Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam tubuh manusia terjadi berbagai macam proses metabolisme. Metabolisme
adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel, yang diantaranya
adalah proses metabolisme energy yang didapat dari hasil pemecahan makanan yang kita
makan maupun dari proses oksidasi. Jika kita tidak mengkonsumsi makanan, maka tubuh kita
akan kekurangan energi dan tubuh kita juga dapat dengan mudahnya terjangkit suatu
penyakit. Bila tubuh kita kekurangan energi, maka tubuh kita akan lemah dan lemas sehingga
aktivitas kita sehari-hari dapat terganggu. Orang-orang yang berpendidikan adalah bibit yang
terbaik dalam meningkatkan diri dari kemiskinan yang menjadi penyebab kelaparan.1
Sumber daya tambahan termasuk pendidikan gizi dan pedoman gizi seimbang yang
dikembangkan FAO dan WHO, serta oleh masing-masing negara (di Indonesia: Pedoman
Umum Gizi Seimbang) sangat penting untuk mengurangi kelaparan. Pangan memberi kita
energi yang kita butuhkan untuk pertumbuhan, kegiatan fisik dan fungsi dasar tubuh
(bernapas, berpikir, mengatur suhu, sirkulasi darah dan pencernaan).1
Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan atau yang
disajikan, jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh baik dari sudut kualitas maupun
kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi sebaik-baiknya. Pada
keadaan starvation atau kelaparan mengakibatkan asupan gizi kurang, sehingga penyediaan
zat-zat gizi bagi jaringan tidak mencukupi sehingga akan menghambat fungsi jaringan
tersebut, reaksi reaksi metabolic menjadi terganggu dan mengalami perubahan abnormal
sehingga terjadi perubahan dalam susunan biokimiawi jaringan.6

1.2 Tujuan
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui segala sesuatu mengenai
metabolisme energi tubuh manusia dan juga tentang gizi yang baik untuk dikonsumsi oleh
individu agar tetap sehat.

BAB 2
PEMBAHASAN
Struktur Mikroskopik
Sistem ini terdiri dari kelenjar-kelenjar yang tidak mempunyai saluran. Oleh karena itu,
kelenjar ini harus mencurahkan sekretnya berupa zat yang diperlukan tubuh ke pembuluh
darah dan limfe. Macam-macam kelenjar endokrin, antara lain :
1. Kelenjar Pituitari (Hipofisis)
Kelenjar yang penting disebut master gland yang terletak didalam tulang sphenoid
yang disebut sela tursika. Dibagi jadi tiga bagian yaitu:
a. Hipofisis anterior
Terdapat sel kromofil (sel alfa dan beta) dan sel kromofob. Sel alfa
menghasilkan hormon GH dan LTH (Prolaktin). Sel beta menghasilkan hormon
ACTH, LH, FSH, TSH. Sel alfa disebut juga sel asidofil karena mengandung
granula bewarna merah yang bersifat asam sedangkan sel beta disebut juga sel
basofil karena mengandung granula bewarna biru karena bersifat basal. Sel
kromofob merupakan sel basal yang dimana dapat menggantikan sel asidofil dan
sel basofil.7

b. Hipofisis intermediet
Bagian organ ini sedikit berkembang dan kurang berdiferensiasi. Bagian ini
menghasilkan hormon MSH mempengaruhi sel melanofor untuk menggelapkan
warna kulit.7
c. Hipofisis posterior
Bagian ini menghasilkan hormon vasopressin dan oksitosin. Hormon oksitosin
berguna untuk menyebabkan kontraksi otot polos uterus dan hormon vasopressin
berguna untuk kontraksi otot polos pembuluh darah dan efek diuretika (ADH).7

2. Kelenjar Tiroid
Memiliki banyak lobus yang terdiri dari sel epitel folikel dan diisi oleh substansi
koloid. Diantara lobus terdapat jaringan penyambung retikular. Menghasilkan
hormon tiroksin. Kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon TSH. Pada sel parafolikuler,
yang dimana terdapat diantara sel epitel folikel dapat menghasilkan hormon
kalsitonin yang berfungsi untuk menekan kadar kalsium dalam darah.7

3. Kelenjar Adrenal (Glandula Suprarenalis)


Bagian organ ini dibagi 2 bagian aitu kortex dan medula. Pada bagian kortex diubah
menjadi tiga bagian yaitu zona glomerulosa berfungsi untuk menghasilkan
mineralokortikoid (penghasil hormon aldosteron terutama), zona fasikulata dan zona
retikularis menghasilkan glukortikoid dan adrenal androgen). Sedangkan medula
3

menghasilkan katekolamin dimana terdiri dari hormon epineprine dan norepineprin.


