TERMINOLOGI
1. genitalia: organ reproduksi
2. klitoris: badan erektil pada wanita yang kecil dan berbentuk lonjong, terletak
pada sudut anterior rima pudendi dan homolog dengan penis pria.
3. dehidrasi: suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan cairan
4. rugae: tonjolan atau lipatan
5. skrotum: kantung yang berisi testis
6. gonad: kelenjar yang menghasilkan gamet (ovarium atau testis)
7. hipospadia: anomali perkembangan dimana uretra pria bermuara pada sisi
bawah penis atau perineum.
8. phalus: penis, yaitu organ kopulasi dan ekskresi kemih pada pria
9. labia: penggir atau tepi yang berdaging/ bibir; labia mayora: lipatan yang
memanjang pada wanita, satu pada setiap sisi celah tengah kemaluan.
10.
introitus: pintu masuk ke rongga atau ruangan
11.
genitografi: radiografi sinus urogenitalia dan struktur saluran internal
setelah injeksi medium kontrass melalui lubang sinus.
II.
DEFINE PROBLEM
1. Mengapa Putra terlahir dengan kegagalan kongenital pada genitalia yaitu penis
sangat kecil menyerupai klitoris tapi makin hari makin bertambah panjang?
2. Apa interpretasi pemeriksaan fisik : gambaran genitalia ambigus yaitu phalus
berukuran 1,5 cm, labia mayora berwarna hitam, terdapat rugae (menyerupai
skrotum, tidak ada gonad dalamnya). Terdapat hipospadia phenoskrotal dan
introitus vagina pendek?
3. Untuk apa dilakukan pemeriksaan analisis kromosom (yang hasilnya 46XX),
pemeriksaan hormon, elektrolit dan genitografi?
4. Mengapa Putra diterapi dengan hidrokortison seumur hidup?
5. Mengapa orang tua dan RS memutuskan untuk mengasuh Putra sebagai
perempuan dan mengganti namanya menjadi Putri?
6. Terapi operatif apa yang harus dilakukan pada Putra?
7. Adakah kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya?
8. Apa akibatnya jika kelainan Putra tidak ditatalaksana dengan baik?
2 Sifat psikologi :
1. Pengasuhan (cara anak diasuh oleh orang tua)
2. Peranan dan orientasi (gender role & orientation)
Disorientassi gender
Jika kelainan elektrolit tak dikoreksi, terjadi salt wasting, krisis adrenal yang
mengancam kehidupan, ditandi dengan dehidrasi berat, tekanan darah
yang sangat rendah, muntah melamahnya otot jantung.
IV. SISTEMATIKA
Putra 7 tahun
Faktor
predisposis
i
Genital ambigus
Dr. puskesmas
Anamnesis=
klitoris
bertambah
panjang, tak ada dehidrasi dan salt
wasting
Pemeriksaan penunjang=
1. analisis kromosom (46 XX)
2. pemeriksaan hormon
3. pemeriksaan elektrolit
4. genitografi
KELAINAN
KONGENITAL
SISTEM
UROGENITAL
PSEUDOHERMAPHRODIT
WANITA
Tatalaksana:
preventif,
medika
mentosa, operatif, psikologis
prognosis
V.
LEARNING OBJECTIV
a. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan tentang embriologi
sistem urogenital manusia
7
Susunan kemih terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan urethra.
Hypospadia yaitu urethra bermuara di proximal bawah dari tonjol kelamin, bisa
terjadi bila lipatan kelamin tidak bersatu sebagaimana biasanya.
Kelainan pada pembentukan traktus urinarius
HYPOSPADIA
definisi
meatus urethra di ventral
chorde
hooded preputium
diagnosis
klinis jelas
severe hypospadia chromosome study
kelainan penyerta
undescended testis
hernia inguinal
syndrome
hypospadia merupakan salah satu sign pada sekitar 50 syndrome
biasanya disertai micropenis, undescended testis, kelainan skrotum
severe hypospadia
assesment sebagai ambigua genitalis
evaluasi genitalia interna
mungkin ada kelainan congenital lainnya
chromosoml study
evaluasi psikologis
evaluasi tumbuh kembang
etiologi
multi faktor
endocrinopathy : insuficient testosteron, dht
enzymatic ; 5 alpha reductase,
local tissue abnormality
exposure ; maternal estrogen, progestin
defek chromosome autosome 4
gangguan fgf 10 gen
mutasi hoxa 13 gen
10
maturation arrest.
Epidemiologi
1: 300 kelahiran bayi laki-laki
Resiko hypospadia pada anak dengan orang tua hypospadia 6-8%.
Problem
Tidak bisa kencing berdiri
Masalah psikologis
Tanpa koreksi :
Chordee penetrasi susah
Meatus urethra abnormal infertil
Treatment
Kontraindikasi sirkumsisi
Stimulasi androgen kontroversi
Surgical repair
Orthoplasty
Urethroplasty
Meatoplasty
Glanuloplasty
Teknik
Mathiew, thiersch, ducket,snodgras, dll
Komplikasi operasi : fistel, stricture
Timing
Usia 2-3 th s/d usia sekolah
2.Perkembangan embriologi genitalia dan Gangguan differensiasi seksual :
virilisasi pd genetik perempuan atau
undervirilisasi pd genetik lelaki.
11
12
Mosaicism: 45 XO/ 46 XY
1.
2.
3.
