Anda di halaman 1dari 7

TEORI AKUNTANSI

Metodologi Akuntansi

Anggota kelompok :
Dian Andriani Putri

1202120080

Riska Baini Nurshanti

1202124100

Selma Islammy

1202120101

Akuntansi C 2012

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Telkom

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Metodologi Akuntansi.
Makalah ini dibuat dengan berbagai dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bandung, 27 Januari 2015

Penulis

PENDEKATAN DALAM TEORI AKUNTANSI


KLASIFIKASI TEORI DAN VERIFIKASI TEORI

A. Pendekatan Dalam Teori Akuntansi


1. Pendekatan pajak
Dalam pendekatan ini, jenis pajaknya adalah pajak penghasilan, dimana pengaruh pajak
penghasilan yang bersifat tidak langsung sangat besar. Dalam perkembangannya, undangundang pajak penghasilan menciptakan suatu perbaikan dalam praktek akuntansi umum
dan konsistensinya dapat dipertahankan.
Tujuan-tujuan akuntansi pajak berbeda dengan tujuan pelaporan keuangan. Akuntansi
pajak tidak memerlukan pengukuran penghasilan (laba/rugi) perusahaan, tetapi lebih
tertarik pada penetapan suatu dasar untuk keperluan pajak. Sehingga kesimpulan
akuntansi pajak tidak relevan untuk keperluan pemakai laporan keuangan.
2. Pendekatan legal
Pendekatan ini berkaitan dengan perolehan hukum (legal), dimana dalam akuntansi suatu
penjualan harus diakui bila hak milik legal berpindah. FASB telah menyelidiki
penggunaan hukum untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi dan dicatat bahwa dalam
setiap masalah ekonomi terkait juga dengan masalah legal. Misalnya penghasilan harus
direalisasi. Dalam hal investasi, tidak ada penghasilan sampai ada keuntungan yang
terpisah dan terealisasi.
3. Pendekatan etika
Pendekatan etika daam teori akuntansi menekankan pada konsep-konsep keadilan,
kebenaran, dan kewajaran. Dalam sistem akuntansi yang andal harus tidak ada
kesengajaan untuk memihak pada pihak tertentu (netralitas) dan kejujuran dalam
penyajian laporan keuangan. Pendekatan etika mempunyai pengaruh yang meresap di
seluruh aspek akuntansi.
4. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam akuntansi diambil dari tiga jalur yang berbeda,
makroekonomi, mikroekonomi, dan sosial korporasi.
a. Makroekonomi
Pendekatan makroekonomi menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan terhadap
pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkat industri atau perekonomian

nasional. Salah satu tujuan akuntansi harus dapat mengarahkan perilaku


perusahaan/individu kea rah kebijakan ekonomi nasional.
b. Mikroekonomi
Pendekatan mikroekonomi menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan terhadap
pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkat perusahaan. Perusahaan
sebagai satuan usaha ekonomi yang kegiatan utamanya dapat mempengaruhi
perekonomian melalui operasi pasar.
c. Akuntansi sosial korporasi
Membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan biaya polusi lingkungan,
pengangguran, kondisi kerja yang tidak sehat, dan masalah-masalah sosial lainnya
yang biasanya diaporkan oleh perusahaan, kecuali jika biaya-biaya tersebut
ditanggung langsung oleh perusahaan melalui pemajakan dan regulasi.
5. Pendekatan perilaku
Fokus dalam pendekatan ini pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para
pengambil keputusan dan berbagai perilaku individu/kelompok sebagai akibat dari
disajikannya informasi akuntansi. Teori perilaku mencoba mengukur dan mengevaluasi
pengaruh-pengaruh ekonomi, psikologis, dan sosiologis yang ditimbulkan oleh prosedurprosedur akuntansi dan media pelaporan.
6. Pendekatan struktural
Fokus dalam pendekatan ini adalah pada sruktur sistem akuntansi itu sendiri. Para
akuntan mengupayakan adanya konsistensi dalam mencatat dan melaporkan transaksi.
Sampai akhirnya pada tahun 1941, Committee on Terminology dalam American Institute
of Accountants (AIA) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan dengan cara
yang signifikan yang berdasarkan nilai uang suatu transaksi dan peristiwa yang bersifat
keuangan untuk kemudian menginterpretasikan hasilnya.