Epineprine berfungsi menigkatkan metabolisme jaringan sedangkan norepineprine
sedikit mempengaruhi metabolisme. Keduanya berfungsi menaikkan tekanan darah.7

Gambar : kelenjar supra adrenal

Metabolisme Energi
Metabolisme dibagi menjadi dua proses mensintesa anabolisme dan proses pemecahan
katabolisme senyawa didalam sel tubuh. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul
kimia kecil menjadi molekul kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan
proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Anabolisme merupakan proses
membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan energi. Anabolisme merupakan
reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi oksidasi.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolism antara lain suhu lingkungan yang
tinggi atau rendah, suhu badan, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, umur, pertumbuhan,
reproduksi, keadaan emosi, kadar hormon tiroid, epinefrin dan norepinefrin dalam sirkulasi. 2
Metabolisme dalam tubuh menghasilkan dan menggunakan energi kimia yaitu ATP.
Proses metabolisme berdasarkan perubahan energi:

Endergonik: biosintesis (protein, KH, lemak), kontraksi otot, transpor aktif, eksitasi
saraf. 2

Eksergonik: pemecahan (protein, KH, lemak), SAS, kreatin P menjadi keratin, rantai
pernapasan.2

Fosforilasi oksidatif (Rantai Pernapasan)


Metabolisme energi juga dipengaruhi oleh fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif
merupakan proses yang menghasilkan ATP dengan melalui proses oksidasi. Dan merupakan
suatu deretan reaksi oksidasi-reduksi yang terjadi di mitokondria (rantai pernapasan), enzim
yang berperan adalah oksidoreduktase, dan menghasilkan energi berupa panas dan ATP.2
Proses fosforilasi oksidatif yaitu: metabolisme lemak, glukosa, dan asam amino
menghasilkan proton-proton (H+) yang mengalami translokasi melintasi membran
mitokondria dalam. Difusi proton-proton ini mengikuti penurunan gradient konsentrasinya
mendorong ATP sintase mengubah ADP menjadi ATP. 2
A. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat sebagai sumber energi utama untuk makhluk hidup. Berlangsung melalui proses
In vitro (diluar tubuh) = oksidasi sempurna (reaksi langsung) dan In vivo (dalam tubuh) =
glikolisis.

Metabolisme utama:

Glikolisis Embden Meyerhof (EM) terjadi di sitosol, menguraikan glukosa menjadi


piruvat.
1. Glukosa melalui fosforilasi diubah menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim glukokinase (pada hati) atau heksokinase (pada
jaringan lain).
Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
fosfoheksosa isomerase.
glukosa 6-fosfat fruktosa 6-fosfat

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan


enzim fosfofruktokinase. Merupakan enzim yang bersifat alosterik atau
5

regulator atau juga enzim kunci sehingga berperan penting dalam laju
glikolisis. fruktosa 6-fosfat + ATP fruktosa 1,6-bifosfat
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu
gliserahdehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat (DHAP). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim aldolase.
fruktosa 1,6-bifosfat gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat
5. Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat. Gliseraldehid 3-fosfat +
NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+. Enzim yang berperan
adalah gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase.
6. 1,3 bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat kinase.
1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP
7. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh
enzim fosfogliserat mutase.
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
8. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan
enzim enolase. Enolase dihambat oleh fluorida.
2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O

9. PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga


menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini
mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat.

Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP


10. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir
oleh enzim laktat dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah
konversi menjadi asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus
asam sitrat (Siklus Krebs).5
Pada glikolisis aerob, ATP yang dihasilkan: 8 ATPdan pada glikolisis
anaerob, ATP yang dihasilkan: 2 ATP

Oksidasi piruvat

terjadi di mitokondria

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA.


Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang bekerja secara berurutan
di dalam suatu kompleks multi enzim yang berkaitan dengan membran interna
mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks keto glutarat dehidrogenase pada siklus
asam sitrat. Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan SAS. Jalur ini
juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari
senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.9

Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:
1.

Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi


menjadi derivate hidroksietil tiamin difosfat terikat enzim oleh
komponen kompleks enzim piruvat dehidrogenase. Produk sisa yang
dihasilkan adalah CO2.

2.

Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi,


suatu

kelompok

prostetik

dihidroksilipoil

transasetilase

untuk

membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP lepas.