4.
perempuan
Perawakan pendek
Tidak ada karakteristik seksual sekunder
Gangguan somatis
- web neck
- Dada lebar
- Jari pendek
5 Anomali ginjal
B. Virilisasi pada genetik wanita
Fenotipe perempuan (46 XX) mempunyai ovarium tetapi terdapat maskulinisasi
parsial dengan ambigus genitalia
Penyebab paling sering adalah Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH)
Jarang karena obat-obat androgen maternal atau tumor pada ibu
1. CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
Defek pada 1 dari 5 enzim yang terlibat dalam sintesis kortisol
Menurunnya kortisol dan peningkatan ACTH dan steroid lain
95% kasus karena defisiensi 21-hyrdroxylase
1 : 5000 - 15000 di eropa.
KORTIKOSTEROID HORMON SYNTETIK PATHWAY
a. 21 Hydroxylase Deficiency
3 tipe
1. Salt Wasting (75%)
2. Simple Virilizing (25%)
3. Non-classic (<1%)
15
Laki-laki: Virilizing
Tampak normal saat lahir
Prekositas somatic dan seksual < 2-3 tahun
Little Hercules
Diagnosis
Prenatal:Amniotic 17 OH Progesteron
Plasma 17 OH-Progesteron / Progesteron
Urinary 17-Ketosteroids / Pregnanetriol
21 gen Hydroxylase pd Kr.6 (CYP-21) dan pseudogene (CYP-21P). Mutasi
menyebabkan inaktivasi gen CYP-21 aktif
: steroid oral pada ibu men suppresi ACTH, mencegah virilisation.
: Harus diberikan saat minggu ke5, sebelum CVS / amniosintesis
: Pengukuran efektif dengan mengukur kadar plasma 17 OH progesteron
Terapi
Hydrocortisone
11 beta Hydroxylase
16
17 Hydroxylase
b. Defisiensi 11 hidroksilase
Defisiensi 3 OH-Steroid Dehydrogenase
Relatif jarang
kortisol, aldosteron, dan steroid seks
Bentuk klasik virilisasi dan klitoromegali tjd pd pasien dgn genotip perempuan
akibat meningkatnya DHEA
Pd genotip laki-laki DHEA tdk cukup utk perkembangan genitalia laki-laki shg tjd
mikropenis dan hipospadia
Analisis genetik : mutasi ge 3aHSD tipe 2
Diagnosis : pregnenolon, DHEA dan 17 OH pregnenolon dan tes stimulasi
ACTH. Plasma kortisol, aldosteron dan androstenedion rendah
c. Defisiensi 17 Hydroxylase
sekresi glukokortikoid dan steroid seks dan over produksi ACTH hipertensi,
hipokalemia
Wanita genitalia ambigus, seksual infantile
Laki-laki male pseudohermaprodite
Diagnosis : pregnenolone, progesteron, deoksikortikosteron, 18 OH
kortikosteron dengan 17 OH pregesteron, androstenedion dan DHEA
Analisa genetik : mutasi gen pd Kromosom 10q24.3
2. DEFISIENSI AROMATASE
Autosonal resesive pd individu 46 XX
Analisa genetik : CYP19 gene, 15q21.1
Defisiensi aktifitas aromatase plasenta atau fetal menyebabkan peningkatan
androgen dan virilisasi genitalia fetus
Ibu jyga mengalami virilisasi selama kehamilan
3. MATERNAL ANDROGEN
Beberapa obat-obatan seperti progestin, norethindrone, dan ethisterone
Stilbestrol Danazol berhubungan dengan maskulinisasi genitalia eksternal
perempuan.
Androgen secreting tumors pada ibu dapat menyebabkan maskulinisasi pada
fetus perempuan. Tumor adrenal menyebabkan maskulinisasi pada perempuan
in utero sangat jarang
C.Undervirilisasi pada genetik laki-laki
2. BIOSINTESIS TESTOSTERONE
Kehilangan androgen in utero, dan sekresi MIS, genitalia internal tidak terbentuk
Biasanya didiagnosis dengan amenore, tidak ada rambut pubis atau profil
hormonal
Ambigus genitalia
18
Tidak teraba testis atau adanya 1 testis dan hipospadia merupakan masalah
gangguan differensiasi seksual sampai dibuktikan tidak
19
sangat penting.
E. PENILE TORSION
Penile pilinan diuraikan pertama oleh Verneuil pada tahun 1857. Di masa lalu, dokter
tidak merekomendasikan untuk dikoreksi sebab mereka percaya usaha itu untuk
memperbaiki kulit tidak akan mengoreksi corpora cavernosa. Umumnya kelainan
embryologic ini adalah suatu kulit terisolasi dan dartos yang dapat diperbaiki dengan
hanya membebaskan penile batang tentang jaringan/tisu yang menginvestasikannya.
Perputaran pada umumnya berlawanan arah jarum jam. Urethral meatus ditempatkan
di dalam posisi miring, bagian median membuat suatu pilinan yang membengkok dari
dasar penis sampai meatus. Dalam beberapa kasus, penile pilinan bisa dihubungkan
dengan hypospadias.
Pada umumnya pilinan dikoreksi dengan membalik kulit dan tunik dartos saja. Pada
beberapa kasus, reseksi pada bagian buck dari Fascia memberikan hasil yang
memuaskan. Perbaikan aligment secara hati-hati pada saat menutup memberikan
hasil kosmetik yang sempurna.
