PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
patogen tunggal dengan angka kematian terbanyak nomor dua di dunia. Indonesia
berada di urutan kelima negara penyumbang kasus TB terbesar di dunia.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, DKI Jakarta berada pada urutan ketiga
setelah Jawa Barat dan Papua dengan prevalensi TB paru terbesar di Indonesia
Prevalensi TB di DKI Jakarta pada tahun 2012 sebesar 256 per 100.000
penduduk, sedangkan kasus TB di Jakarta Utara mencapai 200 per 100.000
penduduk. Case Detection Rate (CDR) di DKI Jakarta pada tahun 2012 mencapai
84,04%, sedangkan di Jakarta Utara sebesar 67,06%, di mana angka tersebut
merupakan CDR yang terendah bila dibandingkan dengan angka CDR di 4
kotamadya DKI Jakarta lainnya. Mortalitas TB Paru di DKI Jakarta sebesar 155
per 100.000 penduduk, sedangkan di Jakarta Utara sebesar 26 per 100.000
penduduk. Angka mortalitas di Jakarta Utara ini menduduki urutan ke 4 dari 5
kotamadya di DKI Jakarta. Angka keberhasilan pengobatan TB di DKI Jakarta
pada tahun 2012 sebesar 81,60%, sedangkan di Jakarta Utara sebesar 81,46%.
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama dalam
pengendalian TB karena dapat memutuskan rantai penularannya. Pada tahun
1994, WHO meluncurkan strategi pengendalian TB untuk diimplementasikan
secara internasional, yang disebut dengan DOTS (Direct Observed Treatment
Short-course). Indonesia sendiri baru menerapkan strategi ini secara nasional
pada tahun 1995. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk
penngendalian TB, namun beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi.
Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru, seperti ko-infeksi TB
dengan HIV, TB resisten obat, dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas
yang semakin tinggi.
Kegiatan Puskesmas dalam lingkup wilayah Kecamatan Koja meliputi
kegiatan yang didasarkan atas prinsip DOTS, dengan Puskesmas Kecamatan Koja
sebagai puskesmas rujukan mikroskopis dan puskesmas kelurahan lainnya
sebagai puskesmas satelit. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan
membandingkan hasil indikator dengan target, sehingga akan terlihat masalah
pada kegiatan yang ada dan dapat dilakukan perbaikan yang diperlukan. Di
samping itu, evaluasi juga digunakan untuk melihat apakah target dan tujuan dari
program penanggulangan TB telah tercapai atau tidak.
Evaluasi dilakukan setelah suatu periode waktu tertentu, biasanya setiap 6
bulan hingga 1 tahun. Hasil evaluasi akan berguna untuk perencanaan dan
perbaikan kebijakan program penanggulangan TB. Oleh sebab itu, laporan ini
bertujuan untuk mengevaluasi program penanggulangan TB di Puskesmas dalam
lingkup wilayah Kecamatan Koja dengan cara mengetahui target yang telah
tercapai serta mendapatkan pendekatan yang efektif pada masalah-masalah yang
ada dan memberikan solusi yang dapat diterapkan
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan mengkaji kinerja Puskesmas dalam lingkup wilayah
