Kelompok 7
Dewa Purnama Sidi Putra
Oka yudy prayoga
Muhammad nurrudin
Sriwiriawati
BAB I
menjadi lebih cepat dan mudah. Diawali dengan berbagai metode dalam pengambilan
keputusan, pengetahuan juga berkembang dalam mencari metode untuk mengatasi
pemilihan yang mendasari pengambilan keputusan tersebut, selain itu dengan
kemajuan teknologi teknik pengambilan keputusan juga mengalami kemajuan dari
yang hanya memisahkan masalah dengan satu kriteria menjadi dapat memecahkan
masalah dengan banyak kriteria, atau lebih dikenal dengan Multi Criteria Decision
Making.
Proses integrasi pengambilan keputusan dengan komputer inilah yang
kemudian disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan atau yang lebih dikenal
Halaman
| 1
dengan Decision Support System. Sistem pendukung keputusan ini dapat diguanakan
untuk mengatasi masalah masalah yang menyangkut pemilihan, dan estimasi ataupun
pengangaran biaya, sehingga dengan menggunakan sistem ini perusahaan atau badan
usaha lainnya dapat mengalami kemajuan.
Perkembangan sistem pendukung keputusan ini tentu saja juga mengalami
banyak hambatan, terutama masalah rumit dan akurat atau tidaknya hasil keputusan
yang didapatkan oleh sistem. Namun hal ini banyak mendapat sorotan dan akirnya
banyak metode metode yang digunakan untuk mendukung sistem pendukung
keputusan ini, salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode AHP
(Analytic Hierarchy Process ).
Sehubungan dengan kemajuan teknologi tersebut maka APOTEK HERBA
gianyar juga ingin untuk menerapkan sistem yang serupa yang dapat digunakan
dalam membantu pasien untuk memilih obat yang sesuai dengan kriteria penyakit dan
kriteria lainya yang menjadi sumber pemilihan atau pengambilan keputusan, dengan
diterapkannya sistem tersebut, maka pihak apotek dapat meningkatkan kualitas
layanan terhadap konsumen.
Sehingga atas dasar masalah tersebut maka dipilihlah judul SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN OBAT DENGAN METODE AHP
UNTUK APOTEK HERBA GIANYAR
1.2 Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang tersebut maka masalah yang dapat diambil dari
pembuatau rancangan Sistem Pendukung Keputusan untuk Apotek Herba ini adalah
a. Bagaimana proses AHP dapat digunakan dalam pemilihan obat untuk
mendukung pengambilan keputusan oleh dokter dengan inputan kriteria dari
pasien
b. Bagaimana menerapkan sistem terkomputerisasi dalam mengatasi masalah
Sistem Pendukung Keputusan ini dalam apotek herba
c. Bagaimana merancang data obat sehingga sesuai dan dapat digunakan untuk
sistem pendukung keputusan ini.
Halaman
| 2
digunakan sebagai kriteria pemilihan tidak ada, sehingga atribut kriteria yand
dapat digunakan adalah kriteria atribut yang ada dalam data obat.
d. Sistem hanya dapat digunakan dalam lingkup apotek dan tidak dapat diakses
melalui jaringan diluar jaringan intra apotek
1.4 Tujuan
a. Tujuan utama sistem adalah untuk dapat meningkatkan pelayanan apotek
kepada pasien yang datang dalam apotek.
b. Ditujukan secara tidak langsung untuk dapat digunakan meningkatkan
penghasilan apotek.
Halaman
| 3
BAB II
LANDASAN TEORI
Halaman
| 4
Halaman
| 5
b. Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah
yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi alterntif-alternatif keputusan untuk memecahkan
masalah
2. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi
peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature)
3. Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur
hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table).
4. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan
Halaman
| 6
c. Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan
lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi
beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.
Terdapat
beberapa pendapat
para ahli
tentang proses
(1960)
mengajukan
model
yang
Hasil
diimplementasikan
pemilihan
dalam
tersebut
proses
kemudian
pengambilan
keputusan.
Halaman
| 7
Halaman
| 8
Man dan Watson sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan modelmodel keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun
yang tidak terstruktur.
Moore and Chang sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai
sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan
keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan
pada saat-saat yang tidak biasa.
Turban & Aronson (1998) sistem penunjang keputusan sebagai sistem yang
digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan
pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada
dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer
melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
Raymond McLeod, Jr. (1998) sistem pendukung keputusan merupakan sebuah
sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi
untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Halaman
| 9
Halaman
| 10
Halaman
| 11
Halaman
| 12
Halaman
| 13
Halaman
| 14
Halaman
| 15
pengambilan
keputusan
harus
dapat
memuat
objektif
keseluruhan.