F. PENILE BENGKOK KE SAMPING
Penile lengkungan/kebongkokan sejak lahir akibat asymmetry dari corpora cavernosa
panjangnya adalah suatu kelainan bentuk yang tidak biasa. Hemihypertrophy dari
corpus cavernosum dan tunica albugenia yang menebal, dengan atau tanpa
contralateral serentak hypoplasia, adalah yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan penis sejak lahir. Sangat jarang, penile penyimpangan terjadi
bersamaan dengan penile pilinan. Keganjilan dapat dihubungkan dengan trauma,
tetapi sering pasien tidak mempunyai riwayat trauma kirporal. Walaupun kelainan
bentuk ini tidak mengganggu hubungan seksual, tetapi bisa mengakibatkan trauma
psikis yang menyebabkan dia untuk menghindari hubungan seksual. Nesbit prosedur
adalah tindakan pembedahan efektif yang terbaik untuk mengkoreksi penis yang
bengkok ke samping.
IV. PENANGANAN DAN KOMPLIKASI
1. FIMOSIS
Tindakan
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada fimosis,
karena menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sebagai
fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans dapat dicoba
diberikan salep Deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali. Diharapkan
setelah pemberian selama 6 minggu, prepusium dapat diretraksi spontan.
Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium
pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi
untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau prostitis harus diberi
antibiotika dahulu sebelum sirkumsisi.
2. PARAFIMOSIS
Tindakan
Perawatan paraphimosis melibatkan mengurangi penile edema dan mengembalikan
prepusium ke posisi asli nya. Beberapa metoda digunakan untuk mengurangi penile
bengkak. Oleh karena sakit ekstrim, boleh digunakan anestetik blok.
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat
22
glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan
prepusium dikembalikan pada tempatnya.
Suntikan hyaluronidase ke dalam edematous prepusium zakar adalah efektif dalam
mengurangi edema dan membiarkan kulit luar untuk di tarik. Hyaluronidase
meningkatkan difusi cairan yang terjerat antara jaringan/tisu dan mengurangi
bengkak pada preputium. Hyaluronidase cocok untuk penggunaan pada anak-anak
dan bayi.
Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium
dapat dkembalikan pada tempatnya (Gambar 10-1 ). Setelah edema dan proses
inflamasi menghilang pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi.
3. HIPOSPADIA
Penatalaksanaan
Dikenal banyak teknik operasi hipospadia, yang umumnya terdiri dari beberapa tahap
yaitu:
1. Operasi penglepasan chordee dan tunneling
Dilakukan pada usia 1.5-2 tahun. Pada tahap ini dilakukan operasi eksisi chordee dari
muara uretra sampai ke glans penis. Setelah eksisi chordee maka penis akan menjadi
lurus akan tetapi meatus uretra masih terletak abnormal. Untuk melihat keberhasilan
setelah eksisi dilakukan tes ereksi buatan intraoperatif dengan menyuntikkan NaCI 0,9
% ke dalam korpus kavernosum.
Pada saat yang bersamaan dilakukan operasi tunnelling yaitu pembuatan uretra pada
gland penis dan muaranya. Bahan untuk menutup luka eksisi chordee clan pembuatan
tunnelling diambil dari preputium penis bagian dorsal. Oleh karena itu hipospadia
merupakan kontraindikasi mutlak untuk sirkumsisi.
2. Operasi uretroplasti
Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama. Uretra dibuat dari kulit penis
bagian ventral yang di insisi secara longitudinal paralel di kedua sisi.
Beberapa tahun terakhir, sudah mulai diterapkan operasi yang dilakukan hanya satu
tahap akan tetapi operasi hanya dapat dilakukan pada hipospadia tipe distal dengan
ukuran penis yang cukup besar. Operasi hipospadia ini sebaiknya sudah selesai
dilakukan seluruhya sebelum si anak masuk sekolah, karena dikhawatirkan akan
timbal rasa malu pada anak akibat merasa berbeda dengan teman-temannya.
4. EPISPADIA
Pengobatan
Perbaikan bedah paling sering dilakukan sebagai tindakan multitahap, tujuannya
untuk mencapai kontinensia, fungsi seks yang normal dan hasil kosmetik yang
memuaskan.
5. BURRIED PENIS
Literatur menguraikan banyak teknik untuk koreksi. Yang pada umumnya, perawatan
didasarkan pada reseksi bagian adherent bands dan anchorage yang dalam pada
shaft pada bagian basis dari penis. Beberapa juga mendukung penghilangan kulit
yang berlebihan, berbagai z-plasties, liposuction, atau preputial island pedicle flap.
6. MIKROPENIS
Perawatan medik Testosterone therapy dalam berbagai format misalnya, suntikan,
krim, tambalan digunakan untuk meningkat/kan ukuran penis pada anak-anak dan
bayi. 1 -3 suntikan testosterone ( 25-50 mg) dengan interval 4 minggu masa kanak23
kanak mengakibatkan peningkatan cukup pada ukuran penis normal untuk acuan
digunakan umur.
Pembedahan kebanyakan anak-anak lelaki dengan micropenis sensitif pada
testosterone therapy, sehingga genitoplasty hanya pada situasi ekstrim di mana
testosterone terapi tidak efekif. Tetapi tindakan ini masih menjadi pro dan kontra.
Khitanan harus dihindarkan, atau sedikitnya ditunda, sampai evaluasi sesuai, fungsi
jenis kelamin jelas, dan therapy diselesaikan.
7. PENILE AGENESIS
Rekonstruksi penis dengan flap dari abdomen kemudian diisi dengan implant.
