1978. Hingga saat ini Dr. Anom masih hidup dan merupakan pasien terlama yang
cangkok ginjal. Hal ini membuktikan bahwa transplantasi ginjal merupakan terapi yang terbaik
dilakukan untuk mengatasi gagal ginjal (4)

Dalam 3 dasawarsa terakhir, seiring dengan semakin tingginya permintaan akan donor ginjal maka p

beli ginjal (ilegal) untuk keperluan cangkok ginjal semakin marak di banyak negara seperti India, China
Filipina, dll. Walaupun praktek jual-beli ginjal dilarang di banyak negara, tetap saja banyak war
(terutama warga miskin) yang melakukan penjualan ginjal melalui makelar karena tergiur denga
penawaran harga ginjal. Sebagai contoh, di Filipina banyak penduduk miskin bersedia m
ginjalnya dengan imbalan sekitar 100 juta rupiah (sumber: Nat Geo Adventure TV, 2010).

Dimana Dapat Dilakukan Operasi Cangkok Ginjal di Indonesia?


Pusat transplantasi ginjal di Indonesia tersebar di 11 tempat, diantaranya RS PGI Cikini (Jakarta) te
melakukan transplantasi sebanyak 277 kali, RSCM 35 kali, RS Kariadi (Semarang) 48 kali, RS Ga
(Jakarta) 49 kali, RS Sutomo (Surabaya) 31 kali, RS Sardjito (Yogyakarta) 32 kali, RS Pringhadi (Me
(4)

Tingkat Keberhasilan Operasi Cangkok Ginjal


Dr. Indrawati Sukadis, Koordinator Tim Transplantasi Ginjal RS Cikini, mengatakan, tingkat keberhasi
ginjal lebih tinggi bila donor berasal dari seseorang yang memiliki pertalian darah (related donor). K
mencapai 90 persen, ujarnya.

Menurut catatan dr. David Manuputty, 233 kasus transplantasi di Indonesia berasal dari donor hidup
44 non-related. Dari kasus non related itu, sebanyak 6 kasus adalah donor ginjal yang berasal dari i
suaminya. Tidak ada kasus dengan donor yang berasal dari cadaver (orang yang sudah meninggal du

Apakah Rejection (penolakan) itu?


Reaksi penolakan (rejection) dapat terjadi pada cangkok ginjal walaupun antara donor dengan
(resipien) memiliki golongan darah yang sama dan jenis jaringan dianggap 'serasi' ketika dilakukan p
awal sebelum transplantasi. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh seseorang sangat baik dan s
dalam membedakan mana yang merupakan bagian tubuh dan mana yang bukan. Organ-o
dicangkokkan seperti ginjal, hati, jantung, dsb dianggap sebagai 'penyerang' oleh tubuh resipien sehi
atau lambat akan ditolak, kecuali ginjal yang berasal dari kembar identik kemungkinan besar tidak ak
Tingkat reaksi penolakan sangat bervariasi dari orang ke orang.

Penolakan bisa bersifat akut atau kronis. Penolakan akut (acute rejection) onsetnya cepat, umumnya t
minggu-minggu pertama sampai beberapa bulan setelah operasi cangkok ginjal. Menurut statistik, s
penolakan akut terjadi dalam 3 bulan pertama setelah transplantasi. Gejala yang umum dari peno
adalah: rasa sakit dan demam, tetapi seringkali tanpa gejala. Dokter dapat mencurigai telah terjadi
akut bila kadar kreatinin darah setelah transplantasi tidak turun atau sudah turun kemudian naik k
menetap agak tinggi. Untuk memastikan apakah telah terjadi rejection atau tidak pada cangkok gin
melakukan pemeriksaan biopsi jarum pada ginjal cangkokan.

Penolakan kronis sering menyebabkan kegagalan transplantasi ginjal setelah tahun pertama opera
ginjal. Penolakan jenis ini terjadi secara perlahan-lahan, ginjal cangkokan mengalami penuaan lambat
cepat daripada orang normal. Dikatakan telah terjadi penolakan kronis bila penolakan terjadi leb
tahun setelah operasi cangkok ginjal.

Penolakan kronis kemungkinan disebabkan oleh antibodi resipien yang menyerang ginjal cangko
akan mencurigai telah terjadi penolakan kronis bila kadar kreatinin darah naik secara perlahan-lah
sempat stabil untuk beberapa waktu. Untuk memastikan telah terjadi penolaka
dapat dilakukan pemeriksaan biopsi jarum pada ginjal cangkokan. Adanya tekanan darah t

memperburuk kondisi ginjal pada penolakan kronis, oleh karena itu dokter perlu mengupayakan teka
pasien tidak melebihi 130/80 mm Hg.

