1. Skabies
- Definisi : adalah penyakit kulit akibat infeksi dan sensitisasi tungau
-
terjadi pustula.
Pemeriksaan kulit :
o Lokalisasi : sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak,
sekitar pusat, paha bagian dalam, genitalia pria, dan
bokong. Pada bayi : kepala, telapak tangan dan kaki.
o Efloresensi / sifat sifatnya : papula dan vesikel miliar
sampai lentikulardisertai ekskoriasi ( scratch mark ). Jika
terjadi infeksi sekunder tampak pustula lentikular. Lesi
yang khas adalah terowongan ( kanalikulus )miliar, tampak
berasal dari salah satu papula atau vesikel, panjang kira
kira 1 cm, berwarna putih abu ab. Akhir atau ujung
kanalikuli adalah tempat persembunyian dan bertelu
mengadakan
kopulasi,
sedang
yang
betina
minggu.
Pemeriksaan laboratorium : mencari Sarcoptes Scabiei dewasa,
larva, telur atau skibala dari dalam terowongan.
Penatalaksanaan :
o Umum : meningkatkan kebersihan
perorangan
dan
turut.
Emulsi benzil benzoat 20 25 % selama 24 jam.
Gama benzen heksaklorida ( gameksan ) 0,5 1 %
2. Pedikulosis kapitis
- Definisi : adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan
-
penyakit ini.
Gejala singkat penyakit : perjalanan penyakit termasuk keluhan
utama dan keluhan tambahan : gejala tersering adalah rasa gatal
akibat gigitan tuma. Akibat garukan dapat terjadi infeksi sekunder
sehingga timbul folikulitis, furunkulosis, dan rambut melekat satu
sama lain. Kelenjar getah bening leher dapat pula membesar.
Pemeriksaan kulit :
o Lokalisasi : bagian belakang kepala ( regio oksipitalis ) dan
diatas telinga ( regio parietalis ).
rambut.
Pemeriksaan laboratorium : mencari tuma kepala dan telurnya.
Penatalaksanaan :
o Umum : menjaga kebersihan kepala, rambut harus sering
dicuci dan dirawat dengan baik.
o Khusus :
Gama benzen heksaklorida 1 % dalam bentuk
3. Pedikulosis pubis
- Definisi : adalah infeksi tuma pada rambut dan kulit di daerah
-
makula serulae.
Pemeriksaan laboratorium : mencari tuma dewasa yang melekat
erat di pangkal rambut, dan telur pada rambut.
Penatalaksanaan :
o Umum : rambut kemaluan / ketiak / jenggot dicukur.
o Khusus :
Gama benzen heksaklorida 1 % dalam bentuk krim
atau lotion, dioleskan sekali sehari, dapat diulang
sesudah 1 minggu.
Krotamiton 1 % krim atau lotion, dioleskan sekali
anjing
Ancylostoma
tersebut.
Pemeriksaan laboratorium : special test tetap harus ditemukan
adanya tanda tanda creeping eruption, dan riwayat terpapar atau
riwayat berpergian ke daerah yang mungkin dapat menularkan
infeksi cacing. Penegakan dari folikulitis cacing harus berdasarkan
adanya penemuan klinis berupa pruritus folikulitis yang disertai
creeping eruption. Perlu juga dilakukan pemeriksaan histologis
yang akan menemukan nematoda yang terperangkap di canal
folikel, stratum corneum, maupun lapisan dermis disertai dengan
berturut turut.
o Topikal thiabendazol 10 % krim.
Prognosis : baik.
5. Filariasis
- Definisi : penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi
-
payudara,
dan
alat
kelamin
wanita
hingga
No
Gejala
Stadiu
Stadiu
Stadiu
Stadiu
Stadiu
Stadiu
Stadiu
m1
m2
m3
m4
m5
m6
m7
Bengkak
Menghi
Menet
Meneta
Menet
Meneta
Meneta
Meneta
di kaki
lang
ap,
p, non ap
p,
p,
p,
waktu
pitting
pitting
meluas
meluas
meluas
bangun
edema
edema.
.
1
tidur
2
Lipatan
Tidak
Tidak
Dangka Dangk
Dalam,
Dalam,
Dalam,
kulit
ada
ada
kadang
dangka
dangkal
dangka
al
l
3
Nodul
Tidak
Tidak
Tidak
ada
ada
ada
Ada
kadang
kadang
kadang
Ada
Kadang
Mossy
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
foot
ada
ada
ada
ada
ada
kadang
Hambatan
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Penatalaksanaan :
o Perawatan umum :
Istirahat di tempat tidur, pindah tempat ke daerah
dan abses.