Ini
menunjukkan
bahwa
pola
Halaman
| 16
validitas
sampai
batas
toleransi
prioritas
untuk
urutan
alternatif.
Pairwaise
tidak
menunjang
untuk
memodelkan
secara
kuantitatif.
b. Kelemahan
1) Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama
ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model
Halaman
| 17
Contoh Kasus
Adi berulang tahun yang ke-17, Kedua orang tuanya janji untuk membelikan
sepeda motor sesuai yang di inginkan Adi. Adi memiliki pilihan yaitu motor Ninja,
Tiger dan Vixsion . Adi memiliki criteria dalam pemilihan sepeda motor yang
nantinya akan dia beli yaitu : sepeda motornya memiliki desain yang bagus,
berkualitas serta irit dalam bahan bakar. Penyelesaian
Tahap pertama
Menentukan botot dari masing masig kriteria.
Kriteria
Desain
Desain
Irit
1
Halaman
| 18
Irit
0,5
1
Kualitas
0,333
0,667
Jumlah
1,833
3,667
Pricipal Eigen Value (max)
Consistency Index (CI)
Consistency Ratio (CR)
1,5
1
5,5
0,2727
0,1818
1,0000
3,00
0
0,0%
Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan bobot
dari masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini Desain merupakan bobot
tertinggi/terpenting menurut Adi, disusul Irit dan yang terakhir adalah Kualitas.
Cara membuat table seperti di atas
a. Untuk perbandingan antara masing masing kriteria berasal dari bobot yang
telah di berikan ADI pertama kali.
b. Sedangkan untuk Baris jumlah, merupakan hasil penjumalahan vertikal dari
masing masing kriteria.
c. Untuk Priority Vector di dapat dari hasil penjumlahan dari semua sel
disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi
dengan Jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut
dibagi dengan angka 3.
d. Untuk mencari Principal Eigen Value (max)
e. Rumusnya adalah menjumlahkan hasil perkalian antara sel pada baris
jumlah dan sel pada kolom Priority Vector
1) Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus CI = (max-n)/(n1)
2) Sedangkan untuk menghitung nilai CR Menggunakan rumuas CR =
CI/RI , nilai RI didapat dari
n
10
RI
5,8
0,9
1,12
1,24
1,32
1,41
1,45
1,49
Halaman
| 19
Jadi untuk n=3, RI=0.58. Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama
dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih
besar dari 10%, tidak bisa diterima.
Tahap Kedua
Kebetulan teman ADI memiliki teman yang memiliki motor yang sesuai dengan
pilihan ADI. Setelah Adi mencoba motor temannya tersebut adi memberikan
penilaian ( disebut sebagai pair-wire comparation)
Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit
Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas
Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas
Desain
Ninja
Tiger
Vixsion
Ninja
1
0,25
0,333
Tiger
4
1
2
Vixsion
3
0,5
1
Priority
Vector
0,6233
0,1373
0,2394
Halaman
| 20
Jumlah
1,583
Pricipal Eigen Value (max)
Consistency Index (CI)
Consistency Ratio (CR)
4,5
1,0000
3,025
0,01
2,2%
Priority
Irit
Ninja
Tiger
Vixsion Vector
Ninja
1
0,333
0,25
0,1226
Tiger
3
1
0,5
0,3202
Vixsion
4
2
1
0,5572
Jumlah
8
3,333
1,75
1,0000
3,023
Pricipal Eigen Value (max)
0,01
Consistency Index (CI)
2,0%
Consistency Ratio (CR)
Irit
Ninja
Tiger
Vixsion
Ninja
1,00
0,010
0,10
Tiger
100,00
1,00
10,0
Vixsion
10,00
0,100
1,0
Jumlah
111,00
1,11
11,10
Pricipal Eigen Value (max)
Consistency Index (CI)
Consistency Ratio (CR)
Priority
Vector
0,0090
0,9009
0,0901
1,0000
3
0
0,0%
Tahap ketiga
Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing
kriteria bagi ketiga motor pilihannya, maka langkah terakhir adalah menghitung total
skor untuk ketiga motor tersebut. Untuk itu ADI akan merangkum semua hasil
penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight,
seperti berikut.
Halaman
| 21
Overall
composit
weight
Desain
Irit
Kualitas
Composit Weight
weight
Ninja
Tiger
Vixsion
0,5455
0,2727
0,1818
0,6233
0,1226
0,0090
0,3751
0,1373
0,3202
0,9009
0,3260
0,2394
0,5572
0,0901
0,2989
Halaman
| 22
BAB III
METODE PENELITIAN
Halaman
| 23
mungkin lebih mementingkan harga daripada kualitas obat, selain itu kriteria lain
dapat berupa jenis obat, kadangkala beberapa pasien lebih memilih obat jenis tablet
daripada puyer.
