Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. ACARA
Praktek klorinasi pada air sumur.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui besarnya chlor yang digunakan secara tepat.
C. METODE
Chlorinasi.
D. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian dan Syarat Syarat Air Bersih
Air merupakan sumber daya alam yang sngat penting bagi kehidupan di
permukaan bumi. Air bagi manusia berperan dalam kehidupan diantaranya untuk
pertanian, industri dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih banyak dibangun saran air bersih,
salah satunya yaitu sumur gali.
Menurut PerMenKes RI NO.416/MenKes/Per/IX/1990 tentang syarat syarat
dan pengawasan kualitas air, Bab I ketentuan umum pasal 1
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Menurut Djasoe Sanropie et.al 1983, h.18)syarat syarat kualitatif yang perlu
dipertimbangkan yiatu :
a. Syarat fisik
Dalam hal ini air harus bebas dari pencemaran dalam arti warna,rasa,dan
bau. Jadi air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
b. Syarat kimia
Hal hal yang harus diperhatikan dalam sifat sifat kimia air minum :

1. Dalam air minum tidak diperbolehkan mengandung unsur unsur kimia yang
beracun, misalnya As (kadarnya dibatasi).
2. Dalam air minum tidak boleh mengandung zat zat yang dapat memberikan
gangguan kesehatan.
3. Dalam air minumtidak boleh mengandung zat zat dengan kadar melebihi
batas tetentu sehingga menimbulkan gangguan ekonomis.
c. Syarat mikrobiologis.
Air yang digunakan sebagi air minum ataupun untuk memasak harus bebas
dari kuman kuman penyakit dimana termasuk didalamnya bakteri, protozoa,
virus, cacing, dan jamur.
d. Syarat radioaktif
Pencemaran ini berasal dari bangunan industri di Indonesia terlebih lagi di
daerah pedesaan masih jarang, tidak ada pencemaran radioaktif. Sehingga di
anggap air telah memenuhi syarat syarat radioaltif.
B. Desinfeksi
Menurut PerMenKes RI (1998,h.83)desinfeksi adalah membunuh bakteri
pathogen yang penybarannya melalui air, seperti penyakiy typus, cholera, disentri
dll.
Desinfeksi secara kimia tidak dilakukan dengan pemanbahan bahan kimia
seperti unsur unsur halogen (Cl2) atau senyawa chlor, Br2, O3,H3O2<phenol,
bermacam macam asam, basa KMnO4, OCl2,CaSO4, dan ZnSO4.
Untuk membunuh bakteri pathogen dapat dilakukan beberapa cara, yaitu :
a. Cara kimia : dengan penambahan bahan kimia.
b. Cara fisik : pemanasan, sinar UV.
c. Cara mekanis : pengendapan (bakteri berkurang 23 75%. SPL mengurangi
bakteri 90 99%.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan cara desinfeksi, yaitu :
1. Daya/kekuatan dalam membunuh mikroorganisme pathogen yang berjenis
virus, bakteri, protozoa dan cacing.
2. Tingkat kemudahan dalam memantau konsentrasinya di dalam air.

3. Kemampuan dalam memproduksi residu.


4. Kualitas estetika (warna,rasa dan bau).
5. Teknologi pengadaan dan pengurangan yang tersedia.
6. Faktor ekonomi.
C. Chlorinasi
Bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk desinfeksi adalah senyawa
chlor yang disebut dengan chlorinasi/desinfeksi dengan chlor digunakan kaporit
Ca(OCl)2 karena murah, mudah didapat penanganannya.
Menurut buku pengolahan air minum (Suparmin,2003),Chlorinasi adalah
deinfeksi yang menggunakan chlorin sebagai desinfektan. Chlorin yang
digunakan desinfeksi air, diantaranya :
1. Gas tekan cair (liquid chlorine)
2. Calsium hypochlorute (Ca(OCl)2)
3. Lar. Pengelantang berupa senyawa NaOCl.
Keberhasilan desinfeksi dapat diketahui dengan pengukuran sisa klor. Adanya
sisa klor aktif dalam air berarti bakteri pathogen telah mati melalui germedicial
effect (efek untuk membasmi)dari chlorine.
Menuru DepKes RI (1998,h.91)Syarat untuk keamanan air minum dengan
kandungan sisa chlor 0,3 mg/l (0,2 0,5 mg/l).
Menurut Suparmin (2003,h.18)Reaksi kimia dari proses chlorinasi diantaranya
adalah :
a. Cl2 + H2O HOCl + HCl
b. Chlorin dalam bentuk Cl2, HOCl dan OCl- disebut chlorin bebas tersedia
( free available chlorin).
c. Chlorin dalam bentuk ikatan dengan amoni dan atau organik nitrogen ( misal :
NHCl2, NCl3)disebut dengan chlorin kombinasi yang tersedia ( combine
available chlorin).
d. Chlor demand, adalah kebutuhan chlor untuk.
e. Daya sergap chlor adalah kebutuhan chlor untuk.