Pengikatan
di
daerah
pembendungan
akan
mengurangi edema.
o Pengobatan spesifik :
Pengobatan infeksi : DEC 6 mg / kg BB / hari
selama 12 hari. Pengobatan ini dapat diulang 1 6
bulan kemudian bila perlu, atau DEC selama 2 hari
per bulan ( 6 8 mg / kg BB / hari ).
aliran limfe.
Pengobatan kasus klinis :
R/ DEC tab 100 mg N0. XXX
S 3 dd 1
R/ paracetamol tab 500 mg No. IX
S 3 dd 1
Umur
( tahun )
25
0,25
6 14
0,5
>14
PENYAKIT VIRUS
1. Veruka vulgaris ( kulit )
- Definisi : tumor intraepidermal yang disebabkan infeksi virus
-
papiloma.
Penyebab dan epidemiologi :
o Penyebab : virus papiloma, tergolong virus kecil
berukuran 40 45 , berinti DNA.
o Umur : paling banyak pada anak anak.
o Jenis kelamin : insiden pada pria dan wanita sama.
Gejala singkat penyakit : perjalanan penyakit termasuk keluhan
utama dan keluhan tambahan : mula mula berupa hiperkeratosis
biasa, translusen, licin, sebesar kepala jarum pentul, dalam
beberapa minggu sampai bulan membesar, dapat sampai sebesar
kelereng kasar, berwarna coklat tua, abu abu, atau hitam seperti
bertanduk.
Pemeriksaan kulit :
o Lokalisasi : paling sering di tangan, jari jari tangan dan
kaki serta telapak tangan atau kaki, tapi dapat pula tumbuh
di mana saja pada epidermis dan mukosa.
o Efloresensi / sifat sifatnya : mula mula papula kecil
seukuran kepala jarum, warna seperti kulit biasa, jernih,
kemudian tumbuh menonjol , permukaan papilar warna
lebih gelap dan hiperkeratotik.
Gambaran histopatologi :
o Epidermis
hiperkeratosis,
parakeratosis,
papilomatosis, akantosis.
o Dermis : pelebaran pembuluh darah dan sebukan sel
sel radang kronik.
-
Penatalaksanaan :
10
2. Moluskum Kontagiosum
-
imunosupresif.
Gejala singkat penyakit : perjalanan penyakit termasuk keluhan
utama dan keluhan tambahan : seringkali asimtomatis,
11
.
Penatalaksanaan :
o Kuretase tajam, bersihkan dan berikan salep.
o Bedah beku dengan nitrogen cair atau salju CO2.
o Mengeluarkan badan moluskum dengan menusuk
papula, kemudian diberikan salep antibiotik.
Prognosis : umumnya baik, dapat sembuh spontan.
12
banyaknya.
o Musim / iklim : tidak tergantung musim.
Gejala singkat penyakit : perjalanan penyakit termasuk keluhan
utama dan keluhan tambahan : biasanya ada neuralgia beberapa
hari sebelum atau bersama sama dengan kelainan kulit.
Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului oleh
demam. Kelainan kulit tersebut mula mula berupa eritema
kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang
dengan cepat membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula.
Isi vesikel mula - mula jernih, setelah beberapa hari menjadi
keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorbsi terjadi,
abdominalis / lumabalis.
Penatalaksanaan :
o Istirahat
o Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik.
o Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk
menghindari infeksi sekunder, yaitu dengan bedak
salisil 2 %. Jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik lokal, misal salep kloramfenikol 2 %.
o Pengobatan spesifik belum ada. Beberapa penulis
menganjurkan vitamin B, suntikan hipofisis 0,5 1 cc/
hari,
antibiotik
spektrum
luas,
misalnya
deksametason.
Prognosis : pada orang muda dan anak anak umumnya baik.
14
15
tentikular,
eritematosa.
Dapat
disekitarnya
ditemukan
terdapat
beberapa
daerah
stadium
simpleks
Penatalaksanaan : pengobatan simptomatik, yaitu analgetik dan
antipiretik seperti metampiron atau asetaminofen. Lokal dapat
diberikan bedak basah atau bedak kering mengandung salisil 2
% atau mentol 2 %. Kalau terdapat infeksi sekunder berikan
antibiotik.
Terapi varisela :
o Imunokompeten :
Anak anak : Asiklovir 20 mg / kg BB/ IV
selama 7 hari.
Dewasa : Asiklovir 5 x 800 mg / hari selama 7
hari, Valsiklovir 3 x 1000 mg / hari selama 7
hari, Famsiklovir 3 x 200 mg / hari selama 7
hari.
o Immunocompromised : Asiklovir 5 x 800 mg / hari
selama 7 hari.