Jadi pada dasarnya masalah terjadi karena komunikasi antara pasien dan
dokter dalam pemilihan obat sangat kurang, sehingga obat hasil pemilihan dokter
belum tentu cocok bagi kriteria pasien, dokter mungkin saja dapat melakukan
komunikasi dengan pasien namun tanpa bantuan sebuah sistem pemilihan obat,
proses ini memerlukan waktu yang lama, sehingga penggunaan sistem yang dapat
membantu pemilihan obat diperlukan dalam proses ini.
3.3 Perancangan Sistem
Dari permasalahan diatas, timbul solusi pembuatan sistem pendukung
keputusan dalam pemilihan obat, sedangkan untuk metode yang digunakan dalam
proses pemilihan menggunakan metode AHP, pemilihan metode AHP ini didasarkan
pada adanya banyak kriteria dalam pemilihan obat, namun kriteria ini sudah
ditetapkan yaitu ( Merk , harga, kualitas, dan jenis obat ). Jenis obat disini dapat
diartikan dengan apakah obat tersebut berbentuk tablet, sirup, atau bentuk lainnya.
Perancangan sistem dimaksudkan penggunaannya oleh dokter untuk
membantu proses pemilihan obat berdasarkan kriteria diatas. Setelah dokter
melakukan diagnosa terhadap pasien, maka dokter akan menanyakan prioritas yang
dikehendaki dari pasien, prioritas disini artinya pasien diberikan pilihan untuk
mengurutkan kriteria merk, harga, kualitas, dan jenis obat dari yang paling penting
hingga yang tidak terpenting, jadi pasien tidak perlu tau dunia obat secara mendalam.
Yang perlu dilakukan pasien adalah memilih prioritas tertinggi hingga prioritas
terendah.
Setelah pasien memberikan uraian prioritas maka dokter menginputkan data
prioritas tersebut kedalam sistem, untuk kemudian sistem melakukan proses
pemilihan obat dengan yang sesuai dengan data penyakit dan data kriteria yang
diinputkan tadi.
Sedangkan untuk penggunaan data , secara singkat sistem menggunakan data
data obat dan data penyakit yang sudah diinputkan terlebih dahulu, jika jenis penyakit
tidak ada dalam sistem maka, keseluruhan sistem tidak akan bisa berjalan, dan
alternatifnya adalah menggunakan proses manual seperti biasanya.
3.3.1 Diagram Alir Sistem
Halaman
| 24
MULAI
Pasien
memperiksakan
diri
Dokter
Mendiagnosa
Penyakit
Proses AHP
pemilihan obat
berdasarkan data
obat dan data
prioritas
Tampilkan Hasil
Obat Terpilih
Dokter
Meninputkan
data penyakit
Data Obat
Terpilih
Input Nilai
Prioritas
Dt Penyakit
Selesai
Nilai
Prioritas
Data Penyakit ada ??
Tidak
ya
Dt Obat
Selesai
Dokter meminta
pasien untuk
menentukan prioritas
kriteria ( merk Harga
Kualitas )
Data Obat
Terfilter
Halaman
| 25
Tambah Data
Edit Data
Mulai
Mulai
Mulai
Nama obat
Harga
Komposisi
Keterangan
dll
Nama obat
Harga
Komposisi
Keterangan
dll
Nama obat
Harga
Komposisi
Keterangan
dll
Ada
Tidak
Obat Sudah
Ada?
Delete Data
Tidak
Obat ada??
Obat ada??
