Anda di halaman 1dari 92

+

SKENARIO 4.
SAKIT KEPALA YANG BERKEPANJANGAN
TUTOR
6B

TUJUAN PEMBELAJARAN

1.

Definisi dan Klasifikasi Gangguan Mental Organik.

2.

Patofisiologi Tumor Otak.

3.

Manifestasi Klinis Tumor Otak.

4.

Diagnosis Kerja Gangguan Mental Organik.

5.

Diagnosis Banding Gangguan Mental Organik.

6.

Penatalaksanaan dan Prognosis Gangguan Mental


Organik.

1. DEFINISI
DAN
KLASIFIKASI
GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Gangguan mental organik didefinisikan sebagai


gangguan dimana terdapat suatu patologi yang dapat
diidentifikasi
(contohnya
tumor
otak.
penyakit
cerebrovaskuler, intoksifikasi obat)

Bagian yang disebut Gangguan Mental Organik


dalam DSM III-R sekarang disebut sebagai Delirium,
Demensia, Gangguan Amnestik Gangguan Kognitif lain,
dan Gangguan Mental karena suatu kondisi medis
umum yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.

Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi


berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar
penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit,
cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak.
Disfungsi otak ini dapat primer atau sekunder

Primer : seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang


langsung atau diduga mengenai otak.
Sekunder : seperti pada gangguan dan penyakit sistemik
yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa
organ atau sistem tubuh.

+
Gambaran utama:
Gangguan

Fungsi Kognitif

misal : daya ingat (memory), daya pikir (intellect ),


daya belajar (learning )
Gangguan

Sensorium

misal : gangguan kesadaran ( conciousness ) dan


perhatian ( attention )
Sindrom

dengan manifestasi yang menonjol


dalam bidang:

Persepsi ( halusinasi )
Isi pikiran ( waham / delusi )
Suasana perasaan dan emosi ( depresi, gembira,
cemas )

+
DEMENSIA

Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh


berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan
kesadaran.

Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia


adalah inteligensia umum, belajar, dan ingatan,
bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi,
perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan dan
kemampuan sosial. Kepribadian pasien juga
terpengaruh

+
Epidemiologi

DepKes 1998, populasi usia lanjut diatas


60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia
lanjut kurang lebih 15 juta).
Sampai saat ini diperkirakan 30 juta
penduduk dunia mengalami Demensia
dengan berbagai sebab.
Kira-kira 5 % usia lanjut 65 70 tahun
menderita demensia dan meningkat dua
kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45
% pada usia diatas 85 tahun.
Pada negara industri kasus demensia
0.5 1.0 % dan di Amerika jumlah
demensia pada usia lanjut 10 15% atau

+
Etiologi

Demensia mempunyai banyak penyebab, tetapi demensia


tipe Alzheimer dan demensia vaskular sama-sama
berjumlah 75 persen dari semua kasus.
Penyebab demensia lainnya yang disebutkan dalam DSMIV adalah penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jakob,
penyakit Parkinson, Human Immunodeficiency Virus (HIV),
dan trauma kepala

+
Klasifikasi

Menurut umur:

Demensia prasenilis (<65th)

Menurut perjalanan penyakit:

Demensia senilis (>65th)

Reversibel
Ireversibel

Menurut sifat klinis:

Demensia proprius
Pseudo-demensia

+
Menurut kerusakan struktur otak:
Tipe

Alzheimer

Tipe

non-Alzheimer

Demensia

vaskular

Demensia

Jisim
Body dementia)

Demensia

Lewy

(Lewy

Lobus frontal-temporal

Demensia

terkait
SIDA(HIV-AIDS)

Morbus

Parkinson

Morbus

Huntington

dengan

Morbus

Pick

Morbus

Jakob-Creutzfeldt

Sindrom

GerstmannStrussler-Scheinker

Prion

disease

Palsi

Supranuklear progresif

Multiple

sklerosis

Neurosifilis
Tipe

campuran

+Demensia Tipe Alzheimer


Allois

Alzheimer pertama kali menggambarkan penyakit ini sekitar tahun 1907.