Obat Anti Rejection


Untungnya telah ditemukan obat-obat anti penolakan setelah cangkok ginjal. Jika hasil biopsi jarum m
telah terjadi penolakan akut, maka dokter akan memberikan steroid golongan methylprednisolone d
selama 3 hari berturut-turut melalui suntikan intra vena (kedalam pembuluh darah balik/vena). Pe
dapat diulang selama 3 hari lagi. Biasanya ini dapat menekan proses penolakan. Tetapi bila tidak m
hasil, maka dokter akan memberikan/menambahkan obat anti penolakan lain yang lebih kuat seperti c
azathioprine, dll. Obat-obat ini juga dapat menekan proses penolakan kronis.

Komplikasi Rejection
Bila penolakan akut maupun kronis tidak dapat ditanggulangi dengan obat-obatan, maka pasien aka
kedalam fase gagal ginjal sehingga memerlukan kembali hemodialisis atau peritoneal dialisis.
dapat mengulang kembali operasi transplantasi ginjal (dari donor lain).

Pada kasus penolakan akut, progresivitas penolakan tubuh terhadap ginjal baru sangat tinggi seh
diatasi dengan pemberian obat-obat anti rejection dosis tinggi. Bila pemberian obat-obat anti rejection
diteruskan, maka kemampuan sistem kekebalan tubuh (imunitas) pasien akan sangat menurun sehin
terkena bermacam-macam infeksi seperti bakteri, virus, jamur, dsb yang sangat sulit ditanggulang
dokter sudah memberikan beragam antibiotik, antivirus atau antijamur dengan dosis tinggi. Pasien bias
meninggal dunia karena komplikasi sepsis (beredarnya kuman penyakit di dalam darah hingga
dan kegagalan multi organ).

Kesimpulan
Dapat disimpulkan beberapa poin sbb:
Pemilihan metode HD atau PD yang akan dipakai tergantung berbagai pertimbangan dan kon
masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Transplantasi ginjal merupakan terapi terbaik bagi pasien Gagal Ginjal Kronik Stadium Term
memiliki kendala tersendiri.
Tingkat keberhasilan cangkok ginjal banyak bergantung dari kecocokan golongan d
jaringan antara resipien dengan donor. Semakin dekat hubungan darah (related donor) mak
tinggi tingkat keberhasilannya.
Setelah operasi cangkok ginjal berhasil dilaksanakan, bukan berarti segalanya telah selesai, p
melakukan kontrol teratur ke dokter untuk memonitor fungsi ginjalnya, mendapat obatrejection, dan memonitor kemungkinan terjadinya rejection maupun komplikasi dan penyaki
dapat ditanggulangi secara dini.

Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat memberi pencerahan bagi pasien gagal ginjal stadium ak
keluarganya.

Referensi
1). http://www.venofer.com/VenoferHCP/Venofer_kidneyFunction.html, diakses 28 September 200
Function,
Chronic
Renal
Failure,
and
Its
2). http://www.wikipedia.com, diakses 23 Januari 2010
3). Picaszoo, http://www.youtube.com, diakses 23 Januari 2010

4).http://www.ygdi.org/_patientinfo.php?view=_infoseputar_detail&id=7, Info Seputar Transplantasi,


Januari 2010

Transplantasi ginjal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Ginjal donor biasanya ditempatkan lebih rendah daripada lokasi anatomisnya yang normal.

Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal yang melibatkan pencangkokan ginjal dari orang hidup atau
mati kepada orang yang membutuhkan. Transplantasi ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian
besar pasien dengan gagal ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir. Transplantasi ginjal menjadi pilihan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Ginjal transplan biasanya tidak ditempatkan di tempat asli ginjal yang sudah rusak, kebanyakan di fossa iliaka,
sehingga diperlukan pasokan darah yang berbeda, seperti arteri renalis yang dihubungkan ke arteri iliaka
eksterna dan vena renalis yang dihubungkan ke vena iliaka eksterna.
Terdapat sejumlah komplikasi (penyulit) setelah transplantasi, seperti rejeksi (penolakan), infeksi, sepsis, gangguan
proliferasi limfa pasca-transplantasi, ketidakseimbangan elektrolit, dsb.