3.

Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah


menjadi asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.

4.

Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein,


yang mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase.
Akhirnya flavoprotein tereduksi ini dioksidasi oleh NAD +, yang akhirnya
memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi.5

Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

SAS

di dalam mitokondria

Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid
dan protein.5

Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:


1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat,
dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke
karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon
karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril
KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan
hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar,
memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna.
Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O Sitrat + KoA
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat
hidratase) yang mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur
(Fe:S). Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi
sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi
menjadi isositrat.
Sitrat

Sis-akonitat
(terikat enzim)

H 2O

Isositrat

H2O

Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk


fluoroasetil KoA mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk
membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini menghambat akonitase
sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan
adanya enzim isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang
spesifik NAD+, hanya ditemukan di dalam mitokondria. Dua enzim
lainnya bersifat spesifik NADP+ dan masing-masing secara berurutan
dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai

respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim


yang bergantung NAD+.
Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat
ketoglutarat+CO2+NADH+H+
(terikat enzim)
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga
dikatalisir oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan
komponen penting reaksi dekarboksilasi.
4. Selanjutnya ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui
cara yang sama dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua
substrat berupa asam keto.
ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+
Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks ketoglutarat
dehidrogenase, juga memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks
piruvat dehidrogenase, contohnya TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA, dan
menghasilkan pembentukan suksinil KoA (tioester berenergi tinggi).
Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan penumpukan
ketoglutarat.
5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan
adanya peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh
pembentukan fosfat berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi
karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi oksidatif ketoglutarat
cukup memadai untuk menghasilkan ikatan berenergi tinggi disamping
pembentukan NADH (setara dengan 3P).

10

6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang


diikuti oleh penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut
yang menghasilkan kembali oksaloasetat.
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Reaksi

dehidrogenasi

pertama

dikatalisir

oleh

enzim

suksinat

dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membrane interna


mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain yang ditemukan pada
matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus
asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari
substrat kepada flavoprotein tanpa peran NAD +. Enzim ini mengandung
FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S). Fumarat terbentuk sebagai hasil
dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir penambahan
air pada fumarat untuk menghasilkan malat.
Fumarat + H2O L-malat
Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada
ikatan rangkap fumarat dalam konfigurasi trans.
Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa
enzim malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.
L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan
suksinat dehidrogenase juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun
dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat
dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan protein
yang sama seperti enzim mitokondria

yang mempunyai nama sama

(dengan kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim).5

11

Siklus krebs
Glikogenolisis terjadi di hati dan otot

Glikogenolisis yaitu pemecahan glikogen untuk menghasilkan glukosa kembali


kedalam sel.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen

Glikogen

Enzim-enzim yang berperan dalam glikogenolisis:

Fosforilase merupakan enzim regulator yang mengkatalis reaksi


pemecahan ikatan glikosilik/fosforolisis (pemecahan dengan fosfat).

Glukan transferase berfungsi untuk memindahkan 3 segmen glukosa


dari 4 sisa glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan meninggalkan 1
glukosa pada cabang tersebut.

Debranching

enzyme

berfungsi

untuk

menghidrolisis

tempat

percabangan, memutuskan 1 molekul glukosa pada cabang tersebut dan


menghasilkan glukosa bebas (pemecahan hidrolitik). 4

12

Glikogenesis

Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen. Terutama terjadi di otot dan hati.
Fungsi glikogen di otot adalah sebagai sumber glukosa untuk glikolisis si otot (energi).
Sedangkan fungsi glikogen hati adalah sebagai simpanan glukosa dan untuk
penyediaan darah.4 Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa
(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir
menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas,
misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki
glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan
disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis. 5
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1.

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat. Di otot reaksi


ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.9

2.

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan


bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam
reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P+Glukosa6-fosfatEnz+Glukosa1,6-bifosfatEnz-P+Glukosa1fosfat

3.

Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)


untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.9
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi

4.

Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase


inorganik akan menarik reaksi ke arah kanan persamaan reaksi

5.

Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan


glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen,
sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut
glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer

13

selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai


glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen
6.

Glikogen

Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan


glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim
pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang
minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut.
Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut
1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu
terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.
Setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus
dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang.
Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang
(branching enzyme).5

14

Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

HMP shunt

terjadi di sitosol

HMP shunt merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa, melalui dehidrogenasi
dengan NADP sebagai aseptor H. proses ini tidak menghasilkan ATP.

