LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
Agama
No. RM
Tanggal masuk RS
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. S N
33 tahun
Perempuan
Jrakah 1/13 Delingan, Karanganyar
Kawin
Ibu Rumah Tangga
Islam
17.26.XX
09 Juli 2015
B. ANAMNESIS
Didapatkan secara alloanamnesis pada tanggal 09 Juli 2015
1. Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran.
2. Keluhan tambahan
:
Kejang pada
keempat anggota gerak.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD karanganyar dengan penurunan
kesadaran. Sebelum dibawa ke RSUD, pasien mengalami demam tinggi
selama 7 hari, disertai mual dan muntah, pusing, badan lemas, pucat,
keringat dingin. Keluhan lain didapatkan kejang pada keempat anggota
gerak yang muncul pada hari pasien dibawa ke rumah sakit. Menurut
penuturan keluarga, pasien sebelumnya sudah berobat ke poli syaraf
RSUD Karanganyar dengan keluhan pusing/ nyeri kepala. Pasien juga
sudah sering mengalami pingsan akibat nyeri kepala tersebut.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat nyeri kepala
: ada
Riwayat pengobatan kanker: disangkal
Riwayat penggunaan steroid jangka panjang
: disangkal
Riwayat bepergian didaerah endemis nyamuk : disangkal
Riwayat penyakit kulit (herpes simplek atau zoster): disangkal
Riwayat trauma kepala
: disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
penurunan
makan minum
lancar
- Sistem musculoskeletal :
spastik
pada
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum
: lemah, tidak sadar
Kesadaran
: coma, GCS E1V1M1
Vital Sign
a. Tekanan darah
: 150/90 mmHg
b. Nadi
: 80 x/menit
c. RR
: 22 x/menit
d. Suhu
: 39,2 0C
kuduk (+)
Pemeriksaan thorak
a. Thoraks
: simetris
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Pemeriksaan
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis
sinistra, kuat angkat (+)
Batas kanan atas : SIC II, linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : SIC IV, linea parasternalis
dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula
sinistra
Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising (-)
Depan
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-)
Belakang
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae
(-)
Palpasi
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (-/-)
SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (-/-)
b. Abdomen :
Abdomen
Inspeksi
Hasil pemeriksaan
Simetris, darm contour (-), darm steifung (-),
tidak ada bekas luka operasi.
Auskultasi
Peristaltik (+)
Palpasi
Perkusi
c. Ekstremitas :
Supor dextra
Supor sinistra
Infor dextra
Infor sinistra
2. Status Psikis
a. Cara berpikir
b. Orientasi
c. Perasaan hati
d. Tingkah laku
e. Ingatan
f. Kecerdasan
3. Status Neurologis
a. Kesadaran
: E1V1M1 (Coma)
b. Kepala
- Bentuk
: normal
- Simetri
: simetris
c. Leher
- Sikap
: Normal
- Pergerakan
: Terbatas
- Kaku kuduk
: ada
Nyeri tekan
Bentuk vertebra
Bising karotis
Bising subklavia
Tes nafziger: (-)
Tes valsava : (-)
Tes brudzinski 1
:
:
:
:
Tidak ada
Normal
(-/-)
(-/-)
: (-)
d. Nervi Kranialis
1. Nervus I (Olfaktorius)
Kanan
TVD
TVD
Kiri
TVD
TVD
Kanan
TVD
TVD
TVD
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
TVD
TVD
TVD
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Subyektif
