SEARCHING DAN
PRESENTASI
BAYU WIRADINATHA
1102005140
JURNAL 1
Kerentanan perempuan terhadap penularan IMS dan HIV:
gambaran perilaku seksual berisiko di Kota Denpasar
Rumusan Masalah :
Apa sajakah perilaku beresiko perempuan maupun laki-laki yang
dapat meningkatkan kerentanan perempuan terhadap penularan
IMS dan HIV?
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk menggali kerentanan perempuan
terhadap penularan IMS dan HIV dikaitkan dengan perilaku seksual
berisiko.
Metodelogi Penelitian :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara semi
terstruktur pada 21 informan yang terdiri dari informan perempuan,
laki-laki, konselor dan penyedia layanan kesehatan di tiga tempat
layanan.
Metodologi :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan wawancara mendalam
menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur pada 21 informan yang terdiri
dari informan perempuan, laki-laki, konselor dan penyedia layanan kesehatan di tiga
tempat layanan.
Hasil :
Laki-laki
- Memiliki lebih dari 1 pasangan seksual
- Biseksual
- Membeli seks
- Tidak Konsisten dalam Menggunakan kondom
- IDU
Perempuan
- Memiliki lebih dari 1 pasangan seksual
- Posisi tawar rendah dalam negosiasi kondom
- Melacur
- Hubungan seks dengan terpaksa
JURNAL 2
Hubungan karakteristik, motivasi dan dana BOK dengan
kinerja petugas KIA puskesmas di Kabupaten Gianyar
Rumusan Masalah :
Bagaimanakah hubungan karakteristik, motivasi dan dana BOK dengan
kinerja petugas KIA puskesmas di Kabupaten Gianyar ?
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik
individu, motivasi dan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dengan
kinerja petugas KIA puskesmas di Kabupaten Gianyar.
Metodelogi Penelitian :
Disain penelitian adalah cross sectional, dengan populasi adalah petugas
KIA puskesmas berjumlah 78 orang, dengan jumlah sampel 70 orang.
Sampel dipilih secara systematic random sampling. Variabel bebas adalah
umur, lama kerja, pendidikan, pelatihan, motivasi dan dana BOK
sedangkan variabel terikat adalah kinerja petugas. Data dikumpulkan
dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara
univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (regresi logistik).
Hasil :
Sebagian besar responden 41 (58,6%) berumur rendah, masa kerjanya
pendek 39 (55,7%), berpendidikan tinggi 57 (81,4%), 36 (51,4%) sudah
pernah mendapatkan pelatihan, 42 (60%) motivasi rendah, 47 (60,7%)
dana BOK masih kurang dan kinerja petugas tinggi 40 (57,1%).
Berdasarkan analisis bivariat diperoleh hubungan yang bermakna antara
pelatihan [OR=2,88; 95%CI 1,08-7,67], motivasi [OR=6,77; 95%CI 2,1521,29] dan dana BOK [OR=4,09; 95%CI 1,30-12,85] dengan kinerja
petugas.
Pada analisis multivariat didapat variabel yang berhubungan dengan
kinerja petugas adalah pelatihan [OR=6,11; 95%CI 1,61-23,23], motivasi
[OR=7,48; 95%CI 1,81-30,93] dan dana BOK [OR=5,09; 95%CI 1,1223,21].
JURNAL 3
Compliance of Healthcare Workers with Hand Hygiene Practices in
Neonatal and Pediatric Intensive Care Units: Overt Observation
Rumusan Masalah :
Bagaimanakah kepatuhan kebersihan tangan antara petugas kesehatan di
unit perawatan intensif neonatal dan anak di sebuah rumah sakit universitas
tersier ?
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan kebersihan tangan
antara petugas kesehatan di unit perawatan intensif neonatal dan anak di
sebuah rumah sakit universitas tersier.
Metodelogi Penelitian :
Merupakan studi observasional dengan melihat kepatuhan mencuci tangan
berdasarkan indikasi dan five moment WHO. Petugas kesehatan yang di
observasi adalah yang sering merawat pasien. Selain itu teknik mencuci
tangan dengan deainfektan alkohol dan sabun juga di ukur.
Data pengamatan Hand Hygiene dikumpulkan dari dua bangsal termasuk
unit perawatan intensif pediatrik dan neonatal, selama 1 bulan, 1 jam
pengamatan oleh dokter dari departemen penyakit infeksi anak bekerja sama
dengan tim pengendalian infeksi dari Juni 2013 sampai Juli 2013.
Hasil :
Total dari 704 proses mencuci tangan yang dikumpulkan total
kepatuhan mencuci tangan pada petugas kesehatan sekitar 37.0%
(261/704).
Kepatuhan dibedakan berdasarkan profesi : perawat, 41.4% dan
dokter, 31.9% (p=0.02).
Total kepatuhan mencuci tangan sesuai dengan my five moment
for hand hygiene : sebelum menyentuh pasien 43.2%, sebelum
membersihkan/aseptic procedure 8.5%, setelah eksposure dengan
cairan tubuh 18.1%, setelah kontak dengan pasien 68.1% dan
setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien 43.2%.
Petugas kesehatan sebagian besar memilih mencuci tangan dengan
metode sabun dan air (63.6%) yang dibandingkan dengan metode
alkohol desinfektan (36.3%) (p<0.05).
TERIMA
KASIH
TUGAS SEARCHING DAN
PRESENTASI