Demensia tipe ini di tandai dengan gejala :

Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif


Daya ingat terganggu, ditemukan adanya: afasia, apraksia, agnosia, gangguan
fungsi eksekutif.

Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru.

Perubahan kepribadian (depresi, obsesitif, kecurigaan).

Kehilangan inisiatif.

Faktor resiko penyakit Alzheimer :

Riwayat demensia dalam keluarga

Sindrom down

Umur lanjut

Apolipoprotein, E4

+Demensia Vaskular

15 30 % dari semua kasus demensia

Predisposisi hipertensi dan gangguan kardiovaskular.

Gejala klinis demensia tipe Vaskular, disebabkan oleh gangguan


sirkulasi darah di otak. Dan setiap penyebab atau faktor resiko
stroke dapat berakibat terjadinya demensia,.

Pengobatan terhadap faktor resiko

Pengendalian faktor resiko hipertensi, DM

+
Penyakit Pick

Ditandai atrofi
frontotemporal.

yang

lebih

banyak

dalam

daerah

Lebih sering pada laki-laki


Ditandai oleh perubahan kepribadian dan perilaku, dengan
fungsi kognitif lain yang relatif bertahan

+
Penyakit Creutzfeldt-Jakob

Penyakit degeneratif otak yang jarang


Disebabkan oleh agen yang progresif secara lambat, dan
dapat ditransmisikan (yaitu, agen infektif), paling mungkin
suatu prion, yang merupakan agen proteinaseus yang tidak
mengandung DNA atau RNA
Onset penyakit ditandai oleh perkembangan tremor, ataksia
gaya berjalan, mioklonus, dan demensia

+
Penyakit Binswanger

Sebagai ensefalopati arteriosklerotik kortikal

ditandai dengan adanya banyak infark-infark kecil pada


substansia alba, jadi menyerang daerah kortikal

+
Penyakit Huntington

ditandai oleh perlambatan psikomotor dan kesulitan


melakukan tugas yang kompleks, tetapi ingatan, bahasa,
dan tilikan tetap relatif utuh pada stadium awal dan
menengah dari penyakit

+
Penyakit Parkinson

suatu penyakit pada ganglia basalis yang sering disertai


dengan demensia dan depresi
Pergerakan yang lambat pada pasien dengan penyakit
Parkinson adalah disertai dengan berpikir yang lambat
pada beberapa pasien yang terkena, suatu ciri yang
disebut
oleh
beberapa
dokter
sebagai
bradifenia
(bradyphenia).

+Demensia yang berhubungan


dengan HIV

Infeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) seringkali


menyebabkan demensia dan gejala psikiatrik lainnya. Pasien
yang terinfeksi dengan HIV mengalami demensia dengan angka
tahunan kira-kira 14 persen

+
Demensia yang berhubungan
dengan Trauma Kepala

Demensia dapat merupakan suatu sekuela dari trauma kepala,


demikian juga berbagai sindroma neuropsikiatrik.

+
Diagnosa

Anamnesa
lupa

kejadian yang baru saja dialami


kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari hari
kesulitan dalam berbahasa
disorientasi waktu dan tempat
tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang
tepat
kesulitan berfikir abstrak
salah menaruh barang
perubahan suasana hati
peubahan perilku / kepribadian
kehilangan inisiatif

+ Pemeriksaan neurologis:

Snout

Reflex
Pada demensia, tiap kali bibir atas atau bawah diketuk
m.orbicularis oris berkontraksi
Refleks Glabela
Pada demensia akan memejamkan matanya tiap kali glabelanya
diketuk
Refleks Palmomental
Pada demensia goresan pada kulit tenar akan membangkitkan
kontraksi otot mentalis ipsilateral
Refleks Korneomandibular
Pada demensia goresan kornea membangkitkan pejaman mata
ipsilateral yang disertai oleh gerakan mandibula ke sisi
kontralateral
Refleks Kaki Klonik
Pada demensia goresan telapak kaki membangkitkan kontraksi
tonik dari kaki berikut jari-jarinya