B. Klasifikasi Teori Akuntansi


1. Teori sebagai bahasa
a. Teori sintaksis
Teori sintaksis adalah ilmu tentang logika/tata bahasa. Teori ini dalam akuntansi
berhubungan dengan struktur pengumpulan data dan pelaporan keuangan yang
mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan
bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana

mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Sintaksis penting dalam


akuntansi karena berhubungan logis dengan bagian lagiannya.
b. Teori semantik
Teori semantik adalah ilmu tentang makna bahasa. Dalam akuntansi, teori ini diperlukan
untuk memberikan pengertian tentang konsep-konsep akuntansi sehingga penafsiran
konsep-konsep oleh pembuat (akuntan) sama dengan penafsiran para pemakai laporan
akuntansi. Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak
mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi itu sendiri. Misalnya, laba
merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban, setelah
diterapkan suatu aturan untuk mengukur pendapatan dan beban.
c. Teori pragmatik
Teori pragmatik adalah ilmu tentang pengaruh bahasa. Dalam akuntansi menekankan
pada pengaruh laporan akuntansi terhadap perilaku atau pengambilan keputusan.
Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil
keputusan dan perilaku individu/kelompok akibat penyajian informasi tersebut, serta
pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen perusahaan, dan pengaruh
umpan balik terhadap tindakan akuntan dan auditor. Jadi teori ini menilai pengaruhpengaruh ekonomi, psikologis, dan sosiologis dan prosedur-prosedur akuntansi dan media
pelaporannya.
2. Teori sebagai pemikiran
a. Pemikiran deduktif
Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda
akan mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsipprinsip yang berbeda pula.
Kelemahan metode deduktif adalah jika postulat dan premis salah. Maka
kesimpulannya juga akan salah. Pendekatan ini juga dianggap menyimpang dari
kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip-prinsip yang realistis dan berguna atau
untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.
b. Pemikiran induktif
Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan
pengukuran yang spesifik. Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan
data keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka
generalisasi prinsip dapat dirumuskan, sehingga prinsip baru dapat ditemukan.
Misalnya, pengamatan tehadap sejumlah perusahaa dapat dibuktikan kecenderungan

histroris dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas
yang akan diterima dari pelanggan di masa yang akan datang.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak dibatasi oleh model/struktur yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti bebas, mengadakan pengamatan yang dianggap
relevan.
Kelemahan utama dari pendekatan ini adalah para pengamat cenderung dipengaruhi
oleh ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang
harus diamati. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah data mentah mungkin
berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit
untuk menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya, hubungan antara total
pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan untuk beberapa perusahaan,
tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor historis merupakan pengukuran yang
baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa yang akan datang dalam
seluruh kasus.
3. Teori sebagai panduan
a. Deskriptif
Teori deskriptif mengemukakan dan menjelaskan informasi keuangan apa yang
disajikan dan dikomunikasikan kepda para pemakai laporan keuangan serta
bagaimana Teori penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori-teori induktif menurut
sifatnya biasanya bersifat positif. Lazim juga disebut Teori Akuntansi Positif. Contoh
: Kajian tentang hutang, bonus, biaya politik, ekuitas.
b. Normatif
Normatif mencoba menerapkan data apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana
data itu harus disajikan. Berarti, teori ini menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan
apa yang sebenarnya disajikan. Lazim disebut teori akuntansi normatif. Contoh :
akuntansi untuk perubahan harga.
Pertanyaan
normatif
mencoba

mengungkapkan

cara

terbaik

untuk

mempertanggungjawabkan suatu transaksi. Sedangkan pertanyaan positif mencoba


mengungkapkan bagaimana manajemen dan pihak-pihak lainnya memutuskan cara
mana yang terbaik bagi mereka.
C. Verifikasi Teori

Verifikasi dapat didefinisikan sebagai penetapan akseptabilitas, atau kebenaran, suatu teori.
Semua teori haruslah baik secara logika, tetapi di luar itu sifat verifikasi akan tergantung
pada sifat teori yang diverifikasi. Teori-teori normatif dinilai dengan cara yang satu; teoriteori positif dengan cara yang lain.
Dalam pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi, teori akuntansi harus
dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada beberapa tingkat:
a. Premis mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala
yang dapat diamati.
b. Hubungan beberapa pernyataan didalam teori harus dapat diuji dari segi konsistensi
logis.
c. Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti, maka
kesimpulan teori atau hipotesis yang sedang diuji harus tergantung pada verifikasi nilai
yang independen.

Anda mungkin juga menyukai