Dengan Bahan
2. Nervus II (Optikus)
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Papil
Arteri / vena
Perdarahan
Kiri
Ptosis
(-)
(-)
Gerak mata
(atas, medial, bawah)
Ukuran pupil
3 mm
Bentuk pupil
Bulat, anisokor
Bulat, anisokor
Reflek cahaya
Langsung
(-)
(-)
Reflek cahaya
(-)
(-)
Reflek akomodatif
Strabismus divergen
(-)
(-)
Diplopia
(-)
(-)
konsensual
4. Nervus IV (Troklearis)
Gerak mata ke lateral
Kanan
TVD
Kiri
TVD
bawah
Strabismus konvergen
Diplopia
(-)
(-)
(-)
(-)
Kanan
TVD
TVD
TVD
(+)
(+)
(-)
(-)
Kiri
TVD
TVD
TVD
(+)
(+)
(-)
(-)
Kanan
TVD
(-)
(-)
Kiri
TVD
(-)
(-)
5. Nervus V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka
Reflek kornea
Reflek bersin
Reflek maseter
Trismus
6. Nervus VI (Abdusen)
Gerak mata lateral
Strabismus konvergen
Diplopia
7. Nervus VII (Fascialis)
Kerutan dahi
Kedipan mata
Lipatan naso-labial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembangkan pipi
Tiks fasial
Lakrimasi
Kanan
TVD
(+)
(+)
TVD
TVD
TVD
(+)
TVD
TVD
(-)
N
Kiri
TVD
(+)
(+)
TVD
TVD
TVD
(+)
TVD
TVD
(-)
N
Reflek visuopalpebral
(+)
(+)
TVD
TVD
Reflek Glabella
(+)
(+)
Reflek auriculopalpebral
(+)
(+)
Bersiul
Tanda Covstek
(-)
(-)
(-)
Tanda Myerson
(-)
Kiri
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
9. Nervus IX (Glossofaringeus)
Arkus Farings
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Reflek muntah
Tersedak
Sengau
Interpretasi
TVD
TVD
(+)
(-)
(-)
Arkus faring
Nadi
Bersuara
Gangguan menelan
11. Nervus XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bahu
Kanan
TVD
N (simetris)
(-)
Eutrofi
Kiri
TVD
N ( simetris)
(-)
Eutrofi
Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
e. Meningeal sign
- Kaku kuduk
- Brudzinski 1
- Brudzinski II
- Brudzinski III
- Brudzinski IV
- Kernig
f. Pemeriksaan motorik
1. Badan
TVD
Tidak berbicara
(-)
TVD
TVD
Eutrofi
(-)
:
:
:
:
:
:
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Interpretasi
Eutrofi
(-)
Dalam batas normal
Eutrofi
Supel, distensi (-),
nyeri tekan (-)
Terbatas
N
N
Drop hand
Pitcher hand
Warna kulit
Palpasi
Claw hand
kontraktur
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Lengan Atas
TVD
TVD
Hipertonus
Eutrofi
Lengan Bawah
TVD
TVD
Hipertonus
Eutrofi
Tangan
TVD
TVD
Hipertonus
Eutrofi
Nyeri
Termis
Taktil
Diskriminasi
Posisi
Tes
lengan
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Tidak ada
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Tidak ada
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Tidak ada
jatuh
lateralisasi
lateralisasi
lateralisasi
Biceps
Triceps
Radius
(+/+)
(+/+)
(+/+)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
Babinsky : (+), Chaddock : (+)
Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang
Reflek patologik
Droop foot
Palpasi: udem:
Kontraktur
Warna kulit
Tungkai atas
Tungkai
Kaki
bawah
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Termis
Diskriminasi
posisi
Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang
TVD
TVD
Hipertonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Hipertonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD
Patella
(+/+)
(-/-)
(-/-)
TVD
TVD
Hipertonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD
Achilles
(+/+)
(-/-)
(-/-)
Kanan
Kiri
Babinski
(+)
(+)
Chaddock
(+)