16
5. Herpes simpleks
- Definisi : suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok diatas
daerah yang eritema, dapat dengan satu atau beberapa
-
senggama.
Gejala singkat penyakit : perjalanan penyakit termasuk keluhan
utama dan keluhan tambahan : awitan penyakit didahului
17
halo.
Pemeriksaan laboratorium :
o Pemeriksaan sel raksasa dengan percobaan Tzank.
o Pemeriksaan antibodi dengan tehnik fluoresensi
langsung
o Kultur jaringan
Penatalaksanaan :
o Pengobatan bersifat simptomatis.
o Jika vesikel pecah :
Kompres dengan sol, kalium permanganas 1 /
5000
Obat obat antiseptik seperti : povidon yodium
Idoksuridin ( IDU ) 5 40 % untuk menekan
sintesis DNA
Alkohol 70 % untuk
mengeringkan
dan
18
mg selama 5 7 hari.
Prognosis : cenderung rekuren.
6. Morbili
- Definisi : penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu stadium prodromal, stadium erupsi, dan stadium
-
konvalesen.
Etiologi : disebabkan oleh virus morbili yang terdapat dalam sekret
nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam
setelah timbul bercak bercak. Virus ini berupa virus RNA yang
mengenai
seluruh
pipi.
Bercak
muncul
dan
menghilang 12 18 jam.
o Stadium erupsi :
Coryza dan batuk bertambah
Enentema atau titik merah di palatum durum dan
palatum mole.
Eritema berbentuk makula papula disertai dengan
o Stadium konvalesen :
Erupsi berkurang, timbul bekas yang berwarna lebih
tua ( hiperpigmentasi ).
Kulit yang bersisik,
Suju menurun sampai menjadi normal, kecuali bila
ada komplikasi.
Penatalaksanaan :
o Pemberian vitamin A.
o Istirahat baring selama suhu meningkat beri antipiretik
o Pemberian antibiotik pada anak anak yang berisiko tinggi.
o Pemberian obat batuk dan sedative.
20
DERMATITIS EKSIM
1. Dermatitis numularis
- Definisi : adalah dermatitis yang bentuknya menyerupai uang
-
penyakit.
Gejala singkat penyakit : perjalanan penyakit termasuk keluhan
utama dan keluhan tambahan : dimulai dengan eritema berbentuk
lingkaran, selanjutnya melebar sebesar uang logam, dikelilingi oleh
papula papula, vesikel dan kemudian ditutupi krusta coklat.
numular
hingga
plakat.
Terkadang
logam.
Gambaran histopatologi :
o Epidermis : hiperkeratosis, akantosis, edema interseluler
dan pada dermis terjadi pelebaran ujung pembuluh darah
dan sebukan sel sel radang limfosit, monosit.
21
suntikan.
Prognosis : baik.
2. Dermatitis atopik
- Definisi : dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat
atopi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma
bronkial, rinitis alergi, dan reaksi alergi terhadap serbuk serbuk
-
tanaman.
Penyebab dan epidemiologi :
o Penyebab : yang pasti belum diketahui, tetapi faktor
turunan merupakan dasar pertama untuk timbulnya
penyakit.
o Umur : bayi : 2 bulan 2 tahun
Anak : 3 10 tahun
Dewasa : 13 30 tahun.
o Jenis kelamin : lebih banyak pada wanita.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit :
o Bangsa / ras : semua bangsa.
22
Pemeriksaan laboratorium :
o Dermatografisme putih, untuk melihat perubahan dari
rangsangan goresan terhadp kulit.
o Percobaan asetilkolin akan menimbulkan vasokonstriksi
o Sistemik :
Antihistamin golongan H untuk mengurangi gatal
mengalami kekembuhan.
Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik seperti
eritromisin,tetrasiklin.
o Topikal :
Pada bentuk bayi diberi kortikosteroid ringan
dengan efek samping sedikit, misalnya krim
hidrokortison 1 1,5 %.
Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi
dapat diberi kortikosteroid kuat seperti betametason,
dipropionat 0,05 % atau desoksimetason 0,25 %.
Untuk efek yang lebih kuat, dapat dikombinasi
24
Definisi :
zat iritan.
Etiologi : sabun, detergen, dan hand cleanser, minyak pelumas,
asam dan alkali, solvent atau bahan pelarut dalam industri, serbuk
kayu.
Gambaran klinis :
o Akut : lesi terbatas pada tempat kontak kulit, terasa perih,
panas, rasa terbakar. Kelainan berupa lesi eritematosa,
berbatas tegas, asimetris, edema, bula atau nekrosis.
o Akut lambat : muncul 8 24 jam atau lebih setelah kontak.