Tidak
Ya
ya
Simpan Data Obat
Data Obat
Data Obat
Data Obat
Selesai
Selesai
Selesai
Halaman
| 26
Tambah Data
Mulai
Id Penyakit,
Nama
Penyakit,
keterangan
Ada
Data Penyakit
Tidak
Selesai
Edit
Mulai
Id Penyakit,
Nama
Penyakit,
keterangan
Tidak
Data Penyakit
Ya
Selesai
Delete
Mulai
Id Penyakit,
Nama
Penyakit,
keterangan
Tidak
Delete Data
Data Penyakit
Ya
Selesai
Halaman
| 27
Mulai
Mengambar Matrik
Overall Weight data
Keseluruhan
Menentukan Masalah
Menentukan masing
masing Priority Vector
kriteria
Menentukan Kriteria
Peniliaan
Hasil Terpilih
Mengambarkan Matrik
Pair Wise Comparasion
Nilai Prioritas
Kriteria [ 1 9 ]
Menghitung eigen
Value Max ,
Consistency Index , dan
Consistency Ratio
Mengambar Matrik
Perbandingan
Selesai
Halaman
| 28
Input Kriteria
SPK Pemilihan
Obat
Dokter
Hasil Pemilihan
Dengan AHP
Data Penyakit
Dt Obat
Data Obat
Dt Penyakit
Pemilihan Obat
Obat Terpilih
Input penyakit, dan prioritas kriteria
Konfirmasi
Data Obat
Dokter
Maintenance
Data Obat
Data Penyakit
Apoteker
Maintenance
Data Penyakit
Konfirmasi
Maintenance
Data Jenis Obat
Konfirmasi
Dt Jenis Obat
Halaman
| 29
Input kd_obat
Input Data Obat
Apoteker
Konfirmasi
Konfirmasi
Edit Data
Tambah
Edit
Hapus
Data obat
Data baru
Cari Data
Edit
Data Obat
Simpan Data Obat
Konfirmasi
Cari data
Data obat
Data Obat
Data Obat
Hapus data
Halaman
| 30
Input Kd _penyakit
Input data Baru
Apoteker
Konfirmasi
Konfirmasi
Edit Data
Edit
Hapus
Data Penyakit
Data baru
Cari Data
Edit
Data Penyakit
Tambah
Konfirmasi
Cari data
Data Penyakit
Data Penyakit
Data Penyakit
Hapus data
Halaman
| 31
Apoteker
Konfirmasi
Konfirmasi
Edit Data
Tambah
Edit
Hapus
Cari Data
Edit
Konfirmasi
Cari data
Hapus data
Halaman
| 32
Jenis Penyakit
Obat
obat
Data Terpilih
Input Nilai
Prioritas
Pilih Penyakit
Dokter
Nilai Prioritas
Baca Data
Penyakit
Pemilihan Obat
AHP
Data Penyakit
Data Obat
terfilter
Data penyakit
Obat Terpilih
Dt Penyakit
Data Obat
Data Jenis Obat
Data jenis Obat
Halaman
| 33
Apoteker
Menginputkan
Obat
Termasuk
Menginputkan
Bagian Dari
Penyakit Obat
M
M
Penyakit
Bagian Dari
Halaman
| 34
Jenis Obat
Termasuk
#
o
o
o
Apoteker / Pegawai
id_apoteker
Integer
alamat
Variable characters (50)
no_telp
Variable characters (15)
nama_pegawai Variable characters (50)
...
Menginputkan
#
o
o
o
o
o
id_obat
nama_obat
merk
komposisi
keterangan
tgl_kadaluarsa
...
Menginputkan
Obat
Integer
Variable characters (50)
Variable characters (50)
Variable characters (1000)
Variable characters (1000)
Date & Time
Berada dalam
Penyakit
# id_penyakit
Integer
o nama_penyakit Variable characters (50)
o gejala_penyakit Variable characters (200)
...
Relationship_5
Terlibat
# id_penyakit_obat
Integer
# id_obat_penyakit_obat
Integer
# id_penyakit_penyakit_obat Integer
...
Halaman
| 35
Jenis Obat
id_jenisobat INTEGER
<pk>
id_obat
INTEGER
<fk>
jenisobat
VARCHAR(15)
...
FK_JENIS_OB_TERMASUK_OBAT
Obat
id_obat
Apoteker / Pegawai
id_apoteker
id_apoteker
INTEGER
<pk>FK_OBAT_MENGINPUT_APOTEKERnama_obat
merk
alamat
VARCHAR(50)
komposisi
no_telp
VARCHAR(15)
keterangan
nama_pegawai VARCHAR(50)
tgl_kadaluarsa
...
...
FK_PENYAKIT_MENGINPUT_APOTEKER
INTEGER
<pk>
INTEGER
<fk>
VARCHAR(50)
VARCHAR(50)
VARCHAR(1000)
VARCHAR(1000)
DATETIME
FK_RELATION_BERADA_DA_OBAT
Relationship_5
Penyakit
id_penyakit
FK_RELATION_TERLIBAT_PENYAKIT
id_penyakit
INTEGER
<pk>
id_obat
id_apoteker
INTEGER
<fk>
id_penyakit_obat
nama_penyakit VARCHAR(50)
id_obat_penyakit_obat
gejala_penyakit VARCHAR(200)
id_penyakit_penyakit_obat
...
...
INTEGER
INTEGER
INTEGER
INTEGER
INTEGER
Halaman
| 36
<pk,fk1>
<pk,fk2>
<pk>
<pk>
<pk>
Pemilihan Obat
Keluar
ID - OTOMATIS
Nama Obat
Enter Text
Merk
Enter Text
Komposisi
Enter Text
Keterangan
Enter Text
Tambah
Edit
Hapus
SPK - Kelompok 7
Pemilihan Obat
Keluar
Pemilihan Obat
Pilih Penyakit
Penyakit
Kriteria Urutkan
TBC
Merk
Demam
Kualitas
Batuk
Harga
Jenis Obat
SPK - Kelompok 7
Halaman
| 37
Halaman
| 38