V. KESIMPULAN
Penyebab terjadinya kelainan embrional sering tidak diketahui. Gangguan ini dapat
menyebabkan efek psikologis baik pada penderita dan orangtuanya. Efek patologi
yang mungkin terjadi adalah obstruksi saluran kemih, inkontinensia kemih, infertilitas,
gangguan faal seks, predisposisi infeksi dan gangguan kosmetik. Pada berbagai jenis
kelainan bawaan masih dapat di koreksi dan dicegah terjadinya gangguan faal yang
berat melalui tindakan bedah. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis prenatal
antara lain ultrasonografi dan pungsi cairan amnion. Identifikasi dini dan penanganan
yang tepat diharapkan akan memberikan hasil yang baik untuk perkembangan fisik
dan psikologis pasien.
24
Inseminasi
Leave a comment Go to comments
Kali ini saya akan membahas mengenai inseminasi intra uterin yang telah saya
lakukan di RSIA Gladiool sejak tahun 2007. Inseminasi adalah suatu tindakan dimana
dokter menempatkan semen (ejakulat) suami ke dalam rahim wanita disekitar waktu
ovulasi (subur/sel telur wanita siap dibuahi).
Prosedur ini diindikasikan untuk pasangan dengan pria yang terbukti subur namun
terdapat kondisi yang tidak mendukung seperti adanya interaksi sperma dengan
cairan serviks, atau adanya masalah di serviks wanita sehingga menghalangi
masuknya sperma dari vagina ke rahim, jumlah sperma sedikit (oligozoospermia),
kualitas sperma buruk (asthenozoospermia) .
Beberapa pasien pasien saya menjalani pelayanan ini ini karena mereka berdomisili
saling berjauhan antara suami dan istri. Hal ini menyebabkan pembuahan tidak
terjadi karena hubungan suami istri dilakukan tidak pada masa subur. Inseminasi
dapat juga diindikasikan pada pasangan-pasangan yang tidak subur karena sang
suami mempunyai masalah impotensia ,masalah ejakulasi, dan hipospadia.
Evaluasi
Untuk menyimpulkan apakah inseminasi dapat dilakukan, maka perlu ditentukan
penyebab masalah fertilitas dan apakah sperma sang suami dapat sesuai untuk
inseminasi. Dokter akan menanyakan riwayat medis secara terinci dari kedua
pasangan dan keduanya akan menjalani pemeriksaan fisik lengkap, termasuk (bila
perlu) pemeriksaan HIV (human immunodeficiency virus) dan penyakit seksual yang
lain. Pria akan diminta untuk menyediakan spesimen untuk analisa sperma.
Pemeriksaan pada wanita termasuk pemeriksaan ginekologis dan beberapa
pemeriksaan untuk menentukan waktu ovulasi. Tes ovulasi, kartu suhu badan basal
(SBB), dan pada beberapa kasus pemeriksaan lendir servik mungkin diperlukan untuk
menentukan waktu dari ovulasi. Dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan
histerosalphingogram (HSG) untuk menentukan adakah sumbatan saluran telur (tuba
fallopi). Wanita biasanya akan diperiksa hal itu untuk mengetahui riwayat infeksi,
kerusakan saluran telur atau endometriosis.
Bagaimana cara memperoleh semen untuk Inseminasi ?
Untuk mendapatkan sperma, pria (suami) dapat bermasturbasi ke dalam penampung
yang steril, tidak lebih dari 2 jam dari jadwal inseminasi yang ditentukan. Hal ini dapat
dilakukan di rumah pasangan atau di rumah sakit.
Prosedur
25
Inseminasi dijadwalkan di sekitar waktu ovulasi, karena salah satu faktor keberhasilan
inseminasi adalah bila dilakukan sedekat mungkin dengan waktu ovulasi. Waktu
ovulasi diperkirakan berdasarkan alat deteksi ovulasi kartu SBB, atau dengan injeksi
HCG (Human Chorionic Gonadothropine) untuk maturasi akhir dan pemecahan folikel
(kantung sel telur). Inseminasi biasanya dilakukan sekali atau dua kali sebulan
tergantung dari siklus menstruasi.
Angka keberhasilan inseminasi tergantung dari banyak faktor. Faktor pertama adalah
penyebab utama dari infertilitas. Pria dengan jumlah dan kualitas sperma baik namun
tidak dapat membuahi pasangan karena masalah serviks, mempunyai angka
keberhasilan lebih tinggi dibanding infertilitas yang disebabkan oleh faktor sperma
pria yang buruk. Faktor wanita juga mempunyai peran yang penting.Bila wanita sudah
berumur lebih dari 35 tahun, kemungkinan keberhasilan mencapai kehamilan akan
menurun. Kemudahan memprediksi ovulasi juga masalah penting. Siklus menstruasi
yang semakin teratur akan mempunyai kemungkinan hamil yang lebih tinggi. Adanya
endometriosis, atau riwayat infeksi panggul atau penyakit saluran telur akan
menurunkan angka keberhasilan. Keberhasilan akan sangat tinggi bila sudah pernah
terjadi kehamilan sebelumnya.
Efek samping seperti kelahiran cacat tidak meningkat pada prosedur ini dibandingkan
dengan pembuahan alami. Pencucian sperma dan prosedur inseminasi tidak
meningkatkan atau mengurangi risiko cacat lahir tersebut. Angka keberhasilan
inseminasi berkisar antara 5-20 %.
Bila setelah 4 kali inseminasi terjadi kegagalan mencapai kehamilan maka saya akan
merekomendasikan untuk bayi tabung/IVF.
Inseminasi intra uterin adalah salah satu prosedur yang penting dalam penyembuhan
infertilitas pria, dan pada beberapa kasus infertilitas wanita.
Dengan inseminasi maka banyak pasangan dapat mengalami kehamilan, melahirkan
anak, dan merasakan kebahagiaan berkeluarga.
Salam,
Dr. D
DETERMINASI SEKS
(PROSES PENENTUAN JENIS KELAMIN)
Tipe Penentuan Jenis Kelamin
Sebagian besar mekanisme penentuan (determinasi) seks/jenis kelamin brada di
bawah kendali genetik dan dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu ketegori berikut:
a. Jantan heterogamet
Pada manusia dan kebanyakan mamalia, adanya kromosom Y menentukan
suatu kecenderungan kepada sifat jantan. Jantan normal secara kromosomal
adalah XY dan betina XX. Hal ini menghasilkan rasio seks 1:1 pada setiap generasi.
Karena jantan menghasilkan menghasilkan dua buah gamet, maka dikatakan
berkelamin heterogamet. Sedangkan betina hanya menghasilkan satu macam
27
Pada beberapa jenis serangga, terutama ordo Hemiptera (kepik sejati) dan
Orthoptera (belalang), hewan jantannya juga heterogamet. Tetapi menhasilkan
sperma yang menyandang X, atau gamet tanpa kromosom seks. Pada hewan
jantan spesies ini, kromosom X tidak mempunyai pasangan homolog karena tidak
adanya kromosom Y. Jadi komplemen kromosom hewan jantan memperlihatkan
jumlah ganjil. Adanya satu-X menentukan sifat jantan dan dua-X menentukan sifat
betina. Bila kromosom X tunggal selalu terkandung dalam salah satu dari dua tipe
gamet yang dibentuk pada hewan jantan, suatu rasio kelamin 1:1 akan dihasilkan
pada keturunannya. Metode penurunan seks seperti ini biasa disebut sebagai
metode XO, simbol O menyatakan tidak adanya kromosom yang analog dengan Y
pada sistem XY.
Metode XO pada penentuan seks:
b. Betina heterogamet
Metode penentuan seks ini ditemukan pada golongan hewan yang secara
komparatif besar, termasuk kupu-kupu, gegat, kepik air, ulat sutra dan pada
beberapa burung dan ikan. Adanya satu-X dan dua-X pada spesies-spesies ini
berturut-turut menentukan sifat betina dan sifat jantan. Hewan betina beberapa
spesies (misalnya ayam domestik) mempunyai kromosom yang mirip dengan
kromosom Y pada manusia. Kromosomnya diberikan lambang Z dan W berturutturut untuk menggantikan X dan Y.
Metode ZO pada penentuan seks
28
Kromosom W pada ayam bukan merupakan unsur penentu jenis kelamin betina
yang kuat.
c. Tipe Ploidi
Beberapa serangga dapat melakukan partenogenesis, artinya dari sel telur
dapat terbentuk makhluk baru tanpa didahului oleh pembuahan oleh spermatozoa.
Contohnya lebah madu (Apis sp.)
Jelaslah bahwa penentuan jenis kelamin pada lebah madu tidak dipengaruhi oleh
kromosom kelamin pada makhluk lainnya, melainkan oleh sifat ploidi dari
makhluknya. Lebah yang diploid (2n) adalah betina, sedangkan yang haploid (n)
adalah jantan.
Determinasi Seks pada Drosophila
Sejak awal abad ini lalat Drosophila banyak digunakan dalam penelitian
Genetika karena lalat ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
a. Mudah dipelihara pada media makanan yang sederhana.
b. Mempunyai siklus hidup pendek (kira-kira 2 minggu), sehingga dalam 1 tahun
dapat diperoleh 25 generasi.
c. Memiliki tanda-tanda kelamin sekunder yang mudah dibedakan. Lalat betina lebih
besar daripada yang jantan, ujung abdomen meruncing dan pada abdomen
terdapat garis-garis hitam melintang. Lalat jantan lebih kecil, ujung abdomen
tumpul berwarna kehitam-hitaman dan pada abdomen terdapat sedikit garis-garis
29
hitam melintang. Ekstremitas (kaki) depan dari lalt jantan memilki sisir kelamin
(sex comb), tapi lalat betina tidak memilikinya.
d. Hanya mempunyai 8 kromosom saja, sehingga mudah menghitungnya. Delapan
buah kromosom yang terdapat di dalam inti sel itu dibedakan atas:
- Enam buah kromosom (atau tiga pasang) yang pada lalat betina maupun jantan
bentuknya sama dan karena itu disebut autosom (kromosom tubuh), disingkat
-
A.
Dua buah kromosom (atau 1 pasang) yang disebut kromosom kelamin (seks
kromosom) sebab anggota dari sepasang kromosom ini tak sama bentuknya
pada lalat betina dan jantan. Kromosom kelamin dibedakan atas:
1. Kromosom-X yang berbentuk batang lurus. Lalat betina memiliki 2 buah
kromosom-X.
2. Kromosom-Y yang lebih pendek daripada kromosom-X dan ujungnya sedikit
membengkok. Lalat jantan memiliki sebuah kromosom-X dan sebuah dan
sebuah kromosom-Y. Lalat betina normal tidak memiliki kromosom-Y. Karena
lalat betina memiliki 2 kromosom kelamin sejenis (yaitu 2 kromosom-X),
maka lalat betina dikatakan bersifat homogametik. Lalat jantan bersifat
heterogametik, karena memiliki kromosom-X dan kromosom-Y. Berhubung
dengan itu formula kromosom untuk lalat Drosophila adalah:
- Lalat betina = AAXX
- Lalat jantan = AAXY
Dalam keadaan normal, lalat betina membentuk satu mavcam sel telur haploid
sepasang
kromosom
kelamin
tidak
memisah
diri,
melainkan
tetap
b. Lalat AAXXY, yaitu apabila spermatozoa pembawa kromosom-Y membuahi sel telur
yang mempunyai 2 kromosom-X. Lalat ini betina, subur, tak ada bedanya dengan
lalat betina biasa. Berarti bahwa kromosom-Y pada Drosophila tidak memberi
pengaruh pada seks.
c. Lalat AAXO, yaitu apabila spermatozoa pembawa kromosom-X membuahi sel telur
tanpa kromosom-X. Lalat ini jantan dan steril. Sebaliknya, manusia XO adalah
perempuan steril. Tetapi tikus XO adalah betina fertil.