+ Pemeriksaan penunjang:

EEG, MRI, MRI


Lumbal punksi

Tes MMSE (Mini Mental Status Examination)

Tes IBCD (Indonesian Battery for Communication disorder of


Dementia)

+
Tata Laksana

Suportif

Emosional

Farmakologis :

Cholinergic-enhancing agents
Choline dan lecithin
Neuropeptide, vasopressin dan ACTH
Nootropic agents
Dihydropyridine

+
Pencegahan & Perawatan
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak
seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan
b. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya
dilakukan setiap hari, mengisi TTS
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental sehat dan aktif
d. Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
e. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman
yang memiliki persamaan minat atau hobi (sesama lansia)
f. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap
rileks dalam kehidupan sehari-hari.
g. Senam GLO (Gerak Latih Otak) menyilang
h. Jalan

Delirium
Definisi :

Suatu gangguan mental organik dengan ciri


khas penurunan kesadaran yang
mengakibatkan gangguan fungsi kognitif

Diagnosis:
Gangguan atau penurunan kesadaran
(berkurangnya) kejernihan kesadaran/awareness
terhadap lingkungan dalam rangkaian taraf
kesadaran berkabut sampai koma.

Berkurangnya kemampuan untuk memusatkan


mempertahankan & mengalihkan perhatian terhadap
stimulus luar (auditorik, sensorik)

Gangguan daya kognitif (mis : daya ingat,


disorientasi, gangguan berbahasa) atau
gangguan persepsi yang tidak disebabkan
oleh demensia yang telah ada sebelumnya
atau demensia yang sedang berkembang

Gangguan ini berkembang dalam waktu yang


cepat (beberapa jam/hari),sering berfluktuasi
sepanjang hari

Terbukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan


fisik atau laboratorium bahwa gangguan ini
disebabkan langsung oleh akibat fisiologis dari
gangguan medis/fisik, akibat intoksikasi
obat/zat,atau timbul selama terjadi sindrom
putus zat

+
Etiologi

Penyakit intrakranial

Epilepsi atau keadaan pasca kejang

Trauma otak (terutama gegar otak)

Infeksi (meningitis.ensetalitis).

Neoplasma.

Gangguan vaskular

Penyebab ekstrakranial

Obat-obatan (di telan atau putus),

Obat antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat


antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram,
Insulin, Opiat, Fensiklidine, Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk
alkohol) dan hipnotik, Steroid.

Racun

Karbon monoksida, Logam berat dan racun industri lain.

Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi)

Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid

Penyakit organ nonendokrin.

Hati (ensefalopati hepatik), Ginjal dan saluran kemih


(ensefalopati uremik),

Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem


kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi).

Diagnosis Banding:

Demensia

Psikosis atau Depresi

+Sindrom Amnesik Organik Bukan


Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif
Lainnya

Defisit mendalam pada ingatan yang tidak berkaitan


dengan delirium atau demensia

Etiologi

Penyebab fisik seperti sentakan pada kepala

Komplikasi akibat operasi otak

Infeksi otak

Terhambatnya peredaran darah ke otak

DIAGNOSIS

Berkurangnya daya ingat jangka pendek


(lemahnya kemampuan belajar materi baru)
Amnesia Anterograd dan Retrograd,
Menurunkan kemampuan mengingat dan
mengungkap pengalaman lalu
Riwayat cedera / penyakit pada otak ( jaringan
diensefalon dan lobus temporalis medialis)
Daya ingat segera tidak terganggu

Contoh : Mengigat deretan angka

Tidak ada gangguan kosentrasi, kesadaran, dan


hendaya intelektual

Diagnosis Banding:

Amnesia disosiatif

Berpura-pura dengan menampilkan keluhan hilangnya daya


ingat

Sindrom amnestik akibat alkohol

+Gangg. Mental Lainnya Akibat Kerusakan


& Disfungsi Otak & Peny. Fisik

Halusinosis
Organik

Gangg.
Katatonik
Organik

Gangg.
Waham
Organik

Gangg.
Cemas
Organik

Gangg.
Astenik
Organik

Gangg.
Kognitif
Ringan

+
Halusinosis Organik

Ada halusinasi dalam segala bentuk

Kesadaran jernih

Kemampuan fungsi intelektual terjaga

Tidak ada gangguan afektif yang menonjol

Tidak jelas adanya waham

+
Gangg. Katatonik Organik

Stupor

Gaduh gelisah

Kedua-duanya

+
Gangg. Waham Organik

Waham menetap atau berulang

Halusinasi, gangg. proses pikir

Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu

+
Gangg. Cemas Organik

Gambaran utama dari Gangg. Cemas Menyeluruh,


Gangg. Panik, dan campuran dari keduanya

Timbul sebagai akibat gangg. organik yang


menyebabkan disfungsi otak

+
Gangg. Atenik Organik

Ditandai oleh labilitas atau emosi yang tidak terkendali

Kelelahan

Berbagai sensasi fisik yang tidak nyaman

Sering berhubungan dengan penyakit serebrovaskular


& hipertensi

+
Gangg. Kognitif Ringan

Turunnya daya kognitif

Namun tidak memenuhi diagnosis Demensia, Sindrom


Amnestik Organik, Delirium

Dapat mendahului, menyertai atau mengikuti berbagai


macam gangguan infeksi dan gangguan fisik, entah itu
serebral atau sistemik

Gangg. Kepribadian & Perilaku Akibat


Penyakit, Kerusakan & Disfungsi Otak

Gangg.
Kepribadian
Organik

Sindrom
pasca
ensefalitis

+
Gangg. Kepribadian Organik

Penurunan kemampuan untuk mempertahankan


aktivitas, terutama yang memakan waktu lama dan
penundaan kepuasan

Perubahan perilaku emosional

Pengungkapan kebutuhan/keinginan tanpa memikirkan


kelaziman sosial

Gangguan proses pikir

Kecepatan&arus pembicaraan berubah

Perilaku seksual yang berubah

+
Sindrom Pasca-ensefalitis

Setelah sembuh dari suatu ensefalitis virus atau bakterial

Terjadi sesudah trauma kepala yang hebat dan hilangnya


kesadaran

Gejala fisik yang beragam

Sulit berkonsentrasi dan melakukan suatu tugas mental

Hendaya daya ingat

Insomnia

Gejolak emosional

Terlibat alkohol

+2. PATOFISIOLOGI TUMOR


OTAK

ETIOLOGI/
F. RESIKO

MENGGANGGU FUNGSI
SPESIFIK BGN
OTAK LETAK TUMOR

PERTUMBUHAN
SEL ABNORMAL

TUMOR OTAK
TMBL MANKLIN
SESUAI LOKASI TUMOR

OBSTRUKSI SIRKULASI
LCS DARI VENTRIKEL
LATERAL KE SUBARACHNOID

MASSA OTAK
BER(+)

PENEKANAN JAR OTAK


THDP SIRKULASI DARAH & O2

HIDROCHEPALUS

SUPLAY O2 KE JAR OTAK

HIPOKSIA CEREBRAL

KERUSAKAN PEREDARAN
DARAH DI OTAK

+
HIPOKSIA CEREBRAL

KOMPENSASI
TAKIPNEA

PERUBAHAN
PERFUSI
JAR CEREBRAL

AKUMULASI CO2
DI CEREBRAL

KOMPENSASI:
1. MENURUNKAN VOL DARAH INTRAKRANIAL
2. MENURUNKAN VOL LCS
3. MENURUNKAN KANDUNGAN CAIRAN INTRASEL
4. MENGURANGI SEL-SEL PARENKIM