Kecamatan Koja dalam menjalankan program penanggulangan TB periode
Januari-Desember 2014 dan Januari-Juni 2015
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mengevaluasi keberhasilan program penanggulangan TB
di Puskesmas lingkup wilayah Kecamatan Koja pada periode JanuariDesember 2014 serta Januari-Juni 2015 dengan mengacu pada beberapa
indicator
nasional
yang
tercantum
dalam
Pedoman
Nasional
Form
Pembacaan
hasil
Pencatatan Hasil Pemeriksaan Dahak dan Rontgen Thorax
(form TB. 04)
SAKIT TB
BUKAN SAKIT TB
Data dikirim
Alur pengobatan
TBke puskesmas Kecamatan Koja se
Hasil BTA:
+++
++-
Hasil BTA:
Hasil BTA:
+ - -
- - -
Pemeriksaan Rontgen
Dada
Hasil mendukung
TB
Hasil tidak
mendukung TB
Tidak ada
perbaikan
Ada perbaikan
Pemeriksaan TB BTA
Positif
Hasil BTA:
- --
Hasil Rontgen
Negatif
Kategori 1:
2 bulan HRZE per hari/
2 bulan HRZE per hari /
2 bulan HRZE per hari
Kategori 2:
2 bulan HRZES per hari
dan dilanjutkan dengan 1
bulan HRZE per hari
BTA +
BTA -
Tahap Lanjutan
Kategori 1
4 bulan 3x HR per minggu/
4 bulan HR per minggu /
4 bulan HE per minggu
BTA +
MDR TB
Kategori 2
5 bulan 3x HRE per minggu /
5 bulan 1x HRE per minggu
Data PMO
(nama, alamat, nomor yang dapat
dihubungi)
Form TB 01
di
Puskesmas
wilayah
Kecamatan
Koja
dalam
program
IDENTIFIKASI SASARAN
(data, masalah, kelompok resiko tinggi tertular)
FORM TB 01
DESAIN PENYULUHAN
(jadwal, metode, lokasi, sasaran , alat bantu)
Laporan perencanaan kegiatan
PELAKSANAAN PENYULUHAN
(undangan/surat pemberitahuan, daftar hadir, notulen)
Merencanakan
Kunjungan rumah
Jadwal kunjungan
Mengisi checklist
pelacakan suspek TB
(Check list pelacakan
kasus, catatan kunjungan
pasien)
Suspek TB
1.3.8 Pengembangan Pelatihan Petugas TB
akan mengikuti
Berikut adalah alur pengembangan pelatihan petugas TB yang
di
alurberlaku
diagnosis
TB
Puskesmas wilayah Kecamatan Koja dalam program penanggulangan
TB Metode
Pengembangan
Evaluasi
-Objek: materi, tujuan,
Penyelenggaraan
metode pembelajaran,
pelatihan
peserta, fasilitator,
Mengevaluasi ketepatan
-Akreditasi pelatihan
Identifikasi kebutuhan
Pelaksanaan
kepanitiaan,
pengambilan obat
oleh
- Kerangka
acuan
pelatihan
Evaluasi
penyelenggaraan
pasien dan PMO
nya pelatihan
Desain
- Kepanitiaan,
dana
- Kesenjangan: kompetensi
- Model evaluasi:
Monitoring harian
-Pengembangan
- Persiapan administrat,
dan kinerja
1. Selama pelatihan
kurikulum
persiapan bahan, tempat
-variabel: organisasi, tugas,
-reaksi
-pelatihan,
Penyusunan
dan materi
praktek
personal
-Pembelajaran
-lapangan
Metode Pembelajaran
2. Paska pelatihan
- Peserta dan fasilitator
- kinerja
- Proses pembelajaran dan
-dampak
evaluasi
Penetapan Tujuan
Pelatihan
Pelatihan ulang
(Laporan kegiatan)
BAB II
KERANGKA EVALUASI
2.1. Kerangka Evaluasi
4) LINGKUNGAN
1) MASUKAN
2) PROSES
3) KELUARAN
5) UMPAN
BALIK
6) DAMPAK
B. Pelayanan Kesehatan
a. Tenaga
Puskesmas Rujukan Mikroskopis