Awal berupa eritema esok hari menjadi vesikel atau
nekrosis.
o Kronis : kulit yang kering disertai lesi yang ertitema dan
terdapat skuama, hiperkeratosis, likenfikasi, dengan batas
4. Napkin eczema
25
bayi.
Faktor penyebab :
o Hidrasi kulit yang berlebih ; hal ini sebanding dengan
frekuensi dan kuantitas urin, feses, dan penggantian popok.
o Trauma pada kulit yang disebabkan gesekan antara kulit
dengan popok.
o Iritas :
Amonia.
Feses.
Detergen dan sabun.
Bahan bahan yang terdapat dalam popok.
Bedak dan cream popok.
o Candida albicans ( infeksi sekunder)
Gejala klinis : bercak makula eritema pada area anogenital
( skrotum dan penis pada laki laki ; labia dan vagina pada
perempuan ) yang biasanya ditutupi dengan popok, semakin lama
semakin membesar dan bisa meluas sampai lipatan paha. Bila
26
dan
menghadapi
pekerjaan
yang
konsentrasi
-
Klasifikasi :
o Berdasarkan bentuk efloresensi :
memerlukan
o Berdasarkan penyebab :
Akne tropika
Akne mekanik
Akne neonatorum
Akne kosmetika
Akne klor
Akne jabatan
Akne minyak
Akne senilis
Akne radiasi
Pemeriksaan kulit :
o Lokalisasi
bagian luar
o Efloresensi
Pemeriksaan laboraturium :
o Analisis komposisi asam lemak di kulit
o Pemeriksaan terhadap mikroorganisme Propionibacterium
acnes, Staphylococcus epidermidis, dan Pityrosporum
ovale.
Penatalaksanaan :
28
o Umum :
gorengan.
o Khusus :
Sistemik :
Topikal :
Sulfur 2-10%
vitamin A : 0,05-
0,1%
29
30
epidermis-dermis
-
Pemeriksaan kulit :
o Lokalisasi
Pemeriksaan penunjang :
o Pemeriksaan laboraturium histopatologi : pada miliaria
kristalina tidak ada perubahan, pada miliaria rubra terdapat
infiltrat limfosit perivaskular dan vasodilatasi pembuluh
darah di permukaan dermis.
o Pemeriksaan pH kulit
Penatalaksanaan :
o Umum :
31
o Khusus
:
Sistemik :
Topikal :
antipruritus
seperti
bedak
32
Etiologi :
o Obat, dapat menimbulkan urtikaria tipe I atau II, contohnya
: golongan penisilin, sulfonamid, analgesik (aspirin),
pencahar, hormon, dan diuretik. Sedangkan pada urtikaria
nonimunologi, contohnya : kodein, opium, dan zat kontras.
o Makanan, biasanya pada urtikaria akut, contohnya :
makanan : telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, arbei,
babi, keju, bawang, dan semangka; bahan yang dicampu
pada makanan : asam nitrat, asam benzoat, ragi, salisilat,
dan penisilin
33
angioedema,
heredo-familial
syndrome
of
34
Klasifikasi :
o Berdasarkan lama serangan :
Pemeriksaan penunjang :
o Pemeriksaan darah rutin, urin rutin, dan feses rutin nilai
infeksi dan kelainan organ. Cryoglobulin dan cold
hemoysin curiga urtikaria dingin
o Pemeriksaan gigi, THT, serta usap vagina singkirkan
infeksi fokal
o Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil, dan komplemen
o Tes kulit uji gores, uji tusuk, dan tes intradermal
mencari alergen
o Tes eliminasi makanan hetikan konsumsi makanan yang
dicurigai
o Pemeriksaan histopatologik
35
Penatalaksanaan :
o Antihistamin H1 nonklasik seperti terfenadin, astemizol,
loratadin, dan mequitazin
o Beta adrenergik, untuk urtikaria kronik
o Kortikosteroid sistemik, untuk urtikaria akut dan berat,
tidak banyak manfaat pada urtikaria kronik
o Anti-enzim, untuk anti plasmin (ipsilon dan trasilol)
o Desensitisasi, untuk urtikaria dingin dan alergi debu, sari
bunga dan jamur
o Eiminasi diet, untuk pasien yang sensitif terhadap makanan
o Pengobatan lokal simtomatik (anti pruritus dalam bedak
atau bedak kocok)
36
INFEKSI BAKTERI
1. Impetigo Krustosa
- Definisi
:
- Penyebab dan epidemiologi
o Penyebab
:staphylococcus aureus koagulase positif dan
Streptococcus brtahemolyticus
o Umur : Terutama pada anak- anak
o Jenis kelamin : frekuensinya sama pada pria dan wanita
-
37
Gambaran histopatologi
Peradangan superficial folikel pilosebasea bagian atas. Terbentuk
bula atau vesikopustula subkornea yang berisis kokus sertadebris
berupaleukosit dan sel epidermis. Pada lapisan dermis didapatkan
reksi peradangan ringan berupa dilatasi pembuluh darah, edema
2. Impetigo Bulosa
- Definisi :
- Penyebab dan epidemiologi
o Penyebab : terutama oleh stafilokok
o Umur : anak anak dan dewasa
38
hebat.