PERUBAHAN
PERFUSI
JAR CEREBRAL

KOMPRESI
BATANG OTAK
STATIS VENA
CEREBRAL
IRITASI PUSAT
VAGAL DI M.O
OBSTRUKSI
SISTEM CEREBRAL

OBSTRUKSI DRAINAGE
VENA RETINA

RESIKO
GANGGUAN
KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

KOMPRESI SARAF OPTIKUS

KERUSAKAN PEREDARAN
DARAH DI OTAK

PERPINDAHAN
CAIRAN INTRAVASKULER
KE JAR CEREBRAL

VOL. INTRAKRANIAL

TIK

+3. MANIFESTASI KLINIS


TUMOR OTAK

+4. DIAGNOSIS KERJA

GANGGUAN MENTAL
ORGANIK

+
RIWAYAT PSIKIATRI

Identitas

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama

melihat pohon besar

Hubungan antara keluhan fisik dan jiwa

Mata buram dan sakit kepala komperhensif

Menanyakan Stressor

Menanyakan ada tidaknya hendaya

Riwayat Penyakit Dahulu

Gangguan psikiatri

Gangguan fisik/medis

Gangguan zat psikoaktif

Skema perjalanan gangguan

Kronologi

6 bulan

1 minggu

Waktu Pemeriksaan

Melihat pohon Tanggal hari


itu juga

Sakit kepala
Penglihatan buram

+ Riwayat Kehidupan Pribadi

Riwayat perkembangan fisik

Riwayat perkembangan kepribadian

Riwayat pendidikan

Riwayat pekerjaan

Kehidupan beragama

Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan

+Riwayat Keluarga

Gambar silsilah keluarga - - > Genogram psikiatri

Identitas anggota keluarga

Situasi Kehidupan Sosial Sekarang


Kondisi tempat tinggal spesifik
Jumlah penghuni dan yang menafkahi

+
STATUS MENTAL

Deskripsi Umum

Penampilan

Kesadaran

Prilaku dan aktifitas psikomotor

Pembicaraan

Afek

Gangguan Presepsi

Halusinansi

Ilusi

Depersonalisasi

Derelealisasi

+ Sensorium dan Kognisi (Fungsi Intelektual)

Pendidikan, Kecerdasan, Pengetahuan umum

Konsentrasi

Orientasi

Waktu

Tempat

Orang

Visuospatial

Pikiran Abstrak

Bakat Kreatif

Kemampuan menolong diri sendiri

Pengendalian Impuls

Tenang/Agresif

Daya Nilai

Reality Testing Ofability (RTA)

Tilikan

Reabilitasi

Proses Pikir

Bentuk pikir

Arus pikir

Realistik/Autistik
Tersendat, Flight of idea

Isi pikir

Waham kebesaran

Waham nihilistik

Waham kejar

Waham bizarre

+
PEMERIKSAAN PENUNJANG

P. Fisik

MMSE
( Mini Mental State
Examination )

SPECT
( single Photon
Emission
Computed
Tomography )

EEG

Pencitraan MRI,
CT SCAN

+
MMSE
Uji Penapisan selama pemeriksaan gejala klinis
Terdapat 5 kategori :

Orientasi

Registrasi

Mengingat

Bahasa

Kontruksi ( menyalin suatu pola )

Skor max 30 menunjukkan tidak adanya hendaya kognitif.


Untuk perjalanan klinis pasien.

MRI CT SCAN

memperjelas differensiasi antara demensia tipe Alzheimer


dan Vaskular.

Kerusakan lobus temporal medial : pembesaran ventrikel


tiga

+
SPECT

SPECT adalah teknik scanning yang memperlihatkan


bagaimana fungsi otak.

Berbeda dengan MRI dan CT-Scan yang hanya


memperlihatkan struktur anatomi otak.

SPECT mampu menghasilkan gambaran 3 dimensiotak,


dimana mampu memperlihatkanbagaimana aliran darah
diotak sehingga kita dapat mengetahui fungsi otak pasien.

