Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS CURRENT RATIO DAN TOTAL ASSETS TURNOVER RATIO

TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


YANG TERDAFTAR DI IDX TAHUN 2011-2013

Oleh:
Willy Yanto
Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Putera Batam
Dwi Suminarno
Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Putera Batam

ABSTRACT

This study was conducted with purpose to examine the effect of analyst variables Current
Ratio (CR) and Total Assets Turnover Ratio (TAT) to profit growth in manufacturing
companies that are registered in IDX in 2011-2013. In this study, manufacturing companies
that are examined only limited to sub-sector is sub sector company manufacturing industry of
foods and beverages. In this case researchers used data of companys financial statements
sub-sector manufacturing industry of foods and beverages subsidiaries per 31 December,
which is listed in with the aim idx to avoid the unfairness in consolidated financial. In this
study, researchers using samples as many as 12 manufacturing companies sub-sector foods
and beverages industry was elected by purposive sampling. A tool for a analysis that used in
this study multiple regression analysis is linear compounds, hypothesis (coefficient
determination, trial F, and trial t) tested in the trial data can be concluded that the variable
CR and TAT partially not toward the growth of net significantly effect the significance with
the value of high significance 0.05 that is 0.770 and 0.749. Both variables that used in this
study (CR and TAT) simultaneously not toward the growth of net significantly effect, with the
coefficient determination of 5,5 percent.

Keywords: Current Ratio (CR), Total Assets Turnover Ratio (TAT), and profit growth

PENDAHULUAN
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya adalah
mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi dan barang setengah jadi tersebut diolah
menjadi barang jadi serta menjual barang jadi tersebut. Perusahaan manufaktur juga
1

merupakan sumber utama perkembangan industri di dunia. Perkembangan perusahaan


manufaktur dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan secara nasionalisme
dan pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan kinerja
perusahaan. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
dihasilkannya maupun kinerja perusahaan secara keseluruhan, sehingga perkembangan
perusahaan manufaktur sangat memicu pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang.
Salah satu tujuan perusahaan adalah laba. Laba merupakan suatu elemen yang paling
penting dalam menilai kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin baik pertumbuhan
laba menunjukkan bahwa semakin bagus kinerja perusahaan, sehingga laba perusahaan
tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi bagi para investor baik
dalam negeri maupun luar negeri. Disamping itu, untuk melihat laba atau ruginya perusahaan
diperlukan laporan keuangan yang andal, sehingga para investor dapat mengambil keputusan
investasi melalui laporan keuangan yang telah diaudit. Laporan keuangan adalah catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi akuntansi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam
pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang lengkap dalam menilai kinerja perusahaan
adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan aliran kas, dan catatan
laporan keuangan.
Agar bermanfaat informasi akuntansi dalam laporan keuangan, maka harus akuarat,
tepat waktu, lengkap, relevan, terpercaya, terverifikasi, mudah dipahami, dan mudah
diperoleh dalam memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan
(Winarmo, 2006:1.7). Informasi yang dikatakan akurat apabila informasi tersebut bebas dari
kesalahan dan tidak bias atau tidak menyesatkan serta harus jelas mencerminkan maksudnya.
Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi mengalami
gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data asli tersebut.
Untuk melihat aspek kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur, kinerja
perusahaan, dan laporan keuangan dapat diukur melalui salah satu media pengukuran yaitu
rasio keuangan. Rasio keuangan adalah suatu alat analisis untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos keuangan,
seperti laporan rugi/laba, neraca, dan aliran kas. Menurut Hanafi dan Halim (2007:76)
menyatakan bahwa rasio keuangan pada dasarnya dibagi dalam lima macam kategori, yaitu
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio
2

likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, sehingga rasio ini dalam penelitian ini diwakili oleh rasio lancar (current ratio).
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan aset dengan
melihat tingkat aktivitas aset, rasio ini dalam penelitian ini diwakili oleh rasio perputaran
total aset (total assets turnover ratio). Selain dari kelima jenis rasio, terdapat rasio yang
terkait dalam penelitian ini adalah rasio pertumbuhan (growth ratio). Rasio pertumbuhan
(growth ratio) adalah rasio yang mengukur sejauh mana perkembangan perusahaan dengan
membandingkan periode ke-t dengan periode sebelumnya. Rasio ini dalam penelitian ini
diwakili oleh rasio pertumbuhan laba (earning after tax growth ratio).
Rasio lancar (current ratio) yang selanjutnya disingkat menjadi CR, yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset lancarnya dibagi dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik, tetapi CR yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi. Sedangkan
CR yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh
yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Hal disebabkan karena aset lancar secara
umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan aset tetap.
Dengan adanya analisis rasio lancar ini dapat memberikan peluang kepada investor
dalam pengambilan keputusan. Alasan pemilihan current ratio dikarenakan rasio ini
mencerminkan likuiditas perusahaan dalam memberikan hasil kepada investor untuk
mengambil keputusan.
Perputaran total aset (total assets turnover ratio) yang selanjutnya disingkat menjadi
TAT, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besat TAT menunjukkan
semakin efektif perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menunjang kegiatan penjualan.
TAT yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik, dan sebaliknya TAT yang rendah
menunjukkan manajemen yang kurang dalam mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan
pengeluaran modal. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang semakin baik
sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan dan sebaliknya kinerja perusahaan yang
semakin tidak baik sehingga tidak dapat meningkatkan laba perusahaan secara proposional.
Alasan dalam pemilihan total assets turnover dikarenakan perputaran total aset
mencerminkan aktivitas perusahaan. Dengan melihat aktivitas perusahaan ini dapat
memberikan efektivitas kepada manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Rasio pertumbuhan laba (earning after tax growth ratio) adalah rasio yang mengukur
perkembangan laba perusahaan dengan membandingkan periode ini dengan periode
3

sebelumnya, dimana pertumbuhan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki


keuangan yang baik sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan karena besarnya dividen
yang akan dibayar di masa yang akan datang sangat bergantung pada kondisi perusahaan.
Pertumbuhan laba pada perusahaan dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran
perusahaan dengan tingkat laba yang diperoleh, dimana pertumbuhan laba pada perusahaan
akan memiliki jumlah aset yang besar sehingga memberikan peluang yang lebih besar
didalam menghasilkan profitabilitasnya.
Dengan dijadikannya rasio keuangan sebagai prediktor pertumbuhan laba di masa yang
akan datang, maka temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para
pemakai laporan keuangan yang secara riil serta potensial berkepentingan dengan suatu
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul ANALISIS CURRENT RATIO DAN TOTAL ASSETS TURNOVER RATIO
TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI IDX TAHUN 2011-2013.
Agar penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis membatasi perusahaan yang
diteliti yaitu perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar
di IDX tahun 2011-2013.
Adapun perumusan masalah yang dibahas adalah (1) Apakah current ratio berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di IDX? (2) Apakah
total assets turnover ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di IDX? (3) Seberapa besar current ratio dan total assets turnover
ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
IDX?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui current ratio berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba, total assets turnover ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, dan
untuk mengetahui seberapa besar current ratio dan total assets turnover ratio berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di IDX.
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan referensi bagi para peneliti selanjutnya
untuk meneliti kinerja keuangan yang diukur dengan current ratio, total assets turnover ratio,
dan pertumbuhan laba serta memberikan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam
penelitian ini kepada investor guna sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan
investasi.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Menurut Harahap (2004:310), profit growth adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih tahun ini dibanding dengan tahun lalu.
Indikator pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak
(earning before tax). Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator pertumbuhan laba
dikarenakan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode
yang dianalisis.
Menurut Harahap (2004:301), current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Menurut Kasmir (2012:134), current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Menurut Harahap (2004:309), total assets turnover menunjukkan perputaran total
aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua
aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Menurut Kasmir (2012:
185), total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:60), total assets turnover yaitu penjualan bersih
dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Menurut Prihadi (2009:41), total assets turnover
merupakan ukuran keseluruhan perputaran seluruh aset. Menurut Sawir (2005:17), total
assets turnover menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti lebih lanjut dari penelitian-penelitian
sebelumnya dengan variabel independen yaitu current ratio dan total assets turnover ratio
terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan paparan di atas, hipotesis yang dikembangkan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh current ratio terhadap pertumbuhan laba.
H2: Terdapat pengaruh total assets turnover terhadap pertumbuhan laba.