Gejala klinis : Lepuh timbul mendadak pada kulitsehat, bervariasi
mulai miliar-nlentikular dapat bertahan 2 3 hari. Berdinding tebal
dan hipopion. Jika pecah menimbulkan krusta yang coklat datar
dan tipis.
Gambaran histopatologi : Pada epidermis tampak vesikel
subkornea berisi sel- sel radang yaitu leukosit. Pada dermis tampak
sebukan sel sel radang ringan dan pelebaran ujung ujung
pembuluh darah.
Penalatalaksanaan :
o Menjaga kebersihn
o Menghilangkan factor factor prediposisi
o Jika bula besar dan banyak sebaiknya dipecahkan
selanjutnya dibersihkan dengan antiseptic (betadine) dan
berisalepantibiotik( kloramfenikol 2%atau eritromisin 3%)
o Jika
ada
gejalakonstitusi
berupa
demam
beri
antibiotiksitemik (penisilin 30- 50 mg/KbBB atau antibiotic
lain yang sensitive)
39
3. Folikulitis
- Definisi : peradangan folikel rambut, terutama disebabkan oleh
S.aureus. Terdapat dua jenis yaitu folikulitis superfisialis yaitu bila
lesi hanya sampai di epidermis dan folikulitis profunda bila lesi
-
mencapai dermis.
Penyebab dan epidemiologi
o Penyebab : Staphylococcus aureus
o Umur : semua umur, lebih sering di jumpai pada
anak-anak
o Jenis kelamin : frekuensinya sama antar pria dan
wanita
Factor yang mempengaruhi
o Daerah
: sering daerah tropis
o Musim
: sering musim panas
o Kebersihan : kebersihan yang kurang dan hygiene yang
buruk
40
o Lain-lain
merupakan
yang
mempercepat
yang kotor
Gejala klinis : Rasa gatal dan terbakar pada daerah rambut, berupa
macula eritematosadisertai papula atau pustule yang di tembus oleh
rambut, pertumbuhan rambut tidak terganggu. Kadang penyakit ini
pertumbuhan rambut
Gambaran histopatologi : Folikel rambut tampak edematosa
dengan sebukan sel-sel radang akut.
Penatalaksanaan
o Menjaga kebersihan terutama kulit
o Makanan tinggi protein dan tinggi kalori
o Antibiotic sistemik jika luas : eritromisin 3 x 250 mg
selama 7-14 hari,atau penisilin 600.000 -1,5 juta IU IM
selama 7 14 hari
o Antibiotic topical misalnya kemicetin 2%, jika eksudasi
kompres PK 1/5.000
4. Furunkel
- Definisi : peradangan folikel rambut dan jaringan subkutan
-
disekitarnya
Penyebab dan epidemiologi
41
muda
o Jenis kelamin : sama pada pria dan wanita
Factor yang mempengaruhi
o Musim : sering musim panas karena lebih banyak
berkeringat
o Kebersihan : kebersiahan kurang, lingkungan yang kurang
baik / bersih
o Lain lain : diabetes, obesitas, hiperhidrosis, anemia dan
Pemeriksaan kulit
o Lokalisasi : bagian tubuh yang berambut dan mudah
terkena iritasi, gesekan / tekanan, atau pada aerah yang
lembab seperti pada ketiak, pantat, punggung, leher, dan
wajah.
o Efloresesnsi : awal berupa macula eritematosa lentikularnumular setempat, kemudian menjadi nodula lentikular-
42
5. Karbunkel
- Definisi : gabungan beberapa furunkel yang dibatasi oleh trabekula
fibrosa yang berasal dari jaringan subkutan yang padat.
Perkembangan dari furunkel menjadi karbunkel menjadi karbunkel
-
43
6. Eritrasma
- Definisi : infeksidangkal kronik yang biasanya menyerang daerah
-
44
penyakit.
Gejala : Dimulai dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas
keseluruh regio, menjadi merah, teraba panas seperti terkena cabai.
Pemeriksaan kulit
o Lokalisasi : lipatan paha bagian dalam sampai skrotum,
aksila dan intergluteal.
o Efloresensi : eritema luas berbatas tegas, dengan skuama
parakeratosis,
7. Erisipelas
45
kuman.