Drosophila YO tidak dikenal, sebab bila spermatozoa pembawa kromosom-Y
membuahi sel telur tanpa kromosom-X akan berakibat letal. Di samping itu, masih
dikenal beberapa kelainan lainnya pada Drosophila, misalnya:
a. Lalat ginandromorf, ialah lalat yang tubuhnya separoh bersifat betina dan separoh
lainnya jantan, dengan batas yang tegas. Berhubung dengan itu lalat ini tidak
dapat diberikan formula kromosomnya. Ginandromorf juga terjadi cacing sutra dan
lebah. Terjadinya ginandromorfisme pada vertebrata sulit untuk dideteksi karena
tergantung
dari
resiko
dan
perbedaan
yang
ditimbulkan
karena
faktor
Y.
Berhubung
dengan
itu
lalat
Drosophila
dengan
attached-X
yang
set/stel autosom (disingkat dengan X/A). Teori ini dikenal dengan nama teori
keseimbangan tentang seks dari Bridges.
Formula kromosom
AAXXX
AAXX
AAAXX
AAXY
AAAXY
Seks
Betina super
Betina
Interseks
Jantan
Jantan super
Dapat diketahui bahwa lalat betina mempunyai indeks kelamin 1, lalat jantan 0,5,
antara kedua nilai ini adalah lalat interseks, kurang dari 0,5 adalah lalat jantan
super, sedangkan lebih dari 1 betina super.
2. Gen-gen yang menentukan jantan rupa-rupanya dibawa oleh autosom. Sedangkan
gen-gen yang menentukan betina dibawa oleh kromosom-X.
3. Kromosom-Y lebih banyak mengatur fertilisasi pada lalat jantan. Karena itu lalat
AAXY adalah jantan yang dapat membentuk spermatozoa. Kromosom-Y tidak
mempunyai pengaruh pada lalat AAXXY dan berdasarkan indeks kelaminnya 1,00,
maka lalat ini betina.
4. Indeks kelamin (X/A) > 1,00 atau < 0,50 menghasilkan kelainan pada Drosophila
(betina super dan jantan super)
5. Indeks kelamin < 1,00 tetapi > 0,50 menghasilkan lalat antara betina dan jantan
(interseks).
Heteropiknosis Seks Kromosom dan Vesikel Seks
Selama proses meiosis, pasangan XY tertanam dalam vesikel seks pada
kebanyakan mamalia. Vesikel ini muncul selama fase zygonema dan pakinema, yang
pada saat itu kromosom XY tidak heteropiknotik. Pada akhir fase profase, XY yang
bivalen menjadi heteropiknosis lagi.
Sebab adanya vesikel seks pada seks kromosom tikus, mempengaruhi formasi
nukleolus (misal: vesikel seks berisi nukleolar organizer). Pada kasus ini vesikel
memiliki dua zona: (1) zone kromatin, berbentuk oval dan menempel pada membran
nuklear dan (2) daerah memiliki RNA/zona nucleolar yang memiliki warna abu-abu.
Kromatin ini tipis, terdiri atas kumparan DNA mikrofibril dan memiliki beberapa
filamen. Zone nukleolar berisi RNA yang feulgen negatif. Pada titik tengah zona
tersebut terdapat bagian yang padat di sekeliling tepinya. Selebihnya adalah struktur
seperti spon terbuat dari granula kurang lebih sebesar 15 nm. Seks vesikel pada
manusia tidak mengandung RNA dan zona nucleolar pun tidak ada.
Sistem Neo-XY pada Determinasi Seks
32
bukti
bahwa
kromosom
neo-Y
berangsur-angsur
menjadi
gonad
betina
berdiferensiasi
antara
minggu
ke-8
dan
ke-9
dari
dari orang perempuan mengandung sebuah badan kromatin pula dan bentuknya
bulat. Sementara orang laki-laki tidak memilikinya. Juga sel leukosit pada orang
perempuan memperlihatkan adanya badan kromatin, tetapi berbentuk khas yaitu
sebagai pemukul genderang, maka dalam bahasa inggris dinamakan drumstick.
Oleh karena ada atau tidak adanya badan kromatin itu ada hubungannya dengan
perbedaan jenis kelamin, maka badan kromatin itu disebut kromatin kelamin atau
seks kromatin atau juga Badan Barr. Karena orang perempuan memiliki seks
kromatin, maka dikatakan bersifat seks kromatin positif. Orang laki-laki dikatakan
bersifat seks kromatin negatif.
