Anda di halaman 1dari 6

Ancaman terorisme di Indonesia masih ada

Kepolisian Indonesia telah menangkap 700 tersangka tindak pidana terorisme dalam 10 tahun
terakhir pasca peristiwa Bom Bali 1, dan sekitar 500 orang telah diadili.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan
aparat kepolisian telah menangkap ratusan pelaku tindak pidana terorisme dan
mengungkapkan jaringan mereka.
"Selama 10 tahun ini saya kira sudah cukup banyak teroris yang ditangkap, jaringannya
banyak sudah terungkap, sebetulnya itu suatu keberhasilan yang sangat bagus," kata Ansyaad
dalam perbincangan dengan BBC Indonesia pada awal Oktober lalu.
Setelah bom Bali 1, peristiwa dan upaya peledakan bom masih terus terjadi di Indonesia.
Setelah bom Bali 2002, Bali kembali menjadi sasaran ledakan bom pada 2005. Kemudian
Bom Kuningan, Bom Marriot 2003, Bom JW Marriot dan Ritz Carlton pada 2009 lalu.
Sejumlah pelaku ledakan bom Bali pun diadili dan tiga diantaranya dihukum mati yaitu
Amrozi, Imam Samudera dan Ali Ghufron. Selain itu, beberapa nama yang terlibat dalam
bom Bali 1 seperti Azhari, Noordin M Top tewas dalam penggrebekan oleh Densus 88 di
Batu Malang dan Solo, beberapa tahun lalu. Sementara itu Dulmatin, juga tewas di Pamulang
oleh densus 88 dua tahun lalu.
Juni lalu, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan hukuman 20 tahun
penjara terhadap Umar Patek atas perannnya dalam pengeboman Bali tahun 2002.
Sejumlah nama telah ditembak mati ataupun ditahan, seperti Abu Bakar Baasyir yang
beberapa kali keluar masuk penjara atas tuduhan terlibat dalam kegiatan terorisme sejak bom
bali 2002 lalu. Terakhir Baasyir divonis 15 tahun penjara karena menggalang dana untuk
pelatihan bersenjata di pengunungan Jantho Aceh Besar.

Opini : Kembali kepada diri sendiri dimana seharusnya mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk. Jiwa terorisme yang mengalir pada seseorang terbentuk karena minimnya
pengetahuan yang mereka miliki mengenai sebenarnya apa tujuan mereka melakukan seperti
itu bermanfaatkah bagi orang lain efeknya bagaimana setelah itu. Faktor psikis, ekonomi, dan
lungkungan pun menjadi faktor yang membuat karakter tersebut terbentuk

Perlukah asal-usul dana penyuapan


anggota DPR diusut?
Majelis Hakim mengatakan Miranda terbukti bersalah melakukan suap kepada lebih dari 25
anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 untuk memuluskan pemilihannya sebagai Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.
"Menjatuhkan pidana dengan terdakwa Miranda Swaray Goeltom dengan pidana penjara
selama tiga tahun," kata Ketua Mejelis Hakim Gusrizal, Kamis, 27 September.
Namun dalam sidang Miranda maupun tedakwa-terdakwa lain sebelumnya seperti Nunun
Nurbaeti dan anggota DPR yang terlibat tidak terungkap siapa yang menjadi penyandang
dana utama dan otak di belakang penyuapan anggota DPR tersebut.
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Komisi Johan Budi mengatakan KPK akan mengkaji
vonis terhadap Miranda dan tidak menutup kemungkinan akan melanjutkan penelusuran pada
pemberi dana utama.
"Nanti kalau membuka peluang dari keterangan-keterangan di persidangan bisa ditelusuri
lebih jauh yang disebut missing link selama ini, tentu KPK akan melakukan penyelidikan,"
kata Johan Budi kepada BBC Indonesia

Opini : Seharusnya masalah yang terjadi diusut secara detail sampai selesai dikarenakan
pihak tersebut merugikan orang lain dan negaranya karena telah mengambil yang bukan
miliknya.

Pemimpin Syiah Sampang divonis dua tahun


Pemimpin komunitas Islam Syiah di Sampang, Madura, Tajul Muluk divonis hukuman dua
tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Sampang, karena dianggap menodai agama.
Putusan ini lebih rendah dari tuntutan empat tahun oleh jaksa penuntut umum.
Dalam sidang yang dijaga ekstra ketat oleh aparat keamanan, majelis hakim di Pengadilan
Negeri Sampang, Madura, dalam amar putusannya menganggap, Tajul Muluk terbukti
bersalah melakukan penistaan agama, seperti diatur dalam pasal 154 a KUHP.
Wartawan Harian Surya yang bertugas di Madura, Muchsin, yang meliput persidangan ini,
mengatakan, putusan hakim ini dibuat berdasarkan keterangan para saksi.
"Berdasarkan beberapa saksi, baik pengikut Tajul Muluk, saksi ahli Ketua MUI Sampang,
ulama fiqih NU Sampang, dan beberapa saksi lain, ajaran muluk dianggap menyinggung dari
ajaran Islam," kata Muchsin kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (12/07)
sore.
"Diantaranya (dia mengatakan) sholat Jumat tidak wajib, naik haji tidak harus ke Mekah tapi
ke Karbala, Iran... Sholat lima waktu digabung jadi tiga, sementara Al-Quran yang kita baca
selama ini dianggap tidak asli"
Wartawan Harian Surya, Muchsin.
Muchsin kemudian mengungkapkan keterangan saksi-saksi yang mengutip ucapan Tajul
Muluk yang dianggap menista agama.