H3: Current ratio dan total assets turnover bersama-sama berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba, dimana pengaruh current ratio lebih dominan.
Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2009:89). Berdasarkan landasan
teori, maka paradigma kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Current Ratio
(X1)

H1
H3

Total Assets Turnover


(X2)

Pertumbuhan Laba
(Y)
H2

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah berlangsungnya
proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
(Sarwono, 2006:79).
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif yang bersifat
konklusif, yaitu desain penelitian yang digunakan untuk riset deskriptif dan riset kausal. Riset
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik atau gejala atau fungsi suatu
populasi (Sarwono, 2006:81). Riset ini lebih mengutamakan akurasi dan pemahaman masalah
sebelumnya dibandingkan dengan karateristik hipotesis dan desain terstruktur serta tidak
fleksibel. Riset kausal (Sarwono, 2006:81) digunakan untuk mengidentifikasi hubungan
sebab akibat antara variabel-variabel yang berfungsi sebagai penyebab (variabel independen)
dan variabel mana berfungsi sebagai variabel akibat (variabel dependen).

Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang


diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabelvariabel tersebut (Sarwono, 2006:27). Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen
dan dua variabel independen.
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
VARIABEL
1.

DEFINISI
VARIABEL

SKALA

PENGUKURAN

Variabel
Dependen
(Y)

Pertumbuhan

Selisih laba

:Laba

periode sekarang

EBIT Tahun ini EBIT Tahun Lalu


x100%
EBIT Tahun Lalu

Rasio

dengan laba
periode
sebelumnya
kemudian dibagi
dengan laba pada
periode
sebelumnya
2. Variabel
Bebas (X)
Current Ratio

Aset Lancar
Liabilitas Lancar

Rasio antara aset Rasio


lancar

dengan

liabilitas lancar
Total Assets

Proporsi

Turnover

penjualan bersih
dengan

Penjualan Bersih
Total Aset

antara Rasio

seluruh

kekayaan

yang

dimiliki
perusahaan
Sumber: dikembangkan untuk penelitian

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
serta ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub
sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di IDX periode 2011-2013 yang
berjumlah 48 data dari 16 perusahaan.

Sampel
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah (1) Perusahaan manufaktur sub sektor industri
makanan dan minuman yang terdaftar di IDX dan konsisten pada periode penelitian (tahun
2011 sampai dengan 2013); (2) Perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan
minuman yang menyediakan data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (tahun
2011 sampai dengan 2013); dan (3) Perusahaan tidak menghasilkan laba negatif selama
periode 2011 sampai dengan 2013.
Berdasarkan kriteria tersebut, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36
data dari 16 perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman.

Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di IDX
dengan akhir tahun pembukuan pada tanggal 31 Desember 2011, 2012, dan 2013.

Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi
yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data
sekunder yang berupa laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait dalam lingkup
penelitian ini yang telah dipublikasikan di IDX.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud kesimpulan yang berlaku untuk umu atau generalisasi. Hasil penelitian statistik
deskriptif dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CR

36

.95

6.01

2.0406

1.13307

TAT

36

.49

2.96

1.2353

.48746

Growth

36

-.36

2.23

.3278

.57106

Valid N (listwise)

36

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 36 data. Selain itu diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan laba sebesar 0,3278
dengan standar deviasi sebesar 0,57106, nilai minimum -0,36 dan nilai maksimum 2,23.
Current Ratio (CR) memiliki rata-rata sebesar 2,0406 dengan standar deviasi sebesar
1,13307, nilai minimum 0,95 dan nilai maksimum 6,01. Total Assets Turnover (TAT)
memiliki rata-rata sebesar 1,2353 dengan standar deviasi sebesar 0,48746, nilai minimum
0,49 dan nilai maksimum 2,96.

Pengujian Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan variabel
independen dalam suatu model regresi linear berganda mempunyai distribusi normal atau
tidak. Hasil penelitian uji normalitas dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Normal Probability Plots


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS yang ditunjukkan oleh gambar 2 pada model
tersebut menunjukkan bahwa data perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan
minuman tahun 2011-2013 pada model regresi linear berganda berdistribusi normal. Hal
tersebut terjadi karena data disekitar garis diagonal menyebar dan mengikuti arah garis
diagonal. Selain uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal
probability plots dapat digunakan uji nonparametrik Kolmogorov-Smirnov satu sampel (KS). Uji nonparametrik ini dilakukan untuk memperkuat uji normalitas yang secara visual
kelihatan normal pada grafik histogram dan normal probability plots. Uji KolmogorovSmirnov bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan variabel independen dapat
terdistribusi normal. Hasil penelitian Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada tabel 3.