Pemeriksaan kulit
o Lokalisasi : kaki, tangan dan wajah
o Efloresensi : macula eritematosa nummular hingga plakat,
berbatas tegas, edematosa,panas pada perabaan dan nyeri
tekan. Bagian tengah ditemukan vesikel miliar atau bula
lentikular.
Gambaran histopatologi : Epidermis tampak edematosa, sel- sel
membengkak dan serbukan stertokok serta polimorfonuklear. Pada
46
8. Skrofuloderma
- Definisi : tuberculosis kutis murni skunder yang terjadi
secaraperkontinuitatum dari jaringan di bawahnya misalnya
-
berkembang
o Musim : hujan
o Kebersihan sanitasi yang kurang baik
o Gizi : gizi kurang lebih mudah meluasdan lebih berat
Gejala: Infeksi sebuah kelenjar selanjutnya berkembang menadi
periadenitis. Beberapa kelenjar kemudian dapat meradang hingga
membentuk suatu kantong kelenjar klier packet. Pada stadium
selanjutnya terjadi perlunakan mencari jalan keluar dengan
menembus kulitdiatasnya dan terbentuk fistel. Fistel melebar
47
hari
untuk
mengganti streptomisin
o Kanamisin injeksi 25 mg/kgBB/ hari
o Pirazinamid 30 40 mg // kgBB/ hari
o Topical : jika basah kopres dengan PK 1/5.000. jika
kering dengan krim, salep antibiotic dan salep minyak
ikan digunakan untuk merangsang pinggir ulkus agar
cepat menutup.
48
9. Lepra (kusta)
- Definisi : penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat kronik
progresif, mula mula menyerang saraftepi, dan kemudian
-
49
o Efloresensi :
Tipe
tegas,anastesi
macula
dan
hipopigmentasi
anhidrasi,
berbatas
pemeriksaan
kuat.
Tipe BT : macula eritematosa tak teratur, batas tak
tegas, kering, mula mula ada tanda kontraktur,
anestesi,
pemeriksaan
bakteriologi
lepromin (+/-)
Tipe BB : makula eritematosa,
(-/+),
tes
menonjol, tak
(-)
Tipe BL :macula infiltat merah mengkilat, tak tertur,
batas tak tegas, pembengkakan saraf, pemeriksaan
bakteriologi ditemukan banyak basil, tes lepromin
(-)
Tipe LL : infiltrate difus berupa nodula simetris,
permukaan mengkilat, saraf terasa sakit, anestesi,
pemeriksaan bakteriologi positif kuat, tes lepromin
(-).
Penatalaksanaan
o Pengobatan kombinasi DDS dan rifampisin
o Tipe I, TTdan BT: DDS 100mg / hari dan rifampisisn 600
mgsetiap bulan. Keduanya diberikan selama 6 9 bulan.
Pemeriksaan bakteriologi dilakukan setelah 6 bulan
pengobatan,pengawasan dilakukan selama2 tahun. Jika
tidak ada aktifasi secara klinis dan bakteriologi tetap
negative dinyatakan relif from control (RFC) (bebas dari
pengamatan)
50
51
52
10. Sifilis
- Definisi : penyakit kelamin menahun dengan remisi ddan
eksaserbasi, dapat mengenai semua alat tubuh, mempunyai masa
-
dan
agamasehingga
mudah
untuk
melakukan
Gejala
o Sifilis
primer
bentuk
kelainan
berupa
erosi
53
mengeluarkan
secret
seropurulen
danjaringan nekrosis.
-
Penatalaksanaan :
o Penisilin prokain :
Stadium I : 600.000 IU/ hari sebanyak 10 kali
suntik
Stadium II : 900.000 IU/ hari sebanyak 15kali
suntik
o Penisilin kerja lama seperti penisilin G benzatin
Stadium I : 2,4 juta unit satu kali seminggu, selama
2 minggu
Stadium II : 2,4juta unit satu kali seminggu, selama
3 minggu.
54
INFEKSI JAMUR.
1. Tinea Kapitis
- Definisi : Infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit
-
M.gypeseum.
Umur : Umumnya pada anak sekolah dasar
Jenis kelamin: Pria lebih banyak
Bangsa
: Semua bangsa dapat terkena
Daerah
: Lebih banyak yang beriklim panas
Kebersihan: Kebersihan yang buruk dan kontak
lembab
Gejala : Jamur dapat masuk kedalam kulit kepala atau
rambut dan selanjutnya berkembang membentuk kelainan di
kepala tergantung dari bentuknya. Biasanya memberi keluhan
gatal/nyeri
Pemeriksaan Kulit
o Lokalisasi : Daerah kulit kepala dan rambut
o Efloresensi :
Gray patch ring worm : papul-papula miliar
sekitar muara rambut, rambut mudah putus
55
diatasnya
putus-putus
dab
mudah
dicabut.
Pemeriksaan Laboratorium
o Sinar wood : flouresensi kehijauan
o Pembiakan skuama dalam media sabouraud
o Preparat langsung dari kerokan kulit dengan larutan
KOH 10% dapat terlihat hifa atau spora misselium.
Penatalaksanaan
o Sistemik : Griseufulvin 10-25 mg/kgBB, dewas
500mg/hari.
Ketokonazol
5-10mg/kgBB,
dewasa
56
Penyebab
o Etiologi : Gol Trichophyton dan Microsporum
o Umur : Selalu pada orang dewasa tdk pernah pada
anak-anak
o Jenis kelamin: Biasanya pada pria dewasa
o Bangsa/ras : Lebih sering pada kulit putih
o Daerah
: Daerah tropis dengan kelembapan
tinggi
o Kebersihan : Banyak pada orang dengan higenie
kurang baik.
o Lingkungan : Kotor merupakan faktor memepermudah
infeksi
Gejala : Penderita biasanya mengeluh gatal dan pedih pada
daerah yang terkena disertai bintik-bintik kemerahan yang
terkadang bernanah
Pemeriksaan Kulit
o Lokalisasi : Biasanya pada daerah dagu/jenggot tapi
dapat menyebar pada wajah dan leher
o Eflorensi : Rambut daerah yang terkena menjadi rapuh
dan tidak mengkilat, tampak reaksi radang pada folikel
berupa
kemerahan,
edema,
kadang-kadang
ada
pustula
Pemeriksaan Laboratorium
o Sinar wood : flouresensi kehijauan
o Pembiakan dalam media sabouraud
o Kerokan kulit atau rambut jenggot yang terkena
dengan larutan KOH 10% dapat terlihat hifa atau
infeksi endotrik/eksotrik.
Penatalaksanaan
o Umum : Rambut daerah jenggot dicukur bersih, jaga
kebersihan umum
57
o Khusus
:
Sistemik
Dapat
diberikan
griseovulfin
500mg-
minggu atau
Ketokonazol
minggu
Topikal
Kompres
200mg/hari
sol.Kalium
selama
permanganas
3 kali sehari
Antifungi: Ketokkonazol krim/oinet 2% 5-
58
Penyebab
o Etiologi : Epidermophyton floccusum atau T.rubrum
o Umur : Semua umur, lebih sering orang dewasa
o Jenis kelamin: Pria dan wanita
o Bangsa : Tersebar diseluruh dunia
o Daerah
: Terutama pada daerah tropis,
meningkat pada daerah lembab.
Gejala : gejala subyektif keluhan gatal
terutama
jika
lembab.
Pemeriksaan Kulit
:
o Lokalisasi : Wajah anggota gerak atas dan bawah,
dada, punggung.
o Efloresensi : Lesi berbentuk makula plak merah
hiperpigmentasi dengan tepi aktif dab penyembuhan
sentral, pada tepi lesi ada papul-papul eritematosa
atau vesikel. Pada perjalanan kronik dapat dijumpai
likenifikasi, gambaran lesi dapat polisiklis anular atau
geografis
Pemeriksaan Laboratorium : Kerokan kulit dengan KOH 10%
dijumpai hifa
Penatalaksanaan
o Umum
Meningkatkan
kebersihan
badan,
59
4. Tinea Manus
- Definisi : Adalah infeksi dermatofita pada tangan
- Penyebab
o Etilogi : T.mentagrophutes dan T.rubrunn
o Umur : Dapat menyerang semua umur
o Jenis kelamin: Pria dan wanita
o Bangsa
: Semua bangsa
o Daerah
: Daerah tropis mempertinggi infeksi
o Musim: panas dan lembab mempermudah jamur
masuk ke kulit
o Kebersihan : Kberesihan yang kurang dan keadaan
basah predisposisi infeksi
o Lingkungan : Rawa-rawa
-
yang
selalu
basah
Pemeriksaan Laboratorium
o Sinar wood : flouresensi kehijauan
60
o Pembiakan skuama dalam media sabouraud dalam 12 minggu menghasilkan pertumbuhan koloni ragi
o Kerokan kulit dengan larutan KOH 10% dapat terlihat
-
hifa.
Penatalaksanaan : Dapat diberikan preparat haloprogin,
tolnaftat, asam salisilat, dan preparat triazol baik dalam
bentuk tablet, krim maupun larutan.