Opini : Menurut saya, untuk mempelajari agama lebih dalam lagi kita boleh mengikuti
komunitas-komunitas islam yang ada, tapi kita juga harus memilah dan memilih apa saja
telah kita dapatkan yang baik dan tidak menyimpang dengan ajaran yang pernah kita
dapatkan.

Korupsi pengadaan kitab suci Al Quran


Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan dua orang tersangka kasus dugaan korupsi
proyek pengadaan Al Quran di Kementerian Agama senilai sekitar Rp35 miliar.
Salah-seorang tersangka adalah anggota DPR, berinsial ZD, yang diduga menerima suap dari
sebuah perusahaan untuk menggolkan proyek pengadaan kitab suci umat Islam.
"ZD adalah anggota DPR sekaligus anggota Badan Anggaran periode 2009-2014," kata Ketua
KPK Abraham Samad dalam jumpa pers di kantor KPK, Jumat (29/06).
Selain menetapkan seorang anggota DPR sebagai tersangka, KPK juga menetapkan seorang
pengusaha yang diduga memberikan suap kepada ZD. Pengusaha tersebut, menurut KPK,
adalah kerabat atau keluarga ZD.
Ketua KPK Abraham Samad mengatakan lembaganya terus mengembangkan penyelidikan
terhadap kemungkinan dugaan keterlibatan pejabat Departemen Agama.
Sejak kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Al Quran ini muncul di media massa,
beraneka tanggapan muncul di masyarakat.
"Kalau mereka mengaku beragama, mengaku punya Tuhan, duduk di departemen yang
mengurus agama, kenapa masih melakukan hal-hal tersebut? Apalagi ini menyangkut kitab
suci," kata seorang warga Jakarta seperti disiarkan dalam warta berta Radio BBC Indonesia
pada Jumat, 29 Juni

Opini : Semuanya kembali kepada individu masing-masing. Kalau memang dia beriman dan
bertaqwa pada Tuhannya seharusnya dia memiliki pemahaman bahwa tidak boleh mengambil
yang bukan miliknya adalah dosa apalagi itu ditujukan untuk kepentingan orang lain.

Indonesia Masuk Fase Bencana Narkoba


Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT), Henry Yosodiningrat
mengatakan Indonesia kini memasuki fase bencana narkoba.
Ia memperbarui pernyataannya yang pernah menyebutkan Indonesia sedang mengalami masa
darurat narkoba. Hal ini, Henry ungkapkan karena semakin maraknya penyalahgunaan
narkoba di Indonesia dan adanya beberapa kebijakan yang menurut diamalah memperparah
keadaan.
"Kalau dilihat dari kejadian-kejadian penyalahgunaan, jumlah masuknya narkoba ke
Indonesia, dan angka kematian per hari akibat narkoba di Indonesia, kini sudah bukan pada
fase darurat lagi, tetapi ini sudah bencana narkoba, kata Henry saat dihubungi, Senin 15
Oktober 2012.
Mengenai dampak narkoba, Henry menjelaskan, penggunaan narkoba dapat mengakibatkan
disorientasi ruang dan waktu dan dispersepsi panca indera. Dihubungkan dengan kasus model
Novi Amilia, yang diduga mengemudi dibawah pengaruh narkoba dan alkohol Kamis 11
Oktober 2012 lalu, Henry berkomentar, Bisa saja saat itu dia mengira akan difoto, makanya
malah lepas baju, katanya menjelaskan.
Untuk langkah penanggulanan bencana narkoba yang disebutkan, Henry mengharapkan
setiap masyarakat mempunyai komitmen moral untuk memerangi narkoba, dengan tujuan
membantu saudara-saudara kita yang menjadi penyalahguna narkoba. "Khusus untuk
pecandu narkoba, mereka itu seharusnya direhabilitasi, bukan malah dihukum, karena
pecandu butuh pembinaan," ujarnya.
Henry mendesak kepada pemerintah, untuk mewajibkan kepada seluruh pemerintah daerah
setingkat provinsi untuk menyediakan tempat rehabilitasi dengan memasukkannya ke
anggaran daerah masing-masing.

Selain itu, Henry juga sangat prihatin dengan kebijakan-kebijakan yang tidak memihak pada
penanggulangan narkoba. "Saya prihatin ada hakim agung yang menghapus hukuman mati
untuk kasus narkoba, dan pemberian grasi oleh presiden kepada pelaku penyalahgunaan
narkoba. Saya melihat ini seperti orang yang mencuri di tengah-tengah bencana, bukannya
membantu, malah memperburuk keadaan," katanya.
Henry menambahkan bahwa kejahatan narkoba adalah kejahatan internasional yang sangat
sistematis dan terkonsep, tingkat militan tinggi dengan dana tak terbatas dan modus operandi
yang berubah-ubah. Maka kita harus melawannya juga dengan cara yang sama, harus
sistematis dan terkonsep, kata Henry.

Opini : Lebih menindak lanjuti kasus-kasus narkoba di Indonesia, mengusut semua jaringan
peredaran narkoba hingga tuntas. Untuk hukuman lebih dipertegas, dan untuk pihak berwajib
lebih bertanggung jawab dengan tugasnya, jujur dan berlaku sama terhadap semua pelaku
kriminalitas.

Anda mungkin juga menyukai