Glukoneogenesis terjadi di hati dan ginjal

Glukoneogenesis merupakan reaksi pembentukan KH (glukosa/glikogen) dari


senyawa bukan KH: asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat untuk
menyediakan glukosa di dalam tubuh bila kekurangan. Glukoneogenesis terjadi jika
sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan
lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein
untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
15

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:
1.

Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan


gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk

2.

dalam jalur glikolisis.


Protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus
Krebs.5

Metabolisme minor pathway


Jalan metabolisme asam uronat
Jalan metabolisme asam uronat merupakan suatu proses oksidasi mengubah
glukosa menjadi asam uronat.
Asam uronat ini diperlukan pada:

Sintesis glikosaminoglikan-proteoglikan

Konyugasi dengan: bilirubin, hormone, dan obat-obat tertentu.4

Metabolisme fruktosa terdapat di hati


Fruktosa + ATP Fruktosa 1-P + ADP
Dengan enzim Fruktokinase. Reaksi ini dtidak dapat mengfosforilasi glukosa
dan tidak dipengaruhi oleh puasa/insulin.
Metabolisme galaktosa terjadi di hati
Galaktosa Glukosa dengan proses:
1. Galaktosa Galaktosa 1-P dengan enzim galaktokinase. Aktivitas
meningkat bila intake galaktosa lebih banyak.
2. Galaktosa 1-P + UDP glukosa glukosa 1-P + UDP galaktosa dengan
enzim galaktosa 1-P uridil transferase. Bila intake galaktosa meningkat
dapat menyebabkan katarak dini.

16

3. UDP galaktosa UDP glukosa dengan enzim UDP galaktosa 4epimerase.


Galaktosa diperlukan untuk pembuatan ASI (laktosa), glikolipid
(serebrosida), dan glikosaminoglikan.4
Metabolisme glukosamin (gula amin)
Diperlukan untuk sintesis: glikosaminoglikan proteoglikan, gangliosida,
asam sialat.
B. Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong yang
pertama. Protein dibuat dari banyak asam amino yang dirangkai menjadi rantai-rantai oleh
ikatan peptide yang enghubungkan gugus aino pada satu asam amino. 2 Jalur metabolik
utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran
protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan
nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi
melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan
asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino. Proses metabolisme
protein terjadi di hati.6
Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam
amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena
bersifat toksik bagi tubuh. Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino
dapat memasuki siklus asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.6
Sintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino
menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan
tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial
17

dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau
menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam
amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta
glukogenik dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti -ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua
asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah
asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil
KoA atau asetoasetil KoA.6
C. Lemak
Lemak atau lipid terdapat pada semua bagian tubuh manusia terutama pada bagian otak,
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Sebagian
lipid jaringan tersebar sebagai komponen utama membran sel dan berperan mengatur
jalannya metabolisme di dalam sel.
Beberapa peranan biologi yang penting dari lipid adalah sebagi berikut:
Komponen struktur membran
Lapisan pelindung paad beberapa jasad
Bentuk energi cadangan
Komponen permukaan sel yang berperan dalam proses interaksi antara sel dengan
senyawa kimia di luar sel, seperti dalam proses kekebalan jaringan
Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.
Peran hati dalam metabolisme lemak:
Menghasilkan empedu:
Ekresi kolesterol dan menunjang/mempermudah pencernaan dan absorpsi lemak
dari usus.
Memiliki sistem enzim yang aktif untuk:

Lipogenesis

(sintesis

asam

lemak,

triasilgliserol,

kolesterol,

ketogenesis, sintesis lipoprotein plasma, dan oksidasi asam lemak.4


18

fosfolipid),

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta).


Sebagian besar asam lemak bebas yang mengalami katabolisme berasal dari proses
hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase yang terdapat di dalam sel jaringan lemak. Asam
lemak ini dikeluarkan dari sel, berikatan dengan serum albumin yang kemudian bersama
aliran darah dibawa ke jaringan lainnya di dalam tubuh untuk selanjutnya mengalami
oksidasi. Dalam hal ini asam lemak yang masuk ke jaringan lebih dulu dipergiat dengan
perantaraan enzim di dalam sitoplasma, baru kemudian dapat dimasukkan ke dalam
mitokondrion untuk selanjutnya mengalami proses oksidasi menghasilkan energi yang
dipakai untuk segala kegiatan dalam tubuh yang memerlukan energi.
Oksidasi sempurna asam lemak berantai panjang di dalam semua sel jaringan hewan
mamalia, kecuali di dalam sel otak, menghasilkan CO 2 dan H 2 O sebagai hasil akhir.
Dalam keadaan tertentu oksidasi asam lemak dalam sel otak menghasilkan asam hidroksibutirat. Kelincahan gerak, penyebaran, dan oksidasi asam lemak yang terjadi di
dalam tubuh berlangsung secara terpadu dengan proses metabolisme karbohidrat dan diatur
oleh sistem hormon endokrin yang rumit.
Hormon yang bekerja dalam tubuh, antara lain:
A. Hormon insulin
Hormon insulin meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel jaringan (otot, jantung,
adiposa, diafragma).
1. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini
selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung. Defisiensi mineralokortikoid (penyakit Addisons) mengarah pada
hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok.
Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.