Gejala
pedis et manus
Jenis kelamin: Pria dan wanita
Bangsa
: Semua bangsa
Daerah : Daerah tropis mempertinggi infeksi
Musim : Tidak jelas
Kebersihan : Orang yang bekerja di air kotor
Lingkungan : Lembab basah sering kontak dengan air
kotor.
: Keluhan utama berupa kerusakan kuku, kuku
menjadi suram, lapuk dan rapuh dan dimulai dari arah distal
-
61
kuku
500-1000mg/hari
selama
2-4minggu.
62
o
o
o
o
-
Daerah
: Daerah tropis mempertinggi infeksi
Musim: Musim panas banyak berkeringat
Kebersihan : Kebersihan kurang diperhatikan
Lingkungan : Lembab basah sering kontak dengan
kotor.
Gejala : Gatal hebat pada daerah kruris lipat paha, lipatan
perineum, bokong dan dapat ke genital, ruam kulit berbatas
tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak
keringat.
Pemeriksaan Kulit
o Lokalisasi : Regio inguinalis bilateral simetris, meluas
ke perineum sekitar anus, intergluteal sampai ke
gluteus dapat pula meluas ke suprapubis dan
abdomen bagian bawah.
o Efloresensi : Makula eritematosa numular sampai
geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri
dari papula atau pustula, jika kronik makula menjadi
63
Tricophyton,
C.albicans
Umur : Semua umur
Jenis kelamin: Pria dan wanita
Bangsa
: Bangsa daerah tropis
Daerah
: Daerah tropis mempertinggi infeksi
Musim : Panas
Lingkungan : Panas lembab basah dan sepatu yang
64
menyerang
priakondisi
hiperhidrosis
dan
yang
kurang
baik
terutama
merupakan
telapak kaki.
Pemeriksaan Laboratorium
o Sinar wood : flouresensi kehijauan
o Pembiakan skuama dalam media
sabouraud
hifa.
Penatalaksanaan
o Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan
baik setiap habis mandi, kaus kaki selalu bersih dan
bentuk sepatu yang baik.
o Griseofulvin 500mg sehari selama 1-2 bulan
o Salep whitefield I atau II, tolnaftat dan toksiklat
o Obat golongan azol dan terbinafin
65
66
meningkat
Umur : Pada orang dewasa
Jenis kelamin: Lebih sering pada pria
Bangsa
: Semua bangsa
Makanan : Lebih sering pada orang-orang yang suka
maserasi
akan
lebih
mudah
menimbulkan
penyakit.
Gejala : Biasanya kulit penderita tampak berminyak dengan
kuman Pityrosporum ovale yang hidup komensal hidup di kulit
berkembang lebih subur, pada kepala tampak eritema dan
skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak
berminyak dan menghasilkan skuama yang putih berminyak
krusta
yang
sudah
mengering
bewarna
kekuningan.
Pemeriksaan Laboratorium
o Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat
Pityrosporum ovale
o Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang
berketombe
67
Penatalaksanaan
o Umum : Hindari faktor yang memperberat makanan
berlemak dan stres emosi, perawatan rambut dicuci
dibersihkan dengan shampo
o Sistemik :
Antihistmanin H1 sebagai penenang dan anti
gatal
Vitamin B kompleks
Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden
dermatitis seboroika
Antibiotik seperti penisilin, eritromisisn pada
infeksi sekunder
Preparat azol
o Topikal
Cuci rambut dengan selenium sulfida atau
dengan larutan salisil 1% atau larutan belerang
68
2. Pitiriasis Rosea
- Definisi : Erupsi papoloskuamosa akut yang agak sering
dijumpai. Morfologi khas berupa makula eritematosa lonjong
dengan diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit serta
-
69
tengorokan.
Pemeriksaan Kulit
o Lokalisasi : Dapat tersebar diseluruh tubuh, terutama
pada tempat yang tertutup pakaian
o Efloresensi : Makula eritroskuamosa anular dan
soliter, bentuk lonjong denga tepi hampir tidak nyata
meninggi dan bagian sentral bersisik agak berkeringat.
Sumbu panjang lesi sesuai dengan garis lipatan kulit
dan kadang menyerupai gambaran pohon cemara. Lesi
biasanya soliter, bentuk oval, anular, berdiameter 2-
6cm.
Pemeriksaan Laboratorium
o Karena dapat menyerupai sifilis stadium II, perlu
pemeriksaan serologis
o Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%
Penatalaksanaan
o Sistemik : Anti gatal antihistamin seperti klortrime 3x1
tab, Roborantintia Vitamin B12 1000mg/hari
o Topikal : Bedak kocok yang mengandung asam
salisilat 2% atau mentol 1%
70
71