Hipotesis Lyon, muncul sebagai bentuk jawaban dari apa yang menyusun seks
kromatin sesungguhnya. Lyon berhipotesis bahwa seks kromatin itu terdiri dari salah
satu dari 2 buah kromosom-X yang terdapat di dalam inti sel tubuh wanita. Berhubung
dengan itu apabila sebuah sel tidak mengalami mitosis, maka substansi dari satu
kromosom-X dalam keadaan kurang, sehingga tidak tampak. Kromosom-X yang
satunya tetap dalam keadaan kompak sehingga dapat menghisap zat warna banyak
dan dapat dikenal sebagai seks kromatin. Dikatakan pula bahwa gen-gen di dalam
kromosom-X yang substansinya berkurang adalah aktif memberikan pengaruh pada
fenotip. Gen-gen yang terdapat dalam kromosom-X yang kompak yang membentuk
seks kromatin adalah non aktif. Berdasarkan hipotes Lyon yang menyatakan seks
kromatin adalah sebuah kromosom-X yang nonaktif, maka mudah dimengerti bahwa
pada orang normal, banyaknya seks kromatin dalam sebuah sel adalah sama dengan
jumlah kromosom-X dikurangi dengan satu. Jadi perempuan normal mempunyai dua
kromosom-X, maka ia memiliki sebuah seks kromatin, sehingga bersifat seks kromatin
positif. Sebaliknya laki-laki hanya memiliki sebuah kromosom-X saja, maka ia tidak
mempunyai seks kromatin sehingga bersifat seks kromatin negatif. Dengan demikian,
individu XO adalah wanita yang tidak mempunyai seks kromatin, maka manusia XXY
adalah pria yang memiliki satu seks kromatin, XXXX adalah wanita dengan tiga seks
kromatin.
Fakta bahwa X yang non-aktif muncul sebagai penyakit pada manusia yang
terpaut pada kromosom X. Penyakit ini disebut Lesch-Nyhan syndrom, adalah suatu
34
kondisi tubuh yang mengalami defisiensi salah satu enzim untuk metabolisme purin
(hipoxsanthine-guanine
phosphoribosly
transferase).
Enzim
ini
memproduksi
perlambatan mental dan meningkatkan level asam uric sebagai hasil mutasi
kromosom-X yang resesif.
Hubungan Seks Kromatin dengan Ratio Seks dan Kematian
Tes seks kromatin juga dilakukan untuk mengetahui jumlah wanita terhadap pria
(ratio
seks)
sejak
konsepsi.
Hasil
penelitian
berdasarkan
tes
seks
kromatin
35
sangat jarang terkena hemofilia. Beberapa kasus yang terjadi adalah ayah yang
hemofilia dan ibunya merupkan adalah karier hemofilia.
Gen yang terpaut pada kromosom X juga bisa berupa keabnormalan pada
manusia, yaitu: Ichthyosis, Myopia, Gowers Muscular Athrophy, dan sebagainya.
(2)gen yang terpaut pada kromosom-Y,
Yaitu gen yang terlokalosasi pada Y yang nonhomolag dan bukan alel-Y. Gen-gen
pada kromosom Y yang nonhomolog langsung diwariskan dari ayah ke putranya.
Contoh, ichthyosis hystrix gravis dan penyakit lainnya ditemukan pada laki-laki.
(3)gen yang terpaut pada kromosom XY,
Yaitu gen yang terlokalisasi pada segmen kromosom yang homolog pada X dan Y
(disebut juga pautan yang tidak lengkap). Gen-gen tersebut diwariskan sebagai
gen-gen autosom. Mereka secara parsial terpaut pada seks. Terdapat beberapa
variasi kelainan, diantaranya buta warna total dan gangguan kulit (xeroderma
pigmentosum dan epidermolysis bullosa), retinitis pigmentosa, spastic paraplegia
dan penyakit lain
Sitogenetik Manusia
Sitogenetik merupakan ilmu yang berkembang dari ilmu pengetahuan sitologi
dan genetika. Ilmu ini mempelajari perilaku kromosom-kromosom selama mitosis dan
meiosis, hubungan kromosom dengan transmisi dan rekomendasi dari gen-gen, dan
mempelajari penyebab serta akibat perubahan struktur dan jumlah kromosom. Salah
satu contoh tehnik yang dikembangkan adalah kultur cairan amniotik yang dipakai
untuk diagnosis kromosom. Misalnya: untuk mengetahui analisis abnormalitas anakanak yang baru lahir.
36
metasentris,
submetasentris,
dan
akrosentris.
Karateristik
kromosom
kariyotipe manusia ditunjukkan dalam tabel di bawah ini menuru Denver dan London
Report.
Denver
London Report
Description
Report
Golongan 1- Golongan 1-3 (A) Kromosom yang besar dengan
3
sentromer yang berada di
tengah-tengah: 1, 2 dan 3
biasanya
bisa
diidentifikasi
secara morfoogi
Golongan 4- Golongan 4-5 (B) Kromosom
submetasentris
5
yang besar
Golongan 6- Golongan X. 6- Kromoso
submetasentris
12
12 (C)
ukuran sedang
Golongan
Golongan 13-14 Kromosom akrosentris yang
13-15
(D)
besar
Golongan
Golongan 16-18 No.16 adalah metasentris; no.
16-18
(E)
17-18
adalah
kromosom
submetasentris yang kecil
Golongan
Golongan 19-20 Kromosom metasentris kecil
19-20
(F)
Golongan
Golongan 21-22 Kromosom akrosentris pendek
37
21-22
+ Y (G)
Kromosom
seks
Y
X
1. Abnormalitas akibat perubahan jumlah kromosom
21-trisomy
(mongolisme).
Individu
ini
mengalami
keterbelakangan
dilakukan untuk mengetahui penyakit ini. Maka orang tua harus waspada karena
penyakit ini semakin tinggi resiko terjadinya pada usia ibu yang hamil di atas 35
tahun. Di samping itu, bisa terjadi pada saudara dari anak-anak
yang normal
38
tetapi
kadang-kadang
potongan
dari
autosom
no.5
mengadakan
saling melekat. Jika kromosom cincin muncul maka menyebabkan catat mental
dan fisik. Kromosom cincin pernah dijumpai pada autosom no.5, 13,18 dan 21
atau 22.
e. Hermafroditisme
- Hermaproditisme sejati adalah keadaan bahwa suatu individu mempunyai
jaringan testis maupun jaringan ovarium. Untuk menentukannya harus
dilakukan pemeriksaan kromosom kelaminnya serta ada/tidaknya seks
kromatin. Sebuah studi dari 108 kasus hermafroditismus sejadi didapatkan
59 individu 46,XX, 21individu 46,XY dan 28 individu mosaik (46,XX/46XY).
Berdasarkan penemuan itu tentunya ada yang seks kromatin positif dan ada
-
yang negatif.
Pseudohermafroditisme merupakan kondisi individu yang memiliki satu
jaringan gonad yaitu testis atau ovarium, tetapi rudimenter (salah satu
40
Kombinas
Macam
kelainan
kromoso
Banyaknya
Jumlah
seks
kromosom
kromatin
somatis
45
Frekuensi
Jumlah yang
Kesubu
yang
ran
diperkirakan
Wanita
() +
tiap 1.000
0,2-0,4
45.300-90.600
Seks
diperkirakan di
Amerika
Turner
m
AAX
Klinefelter
AAXXY
47
Pria
2,0
453.000
Klinefelter
AAXXYY
48
Pria
Rendah
Rendah sekali
XXYY
Klinefelter
sekali
AAXXXYY
49
Pria
XXXYY
Rendah sekali
Rendah
Triplo-X
AAXXX
47
Wanita
sekali
Tetra-X
AAXXXX
48
Wanita
Triplo-X,Y
AAXXXY
48
Pria
0,75
Rendah sekali
Tetra-X,Y
AAXXXXY
49
Pria
Rendah
Rendah sekali
Penta-X
AAXXXXX
49
Wanita
sekali
Rendah sekali
XYY
AAXYY
47
Pria
Rendah
186.500-
sekali
453.000
Rendah sekali
Rendah
sekali
Rendah
sekali
0,7-2,0
41
169.880
Keterangan:
+
tidak subur
42
a. Sindroma Turner
Sifat-sifat abnormal: tubuhnya pendek sekitar 120 cm pada usia dewasa, leher
pendek dan pangkalnya seperti bersayap, dada lebar, tanda kelamin sekunder
tidak berkembag. Dalam keadaan ekstrim, kulit pada leher sangat kendur sehingga
mudah ditarik ke samping. Sindroma turner mungkin terajdi karena adanya
nondisjunction di waktu ibu membentuk sel telur. Kemungkinan lain disebabkan
karena hilangnya sebuah kromosom kelamin selama mitosis setelah zigot XX atau
XY terbentuk. Belakangan juga menyebutkan sebabnya adalah mosaik dengan
kromosom kelamin X/XX.
b. Sindroma Klinefelter
Individu tersebut memiliki tanda-tanda wanita seperti tumbuhnya payudara,
pertumbuhan rambut kurang, lengan dan kaki ekstrim panjang sehingga seluruh
tubuh tampak tinggi, suara tinggi seperti wanita, testis kecil. Penderita biasanya
tuna mental. Sindroma klinfelter lebih banyak disebabkan oleh nondisjunction XX
selama oogenesis.
c. Sindroma Triplo-X (triple-X)
Individu ini mempunyai fenotip perempuan, tetapi pada umur 22 ia mempunyai
alat kelamin luar seprti kepunyaan bayi. Alat kelamin dalam dan payudara tidak
berkembang dan ia sedikit mendapat gangguan mental. Pernah juga ditemukan
wanita poli-X yang berupa tetra-X dan penta-X. Makin bertambah banyak jumlah
kromosom-X yang dimiliki seseorang, makin kurang intelegensinya dan semakin
bertambah gangguan mentalnya. Penyebab terbentuknya wanita triple-X adalah
adanya nondisjunction pada waktu ibu membentuk gamet.
d. Pria XYY
Ukuran tubuh ekstrim tinggi (rata-rata 183 cm, sedang laki-laki lainnya dalam
rumah penjara yang sama mempunyai ukuran tinggi tubuh rata-rata 165 cm).
Intelegensinya mempunyai IQ antara 80-118. Terdapat abnormalitas pada genitalia
luar dan dalam, namun tidak pada bentuk tubuh. Mereka umumnya agresif dan
suka berbuat jahat serta melanggar hukum. Karena pria XYY mempunyai dua buah
kromosom-Y maka nondisjunction tentunya berlangsung pada waktu ayahnya
membentuk spermatozoa. Nondisjunction berlangsung selama meiosis II, sehingga
ada spermatozoa yang memiliki kromosom-Y. Apabila spermatozoa ini membuahi
sel telur (membawa X) maka terjadilah zigot yang kemudian berkembang menajdi
laki-laki XYY.
Pertanyaan dan Diskusi
43
Sejak
berusia 12 tahun, fisik dan kelamin mulai berubah. Payudara Agustina tidak tumbuh
seperti layaknya para remaja perempuan. Perubahan itu juga disertai perubahan
perilaku. Suaranya pun berubah seperti anak laki-laki. Hasil cek kromosom
menunjukkan Agustina laki-laki.
2. Perubahan psikologi/kecenderungan
untuk
perempuan
atau
laki-laki
sehingga
45