Anda di halaman 1dari 3

Ancylostomiasis

A. Manifestasi Klinis
Gejala klinis ancylostomiasis berdasarkan stadium dari ancylostoma:
1. Stadium Larva
Larva filariform yang menembus kulit dalam jumlah yang banyak secara sekaligus dapat
menyebabkan perubahan kulit berupa :
a. Gatal atau pruritus kulit, terutama di kaki (ground itch).
b. Dermatitis dan kadang ruam makulopapula sampai vesikel; merupakan tanda pertama
yag dihubungkan dengan invasi larva cacing.
c. Perubahan yang terjadi pada paru biasanya ringan. Selama berada di paru, larva dapat
menyebabkan kapiler-kapiler dalam alveoli paru menjadi peah sehingga terjadi batuk
darah. Berat ringannya kondisi ini ditentukan oleh jumlah larva cacing yang
melakukan penetrasi ke dalam kulit.
d. Gejala-gejala pada usus terjadi dalam waktu 2 minggu setelah larva melakukan
penetrasi terhadap kulit. Larva cacing menyebabkan iritasi usus halus. Gejala dari
iritasi usus halus diantaranya adalah rasa tidak enak di eprut, kembung, sering
mengeluarkan gas (flatus), serta menret-mencret.
(Gandahusada, 2006; Pohan, 2006)
2. Stadium Dewasa
Gejala yang terjadi bergantung pada:
a. Spesies dan jumlah cacing
Setiap satu cacing Ancylostoma duodenale akan menyebabkan kehilangan darah
sebanyak 0,08-0,34 cc setiap hari.
b. Keadaan gizi penderita (Fe dan protein)
Infeksi cacing Ancylostoma dalam stadium dewasa dapat menyebabkan terjadinya
anemia hipokromik normositer serta eosinofilia. Anemia terjadi setelah infestasi cacing
dalam tubuh berlangsung selama 10-20 mingggu. Jumlah cacing dewasa yang diperlukan
untuk menimbulkan gejala anemia adalah lebih dari 500, tetapi bergantung pada keadaan
gizi hospes. Eosinofilia akan jelas terlihat pada bulan pertama infeksi cacing.
Toksin cacing yang dapat menyebabkan anemia belum dapat dibuktikan. Ancylotomiasis
biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.
Prestasi kerja juga dapat menurun akibat ancylostomiasis. (Gandahusada, 2006; Pohan,
2006)
B. Penegakkan Diagnosis

Diagnosis pasti ancylostomiasis ditegakkan dengan menemukan telur dalam feses segar.
Dalam feses yang telah lama kemungkinan dapat ditemukan larva. Selain dalam feses, larva
dapat pula ditemukan dalam sputum. (Gandahusada, 2006; Pohan, 2006)
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan feses
Dalam feses dapat ditemukan telur atau larva Ancylostoma. Kadang-kadang terdapat darah
dalam feses. Jumlah cacing dewasa yang terdapat dalam usus dapat diperkirakan dengan
dengan teknik cara menghitung telur cacing. (Pohan, 2006)
D. Terapi
1. Perawatan Umum
Perawatan umum dilakukan dengan memberikan nutrisi yang baik. Suplemen besi
diperlukan oleh pasien dengan gejala klinis yang berat, terutama bula ditemukan anemia.
2. Pengobatan Spesifik
a. Albendazol, diberikan dalam dosis tunggal 400 mg.
b. Mebendazol, diberikan dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari selama 5 hari.
c. Tetrakloretilen
Merupakan drug of choice untuk pasien ancylostomiasis. Dosis yang diberikan adalah
0,12 ml/kgBB dosis tunggal. Dosis maksimal 5 ml. pengobatan diulang dalam 2
minggu kemudian apabila dari pemeriksaan feses masih terdapat telur. Pemberian
obat sebaiknya dalam keadaan perut yang kosong disertai pemberia 30 gram MgSO 4.
Kontaindikasi pemberian obat ini pada pasien alkoholisme, kelainan penernaan,
konstipasi.
d. Befanium hidroksinaftat
Obat pilihan untuk ankilostomiasiss dan baik untuk pengobatan massal pada pasien
anak-anak. Diberikan dalam dosis 5 gram, 2 kali sehari, dapat diulang sesuai
kebutuhan. Toksisitas obat ini rendah.
e. Pirantel pamoat
Obat ini diberikan dalam dosis tunggal 10 mg/kgBB/hari selama 2-3 hari secara
berturut-turut dapat memberikan hasil yang baik, toksisitas obat ini juga rendah.
f. Heksilresorsinol
Diberikan sebagai obat alternatif yang cukup efektif. Pasien dipuasakan terlebih
dahulu, baru kemudian diberi 1 gram hekilresorsinol sekaligus disusul pemberian
laksan MgSO4 senganyak 30 gram. Diulangi lagi 3 jam kemudian untuk tujuan
mengeluarkan cacing. Bila diperlukan, pengobatan ini dapat diulang 3 hari kemudian.
(Gandahusada, 2006; Pohan, 2006)
E. Komplikasi

Kerusakan yang terjadi pada kulit dapat menyebabkan dermatitis berat terlebih bila pasien
sensitif. Gangguan pertumbuhan, perkembangan mental dan payah jantung sering terjadi
karena anemia berat akibat infestasi cacing Ancylostoma. (Pohan, 2006)
F. Prognosis
Ancylotomiasis jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menurnkan prestasi kerja.
Prognosis ancylostomiasis tetap baik dengan pengobatan yang adekuat, walaupun telah
terjadi komplikasi berat. (Gandahusada, 2006; Pohan, 2006)
Pohan, H.T. 2006. Penyakit Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta, FKUI.
Gandahusada, Srisasi. 2006. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta, FKUI.

Anda mungkin juga menyukai