10

Tabel 3. Kolmogorov-Smirnov Test


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Growth
N
Normal Parametersa,,b

TAT

36

36

36

.3278

2.0406

1.2353

.57106

1.13307

.48746

Absolute

.215

.219

.222

Positive

.215

.219

.222

Negative

-.123

-.168

-.113

1.289

1.313

1.330

.072

.063

.058

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

CR

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Berdasarkan hasil Kolmogorov-Smirnov yang disajikan dalam tabel 3 dapat
disimpulkan bahwa data perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman
tahun 2011-2013 pada model tersebut berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dibuktikan
bahwa nilai Asymp. Signifikansi pertumbuhan laba sebesar 0,072 lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05; nilai Asymp. Signifikansi current ratio sebesar 0,063 lebih besar dari
tingkat signifikansi 0,05; dan nilai Asymp. Signifikansi total assets turnover sebesar 0,058
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga data tersebut (N=36) memiliki distribusi
normal.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
berganda terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada periodet-1.
Hasil penelitian uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Durbin-Watson
DurbinModel
1

Watson
2.680

dL

dU

1.354

4-dU
1.587

4-dL
2.413

a. Predictors: (Constant), Lag_Growth, CR, TAT


b. Dependent Variable: Growth

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0

11

2.646

Berdasarkan hasil Durbin-Watson yang disajikan dalam tabel 4 dapat disimpulkan


bahwa data perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman tahun 20112013 pada model regresi linear berganda terdapat autokorelasi. Hal tersebut dapat dibuktikan
bahwa nilai DW 2,680 > 4-dL 2,646 sehingga nilai DW 2,680 terdapat autokorelasi negatif.
Untuk memperkuat hasil tersebut digunakan uji Run, di mana gangguan autokorelasi terjadi
jika signifikansi di bawah 0,05. Hasil penelitian uji run test dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Uji Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea

-.13343

Cases < Test Value

18

Cases >= Test Value

18

Total Cases

36

Number of Runs

17

-.507

Asymp. Sig. (2-tailed)

.612

a. Median

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Berdasarkan hasil uji run test yang disajikan dalam tabel 5 dapat disimpulkan bahwa
data pada uji nonparemetrik tersebut tidak terjadi autokorelasi baik autokorelasi positif
maupun autokorelasi negatif. Hal tersebut dibuktikan dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0,612, nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05 sehingga
disimpulkan bahwa data pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman pada
model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi secara acak.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
berganda terjadi korelasi yang tinggi antara-antara variabel-variabel independen. Hasil
penelitian uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 6.

12

Tabel 6. Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

(Constant)
CR

.967

1.034

TAT

.967

1.034

a. Dependent Variable: Growth

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Berdasarkan hasil collinearity statistics yang disajikan dalam tabel 6 dapat disimpulkan
bahwa data pada model tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dikarenakan nilai
tolerance dari kedua variabel independen berada di atas 0,10 dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) ari kedua variabel independen berada di bawah nilai 10, sehingga disimpulkan
bahwa data perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman tahun 20112013 pada model regresi linear berganda tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear berganda terdapat ketidaksamaan varians antara pengamatan yang satu dengan
pengamatan yang lainnya. Hasil penelitian uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar3.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Gambar 3. Scatterplot
13

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS yang ditunjukkan oleh gambar 3 dapat


disimpulkan bahwa data perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman
tahun 2011-2013 pada model regresi linear berganda tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini
dikarenakan data pada model tersebut tidak memiliki kesamaan varians antara ZPRED
dengan SRESID yang artinya data-data yang digunakan dalam model regresi linear berganda
menyebar secara acak baik ke arah atas maupun arah bawah dan tidak berada di satu tempat
dari sumbu Y serta tidak membentuk pola tertentu pada gambar di atas.

Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah current ratio dan total assets turnover serta variabel
dependen adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian regresi linear berganda dapat
ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model

(Constant)

Coefficients

Std. Error

Beta

.464

.353

CR

-.026

.089

-.052

TAT

-.067

.207

-.057

a. Dependent Variable: Growth

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda yang disajikan dalam tabel 7 dapat
diperoleh persamaan regresi linear berganda. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai
berikut:
= + 1 1 + 2 2

Rumus 4.1

= 0,464 0,0261 0,0672


Keterangan:
= Konstanta (constant)
1 = Koefisien regresi dari X1
2 = Koefisien regresi dari X2
X1 = Current Ratio (CR)
14

X2 = Total Assets Turnover (TAT)


Dari persamaan regresi di atas, maka disimpulkan berikut ini:
1. Konstanta () memiliki nilai sebesar 0,464 menunjukkan bahwa jika variabel current
ratio (CR) dan total assets turnover (TAT) bernilai konstan atau nol, maka variabel
pertumbuhan laba bernilai positif, yaitu sebesar 0,464.
2. Koefisien regresi current ratio bernilai negatif (X1) yaitu -0,026. Karena variabel
current

ratio

bernilai

negatif

maka

variabel

current

ratio

tidak

dapat

diinterpretasikan. Hal ini disebabkan karena variabel independen CR secara simultan


tidak memiliki pengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.
3. Koefisien regresi total assets turnover bernilai negatif (X2) yaitu -0,067. Karena
variabel total assets turnover bernilai negatif maka variabel total assets turnover tidak
dapat diinterpretasikan. Hal ini disebabkan karena variabel independen TAT secara
simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba.

Pengujian Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji seberapa besar peranan variabel
independen secara simultan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel independen.
Hasil penelitian uji statistik R2 yang ditunjukkan pada tabel 8.
Tabel 8. Model Summary
Model Summaryb

Model
1

R
.070a

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.005

-.055

Durbin-Watson

.58667

2.680

a. Predictors: (Constant), TAT, CR


b. Dependent Variable: Growth

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Berdasarkan hasil model summary yang disajikan dalam tabel 8 dapat dilihat nilai
koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,055 atau 5,5% dari variabel dependen
yaitu pertumbuhan laba dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (current
ratio dan total assets tunover) dan sisanya sebesar 94,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

15

Uji F
Uji statistik F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh currnet ratio dan total
assets turnover terhadap pertumbuhan laba secara simultan. Hasil penelitian uji statistik F
dapat dilakukan dengan uji ANOVA yang ditunjukkan pada tabel 9.
Tabel 9. ANOVA Test
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression

df

Mean Square

.056

.028

Residual

11.358

33

.344

Total

11.414

35

Sig.
.081

.922a

a. Predictors: (Constant), TAT, CR


b. Dependent Variable: Growth

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


Berdasarkan hasil tes ANOVA yang disajikan dalam tabel 9 dapat diketahui bahwa
kedua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 0,081 dan Ftabel sebesar 3,28
dengan df pembilang adalah 2 dan df penyebut adalah 33 serta taraf signifikan () sebesar
0,922. Nilai taraf signifikan ini lebih besar dari tingkat signifikansi yakni sebesar 0,05
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel current ratio dan total assets
turnover secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Uji t
Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh current ratio dan total
assets turnover terhadap pertumbuhan laba secara parsial. Hasil penelitian uji statistik t
dilakukan dengan tabel koefisien yang ditunjukkan pada tabel 10.
Tabel 10. Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Coefficients

Std. Error

Beta

.464

.353

CR

-.026

.089

TAT

-.067

.207

a. Dependent Variable: Growth

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0


16

Sig.
1.314

.198

-.052

-.295

.770

-.057

-.323

.749

Berdasarkan hasil uji t yang disajikan pada tabel 10 dapat diketahui bahwa current ratio
memiliki nilai thitung sebesar -0,295 dan ttabel sebesar 2,03452 ( sebesar 0,050 dan degree of
freedom sebesar n-k=36-3=33) dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 0,770 maka nilai
thitung lebih kecil dari ttabel. Nilai taraf signifikan ini lebih besar dari tingkat signifikansi yakni
sebesar 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti variabel current ratio secara
parsial tidak memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh
variabel current ratio adalah negatif, dimana variabel current ratio yang tinggi cenderung
menaikkan pertumbuhan laba perusahaan dan sebaliknya current ratio yang rendah
cenderung menurunkan pertumbuhan laba perusahaan.
Nilai thitung untuk variabel total assets turnover adalah sebesar -0,323 dan ttabel sebesar
2,03452 ( sebesar 0,050 dan degree of freedom sebesar n-k=36-3= 33) dengan tingkat taraf
signifikan sebesar 0,749 maka nilai thitung lebih kecil dari ttabel. Nilai taraf signifikan ini lebih
besar dari tingkat signifikansi yakni sebesar 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti variabel total assets turnover secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan dan
negatif terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh variabel total assets turnover adalah negatif,
dimana variabel total assets turnover yang tinggi cenderung lebih efektif dalam penggunaan
total aset berdasarkan penjualan dan sebaliknya total assets turnover yang rendah
menunjukkan bahwa kurang efektif dalam penggunaan total aset berdasarkan penjualan.
Penjualan yang tinggi menunjukkan terdapat pengaruh terhadap pendapatan. Pendapatan
yang tinggi cenderung menaikkan laba perusahaan dan sebaliknya pendapatan yang rendah
cenderung menurunkan laba perusahaan.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba
Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh current
ratio terhadap pertumbuhan laba. Current ratio merupakan rasio ynag mengukur aset lancar
yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Dari hasil penelitian
ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel current ratio sebesar -0,026, nilai thitung
sebesar -0,295 dan ttabel sebesar 2,03452 dengan nilai signifikansi sebesar 0,770, dimana nilai
signifikan ini lebih besar dari tingkat signifikansi yakni sebesar 0,05. Dengan demikian
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh current ratio terhadap
pertumbuhan laba tidak dapat diterima, yang berarti variabel current ratio tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

17

Berdasarkan bukti empiris yang ada dan hasil penelitian yang diperoleh,
mengindikasikan bahwa variabel current ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sari dan Sulistyawati (2009) yang menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba. Oleh karena itu, penulis menambahkan teori yang
mendukung penelitian ini yaitu dikarenakan perusahaan kurang mengoptimalkan aset lancar
yang likuid untuk melunasi liabilitas jangka pendeknya sehingga mengakibatkan rasio lancar
mengalami penurunan. CR yang rendah menunjukkan penurunan terhadap pertumbuhan laba
dan sebaliknya CR yang tinggi menunjukkan peningkatan terhadap pertumbuhan laba.

Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba


Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh total assets
turnover terhadap pertumbuhan laba. Total assets turnover merupakan raiso yang mengukur
efektivitas total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Dari hasil
penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel total assets turnover sebesar 0,067, nilai thitung sebesar -0,323 dan ttabel sebesar 2,03452 dengan nilai signifikan sebesar
0,749, dimana nilai signifikan ini lebih besar dari tingkat signifikansi yakni sebesar 0,05.
Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh total assets
turnover terhadap pertumbuhan laba tidak dapat diterima, yang berarti total assets turnover
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan bukti empiris yang ada dan hasil penelitian yang diperoleh,
mengindikasikan bahwa variabel total assets turnover tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Taruh (2012) dan Adisetiawan (2012) yang menyatakan bahwa total assets
turnover ratio (TAT) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Tetapi hasil
penelitian ini tidak sama dengan Salsiyah (2011) yang menyatakan bahwa total assets
turnover ratio berpengaruh positif yang berarti tidak signifikan terhadap perubahan laba.
Oleh karena itu, penulis menambahkan teori yang mendukung penelitian ini yaitu
dikarenakan pihak manajemen kurang efektif dan efisien dalam mengelola total aset
berdasarkan penjualan dan perusahaan belum mampu memaksimalkan total aset yang
dimilikinya sehingga mengakibatkan penjualan menurun. Tiap penurunan penjualan dapat
mengakibatkan penurunan terhadap laba.