(+)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Tes lasegue
(-)
(-)
Tes Oconnel
(-)
(-)
Tes Patrick
(-)
(-)
(-)
(-)
Gerakan Abnormal :
- Tremor
: (-)
Atetosis
: (-)
Fungsi Otonom
- Miksi
: Normal
- Defekasi
: Normal
- Keringat berlebihan
: (-)
Lain lain
- Tes tungkai jatuh : tidak ada lateralisasi
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal
09-07-2015
Leukosit
Nilai
13,87
GDS
Ureum
152
dbn
Creatinin
dbn
Nilai Normal
5000-10.000/ mm3
Sampai 150 mg/ 100 ml
H. RESUME PEMERIKSAAN
Kesadaran : Coma, GCS E1V1M1
Tekanan darah pasien : 150/90 mmHg
N.Craniales : N.III r.pupil -/- 1mm/3mm anisokor, bulat
N.V r.kornea +/+
r.muntah (+)
Meningeal sign : (+)
Kekuatan Otot : terdapat kekakuan anggota gerak
Kanan
TVD
TVD
Kiri
TVD
TVD
Gerakan
Kanan
TVD
Kiri
TVD
Kanan
(-)
Kiri
(-)
Klonus
Tonus
Atas
Bawah
Kanan
Hipertonus
Hipertonus
Kiri
Hipertonus
Hipertonus
Atas
Bawah
Kanan
Eutrofi
Eutrofi
Kiri
Eutrofi
Eutrofi
Kanan
(+)
(+)
Kiri
(+)
(+)
Trofi
Reflek Fisiologis
Atas
Bawah
Reflek Patologis
o Babinsky (+/+)
o Chaddock (+/+)
o Oppenheim (-/-)
o Gordon (-/-)
o Schaeffer (-/-)
Sensibilitas
o Diskriminasi : -/-
Test Nystagmus
o Test lirikan (-)
Test keseimbangan
o Finger to nose test
: (-)
o Nose finger to nose test : (-)
o Dismetri
: (-)
I. DIAGNOSIS AKHIR
- Diagnosis Klinik
:
- Penurunan kesadaran
- Kejang spastik pada keempat anggota gerak
- Diagnosis Topis
: Lesi lobus parietalis cerebri
- Diagnosis Etiologi : Suspect Encephalitis
Diagnosis lain
: - Hiperglikemi
- Hipertensi
J. DIAGNOSIS BANDING
1. Space occupying process (SOP) et causa fungal infection
2. Space occupying process (SOP) et causa masa tumor
3. Stroke infark
K. USULAN PEMERIKSAAN
EKG
Head CT Scan
Analisa LCS
L. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
o Inj. Cefoperazone 1 gr/12 jam
o Gentamycin 40 mg / 12 jam
o Inj. Ranitidin 1 amp / 12jam
o Inj. Ketorolac amp / 12 jam
o Aspar K tab 1x1
2. Observasi keadaan umum, vital sign dan GCS
M. PROGNOSIS
- Death
- Disease
- Disability
- Discomfort
- Dissatisfaction
:
:
:
:
:
malam
dubia ad malam
dubia ad malam
dubia ad malam
dubia ad malam
N. FOLLOW UP
Tanggal
10 07 2015
11 07 2015
12 07 2015
SUBYEKTIF
Makan/minum positif
normal
Makan/minum positif
normal
Makan/minum susah
KU
Somnolen (lemas)
CM (tampak lemas)
CM (lemas)
VS : TD
102/ 74 mmHg
133 / 93 mmHg
121 / 70 mmHg
HR
82 x / Menit
65 x / Menit
70 x / Menit
RR
20 x / Menit
20 x / Menit
22 x / Menit
36,70 C
370 C
39,10 C
GCS
E3V4M6
E4V5M6
E4V5M6
R. Fisiologis
+/+
+/+
+/+
R. Patologis
Babinsky +, chaddock +
Babinsky +, chaddock +
Babinsky +, chaddock +
R.Sensorik
TVD
Nn.Craniales
Pupil anisokor, RC +
Pupil anisokor, RC +
N.III, IV, VI
OBYEKTIF
N.V
(-)
movement (-)
R.Kornea (+/+)
R.Kornea (+/+)
R.Kornea (+/+)
ASSESMENT
Dx. Klinik
Penurunan
kesadaran
Gangguan
memori/kognitif
Penurunan
kesadaran
Penurunan kesadaran
Gangguan
memori/kognitif
Dx. Topik
Dx. Etiologik
Ensefalitis
Ensefalitis
Inj. Cefoperazone 1
gr/12 jam
Garamycin 40 mg / 12
jam
Inj. Ranitidin 1 amp /
o
P
gr/12 jam
Garamycin
40
12jam
Inj. Ketorolac amp / 12
jam
13 07 2015
Cefoperazone
gr/12 jam
Garamycin
40
mg / 12 jam
Inj. Ranitidin 1
mg / 12 jam
Inj. Ranitidin 1
amp / 12jam
Inj. Ketorolac
amp / 12jam
Inj. Ketorolac
amp / 12 jam
Inj.
SUBYEKTIF
Inj.
Cefoperazone
Tanggal
Ensefalitis
amp / 12 jam
1x1
Gastrofer / 24 jam
14 07 2015
Aspar K tab
Gastrofer / 24
jam
Paracetamol
extra
15 07 2015
Pusing(-),mual(-),Muntah(-),
tidak komunikatif
(-)
dan bawah
Makan/minum positif
normal
Makan/minum positif
normal
Makan/minum susah
KU
CM (tampak lemas)
Somnolen
Soporo koma
VS : TD
124/ 81 mmHg
141 / 92 mmHg
146 / 81 mmHg
HR
61 x / Menit
80 x / Menit
85 x / Menit
RR
24 x / Menit
20 x / Menit
20 x / Menit
370 C
38,30 C
38,20 C
GCS
E4V5M6
E3V4M6
E2V2M4
R. Fisiologis
+/+
+/+
+/+
R. Patologis
+/ +
+/ +
+/+
R.Sensorik
+/+
TVD
TVD
N.III, IV, VI
N.V
R.Kornea (+/+)
R.Kornea (+/+)
R.Kornea (+/+)
OBYEKTIF
Nn.Craniales
ASSESMENT
Dx. Klinik
Penurunan
kesadaran
Penurunan
kesadaran
Penurunan kesadaran
Dx. Topik
Dx. Etiologik
Ensefalitis
Ensefalitis
Ensefalitis
Inj. Cefoperazone
Inj. Cefoperazone
Inj. Cefoperazone 1
1 gr/12 jam
Garamycin
40
1 gr/12 jam
Garamycin 40 mg
gr/12 jam
Garamycin 40 mg /
mg / 12 jam
Inj. Ranitidin
/ 12 jam
Inj. Ranitidin 1
12 jam
Inj. Ranitidin
amp / 12jam
Inj. Ketorolac amp
amp / 12jam
Inj.
Ketorolac
amp / 12jam
Inj. Ketorolac amp /
/ 12 jam
amp / 12 jam
12 jam
Gastrofer / 24 jam
Gastrofer / 24 jam
Gastrofer / 24 jam
RUJUK RSUD DR
MOEWARDI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Ensefalitis adalah radang jaringan otak
4,5
Patogenesis
Peradangan
dapat
menjalar
ke
jaringan
otak
dari
otitis
jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah
terbentuklah abses yang masuk ventrikel.
Manifestasi klinis
Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ;
1) Demam
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala
infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu :
nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur,
kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema
papil. Tanda-tanda deficit neurologist tergantung pada lokasi dan luas
abses 2,3,4,5 .
b. ENSEFALITIS SIPHYLIS
Patogenesis
Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui
permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi
melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui
kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal
ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat.
Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan
opticus
dapat
mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguanangangguan motorik yang progresif.
2) Gejala-gejala mental
Timbulnya proses dimensia yang progresif, intelgensia
yang mundur perlahan-lahan yang mula-mula tampak pada
kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat
berkurang, daya pengkajian terganggu. 2,4,5
2. ENSEFALITIS VIRUS
Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :
a. Virus RNA
Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili 4
Rabdovirus : virus rabies
Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus
dengue)
Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)
Arena virus : virus koriomeningitis limfositoria
b. Virus DNA
Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks,
gondii
pada
orang
dewasa
biasanya
tidak
Arteriografi.1,2,3,4,5
E. PEMERIKSAAN CT SCAN DAN MRI
CT dan MRI sekarang merupakan pilihan tepat untuk menyelidiki
suspek lesi pada otak.8
- CT Scan
Sifat atau komposisi jaringan dapat ditentukan dengan melihat
kepadatan atau nilai Hounsfield. Ada empat kategori kepadatan secara
umum, yaitu pengapuran tulang atau yang sangat padat dan putih terang,
kepadatan jaringan lunak yang menunjukkan berbagai nuansa warna abuabu, kepadatan lemak yang berwarna abu-abu gelap dan udara yang
berwarna hitam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, dimungkinkan
untuk menentukan bagian yang terlihat pada CT scan apapun, dan CT scan
kepala pada khususnya. 9
CT scan kepala dapat menunjukkan :