19

2. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid
utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam:
metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah,
metabolisme protein, keseimbangan cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas,
dan terhadap stresor.
B. Hormon tiroid
Fungsi hormone tiroid yaitu efek pada metabolisme lemak:
Meningkatkan metabolisme lemak
Mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
C. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin :
Hormon ini berasal dari hipofisis pars anterior. Hormon ini berfungsi :
Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.
D. Hormon Adrenalin/Epinefrin
Hormon ini berada di kelenjar adrenal/suprarenalis bagian medula.
Hormon ini secara umum berfungsi :
a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
b. memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas
cahaya dll.
Secara khusus hormon ini berfungsi :
a. Memacu aktivitas cor/jantung.
b. Menaikkan tekanan darah.
c. Mengerutkan otot polos pada arteri.
d. Mengendurkan otot polos bronchiolus
e. Mempercepat glikolisis.
Hiposekresi :
Bila terjadi kekurangan penghassilan

hormon

adrenalin/epinefrin

akan

menyebabkan penyakit Adison.


E. Hormon Cortisol
Berfungsi : memacu metabolisme karbohidrat dan meningkatkan respon

imunitas tubuh.
Hipersekresi : bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat
menyebabkan sindrome cushing.

F. Hormon Glukagon
20

Hormon ini berada di pulau langerhans pankreas.


Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
a. Meningkatkan kadar gula dalam darah.
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.

GIZI

Kebutuhan energi merupakan penjumlahan dari metabolisme basal, aktivitas, dan efek termis
makanan.

Metabolisme basal : laki-laki

: berat badan x 1 kkal x 24 jam

Perempuan : berat badan x 0,9 kkal x 24 jam

Aktivitas dibagi menjadi tiga pengelompokan yaitu ringan (pegawai kantor, ahli hukum,
dokter, dll), sedang (pegawai industri ringan, mahasiswa, pekerjaan rumah tangga, dll), dan
berat (pekerja bangunan, penari balet, atlet, dll).8

Efek termis makanan 10 % {BMR + aktivitas}.

Komposisi gizi8
1. Protein : 10 15 % total kalori perhari
2. Lemak : 25 30 % total kalori perhari
3. Karbohidrat : 65 70 % total kalori perhari

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme
untuk mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh organorgan pencernaan dan
21

jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Bahan makanan
yang akan dikonsumsi berupa karbohidrat, protein, lemak, air dan vitamin. Selanjutnya
organ-organ pencernaan yaitu terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus, lambung,
usus halus, usus besar, dan anus. Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa sistem pencernaan pada manusia adalah merupakan proses perubahan atau
pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzyme dan organ-ogran pencernaan. Zat makanan yang dicerna
akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana.

DAFTAR PUSTAKA

22

1. Girindra, A. Biokimia. Jakarta : Gramedia. 1986.


2. Ganong W.F. buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. 2002. P 269-381.
3. Satriabudi M.I. Buku modul blok 11: Metabolisme energy. Bagian fisiologi FK UKRIDA.
2010.
4. Maria A.D, Winarsi W. buku modul blok 11: Metabolik endokrin-1. Bagian biokimia FK
UKRIDA. 2010.
5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell V. Biokimia Harper. Edisi XXV. Jakarta:
EGC. 2003.
6. Musrinsalila. Metabolisme protein. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/24511733/Metabolisme-Protein-Mus. 09 / 06 / 2010.
7. Suyatmi. Histologi organ endokrin. 18 February 2010
8. Gizi. 7 Juni 2010. Diunduh dari http://www.feedingminds.org/handouts/13
9. Guyton, Hall. Buku ajar : fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC ; 2007.
10. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Edisi 8. Jakarta :

23

Anda mungkin juga menyukai