18

Pengaruh Current Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba
Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini adalah current ratio dan total assets
turnover bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, dimana pengaruh current
ratio lebih dominan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,081 dan Ftabel
sebesar 3,28 dengan df pembilang adalah 2 dan df penyebut adalah 33 serta nilai signifikan
sebesar 0,922. Dengan demikian hipotesis ketiga yang manyatakan bahwa current ratio dan
total assets turnover bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, dimana
pengaruh current ratio lebih dominan tidak dapat diterima.
Berdasarkan bukti empiris yang ada dan hasil penelitian yang diperoleh,
mengindikasikan bahwa variabel current ratio dan total assets turnover bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Tetapi hasil penelitian ini tidak sama
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin dan Primayuta (2009) yang
menyatakan bahwa current ratio dan total assets turnover ratio berpengaruh signifikan
terhadap perubahan laba. Oleh karena itu, penulis menambahkan teori yang mendukung
penelitian ini yaitu dikarenakan penelitian ini hanya memperhatikan faktor fundamental
perusahaan tanpa memperhatikan kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
laba.

SIMPULAN
Hasil penelitian membuktikan bahwa (1) variabel current ratio (X1) secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, dimana variabel CR memiliki
nilai thitung sebesar -0,295 dan nilai signifikansi t sebesar 0,770; (2) variabel total assets
turnover (X2) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
laba, dimana variabel TAT memiliki nilai thitung sebesar -0,323 dan nilai signifikan t sebesar
0,749; dan (3) CR (X1) dan TAT (X2) bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba, dimana variabel CR dan TAT memiliki nilai Fhitung sebesar 0,081 dan nilai
signifikansi F sebesar 0,922. Dimana nilai Adjusted R Square hanya menyumbang 5,5%.
Penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya untuk menambah populasi dalam
penelitian tidak hanya terbatas pada sub sektor perusahaan manufaktur, menambah periode
penelitian yang lebih lama dari penelitian ini, dan mengambil variabel-variabel lain agar hasil
penelitian lebih baik lagi.

19

DAFTAR PUSTAKA
Adisetiawan, R. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan
Laba. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10(3). 2012.
Darsono dan Ashari. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi.
2005.
Fahmi, Ilham. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. 2011.
Gernon/Meek. Akuntansi Perspektif Internasional. Yogyakarta: Andi. 2007.
Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: STIE YKPN. 2007.
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2004.
Hery. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.
Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press. 2011.
Prihadi, Toto. Deteksi Cepat Keuangan: 7 Analisis Rasio Keuangan. Jakarta: Ppm. 2008.
Raharjaputra, Hendra S. Buku Panduan Praktis; Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Untuk
Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Riduwan. [et.al]. Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 Dan Aplikasi Statistik Penelitian.
Bandung: Alfabeta. 2011.
Salsiyah, Sri Marhaeni. Analisis Pengaruh Working Capital to Total Assets Ratio, Total
Debt to Total Capital Assets, Total Assets Turnover, Gross Profit Margin dan Net Profit
Margin Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2005-2009). Jurnal Administrative Bisnis, 12(3). 2011.
Sari, Desy Wulan dan Ardiani Ika Sulistyawati. Ability Income, Accounts Receivable,
Inventory, Sales and Administrative Costs, Gross Profit Ratio, Current ratio dan Return
on Assets to Predict Changes in Future Earnings (Emprirical Study on Manufacturing
Company on the Stock Exchange Year 2003-2007). Solusi, 8(3). 2009.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2006.
Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka. 2005.
Subramanyam, K. R. & Jhon J., Wild. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement
Analysis). Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2010.
20

Subramanyam, K. R. & Jhon J., Wild. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement
Analysis). Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. 2010.
Sugiyarso, Gervasius. Akuntansi Koperasi: Sisitem, Metode, dan Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta: Caps. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2012.
Sunyoto, Danang. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Caps. 2011.
Syamsudin dan Ceky Primayuta. Rasio Keuangan dan Prediksi Perubahan Laba Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Benefit Jurnal Manajemen dan
Bisnis, 13(1): 61-69. 2009.
Taruh, Victorson. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Pelangi Ilmu, 5(1). 2012.
Wahyono, Teguh. 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17 Memahami Teknik Analisis
Statistik Secara Sistematis dan Praktis. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2009.
Wibowo, H., Agus dan Diyah Pujiati. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan Singapura (SGX). The Indonesian Accounting Review, 1(2): 155-178. 2011.
Wild, Jhon J. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2005.
Wild, Jhon J. Analisis Laporan Keuangan. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. 2005.
Winarno, Wing Wahyu. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPPSTIM
YKPN. 2006.
www.idx.co.id/. 30 Oktober 2014.

21

Anda mungkin juga menyukai