1. CT bisa menunjukkan hipodens pada pre kontras-hyperdensity
pada post kontras salah satu atau kedua lobus temporal, edema /
massa dan kadang-kadang peningkatan kontras. 10
2. Lesi isodens atau hipodens berbentuk bulat cincin, noduler atau
pola homogen dan menyangat dengan kontras, tempat predileksi
pada hemisfer (grey-white junction). 11
3. Bias ditemukan edema cerebri.
4. Kadang disertai tanda-tanda perdarahan.
herpes
yang
(panah)
petechial
sesuai
hemorrhage.
peningkatan
citra
Parahippocampalis.
Pada
Gambar
6.
menunjukkan
Axial
citra
difusi
kiri
yang
dengan
ensefalitis
sesuai
herpes.
pada
polymerase
uji
reaksi
chain
untuk
didapatkan
periodik
diagnosis
11.
Sehingga
dapat
Gambar 10. Herpes simpleks tipe 1 ensefalitis pada seorang anak 11 tahun. gambar a. T2tertimbang menunjukkan lesi bilateral hyperintense dalam lobus temporal (panah). b. gambar DW
jelas menunjukkan lesi ini sebagai hyperintense (anak panah). c. gambar ADC menunjukkan
penurunan ADC ini lesi (panah).
F. DIAGNOSA BANDING
Pada kasus ensefalitis supurativa diagnosa bandingnya adalah :
Neoplasma
Hematoma subdural kronik
Tuberkuloma
Hematoma intraserebri.4,5
G. PENATALAKSANAAN
1. Ensefalitis supurativa
Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.
Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.3,4,5
2. Ensefalitis syphilis
Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari
Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x
500mg oral selama 14 hari.
Bila alergi penicillin :
Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu
Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.4,5
3. Ensefalitis virus
Pengobatan simptomatis
Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg
Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.
Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab
herpes zoster-varicella. Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari
selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari.3,4,5
4. Ensefalitis karena parasit
Malaria serebral
Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga
tampak perbaikan.
Toxoplasmosis
Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan
Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan
Spiramisin 3 x 500 mg/hari
Amebiasis
Rifampicin 8 mg/KgBB/hari. 4
5. Ensefalitis karena fungus
Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6
minggu
Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu. (4)
6. Riketsiosis serebri
Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari
Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari. 4
H. PROGNOSIS
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pada kasus ini, trias ensefalitis ditemukan pada pasien, yaitu:
a. Demam
b. Kejang spastik
c. Kesadaran menurun
2. Pemeriksaan fisik dan neurologis, positif menunjukkan adanya lesi di saraf
pusat.
- Reflek Patologis
Babinsky (+/+)
Chaddock (+/+)
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
Schaeffer (-/-)
DAFTAR PUSTAKA
from
URL
www.emedicine.medscape.com/article/791896/overview/htm
7. Anonymous. Encephalitis. [ Online ] May 5, 2009 [ Cited April 13, 2010 ].
Available from : URL ; www.mayoclinic.com/health/encephalitis/DS00226
8. Fransisca SK. Ensefalitis. [ Online ] Februari 19, 2009 [ Cited April 5, 2010 ].
Available
from
URL
http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/ensefalitis2.pdf
9. Sutton D, Stevens J, Mizklel K. Intracranial lesions. In : Sutton D, editor. Text
book of radiology and imaging 7th ed. London : Churchill Livingstone ; 2003.
p. 1726
10. Hopkins R, Peden C, Gandhi S. Principles of interpreting CT. In : Radiology
for anaesthesia and intensive care. London : Greenwich Medical Media ; 2003.
p. 219-21
11. Zamponi N, Rossi B, Polonara G, Salvolini U. Neuropaediatric emergencies. In
: Scarabino T, Salvolini U, Jinkins JR, editors. Emergency neuroradiology.
New York : Springer ; 2006. p. 371,390-1
12. Hendrik F. Toksoplasmosis serebri sebagai manifestasi awal AIDS. [ Online ]
September 23, 2009 [ Cited April 24, 2010 ]. Available from : URL ;
http://neurology.multiply.com/journal/item/19