f. Sisa chlor adalah chlor yang tersedia setelah digunakan untuk desinfeksi dan
oksidasi.
g. Rumus perhitungan sisi chlor adalah :
Sisa chlor = Kebutuhan chlor daya sergap chlor
Persyaratan SAB terutama sumur gali adalah lokasi :
Jarak
1. Minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11m.
2. Jika letak sumber pencemar sama/lebih rendah dari sumur gali maka jarak
minimal sumur gali tersebut 9m.
3. Sumber pencemar dalah jamban, air kotor/comberan, tempat pembuangan
sampah, kandang ternak dan sumur/saluran resapan.
Lantai
Harus kedap air minimal 1m dari sumur tidak retak/bocor, mudah dibersihkan dan
tidak tergenang air.
Bibir sumur
Minimal 80 cm dari lantai tersebut, terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air.
Dinding sumur
Minimal sedalam 3 m dari permukaan tanah, dibuat bahanyang kedap air.
Tutup mulut
Sumur harus ditutup rapat.
Timba
Untuk mencegah pencemaran timba harus selalu digantung dan tidak boleh
diletakkan dilantai/ditanah.
Untuk chlorinasi ini dapat dilakukan dengan menuangkan sejumlah larutan
kaporit yang dibuat(setelah dihitung)ke dalam sumur gali tersebut Metode yang
digunakan biasa disebut dengan chlorinasi air sumur gali metode tuang. chlorinasi
air sumur gali metode tuang adalah proses chlorinasi dengan cara menuangkan
larutan chlorin kedalam air sumur dengan maksud membunuh kuman di dalan air.

D. Pemeriksaan E. Coli
Setelah proses chlorinasi, maka diperlukan pemeriksaan secara mikrobiologi
yaitu dengan memeriksa E.colinya. Hasil dari pemeriksaan MPN coli tersebut
merupakan standar kebersihan chlorinasi.
Dalam PerMenKes RI NO.416/MenKes/Per/IX/1990 persyaratan kualitas air
bersih secara mikrobiologik total koliform(MPN) jumlah per100ml kadar yang
diperbolehkan adalah 50. Sedangkan untuk persyaratan kualitas air minum, sesuai
dengan KepMenKes RI/907/MenKes/SK/VII/2002 jumlah per 100 ml sampel
kadar max yang diperbolehkan adalah 0.

BAB II
PELAKSANAAN
1. Chlorinasi Air Sumur Gali dengan Metode Tuang
A. ALAT
1. Sumur/drum berisi air
2. Jar test
3. Beaker glass
4. Pengaduk
5. pipet
6. penggaris
7. Rollmeter
8. Kalkulator
B. BAHAN
1. Klorin
2. kaporit
3. aquadest
4. Contoh air
5. Erthotoulidin
C. CARA KERJA
1. Ambil contoh air sumur sebanyak yang diperlukan dan lakukan percobaan jar
test untuk mengetahui daya sergap chlor dalam air sumur misal a mg/l.
2. Tentukan sisa chlor, misalnya b mg/l.
3. Tentukan total chlor atau dosis chlor, misalnya (a+b) mg/l.
4. Misalnya kaporit yang digunakan 60%. Total chlorin atau dosis chlor sebesar
(a+b) mg/l setara dengan 100(a+b)/60 mg/l kaporit 60%.
5. Menghitung volume air sumur. Ukur diameter sumur misalnya d meter. Ukur
kedalaman air sumur, misalnya h meter, maka volume air sumur = r 2.h =
(1/2.d)2.h.

6. Menghitung kebutuhan kaporit = Volume x dosis = (1/2.d)2.h.100(a+b)/60 mg.


7. Membuat larutan kaporit dengan konsentrasai misalnya c gr/l.
8. Menghitung ml larutan akporit yang dibutuhkan untuk memperoleh
(1/2.d)2.h.100(a+b)/60 mg dibutuhkan larutan sebanyak (1/2.d) 2.h.100(a+b)/60
x c ml.
9. Larutan sebanyak (1/2.d)2.h.100(a+b)/60 x c ml tersebut pada butir 8
dituangkan kedalam sumur kemudian diaduk dan ditunggu sekitar 30 menit.
10. Periksa sisa chlor air sumur dengan menggunakan alat pengukur chlor
(komparator)dengan reagen orthotoulidien.
2. Pemeriksaan Coliform
A. ALAT
1. Tabung reaksi dan rak
2. Pipet ukur steril dan filler
3. Bunsen
4. Jarum ose
5. TaSbung durham
B. BAHAN
1. Alkohol
2. Kapas, label, karet, korek api
3. Media LB
4. Media BGLB
5. Air sumur gali yang telah di chlorinasi
C. CARA KERJA
a. Uji Duga
1. Aseptiskan tangan, alat dan tempat kerja.
2. Tambahkan 10 ml sampel kedalam 5 tabung reaksi yang berisi LBDS.
3. Tambahkan 1 ml sampel kedalam 1 tabung reaksi yang berisi LBSS.
4. Tambahkan 0,1 ml sampel kedalam 1 tabung reaksi yang berisi LBSS.

5. Inkubasikan pada suhu 35 0C selama 2x24 jam.


6. Amati gas yang tertangkap dalam tabung durham.
7. Tabung yang tidak ada gas, inkubasi lagi selama 1x24jam.
8. Amati gas yang tertangkap dalam tabung durham.
9. Semua tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan uji penegasan.
b. Uji Penegasan
1. Ambil 2 tetes dari masing masing tabung yang positif gas, masukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi media BGLB dan 1 ml pengencer.
2. Inkubasi pada suhu 350 C selama 1 x 24 jam.
3. Amati gas yang tertangkap dalam tabung durham.
4. Tabung yang positif gas tabung positif bakteri coliform.
5. Amati dengan tabel.
6. Hitung dengan rumus.
MPN sebenarny = 1/ f pengencer ditengah x MPN tabel

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Chlorinasi air sumur gali :
1. Perhitungan DSC
DSC = 0,3 mg/l (a)
2. Perhitungan SC
SC = 0,5 mg/l (b)
3. Dosis chlor (CD)
CD = DSC + SC
CD = 0,3 + 0,5 = 0,8 mg/l
4. Total chlor (kaporit 60%)
100/60 x 0,4 = 0,67 mg/l
5. Volume sumur
= 3,14
r = 21 cm
h = 40 cm
Vol = r2.h
Vol = 3,14 x 212 x 40
Vol = 55389,6 cm3 = 0,06 m3 = 60 liter
6. Kebutuhan kaporit
Keb. Kaporit = Vol x 100 (a + b)
60
Keb. Kaporit = 60 x 100 (0,3 + 0,5) mg/l = 80 mg
60
7. Konsentrasi
= Volume x (dosis . 100)
60
= 60 x 80
1 x 60
= 80 mg
Hasil pemeriksaan MPN coli :

1. Seri tabung yang digunakan adalah seri 7 yaitu terdiri 5, 1, 1


2. Banyaknya tabung yang positif E.coli setelah pengamatan dilaboratorium
sebanyak 6 buah, yaitu 5 buah tabung dengan faktor pengencer 10 ml dan 1 buah
tabung dengan faktor pengencer 1 ml
3. Berdasakan nilai tabel MPN dengan komposisi tersebut ( 5 10), maka MPN coli
sebenarnya adalah 240
MPN = 1/f. Pengencer x hasil tabel
MPN = 1/10-1 x 240
MPN = 2400/ l air.
B. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum chlorinasi air sumur gali kemudian dilakukan pemeriksaan
MPN coli, nilai MPN coli pada kelompok kami adalah 240/ml hal ini berarti nilainya
melebihi NAB air bersih yaitu 50/100ml.
Dari hasil tersebut maka chlorinasi yang kami lakukan tidak sesuai rencana yaitu
mendesinfeksi air sumur gali, penyebabnya antara lain :
a. Dosis tawas tidak sesuai.
b. Kesalahan pada saat praktek.
c. Kesalahan pada saat pengambilan sampel.
d. Adanya kontaminasi dari luar.
e. Suhu pada saat inkubasi.
f. Kesalahan pada saat penghitungan dosis tawas.

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kelompok kami lakukan maka dapat ditarik
kesimpulan: untuk menghitung banyaknya chlorin yang digunakan tergantung pada :
1. DSC dalam air, ditentulan dengan Jar test
2. Sisa chlor yang diinginkan
3. Volume air sumur
Keberhasilan desinfeksi dapat diketahui dengan pengukuran sisa chlor dengan
menggunakan comparator disk.
B. SARAN
1. Sebaiknya masyarakat mengkonsumsi air yang telah di desinfeksi (chlorinasi).
2. Dalam praktikum pemeriksaan MPN coli alat alat yang digunakan untuk
praktikum sebaiknya yang sudah disterilisasi.

Anda mungkin juga menyukai