TINJAUAN TEORI
TRANSPLANTASI (CANGKOK) GINJAL
2.1 Pengertian Transplantasi Ginjal

Transplantasi (cangkok) ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke dalam tubuh seseorang
melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang fungsinya sudah memburuk
akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Ginjal
adalah organekskresi dalamvertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem
urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi.
2.2 Anatomi dasar

1. Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atauabdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati danlimpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebutkelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneumyang
melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.

Potongan membujur ginjal

2. Struktur detail
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm
dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang
menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang
menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
3. Organisasi
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebutmedulla.
Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh
lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal
adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia
dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh
dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan
dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor.
Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus
dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat
yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi
cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1.
kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2.

lapisan kaya protein sebagai membran dasar

3.

selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat
glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang
besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia

melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125
cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal.

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus


Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya
adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi
nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung
Henle menjaga gradienosmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel
yang
melapisi
tubulus
memiliki
banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi
dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam
sistem pengumpul yang terdiri dari:

tubulus penghubung

tubulus kolektivus kortikal

tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus


juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah
tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus
dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.

2.3 Proses Transplantasi Ginjal

Dokter bedah akan meletakkan ginjal di dalam perut sebelah bawah, kemudian
menghubungkan pembuluh darah dan saluran kencing (ureter) ginjal baru tersebut ke pembuluh
darah dan ureter penderita. Setelah terhubung, ginjal akan dialiri darah yang akan dibersihkan.
Air kencing (urine) biasanya langsung diproduksi. Tetapi beberapa keadaan, urine diproduksi
bahkan setelah beberapa minggu.
Ginjal lama kita yang dua buah akan dibiarkan di tempatnya. Tetapi jika ginjal tersebut
menyebabkan infeksi atau menimbulkan penyakit darah tinggi, maka harus diangkat.
2.4 Persiapan Transplantasi

Bicarakan dengan dokter anda mengenai transplantasi yang akan dijalani, karena tidak semua
orang cocok untuk transplantasi. Beberapa kondisi dapat membuat proses transplantasi
berbahaya atau tidak mungkin berhasil.
Ginjal baru dapat diperoleh dari donor yang baru saja meninggal dunia, atau dari donor
hidup. Donor hidup bisa keluarga, bisa juga bukan - biasanya pasangan atau teman. Jika anda

tidak memiliki donor hidup, anda akan dimasukkan ke dalam daftar tunggu untuk memperoleh
ginjal dari donor meninggal. Masa tunggu tersebut dapat berlangsung bertahun-tahun.
Petugas transplantasi akan mempertimbangkan tiga faktor untuk menentukan kesesuaian
ginjal dengan penerima (resipien). Faktor tersebut akan menjadi tolak ukur untuk memperkirakan
apakah sistim imun tubuh penerima akan menerima atau menolak ginjal baru tersebut.
1.
Golongan darah. Golongan darah penerima (A,B, AB, atau O) harus sesuai
dengan golongan darah donor. Faktor golongan darah merupakan faktor penentu
kesesuaian yang paling penting.
2.
Human leukocyte antigens (HLAs). Sel tubuh membawa 6 jenis HLAs utama, 3
dari ibu dan 3 dari ayah. Sesama anggota keluarga biasanya mempunyai HLAs yang
sesuai. Resipien masih dapat menerima ginjal dari donor walaupun HLAs mereka tidak
sepenuhnya sesuai, asal golongan darah mereka cocok, dan tes lain tidak menunjukkan
adanya gangguan kesesuaian.
3.
Uji silang antigen. Tes terakhir sebelum dilakukan pencangkokan adalah uji
silang organ. Sejumlah kecil darah resipien dicampur dengan sejumlah kecil darah donor.
Jika tidak terjadi reaksi, maka hasil uji disebut uji silang negatif, dan transplantasi dapat
dilakukan.
Pembedahan untuk cangkok ginjal biasanya memakan waktu 3 sampai 4 jam. Lama rawat di
rumah sakit biasanya adalah satu minggu. Setelah keluar dari rumah sakit, resipien masih harus
melakukan kunjungan secara teratur untuk memfollow-up hasil pencangkokan.
Sedangkan bagi pendonor hidup, waktu yang dibutuhkan hampir sama dengan resipien.
Walaupun demikian, karena teknik operasi untuk mengangkat ginjal donor semakin maju, maka
waktu rawat menjadi lebih pendek, mungkin 2 sampai 3 hari.
2.5 Komplikasi
Setelah transplantasi, dokter akan memberikan penderita obat imunosupresan, yang berguna
untuk mencegah reaksi penolakan, yaitu reaksi dimana sistem tubuh menyerang ginjal baru yang
dicangkokkan. Obat imunosupresan harus diminum setiap hari selama ginjal baru terus
berfungsi. Kadang-kadang, reaksi penolakan tetap terjadi walaupun penderita sudah minum obat
imunosupresan. Jika hal ini terjadi, penderita harus kembali menjalani dialisis, atau melakukan
transplantasi dengan ginjal lain.
Obat imunosupresan akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mempermudah
timbulnya infeksi. Beberapa jenis obat imunosupresan juga dapat merubah penampilan. Wajah
akan tampak lebih gemuk, berat badan bertambah, timbul jerawat, atau bulu di wajah. Tetapi
tidak semua resipien mengalami gejala tersebut. Selain itu, imunosupresan juga dapat
menyebabkan katarak, diabetes, asam lambung berlebihan, tekanan darah tinggi, dan penyakit
tulang.

Keuntungan Transplantasi Ginjal


Ginjal baru akan bekerja seperti halnya ginjal normal.

Penderita akan merasa lebih sehat dan "lebih nomal".

Penderita tidak perlu melakukan dialisis

Penderita yang mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar.

Kekurangan Transplantasi Ginjal


Butuh proses pembedahan besar.

Proses untuk mendapatkan ginjal lebih sulit atau lebih lama.

Tubuh menolak ginjal yang dicangkokkan.

Penderita harus rutin minum obat imunosupresan, yang mempunyai banyak efek
samping.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pembedahan untuk cangkok ginjal biasanya memakan waktu 3 sampai 4 jam. Lama rawat di
rumah sakit biasanya adalah satu minggu. Setelah keluar dari rumah sakit, resipien masih harus
melakukan kunjungan secara teratur untuk memfollow-up hasil pencangkokan.Sedangkan bagi
pendonor hidup, waktu yang dibutuhkan hampir sama dengan resipien. Walaupun demikian,
karena teknik operasi untuk mengangkat ginjal donor semakin maju, maka waktu rawat menjadi
lebih pendek, mungkin 2 sampai 3 hari.
3.2 Saran
Kita harus senantiasa merawat ginjal kita dengan cara minum yang banyak tiap harinya
antara 8-10 gelas/ hari agar ginjal kita tidak cepat rusak dan aktivitas kerja dalam ginjal tetap
terjaga sehingga tidak perlu mengadakan pencangkokan atau membawa dari ginjal orang lain.

ransplantasi ginjal (Cangkok ginjal)


Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang
diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari
individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal
cangkokan ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak.
Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak
dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.

Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal?

Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 jam. Ginjal baru
ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul.
Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal baru ini dihubungkan ke arteri dan
vena tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring. Ureter (saluran
kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat dialirkan keluar.

Siapa saja yang dapat menjalani transplantasi ginjal?

Transplantasi ginjal tidak dapat dilakukan untuk semua kasus penyakit ginjal kronik. Individu dengan
kondisi, seperti kanker, infeksi serius, atau penyakit kardiovaskular (pembuluh darah jantung) tidak
dianjurkan untuk menerima transplantasi ginjal karena kemungkinan terjadinya kegagalan yang cukup
tinggi

Pasca Transplantasi Ginjal


Transplantasi Ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal tersebut dapat bekerja sebagai penyaring darah
sebagaimana layaknya ginjal sehat sehingga tidak lagi memerlukan tindakan Dialisis (cuci darah).

Mencegah Reaksi Penolakan (Rejeksi) terhadap Ginjal 'Baru'

Karena ginjal baru ini bukan merupakan ginjal yang berasal dari tubuh pasien sendiri, maka ada
kemungkinan terjadi reaksi tubuh untuk menolak benda asing tersebut.

Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan ini, pasien perlu mengonsumsi


obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah menjalani
transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan
menekan sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi
penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan.

Efek Samping Imunosupresan


Obat imunosupresan dapat membuat sistem imun (daya tahan tubuh terhadap penyakit) menjadi lemah
sehingga mudah terkena infeksi. Efek samping lainnya dari imunosupresan: wajah menjadi bulat,
berjerawat, atau tumbuh bulu-bulu halus pada wajah, juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Beritahu dokter jika Anda mengalami efek-efek samping seperti ini untuk segera ditangani secara tepat.

Apa yang Perlu Anda Lakukan?


Makanlah obat-obatan sesuai anjuran dokter Anda.

Periksa ke dokter secara rutin untuk menilai fungsi ginjal baru dan efek/khasiat obat-obat
imunosupresan yang Anda gunakan

Anda mungkin juga menyukai