o Kuantitas: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih
terdiri dari 1 dokter, 1 perawat/petugas TB, dan 1 petugas
laboratorium
o Kualitas: pelatihan dasar program TB dan pelatihan lanjutan
Puskesmas Satelit
o Kuantitas: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih
Non-medis
o Tempat penyimpanan obat (standar pengaturan suhu,
penerangan cukup, aman dari pencurian, kebakaran, bencana
alam; bersih, rak tidak berdebu, lantai disapu, tembok bersih;
penerimaan dan pengeluaran barang harus dicatat, obat
oleh kader TB
Terdapat pelaporan penggunaan dana dari setiap kegiatan kader
puskesmas
Terdapat laporan rencana usulan kegiatan untuk program TB setiap
bulan
Terdapat rencana anggaran kegiatan untuk program TB setiap bulan
Terdapat rencana pelaksanaan kegiatan untuk program TB setiap
bulan
secara rutin
Pelayanan kesehatan
o Penegakan diagnosa TB paru
Penemuan kasus TB dewasa sesuai dengan gejala klinis
pasien
Penemuan kasus TB anak sesuai dengan sistem skoring
o Pemeriksaan penunjang di Puskesmas Kecamatan Koja
Pemeriksaan dahak SPS bagi suspek TB dewasa
X-ray dilakukan bila pemeriksaan dahak negatif
o Pengobatan OAT, PMO, dan konseling
Pengobatan pasien TB anak dengan menggunakan sistem
skoring
Pengobatan jalan dan pemberian obat sesuai dengan
PMO
PMO diberi penjelasan mengenai fungsinya oleh petugas
o Follow-up pengobatan TB berupa kunjungan rumah
Kunjungan rumah pada pasien yang terlambat mengambil
tinggi
Pemberdayaan masyarakat berupa kader TB
o Pemilihan kader TB yang disesuaikan dengan jumlah pasien TB
di setiap kelurahan
o Pelatihan kader TB yang dilakukan oleh Koordinator TB setiap
puskesmas kelurahan sebanyak 2 kali setahun
o Menyusun jadwal pertemuan dan pelatihan kader TB
o Terdapat laporan kegiatan kader TB dalam membantu tenaga
kesehatan melalui penyuluhan masyarakat, penemuan kasus baru
puskesmas
Penyuluhan kelompok dinyatakan berhasil bila memenuhi jumlah
target sasaran, terdapat ringkasan hasil diskusi setelah penyuluhan,
B. Pelayanan Kesehatan
Indikator keluaran pelayanan kesehatan yang akan digunakan dalam
menilai
kinerja
puskesmas
sesuai
dengan
Pedoman
Nasional
Penanggulangan TB
paru
yang
tercatat
(TB.01
dan TB.03).
Indikator
ini
X100
%
pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Data ini didapatkan
pada form TB.01. Angka yang harus dicapai sebesar 85%. Angka
ini dipengaruhi oleh angka default yang tidak boleh melebihi 10%
karena akan menghasilkan proporsi pengobatan ulang yang tinggi
dimasa yang akan datang yang disebabkan karena ketidak-efektifan
dari penanggulangan TB.
BAB III
ANALISA SITUASI
3.1. Data Umum
3.1.1. Data Demografi
Luas wilayah Kecamatan Koja sebesar 1.224,62 Ha yang terbagi
menjadi 6 kelurahan, 82 RW, 905 RT, dengan total jumlah penduduk sebanyak
331.775 jiwa dan kepadatan penduduk 270,89 jiwa/Ha. Kecamatan Koja
merupakan kecamatan dengan kecamatan penduduk paling tinggi di wilayah
Jakarta Utara, di mana rumah penduduk saling berdekatan satu sama lain.
Kecamatan Koja melingkupi Kelurahan Koja, Lagoa, Tugu Utara,
Tugu Selatan, Rawa Badak Utara, dan Rawa Badak Selatan. Wilayah dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah wilayah Rawa Badak Selatan
Tabel 3.1 Data Kependudukan Kecamatan Koja
N
o
1
2
3
4
5
6
Kelurahan
Koja
Lagoa
Tugu Utara
Tugu Selatan
Rawa Badak
Utara
Rawa Badak
Selatan
Total
Luas
Wilayah
( Ha )
327,5
157,99
236,65
268
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
41.944
72.112
79.226
42.766
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/Ha)
128,1
456,41
334,71
159,57
133,38
45.477
340,9
14
101,1
50.230
496,83
11
1224,62
331.755
270,89
82
Jumlah
RW
Jumlah
RT
13
18
19
7
146
222
214
95
119
109
905
Fasilitas Kesehatan
Jumlah
Puskesmas
Balkesmas
Balai Pengobatan Umum
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit Swasta
Total
8
3
24
4
1
40
PKC
Koja
PKL
Koja
PKL
Lagoa
PKL
TU 1
BTA +
BTA Total
*
*
*
25
62
87
*
*
*
*
*
*
PKL
TU 3
24
20
44
PK
L
TS
27
8
35
PKL
RBU
I
7
24
31
PKL
RBU
II
*
*
*
PKL
RBS
Total
*
*
*
83
114
197
Pasien TB
PKC
KojaL Koja
PKL
PKL
PKL
Lagoa
TU 1
TU 3
PKL
TS
PKL
PKL
RBU
RBU
II
PKL
RBS
Total
BTA +
26
29
38
24
14
27
11
16
25
210
11
13
15
12
Total
37
42
53
26
18
35
23
30
222
PK
PK
PKL
PK
PK PK
PK
PKL
PK
RBU
Tota
RBU
II
RBS
16
25
210
Lagoa L TU L TU L TS
Koja Koja
BTA + berobat
26
29
38
24
14
27
I
11
Konversi
16
24
24
22
13
17
12
16
153
Sisipan
27
22
Konversi
setelah sisipan
PKC
PKL
PKL
KOJA KOJA LAGOA
15
3
24
2
11
14
PKL
TU 1
PKL
TU 3
PKL
TS
19
3
16
7
22
1
PKL
RBU
I
8
3
PKL
RBU
II
15
0
PKL
Total
RBS
10
2
140
35
lengkap
DO
Mati
Gagal
Pindah
8
3
0
3
32
Total
1
0
0
5
32
12
0
1
4
42
0
0
0
0
22
0
0
0
0
23
1
1
0
3
28
1
1
1
0
14
1
0
1
0
17
2
1
0
2
1717
26
6
3
17
227
PKC
PKL
PKL
Koja
Koja
Lagoa
PKL
TU 1
12
0
2
14
6
0
0
6
12
0
2
14
4
0
0
4
PKL
TU 3
PKL
TS
6
0
0
6
7
0
0
7
PKL
RBU I
2
0
0
2
PKL
RBU
II
PKL
RBS
Total
7
0
0
7
56
0
4
60
0
0
0
0
3.3.8.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10-15 Juli 2015 meliputi periode
Januari-Desember 2014. Sumber data diambil dari data primer dan sekunder
Tabel 3.8. Jenis Data, Cara Pengambilan Data, dan Variabel
Jenis dan Sumber
Data
DATA PRIMER
Observasi lapangan,
checklist sarana,
laporan mutu
pelayanan
Wawancara dengan
penanggung jawab
program
penanggulangan TB
Form persetujuan
PMO dan persetujuan
pengobatan TB
Cara pengambilan
data
Observasi lapangan
dan melihat laporan
Wawancara
Melihat laporan
setiap pasien dan
melaukakan
pencatatan
Variabel
Tenaga
Pendanaan
Sarana medis dan non medis
Fasilitas kesehatan
Masalah yang dihadapi dalam pemerataan
media informasi TB
Masalah yang dihadapi dalam pelayanan TB
Alasan mengapa angka kesembuhan rendah
Mengetahui ketersediaan PMO pada setiap
pasien
Mengetahui pelaksanaan penyuluhan
perorangan yang ditujukan pada PMO dan
Kartu pengobatan TB
(TB01)
melakukan pencatatan
Laporan hasil
pengobatan (TB08)
pencatatan
Melihat laporan
kegiatan dan
melakukan pencatatan
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH