Anda di halaman 1dari 6

REFERAT

PENGELOLAAN CAIRAN PADA PASIEN


DEHIDRASI DAN SYOK HIPOVOLEMIK

OLEH
RUHASRI HUMASTUTI

1061050083

RIRIS RISMAWATI

1061050197

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANASTESI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cairan tubuh
Air adalah bagian terbesar dalam tubuh, air melarutkan semua zat pelarut dalam tubuh.
Total air dalam tubuh (TBW) adalah presentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air
jumlahnya sangat variatif pada semua orang hal tersebut disebabkan oleh karena perbedaan
umur, jeis kelamin, dan kandungan lemak tubuh. Air membentuk sekitar 60 % dari berat badan
pria dan sekitar 50 % dari berat badan wanita. Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% dari
berat badan.
Tabel 1.
Air Tubuh Total dalam Presentase Berat Badan
Usia
Bayi (baru lahir)
Dewasa Pria (20-40 tahun)
Dewasa Wanita (20-40
tahun)
Usia Lanjut (60 + tahun)

Presentase berat badan


75 %
60%
50 %
45-50%

Cairan dalam tubuh dipisahkan menjadi dua kompartemen utama yaitu cairan yang
berada di dalam sel (interselular) maupun cairan yang berada di luar sel (ekstraselular). Dari air
tubuh total orang dewasa sekitar 40 % nya adalah cairan interselular, dan sepertiga sisanya atau
kurang lebih 20 % sisa air tubuh totalnya adalah cairan ekstraseluler. Cairan ekstraselular dalam
tubuh sediri dibagi menjadi bagian cairan interstisial limfe yang letaknya diantara sel sebesar 15
% dan cairan intravaskular atau cairan plasma sebesar 5%. Selain cairan interstisial limfe dan
cairan intravaskular, sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokular dan sekresi
saluran cerna membentuk sebagian kecil (1-2 % dari berat badan) dari cairan ekstraseluler yang
disebut sebagai cairan transelular.

B. Elektrolit Utama dan Distribusinya


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh meliputi elektrolit dan non elektrolit. Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik. Zat non
elektrolit terdiri dari protein,urea,glukosa, oksigen,karbon dioksida dan asam asam organik.
Garam yang terurai dalam air menjadi satu atau lebih partikel yang bermuatan disebut sebagai
ion atau elektrolit. Elektrolit dalam tubuh mencakup Na +, K+, Ca2+, Mg2+, Cl- , HCO3- , HPO4= ,

dan SO4=. Larutan elektrolit menghantarkan aliran listrik. Ion bermuatan positif disebut kation
dan ion bermuatan negatif disebut anion.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi disetiap bagiannya, dan pada
keadaan sehat elektrolit dalam jumlah yang tepat dan seimbang. Kation utama dari cairan
ekstraselular adalah Na+ dan anion utamanya adalah Cl- dan HCO3- konsentrasi kedua ion ini
rendah pada cairan intraseluler. Pada cairan intraseluler kation utama adalah K + dan anion utama
adalah HPO4=.
Sebagai partikel terbanyak dari cairan ekstraseluler, Na+ punya peran penting dalam
mengendalikan volume cairan tubuh total, sedangkan K+ berperan penting dalam mengendalikan
volume sel. Perbedaan muatan listrik di ekstra dan intra seluler diperlukan untuk mengasilkan
kerja saraf dan otot. Sedangakan beda konsentrasi K+ dan Na+ di ekstra dan intra selular
berperan untuk mempertahankan muatan listrik tersebut. Meskipun konsentrasi ion pada tiap
bagian berbeda beda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan negatif harus
sama dengan jumlah muatan positif di tiap bagian. Mempertahankan muatan listrik yang netral
memiliki arti penting dalam menentukan perpindahan ion antara cairan ekstraseluler dan
intraseluler pada ginjal.
C. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Cairan tubuh dan zat terlarut di dalamnya berada dalam mobilitas yang konstan. Proses
asupan dan keluaran terjadi terus menerus. Yang pertama oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit
diangkut ke paru dan saluran cerna dalam bagian cairan intravaskular kemudian dibawa
keberbagai bagian tubuh melalui sistem sirkulasi. Kedua cairan intravaskular dan zat terlarut di
dalamnya saling bertukaran secara cepat dengan cairan interstisial limfe melalui membran
kapiler semipermeabel. Ketiga cairan interstisial limfe dan zat terlarut dalamnya bertukaran
dengan cairan intraseluler melalui membran sel yang sifatnya permeabel selektif. Meskipun
proses ini terjadi terus menerus, tapi komposisi dan volume cairan relatif stabil yang disebut
keseimbangan dinamis atau homeostatis. Mekanisme perpindahan zat terlarut dan air yang terjadi
dalam tubuh melibatkan mekanisme transpor aktif dan pasif. Mekanisme transpor aktif
memerlukan energi tapi tidak dengan mekanisme transpor pasif. Difusi dan osmosis adalah
mekanisme yang terjadi pada transpor pasif.
Perpindahan zat terlarut antara bagian bagian cairan tubuh dibatasi oleh membran sel.
Molekul lemak dan protein yang ada telah tersusun sedemikian rupa sehingga hanya zat tertentu
yang dapat melewatinya. Pori pori membran sel hanya dapat dilewati oleh air dan zat kecil yang
terlarut dalam air seperti ion dan glukosa. Zat larut lemak seperti urea, oksigen dan karbon
dioksida dapat langsung menembus membran sel. Sebagian zat terlarut berpindah dengan
mekanisme transpor pasif. Difusi sederhana adalah perpindahan partikel partikel dalam segala
arah melalui larutan atau gas. Beberapa hal yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat
terlarut adalah permeabilitas membran, konsentrasi, potensial listrik dan perbedaan tekanan.