Prosesnya dengan menginjeksikan tracer radioaktif, lalu


gambar otak akan dihasilkan seiring dengan tracer yang
berjalan dialiran darah otak.untuk mendeteksi pola
metabolisme otak pada berbagai macam demensia.

+
EEG

Elektro Ensefalo Grafi (EEG) adalah suatu alat yang


mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di
otak, termasuk teknik perekaman EEG dan
interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak
mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan
voltase yang sangat kecil (mV), yang kemudian
dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga
terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup
untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG
sebagai gelombang alfa, beta, theta dsb.

EEG : delirium ( perlambatan difus aktivitas latar )

+5. DIAGNOSIS BANDING


GANGGUAN MENTAL
ORGANIK

+
Delirium
1.

Demensia

2.

Psikosis atau Depresi

+
Demensia
1.

Demensia Vaskular

2.

Serangan Iskemik Transien

3.

Delirium

4.

Depresi

5.

Gangguan Buatan

6.

Skizofrenia

7.

Penuaan Normal

+
Gangguan Amnestik
1.

Demensia dan Delirium

2.

Penuaan Normal

3.

Gangguan disosiatif

4.

Gangguan Buatan

+6. PENATALAKSANAAN DAN


PROGNOSIS GANGGUAN
MENTAL ORGANIK

FARMAKOLOGI

+
AMNESIA

Terutama ditujukan kepada penyakit yang


mendasarinya. Pendekatan bersifat suportif yang
berkaitan dengan waktu dan tempat akan sangat
membantu pasien dan mengurangi rasa cemasnya.
Setelah episode amnesia teratasi, beberapa jenis
psikoterapi (kognitif, psikodinamik atau suportif
mungkin dapat membantu pasien).

+
DEMENSIA

Benzodiazepin diberikan untukansietas

Antidepresan untuk depresi

Antipsikotik untuk gejala waham dan halusinasi

+
DELIRIUM

Bila kondisi ini merupakan toksisitas antikolinergik,


digunakan fisostigmin salisilat 1-2 mg iv atau im
dengan pengulangan dosis setiap 15-30 menit. Selain
itu, perlu dilakukan terapi untuk memberi dorongan
perbaikan pada fisik, sensorik, dan lingkungan.

Untuk mengatasi gejala psikosis digunakan haloperidol


2-10 mg im, yang dapat diulang setiap 1 jam. Insomnia
sebaiknya diobati dengan benzodiazepin yang
mempunyai waktu terapi pendek.

+ PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI

Terapi
Pembedahan
pada Tumor
Otak

Surgery

Radioterapi

Chemoterapi

Terapi Pembedahan
pada Tumor Otak
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam
penatalaksaannya, yaitu
A. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
Steroid Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
Anticonvulsant Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine

Pemasangan Shunt Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal

Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan


pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi dengan cara
mereduksi efek massa.

+ B. Radiotherapy
Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi
pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika
diberikan kombinasi terapi dengan Radioterapi.

Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif , sehingga


pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian
pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya.
Semakin sedikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis
yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta
teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.

Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada


tumor sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak.
Radioterapi juga digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak,
misalnya adenoma hipofisis.

+C. Chemotherapy

Pada kemoterapi dapat menggunakan satu atau dikombinasikan. Tindakan


ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor pada pasien. Diberikan
secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus.
satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti
waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap
dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor berespon
terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.

+
Pencegahan
Berikut ini adalah langkah langkah pencegahan yang dapat anda
lakukan untuk mencegah penyakit yang dapat merusak otak anda :

Jika keluarga anda salah satunya memiliki kanker otak atau tumor
otak sebaiknya anda pergi ke dokter setiap 4-6 bulan untuk scan
otak.

Hindari kebiasaan buruk seperti merokok, minuman yang beralkohol,


paparan dan radiasi

Menghindari bahan yang mengandung kimia

Banyak mengkonsumsi buah buahan serta sayuran

Banyak minum air putih

Olahraga secara teratur

+
Edukasi

TERIMA
KASIH . . . . . . . .

Anda mungkin juga menyukai