LUKA TEMBAK
Pembimbing
dr. Binsar Silalahi, Sp.F, DFM, SH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
JUNI 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Shinta Anggraini, S.Ked.
Rizka Septia Novita, S.Ked.
telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Semesta Alam, Allah SWT, atas nikmat dan
karunia-Nya. Sholawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada dr. Binsar Silalahi, Sp.F, DFM, SH
selaku koordinator pendidikan di Bagian Kedokteran Forensik yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menimba ilmu dan ketrampilan di bagian
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bimbingannya selama pengerjaan
referat, yang berjudul Luka Tembak, dan terakhir, bagi semua pihak yang terlibat,
baik secara langsung maupun tidak langsung, rela maupun tidak rela, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis haturkan terima kasih atas bantuannya
hingga referat ini dapat terselesaikan. Semoga bantuan yang telah diberikan
mendapatkan imbalan setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa didalam referat ini masih banyak kekurangan baik
itu dalam penulisan maupun isi referat. Karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi sempurnanya referat ini. Penulis berharap referat ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..
ii
iii
iv
v
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Luka Tembak . 3
2.2. Klasifikasi Senjata Api.............................................................................. 3
2.2.1 Berdasarkan Panjang Laras 3
2.2.2 Berdasarkan Alur Laras .. 4
2.3. Mekanisme Luka Tembak ............................................................................. 5
2.4. Klasifikasi Luka Tembak . 6
2.4.1 Luka Tembak Masuk . 7
2.4.2 Luka Tembak Keluar .. 9
2.5. Pemeriksaan Khusus pada Luka Tembak Masuk 12
2.5.1 Pemeriksaan Mikroskopik . 13
2.5.2 Pemeriksaan Kimiawi. 14
2.5.3 Pemeriksaan dengan Sinar X .. 14
2.5.4 Pemeriksaan Baju pada Korban Luka Tembak .. 15
2.6. Efek Luka Tembak .. 15
2.6.1 Akibat Anak Peluru: luka terbuka 16
2.6.2 Akibat Butir-butir Mesiu. 18
2.6.3 Akibat Asap: jelaga . 18
2.6.4 Akibat Api: luka bakar .. 19
2.6.5 Akibat Partikel Logam 19
2.6.6 Akibat Moncong Senjata: jejas laras 19
2.6.7 Pengaruh Pakaian pada Luka Tembak Masuk 20
2.7. Deskripsi Luka Tembak.. . 20
2.7.1 Jarak Tembakan . 21
2.7.2 Arah Tembakan .. 21
2.8. Cara Pengukuran Jarak Tembak dalam VeR.... 22
BAB III. KESIMPULAN
Kesimpulan 23
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar.. 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Senjata Api Laras Pendek ................................ 3
2.2 Senjata Api Laras Panjang.. 4
2.3 Senjata Api Beralur 5
2.4 Mekanisme Luka Tembak.. 6
2.5 Luka Tembak Tempel 8
2.6 Luka Tembak Jarak Dekat . 9
2.7 Luka Tembak Jarak Jauh .. 9
2.8 Luka Tembak Keluar 10
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam prakteknya banyak terdapat hal tentang luka tembak yang
masuk pada tubuh manusia. Seperti yang kita ketahui kulit terdiri dari
lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Jika dilihat dari elastisitasnya,
epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir
peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada
dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter
anak peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan
tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusion ring).4
Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang
paling umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling sering dijumpai
sebagai penyebab kematian diantaranya akibat suatu pembunuhan dan di
beberapa daerah sebagian adalah akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat
diperkirakan pertahunnya terdapat sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak
dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa.1,3,4
Luka Tembak, kasusnya jarang di Indonesia karena pemilikan senjata
api tidak bebas, hanya TNI,POLRI, pegawai negeri sipil yang diberikan
surat kepemilikan yang legal, anggota PERBAKIN, orang yang hobi
berburu, tapi juga bisa dimiliki secara ilegal atau diperjual belikan oleh
penjahat. Di dalam dunia kriminal, senjata api yang biasa dipergunakan
adalah senjata genggam yang beralur, sedangkan senjata api dengan laras
panjang dan senjata yang biasa dipakai untuk olah raga berburu yang
larasnya tidak beralur, jarang dipakai untuk maksud- maksud kriminal.
Senjata genggam yang banyak dipergunakan untuk maksud kriminal
dapat dibagi dalam dua kelompok, dimana dasar pembagian berikut adalah
arah perputaran alur yang terdapat dalam laras senjata yaitu senjata api
dengan alur ke kiri yang dikenal dengan senjata api tipe COLT dan senjata
api dengan alur ke kanan yang dikenal dengan senjata api tipe Smith &
Wesson (tipe SW).1,3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Luka Tembak
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan
oleh senjata api.
2.2. Klasifikasi Senjata Api
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang
berkecepatan tinggi melalui larasnya. 1 Proyektil yang dilepaskan dari suatu
tembakan dapat tunggal, dapat pula tunggal berurutan secara otomatis
maupun dalam jumlah tertentu bersama sama.1 Senjata api dapat
dikelompokan menjadi:
2.2.1 Berdasarkan Panjang Laras:
1. Laras pendek.3
Revolver, Mempunyai metal drum (tempat penyimpanan 6
peluru) yang berputar (revolve) setiap kali trigger ditarik dan
menempatkan peluru baru pada posisi siap untuk di
tembakkan.
Pistol, peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar
dengan menarik picunya.
2. Laras panjang3
Senapan tabur :
Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-butir
tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang
untuk memuntahkan peluru tunggal lewat larasnya, moncong
sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ
dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada organ
berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada
pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau
infeksi.4,6
dapat dibedakan :
Luka tembak tempel di daerah dahi
Luka tembak tempel di daerah pelipis
Luka tembak tempel di daerah perut
yawing.
Peluru pecah menjadi beberapa fragmen. Fragmen-fragmen ini
keluarnya.
Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari
10
celah tersebut.
Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru
yang ditembakkan, ini dimungkinkan karena :
1. Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat
sendiri luka tembak keluar.
2. Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan
tulang tersebut terdorong keluar pada tempat yang
berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
3. Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka
tembak masuk (tandem bullet injury), dan di
dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan
keluar melalui tempat yang berbeda.
Tabel 2.1 Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar
11
12
13
korban
luka
tembak
tidak
lengkap
tanpa
14
mesiu yang tidak terbakar dan akibat jelaga yang menempel pada
pakaian.
Bila senjata dirawat dengan baik maka di tepi dan di bagian
pakaian yang robek terdapat pengotoran oleh minyak pelumas yang
berwarna kehitaman.
Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak keluar 1,5
Serat-serat pakaian akan terdorong keluar.
Di pinggir atau di sekitar robekan mungkin didapatkan pengotoran
oleh darah, atau jaringan tubuh korban yang hancur dan terbawa
keluar. Seperti otak atau serpihan tulang.
Tepi lubang pada pakaian tampak terangkat, hal ini menunjukkan
bahwa peluru keluar melalui lubang tersebut.
2.6. Efek Luka Tembak
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai
sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan
didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen
yang keluar dari laras senjata api tersebut. 1,3 Adapun komponen atau unsurunsur yang keluar pada setiap penembakan adalah:1,4
anak peluru
butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar
asap atau jelaga
api
partikel logam
15
Kecepatan
Posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh
Bentuk dan ukuran peluru
Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk
Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan
16
17
a. Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka
sewaktu peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi
pelepasan partikel logam sebagai akibat pergesekan tersebut
b. Partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet
atau luka terbuka dangkal yang kecil-kecil pada tubuh korban
c. Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada
pakaian korban.
2.6.6 Akibat moncong senjata (muzzle effect): jejas laras
18
a. Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tembak
tempel yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian
menempel (soft contact)
b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada
bagian tubuh, dimana di bawahnya ada bagian yang keras (tulang)
c. Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh
tulang dan mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup
kuat antara kulit dan moncong senjata
d. Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan
moncong senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan
tetapi hal ini jarang terjadi
e. Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang
luka, sedangkan pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet
tekan tersebut akan tampak sebagian sebagai garis lengkung
f. Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim
tato, oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft
contact jelaga dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara
moncong senjata dan kulit, sehingga terdapat adanya kelim jelaga
dan kelim tato.
2.6.7 Pengaruh pakaian pada luka tembak masuk 1,5
Jika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakaian,
dan pakaiannya cukup tebal, maka dapat terjadi:
Asap, butir-butir mesiu dan api dapat tertahan pakaian
Fragmen atau partikel logam dapat tertahan oleh pakaian
Serat-serat pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam
lubang luka tembak.
2.7. Deskripsi Luka Tembak
Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api
bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban
masih hidup, deskripsi singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai
tanggung jawab yang utama untuk memberikan penatalaksanaan gawat
darurat. Membersihkan luka, membuka dan mengeksplorasi, debridement
dan menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat
19
pasien bagi dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti,
setelah semua kondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh karena
singkatnya waktu yang dimiliki untuk mempelajari medikolegal, seringkali
dokter merasa tidak mempunyai kewajiban untuk mendeskripskan luka
secara detail. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari :
Lokasi luka, ukuran dan bentuk defek, lingkaran abrasi, lipatan kulit yang
utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada), tato (jika ada), dan
bagian
yang
ditembus/dilewati.1,2,4
Penatalaksanaan
luka,
termasuk
dikirimkan
kepada
pihak
yang
bertanggung
jawab
untuk
luka
tembak
20
berbentuk
ellips,
panjang
luka
21
BAB III
KESIMPULAN
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh
senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan
tinggi melalui larasnya.
Senjata api dikelompokan menjadi senjata api laras pendak dan senjata api
laras panjang, sedangkan berdasarkan alur pada laras, senjata api dikelompokan
menjadi senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.
Luka tembak dikelompokan menjadi luka tembak masuk dan luka tembak
keluar, namun pada klasifikasi ini yang tidak kalah penting adalah jarak tembakan
yaitu luka tembus masuk tempel, luka tembus masuk jarak dekat maupun luka
tembus masuk jarak jauh.
Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api
bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Deskripsi luka ini
mencakup lokasi luka, ukuran dan bentuk luka, lingkaran abrasi, lipatan kulit yang
utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada), dan bagian tubuh yang
ditembus.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara,
1997; p.131-168.
2. Hueske E. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks, Practice
and Resource. 2006.
3. Algozi Agus M. Luka Tembak [online]. [cited 2012 Juni 1].
(www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/luka%20tembak.pdf, diakses
1 Juni 2012)
4. Ashari irwan. Luka Tembak [online]. (http://www.irwanashari.com/luka-tembak/,
diakses 1 Juni 2012)
5. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. Gunshot wound [online].
(http://www.freewebs.com/gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm, diakses
1 Juni 2012)
6. Anonim. Forensic Pathology [online]. (http://library.med.utah.edu/WebPath/
FORHTML/FOR039.html, diakses 31 Mei 2012)