Permeabilitas adalah perbandingan antara ukuran partikel yang berdifusi dengan ukuran
pori pori membran. Partikel kecil seperti air dan ion dapat langsung menembus membran namun
partikel berukuran besar seperti glukosa menembus membran dengan difusi terfasilitasi. Pada
difusi terfasilitasi protein pembawa terikat membran bergabung dengan molekul yang akan
dipindahkan dan bekerja secara ulang alik. Dalam proses difusi, zat terlarut berpindah dari
daerah yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke daerah yang memiliki konsenrasi lebih rendah
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi pada kedua sisi membran. Selain oleh karena
perbedaan konsentrasi difusi partikel bermuatan juga dipengaruhi oleh beda potensial listrik dari
kedua sisi membran. Partikel bermuatan positif cenderung untuk berpindah ke sisi membran sel
yang bermuatan negatif (atau bagian dalam sel) dan begitu juga sebaliknya dalam usaha untuk
mencapai keseimbangan muatan listrik dan karena daya tarik muatan yang berlawanan.
Perbedaan konsentrasi dan muatan listrik bekerja sama dalam mengatur perpindahan elektrolit
hal ini disebut sebagai potensial elektrokimiawi yaitu kekuatan yang mendorong perpindahan
pasif elektrolit. Yang terakhir adalah perbedaan tekanan hidrostatik meningkatkan difusi zat
terlarut melalui membran kapiler.
Perpindahan zat terlarut melewati membran sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan
atau muatan listrik disebut transpor aktif. Transpor aktif berbeda dengan transpor pasif karena
memerlukan energi dalam bentuk ATP (adenosin tripospat). Salah satu transpor aktif yang paling
umum adalah sistem ATPase yang diaktivasi oleh Na-K yang terjadi di membran sel. Molekul
enzim tunggal ini mempompa 3 molekul Na+ keluar dari sel untuk memasukan 2 ion K + dan 1
ATP. Sistem ini berperan penting dalam memepertahankn konsetrasi yang sesuai antara Na dan K
dalam ekstra dan intra seluler sehingga mempertahankan elektropotensial membran.
Berbeda dengan elektrolit dan zat terlarut air dapat menembus semua membran tbuh
secara bebas. Perpindahan air di antara berbagai bagian di kendalikan oleh dua kekuatan yaitu
tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik. Tekanan osmotik adalah daya dorong air yang
dihasilkan oleh partikel zat terlarut di dalamnya. Tekanan hidrostatik adalah daya kompresi
cairan . osmosis adalah proses difusi air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air
terjadi dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang tinggi (larutan encer ke larutan pekat).
Perpindahan air diantara plasma dan cairan interstisial tidak begitu di pengaruhi oleh Na
karena kadar Na pada kedua bagian ini sama besar. Distribusi air pada bagian ini diatur oleh
tekanan hidrostatik darah kapiler yang terutama dihasilkan oleh pemompaan jantung dan tekanan
osmotik koloid atau tekanan onkotik yang terutama dihasilkan oleh albumin serum. Koloid
bekerja sebagai osmol yang efektif karena berada dalam ruang intravaskuler dan tidak dapat
melewati membran kapiler dengan mudah. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang
interstisial disebut sebagai ultrafiltrasi karena air, elektrolit dan zat terlarut mudah menembus

BAB III
PEMBAHASAN
A. DEHIDRASI
1. Definisi
Dehidrasi adaah kehilangan air murni yang dapat menyebabkan hipernatremia, namun
terkadang disalahartikan menjadi keadaan berupa kehilangan volume cairan ekstraselular atau
hipovolemia.
Kehilangan volume cairan adalah keadaan umum yang terjadi dalam berbagi keadaan
klinis yang berkaitan dengan kehilangan cairan melalui ginjal ataupun diluar ginjal. Penurunan
volume cairan lebih cepat terjadi jika kehilangan cairan tubuh abnormal disertai dengan
penurunan asupan oleh sebab apapun.
Penyebab kehilangan volume cairan isotonik paling sering disebabkan oleh karena
kehilangan sebagian dari cairan sekresi harian saluran cerna (total 8 L/hari). Kehilangan sekresi
saluran cernna dalam jumlah yang bermakna dapat terjadi pada muntah berkepanjangan, diare
berat atau perdarahan. Kekurangan cairan isotonik menyebabkan menurunnya jumlah natrium
dan air. Penyebab lain defisit volume cairan adalah tersimpannya cairan pada cedera jaringan
lunak, luka bakar berat, peritonitis dan obstruksi saluran cerna. Retensi cairan dalam ruang non
ekstra ataupun intraselular disebut sebagai penempatan pada ruang ketiga yang menyebabkan
pertukaran ke ekstraselular menjadi tidak mudah.Retensi cairan di area yang tidak semestinya
biasanya berasal dari cairan ekstraselular hal itu menyebabkan penurunan volume darah sirkulasi
yang efektif.
2. Gejala
Gejala umum dari penurunan volume cairan sedang sampai berat adalah lesu, lemah,lelah
dan anoreksia. Tanda awal penurunan volume plasma adalah hipotensi ortostatik dengan
penurunan tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai