Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
patogen tunggal dengan angka kematian terbanyak nomor dua di dunia. Indonesia
berada di urutan kelima negara penyumbang kasus TB terbesar di dunia.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, DKI Jakarta berada pada urutan ketiga
setelah Jawa Barat dan Papua dengan prevalensi TB paru terbesar di Indonesia
Prevalensi TB di DKI Jakarta pada tahun 2012 sebesar 256 per 100.000
penduduk, sedangkan kasus TB di Jakarta Utara mencapai 200 per 100.000
penduduk. Case Detection Rate (CDR) di DKI Jakarta pada tahun 2012 mencapai
84,04%, sedangkan di Jakarta Utara sebesar 67,06%, di mana angka tersebut
merupakan CDR yang terendah bila dibandingkan dengan angka CDR di 4
kotamadya DKI Jakarta lainnya. Mortalitas TB Paru di DKI Jakarta sebesar 155
per 100.000 penduduk, sedangkan di Jakarta Utara sebesar 26 per 100.000
penduduk. Angka mortalitas di Jakarta Utara ini menduduki urutan ke 4 dari 5
kotamadya di DKI Jakarta. Angka keberhasilan pengobatan TB di DKI Jakarta
pada tahun 2012 sebesar 81,60%, sedangkan di Jakarta Utara sebesar 81,46%.
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama dalam
pengendalian TB karena dapat memutuskan rantai penularannya. Pada tahun
1994, WHO meluncurkan strategi pengendalian TB untuk diimplementasikan
secara internasional, yang disebut dengan DOTS (Direct Observed Treatment
Short-course). Indonesia sendiri baru menerapkan strategi ini secara nasional
pada tahun 1995. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk
penngendalian TB, namun beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi.
Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru, seperti ko-infeksi TB
dengan HIV, TB resisten obat, dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas
yang semakin tinggi.
Kegiatan Puskesmas dalam lingkup wilayah Kecamatan Koja meliputi
kegiatan yang didasarkan atas prinsip DOTS, dengan Puskesmas Kecamatan Koja
sebagai puskesmas rujukan mikroskopis dan puskesmas kelurahan lainnya
sebagai puskesmas satelit. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan
membandingkan hasil indikator dengan target, sehingga akan terlihat masalah
pada kegiatan yang ada dan dapat dilakukan perbaikan yang diperlukan. Di

samping itu, evaluasi juga digunakan untuk melihat apakah target dan tujuan dari
program penanggulangan TB telah tercapai atau tidak.
Evaluasi dilakukan setelah suatu periode waktu tertentu, biasanya setiap 6
bulan hingga 1 tahun. Hasil evaluasi akan berguna untuk perencanaan dan
perbaikan kebijakan program penanggulangan TB. Oleh sebab itu, laporan ini
bertujuan untuk mengevaluasi program penanggulangan TB di Puskesmas dalam
lingkup wilayah Kecamatan Koja dengan cara mengetahui target yang telah
tercapai serta mendapatkan pendekatan yang efektif pada masalah-masalah yang
ada dan memberikan solusi yang dapat diterapkan
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan mengkaji kinerja Puskesmas dalam lingkup wilayah
Kecamatan Koja dalam menjalankan program penanggulangan TB periode
Januari-Desember 2014 dan Januari-Juni 2015
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mengevaluasi keberhasilan program penanggulangan TB
di Puskesmas lingkup wilayah Kecamatan Koja pada periode JanuariDesember 2014 serta Januari-Juni 2015 dengan mengacu pada beberapa
indicator

nasional

yang

tercantum

dalam

Pedoman

Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis 2011


2. Mengetahui masalah yang terjadi pada program penanggulangan TB di
Puskesmas lingkup wilayah Kecamatan Koja pada periode JanuariDesember 2014 serta Januari-Juni 2015
3. Mencari penyebab masalah serta mengusulkan solusi untuk masalah yang
dihadapi dalam pelaksanaan program penanggulangan TB di Puskesmas
lingkup wilayah Kecamatan Koja pada periode Januari-Desember 2014
serta Januari-Juni 2015
1.3 Kegiatan Program Penanggulangan TB di Puskesmas Daerah Kecamatan
Koja
Program yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Koja untuk penanggulangan
TB di wilayah cakupannya dilakukan melalui beberapa kegiatan, seperti:
1. Promosi kesehatan berupa penyuluhan perorangan dan kelompok
2. Pelayanan kesehatan, berupa:
a. Penegakkan diagnosa TB paru dengan pemeriksaan sputum BTA SPS di
Puskesmas Kecamatan Koja

b. Pengobatan TB (OAT), PMO, dan konseling


c. Follow-up pengobatan TB berupa kunjungan rumah
d. Pelatihan petugas TB
3. Pemberdayaan masyarakat berupa kader TB

Pasien datang dan mendaftarkan diri ke loket pendaftaran


Pasien
serta
mendapat
membayar
nomor
biaya
registrasi
registrasi
dan menunggu antrian di rua

Pasien masuk ke BPU sesuai nomor urut

Pasien dengan gejala klinis :


demam, batuk atau batuk darah lebih dari 2 minggu, sesak nafas, nyeri dada, malaise,penurunan bera

SUSPEK PENDERITA TB (form TB.06)


gf

Form

1.3.1 Alur Kinerja Pelayanan Kesehatan TB


Berikut
adalah prosedur puskesmas lingkup wilayah Kecamatan Koja dalam
PENEGAKANDIAGNOSIS
Anak < 15 Tahun
program pelayanan kesehatan TB
Pemeriksaan dahak SPS rontgen thoraks (formTB.05)
Mantoux test, pencitraaan dan sistem sko

Pembacaan
hasil
Pencatatan Hasil Pemeriksaan Dahak dan Rontgen Thorax
(form TB. 04)

SAKIT TB

Mantoux dan pencitraan (ron

BUKAN SAKIT TB

Pemberian obat sesuai dengan diagn


Mulai Pengobatan Intensif dan Lanjutan (form TB.01)
Rujuk
VCT screening

Data dikirim
Alur pengobatan
TBke puskesmas Kecamatan Koja se

1.3.2 Alur Pemeriksaan Laboratorium Suspek TB Dewasa


Berikut adalah alur pemeriksaan laboratorium tersangka TB dewasa. Data
mengenai pemeriksaan laboratorium dan hasilnya dapat dilihat dari form TB
01 dan 05.

Hasil BTA:
+++
++-

Hasil BTA:

Hasil BTA:

+ - -

- - -

Pemeriksaan Rontgen
Dada

Hasil mendukung
TB

Beri antibiotik spektrum


luas

Hasil tidak
mendukung TB

Tidak ada
perbaikan

Ada perbaikan

Ulangi pemeriksaan dahak


SPS
Hasil BTA:
+++
+++- -

Pemeriksaan TB BTA
Positif

Hasil BTA:

- --

Pemeriksaan Rontgen dada


HasilNegatif
mendukung
TB BTA
TB
Rontgen Positif

Hasil Rontgen
Negatif

1.3.3 Alur Pengobatan TB Dewasa


Tahap Intensif

Penderita baru BTA + atau


BTA dengan RO +

Penderita Kambuh, gagal,


putus berobat dengan BTA +

Kategori 1:
2 bulan HRZE per hari/
2 bulan HRZE per hari /
2 bulan HRZE per hari

Kategori 2:
2 bulan HRZES per hari
dan dilanjutkan dengan 1
bulan HRZE per hari

Evaluasi Pengobatan dengan


pemeriksaan sputum BTA

BTA +

BTA -

Sisipan 1 bulan RHZE kemudian


evaluasi sputum BTA
BTA -

Tahap Lanjutan

Kategori 1
4 bulan 3x HR per minggu/
4 bulan HR per minggu /
4 bulan HE per minggu

BTA +

MDR TB
Kategori 2
5 bulan 3x HRE per minggu /
5 bulan 1x HRE per minggu

1.3.4 Pengawas Menelan Obat (PMO)


Berikut adalah penetapan Pengawas Menelan Obat yang berlaku di Puskesmas
wilayah Kecamatan Koja dalam program penanggulangan TB

Pasien didiagnosa TB dan sudah menandatangani


formulir persetujuan pengobatan TB paru yang
berisi persetujuan tertulis dari pasien untuk
mendapat tindakan pengobatan TB

Pasien diminta memilih PMO dengan syarat PMO sebagai berikut:


Dikenal, dipercaya, disegani dan dihormati oleh penderita

Tinggal dekat penderita

Sukarela dan bersedia dilatih dan mendapat penyuluhan bersama penderita

Calon PMO diberikan penjelasan mengenai


tugas umum PMO (Lampiran)

PMO yang dipilih harus disetujui


oleh petugas, pasien dan calon PMO
(form persetujuan PMO)

Data PMO
(nama, alamat, nomor yang dapat
dihubungi)
Form TB 01

1.3.5 Alur Konseling Pasien TB dalam Pengobatan


Berikut adalah alur konseling pasien
TB dalam pengobatan yang
diaplikasikan di Puskesmas wilayah Kecamatan Koja dalam program
penanggulangan TB, diambil dari prosedur mutu pelayanan TB paru
Identifikasi pasien
(Status TB 01)
Persiapan konseling
(Register pengobatan)
Pelaksanaan konseling
(check list konseling)
Folow up (diagram
pacuan kuda)

1.3.6 Alur Program Promosi Kesehatan


Berikut adalah alur promosi kesehatan dan sumber data yang digunakan yang
berlaku

di

Puskesmas

wilayah

Kecamatan

Koja

dalam

program

penanggulangan TB, diambil dari Pedoman Penanggulangan DO TBC di


puskesmas.

IDENTIFIKASI SASARAN
(data, masalah, kelompok resiko tinggi tertular)
FORM TB 01

DESAIN PENYULUHAN
(jadwal, metode, lokasi, sasaran , alat bantu)
Laporan perencanaan kegiatan

PELAKSANAAN PENYULUHAN
(undangan/surat pemberitahuan, daftar hadir, notulen)

MONITORING DAN EVALUASI


(Laporan Kegiatan, checklist
pengawasan promosi kesehatan
masyarakat)

1.3.7 Alur Kunjungan Rumah


Berikut adalah alur pelaksanaan kunjungan rumah pasien TB yang
diaplikasikan di Puskesmas wilayah Kecamatan Koja
Pasien terdiagnosis
TB

Keterlambatan Pasien mengambil obat:


Terlambat >3 hari dari tanggal yang di tentukan
(fase awal)

Terlambat > 7 hari dari tanggal yang di tentukan


( fase lanjutan)

(Monitoring harian pengambilan obat, TB 03)


Apabila masih belum datang atau
tidak dapat dihubungi maka
Menghubungi
melalui telepon
dilakukan kunjungan
rumah
untuk mengingatkan jadwal
pengambilan
obat pasienrumah
Pengisian
checklist kunjungan
DO dan penyuluhan kepada pasien
beserta PMO dan keluarga
Checklist kunjungan rumah DO,
form TB 01pasien

Merencanakan
Kunjungan rumah
Jadwal kunjungan

Kunjungan rumah untuk


melacak suspek TB
(Jadwal kunjungan,
catatan Form TB 01)

Mengisi checklist
pelacakan suspek TB
(Check list pelacakan
kasus, catatan kunjungan
pasien)

Suspek TB
1.3.8 Pengembangan Pelatihan Petugas TB
akan mengikuti
Berikut adalah alur pengembangan pelatihan petugas TB yang
di
alurberlaku
diagnosis
TB
Puskesmas wilayah Kecamatan Koja dalam program penanggulangan
TB Metode
Pengembangan
Evaluasi
-Objek: materi, tujuan,
Penyelenggaraan
metode pembelajaran,
pelatihan
peserta, fasilitator,
Mengevaluasi ketepatan
-Akreditasi pelatihan
Identifikasi kebutuhan
Pelaksanaan
kepanitiaan,
pengambilan obat
oleh
- Kerangka
acuan
pelatihan
Evaluasi
penyelenggaraan
pasien dan PMO
nya pelatihan
Desain
- Kepanitiaan,
dana
- Kesenjangan: kompetensi
- Model evaluasi:
Monitoring harian
-Pengembangan
- Persiapan administrat,
dan kinerja
1. Selama pelatihan
kurikulum
persiapan bahan, tempat
-variabel: organisasi, tugas,
-reaksi
-pelatihan,
Penyusunan
dan materi
praktek
personal
-Pembelajaran
-lapangan
Metode Pembelajaran
2. Paska pelatihan
- Peserta dan fasilitator
- kinerja
- Proses pembelajaran dan
-dampak
evaluasi
Penetapan Tujuan
Pelatihan

1.3.9 Pembentukan Kader TB


Berikut adalah alur pemberdayaan masyarakat, yaitu pembentukan kader TB

Pemilihan kader sesuai kriteria


(checklist kriteria dan form persetujuan
calon kader TB)

Pelatihan kader mengenai TB


(Laporan kegiatan)

Setiap kegiatan kader


dijadwalkan dan ditulis
dalam bentuk laporan
(Laporan bulanan kader)

Pelatihan ulang
(Laporan kegiatan)

BAB II
KERANGKA EVALUASI
2.1. Kerangka Evaluasi

4) LINGKUNGAN

1) MASUKAN

2) PROSES

3) KELUARAN

5) UMPAN
BALIK

Puskesmas kecamatan dan kelurahan memiliki suatu sistem di mana terdiri


dari masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak. Setiap bagian
dari sistem tersebut memiliki indikator untuk mengetahui apakah suatu bagian sistem
sudah baik atau perlu diperbaiki. Berikut merupakan indikator dari setiap bagian
sistem, di mana apabila suatu puskesmas memenuhi indidator di bawah ini, maka
dianggap baik.

6) DAMPAK

2.1.1. Indikator Masukan


A. Promosi Kesehatan
a. Tenaga
Tenaga kesehatan terlatih (1 dokter, 1 petugas TB, kader, PMO)
dari puskesmas kecamatan dan/atau kelurahan
b. Dana
Laporan perencanaan anggaran promosi kesehatan sesuai jumlah
sasaran
Pelaporan dana rutin
c. Sarana non-medis
Leaflet, brosur, poster mengenai penyakit TB yang mudah
diakses pengunjung
Poster alur pengobatan TB
d. Ruangan
Puskesmas (terletak di tempat terlihat: meja pendaftaran, ruang

tunggu, dan lain-lain)


Ruang pertemuan warga (Posyandu, pos RT, pos warga, dan lainlain)

B. Pelayanan Kesehatan
a. Tenaga
Puskesmas Rujukan Mikroskopis
o Kuantitas: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih
terdiri dari 1 dokter, 1 perawat/petugas TB, dan 1 petugas

laboratorium
o Kualitas: pelatihan dasar program TB dan pelatihan lanjutan
Puskesmas Satelit
o Kuantitas: kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih

terdiri dari 1 dokter dan 1 perawat/petugas TB


o Kualitas: pelatihan dasar program TB dan pelatihan lanjutan
b. Dana
Terdapat pembagian porsi dana untuk setiap kegiatan agar
dijadikan target perencanaan dana selanjutnya
Terdapat pelaporan keuangan secara rutin
c. Sarana
Medis
o Obat Anti Tuberkulosis (OAT) berupa Fixed Drug Dose
o
o
o
o

(FDD) kategori 1, 2, dan anak


Laboratorium pemeriksaan BTA
Tes mantoux
Timbangan
Masker untuk petugas

Non-medis
o Tempat penyimpanan obat (standar pengaturan suhu,
penerangan cukup, aman dari pencurian, kebakaran, bencana
alam; bersih, rak tidak berdebu, lantai disapu, tembok bersih;
penerimaan dan pengeluaran barang harus dicatat, obat

disusun berdasarkan First Expired First Out (FEFO)


o Poster promosi kesehatan
o Poster alur pengobatan
o Formulir pencatatan
o Formulir TB
d. Ruangan
Ruangan Poli TB (standar ruangan non-AC, ventilasi baik,
kelembaban ruangan terjaga, cahaya sinar matahari dapat
memenuhi ruangan, langit-langit dan lantai bersih, tempat cuci
tangan)
C. Pemberdayaan Masyarakat
a. Tenaga
Terdapat minimal 1 kader TB bagi 20 pasien sesuai wilaya
Setiap kader harus sudah mengikuti 2 kali pelatihan yang
mencakup kewajiban kader, informasi mengenai penyakit, dan
pengobatan TB
b. Dana
Terdapat pembagian dana sesuai kegiatan yang akan dilakukan

oleh kader TB
Terdapat pelaporan penggunaan dana dari setiap kegiatan kader

beserta dengan bukti bayar


c. Sarana non-medis
Buku pelatihan kader TB dimiliki oleh setiap kader
Flipchart untuk penyuluhan kelompok yang dilakukan oleh kader
TB minimal 5 buah per puskesmas kelurahan
2.1.2. Indikator Proses
A. Perencanaan
Terdapat tim perencanaan kegiatan yang dibentuk oleh kepala

puskesmas
Terdapat laporan rencana usulan kegiatan untuk program TB setiap

bulan
Terdapat rencana anggaran kegiatan untuk program TB setiap bulan
Terdapat rencana pelaksanaan kegiatan untuk program TB setiap
bulan

Terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan untuk setiap program TB


B. Pengorganisasian
Terdapat penanggung jawab setiap kegiatan
Terdapat tim pelaksana setiap kegiatan
Terdapat jadwal kegiatan
C. Pelaksanaan
Promosi kesehatan berupa penyuluhan kelompok dan perorangan
o Penyuluhan kelompok
Dilaksanakan minimal 2 kali per tahun
Terdapat undangan dan surat pemberitahuan diadakannya
penyuluhan
Terdapat daftar hadir
Terdapat kertas feedback mengenai penyuluhan kelompok
o Penyuluhan perorangan dilakukan setiap mengambil obat dan
kunjungan rumah
o Media informasi: adanya permintaan brosur, leaflet, dan poster
TB yang ditujukan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

secara rutin
Pelayanan kesehatan
o Penegakan diagnosa TB paru
Penemuan kasus TB dewasa sesuai dengan gejala klinis
pasien
Penemuan kasus TB anak sesuai dengan sistem skoring
o Pemeriksaan penunjang di Puskesmas Kecamatan Koja
Pemeriksaan dahak SPS bagi suspek TB dewasa
X-ray dilakukan bila pemeriksaan dahak negatif
o Pengobatan OAT, PMO, dan konseling
Pengobatan pasien TB anak dengan menggunakan sistem

skoring
Pengobatan jalan dan pemberian obat sesuai dengan

Pedoman Penanggulangan TB Nasional


Konseling pada pasien dan/atau keluarga pasien saat

kedatangan pengambilan obat minimal sebanyak 6 kali


Terdapat minimal 1 PMO bagi setiap pasien TB
Pasien mengisi formulir PMO yang disetujui petugas dan

PMO
PMO diberi penjelasan mengenai fungsinya oleh petugas
o Follow-up pengobatan TB berupa kunjungan rumah
Kunjungan rumah pada pasien yang terlambat mengambil

obat serta tidak melakukan pemeriksaan dahak


Kunjungan rumah pada pasien suspek atau DO
Terdapat jadwal kunjungan rumah

Terdapat checklist pertanyaan untuk kunjungan rumah


o Pelatihan petugas TB
Pendidikan/pelatihan sebelum bertugas dengan materi
program penanggulangan tuberculosis strategi DOTS dalam

institusi pendidikan tenaga kesehatan


Pelatihan dalam tugas:
Pelatihan dasar program TB: pelatihan penuh, pelatihan

ulangan, pelatihan penyegaran on-the-job training


Pelatihan lanjutan: pemberian pengetahuan yang lebih

tinggi
Pemberdayaan masyarakat berupa kader TB
o Pemilihan kader TB yang disesuaikan dengan jumlah pasien TB
di setiap kelurahan
o Pelatihan kader TB yang dilakukan oleh Koordinator TB setiap
puskesmas kelurahan sebanyak 2 kali setahun
o Menyusun jadwal pertemuan dan pelatihan kader TB
o Terdapat laporan kegiatan kader TB dalam membantu tenaga
kesehatan melalui penyuluhan masyarakat, penemuan kasus baru

TB, dan melakukan kunjungan rumah


D. Pencatatan dan Pelaporan
Terdapat form TB 01-10
Terdapat SPJ kegiatan
Terdapat laporan pelaksanaan kegiatan
E. Pengawasan
Pengawasan kegiatan oleh kepala puskesmas melalui hasil laporan
kegiatan
2.1.3. Indikator Keluaran
A. Promosi Kesehatan
Indikator keluaran promosi kesehatan yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
Jumlah poster yang dipasang di poli TB lebih dari sama dengan 1
Terdapat brosur atau leaflet mengenai TB dan pengobatannya, di
mana setiap media informasi dapat diambil bebas oleh pengunjung

puskesmas
Penyuluhan kelompok dinyatakan berhasil bila memenuhi jumlah
target sasaran, terdapat ringkasan hasil diskusi setelah penyuluhan,

dan terdapat feedback yang baik dari peserta


Penyuluhan perorangan dianggap baik apabila DO < 10%

B. Pelayanan Kesehatan
Indikator keluaran pelayanan kesehatan yang akan digunakan dalam
menilai

kinerja

puskesmas

sesuai

dengan

Pedoman

Nasional

Penanggulangan TB

Angka Penjaringan Suspek

Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara 100.000


penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Jumlah suspek
yand diperiksa bisa didapatkan dari form daftar suspek (TB.06).
Angka ini digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien
dalam suatu wilayah puskesmas tertentu dengan memperhatikan
kecenderungan dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan)

Proporsi pasien TB BTA positif di antara suspek yang diperiksa


dahaknya

adalah persentase pasien BTA positif yang ditemukan di antara


seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan
mutu proses penemuan, diagnosis pasien serta kepekaan menetapkan
kriteria suspek. Data ini bisa didapatkan dari form TB.06. Angka ini
berkisar 5 15%.

Proporsi pasien TB paru BTA positif di antara semua pasien TB paru


tercatat/diobati

adalah persentase pasien TB paru BTA positif di antara semua pasien


TB

paru

yang

tercatat

(TB.01

dan TB.03).

Indikator

ini

menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular

diantara seluruh pasien TB paru yang diobati. Angka ini sebaiknya


65%.

Proporsi pasien TB Anak diantara seluruh pasien TB

adalah angka yang menunjukkan berapa banyak pasien TB anak yang


ditemukan dibandingkan dengan seluruh jumlah pasien TB. Angka ini
sebagai indikator untuk ketepatan diagnosis TB anak. Angka ini
sebaiknya tidak lebih dari 15%.

Angka penemuan kasus (CDR)


Jumlah pasien baru TB BTA+ yang diobati
Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA+

X100
%

adalah persentase jumlah pasien baru BTA+ yang ditemukan dan


diobati disbanding jumlah pasien baru BTA+ yang diperkirakan ada
dalam wilayah tersebut

Angka Konversi (Conversion Rate)

Adalah persentase pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami


perubahan menjadi BTA negatif setelah masa pengobatan intensif
(form TB.01 dan TB.03). Angka ini berguna untuk mengetahui secara
cepat hasil pengobatan dan pengawasan langsung menelan obat
dengan benar. Angka yang harus dicapai sebesar 80%.

Angka Kesembuhan (Cure Rate)

Adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru


BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan di antara

pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Data ini didapatkan
pada form TB.01. Angka yang harus dicapai sebesar 85%. Angka
ini dipengaruhi oleh angka default yang tidak boleh melebihi 10%
karena akan menghasilkan proporsi pengobatan ulang yang tinggi
dimasa yang akan datang yang disebabkan karena ketidak-efektifan
dari penanggulangan TB.

Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)

Adalah angka yang menunjukan persentase pasien baru TB paru BTA


positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun
pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru BTA positif yang
tercatat. Angka yang harus dicapai sebesar 85%
C. Pemberdayaan Masyarakat
Indikator keluaran pemberdayaan masyarakat yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
Terdapat kader TB di setiap puskesmas kelurahan yang disesuaikan

dengan jumlah pasien setiap wilayah


Kader TB yang aktif semakin meningkat
Terdapat pelaporan mengenai kegiatan yang dilakukan

2.1.4. Indikator Lingkungan


A. Lingkungan Fisik
Letak puskesmas harus mudah diakses menggunakan angkutan umum,
pribadi, maupun berjalan kaki
B. Lingkungan Non-fisik
Budaya sadar diri dan saling menolong dalam masyarakat yang dapat
terlihat dari adanya suatu komunitas atau kelompok yang bergerak dalam
satu bidang
2.1.5. Indikator Umpan Balik
Supervisi tenaga kerja setiap tiga bulan sekali,yang berisikan:
A. Pencatatan dan pelaporan
B. Diskusi pelaksanaan dan masalah bersama petugas
C. Observasi petugas saat bekerja
D. Memeriksa persediaan OAT dan logistik lainnya
E. Laporan supervisi

2.1.6. Indikator Dampak


A. Prevalensi TB menurun > 50% dibandingkan tahun 1990
B. Angka mortalitas TB menurun > 50% dibandingkan tahun 1990
2.2. Kerangka Pikir
Alur pemikiran dalam evaluasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari Pedoman Penanggulangan TB Nasional tahun 2011 untuk
menilai keberhasilan program sesuai indikator
2. Mencari data mengenai dampak berupa angka morbiditas dan mortalitas TB
di Puskesmas lingkup wilayah Kecamatan Koja
3. Mencari data primer dan sekunder mengenai indikator kegiatan program TB
yang dilaksanakan di puskesmas untuk mendapatkan masalah
4. Mencari data primer dan sekunder mengenai proses, masukan, umpan balik,
dan lingkungan pada program TB yang dilaksanakan di puskesmas melalui
observasi, form TB01, TB03, TB05, TB06; serta wawancara dengan
penanggung jawab atau koordinator program penanggulangan TB di
Puskesmas Kecamatan Koja
5. Membandingkan poin 2, 3, dan 4 dengan standar Pedoman Penanggulangan
TB Nasional untuk mendapatkan penyebab dari masalah
6. Mengurutkan prioritas masalah dengan menggunakan sistem skoring
7. Menyimpulkan penyebab masalah utama
8. Memberikan saran untuk solusi yang mampu dilaksanakan

BAB III

ANALISA SITUASI
3.1. Data Umum
3.1.1. Data Demografi
Luas wilayah Kecamatan Koja sebesar 1.224,62 Ha yang terbagi
menjadi 6 kelurahan, 82 RW, 905 RT, dengan total jumlah penduduk sebanyak
331.775 jiwa dan kepadatan penduduk 270,89 jiwa/Ha. Kecamatan Koja
merupakan kecamatan dengan kecamatan penduduk paling tinggi di wilayah
Jakarta Utara, di mana rumah penduduk saling berdekatan satu sama lain.
Kecamatan Koja melingkupi Kelurahan Koja, Lagoa, Tugu Utara,
Tugu Selatan, Rawa Badak Utara, dan Rawa Badak Selatan. Wilayah dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah wilayah Rawa Badak Selatan
Tabel 3.1 Data Kependudukan Kecamatan Koja
N
o
1
2
3
4
5
6

Kelurahan
Koja
Lagoa
Tugu Utara
Tugu Selatan
Rawa Badak
Utara
Rawa Badak
Selatan
Total

Luas
Wilayah
( Ha )
327,5
157,99
236,65
268

Jumlah
Penduduk
(jiwa)
41.944
72.112
79.226
42.766

Kepadatan
Penduduk
(jiwa/Ha)
128,1
456,41
334,71
159,57

133,38

45.477

340,9

14

101,1

50.230

496,83

11

1224,62

331.755

270,89

82

Jumlah
RW

Jumlah
RT

13
18
19
7

146
222
214
95
119
109
905

3.1.2. Data Kemiskinan


Wilayah Kotamadya Jakarta Utara terdiri dari 6 kecamatan, yaitu
Kecamatan Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading,
dan Cilincing. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan menggunakan indikator
status desil, yaitu desil 1 (kondisi kesejahteraan 10% terendah di Indonesia),
desil 2 (kondisi kesejahteraan 11-20% terendah di Indonesia), desil 3 (21-30%
terendah di Indonesia). Kecamatan Cilincing merupakan wilayah dengan
tingkat kesejahteraan terendah dengan jumlah 6.644 rumah tangga dan 35.216
individu paling banyak pada kelompok desil 1. Kecamatan Koja merupaka
wilayah dengan tingkat kesejahteraan kedua terendah di wilayah Kotamadya
Jakarta Utara dengan 4.695 rumah tangga dan 25.353 individu pada kelompok
desil 1.

3.1.3. Data Lokasi dan Transportasi


Secara umum, keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Koja merupakan daerah pemukiman yang padat. Lokasi puskesmas mudah
diaksses dengan cara berjalan kaki, kendaraan bermotor roda dua, maupun
kendaraan bermotor roda empat. Selain itu, terdapat tujuh puskesmas
kelurahan lainnya di wilayah Kecamatan Koja, yaitu Puskesmas Kelurahan
Koja, Lagoa, Tugu Utara, Tugu Selatan, Rawa Badak Utara I, Rawa Badak
Utara II, dan Rawa Badak Selatan. Lokasi puskesmas secara keseluruhan
mudah diakses
3.2. Data Khusus
3.2.1. Epidemiologi TB
Prevalensi kasus TB paru tahun 2012 di Kecamatan Koja mencapai 449 orang
per 100.000 penduduk, di mana merupakan urutan ketiga tertinggi di Jakarta
Utara setelah Kecamatan Cilincing dan Kecamatan Tanjung Priuk. Selain itu,
insidens TB paru tahun 2012 di Kecamatan Koja sebesar 308 per 100.000
penduduk. Kematian yang tercatat disebabkan oleh TB di Kecamatan Koja
sebanyak 5 orang. Case Detection Rate (CDR) pada tahun 2012 masih di
bawah target nasional (70%), yaitu sebesar 54,18%. CDR pada tahun 2013
mengalami peningkatan yakni 63,1%, namun angka tersebut masih belum
mencapai target nasional. Angka kesembuhan di Kecamatan Koja tahun 2013
mencapai angka 98,57%, angka konversi mencapai 90%, dan keduanya telah
mencapai target nasional.
3.2.2. Data Fasilitas Kesehatan
Saat ini, Kecamatan Koja memiliki satu puskesmas kecamatan dan
tujuh puskesmas kelurahan, yaitu Puskesmas Kelurahan Koja, Lagoa, Tugu
Utara, Tugu Selatan, Rawa Badak Utara 1, Rawa Badak Utara 2, dan Rawa
Badak Selatan. Puskesmas Kecamatan Koja terletak di Kelurahan Tugu Utara,
sehingga di kelurahan tersebut terdapat dua puskesmas, yaitu Puskesmas
Kecamatan Koja dan Puskesmas Tugu Utara.

Sebelum tahun 2015,

Puskesmas Kecamatan Koja merupakan Puskesmas Kelurahan Tugu Utara 1


yang kemudian disatukan dengan Puskesmas Kelurahan Tugu Utara 3 menjadi
Puskesmas Kelurahan Tugu Utara. Akses transportasi menuju masing-masing
puskesmas cukup mudah dicapai dengan berbagai mdalitas transportasi,
seperti mobil, motor, becak, dan angkutan kota.

Selain itu, Puskesmas Kecamatan Koja juga menjalin kerja sama


dengan fasilitas kesehatan rumah sakit milik pemerintah maupun swasta yang
berada di wilayah Kecamatan Koja untuk memudahkan pasien jika harus
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Rumah sakit yang
dimaksud antara lain Rumah Sakit Koja, Rumah Sakit Umum Pelabuhan (RS
Tugu), Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Rumah Sakit Sukmul,
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Tabel 3.2 Data Fasilitas Kesehatan
No.
1
2
3
4
5

Fasilitas Kesehatan

Jumlah

Puskesmas
Balkesmas
Balai Pengobatan Umum
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit Swasta
Total

8
3
24
4
1
40

3.2.3. Data Peran Masyarakat


Peran serta masyarakat dalam program penanggulangan TB meliputi
pengadaan kader. Kader khusus program penanggulangan TB belum ada
secara merata pada seluruh puskesmas. Namun, saat ini tersedia kader yang
dilatih untuk TB MDR, di mana kader ini dibiayai oleh organisasi CEPATLKNU yang merupakan kerja sama USAID dan PBNU.
3.3. Data Primer
3.3.1. Suspek TB Dewasa di Puskesmas Wilayah Kecamatan Koja
Di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja, data mengenai suspek TB dewasa
tidak dapat dijumpai di seluruh puskesmas kelurahan yang termasuk dalam
wilayahnya. Data suspek TB hanya dapat ditemui di Puskesmas Kelurahan
Koja, Tugu Utara, Tugu Selatan, dan Rawa Badak Utara 1.
Tabel 3.3 Suspek TB Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Koja
periode Januari- Desember 2014
Suspe
k

PKC
Koja

PKL
Koja

PKL
Lagoa

PKL
TU 1

BTA +
BTA Total

*
*
*

25
62
87

*
*
*

*
*
*

PKL
TU 3
24
20
44

PK
L
TS
27
8
35

PKL
RBU
I
7
24
31

PKL
RBU
II
*
*
*

PKL
RBS

Total

*
*
*

83
114
197

*data tidak ada


3.3.2. Jumlah Pasien TB Dewasa yang Berobat di Puskesmas Kecamatan Koja
Jumlah pasien TB paru dewasa periode Januari-Desember 2014 adalah 278
dengan persentase pasien dewasa TB BTA positif yang berobat sebanyak 210
orang (75,5%) dan TB BTA negatif sebesar 65 orang (23,4%). Jumlah ini
hanya 75,5% diobati, karena sisanya merupakan pasien di luar wilayah kerja
puskesmas atau tidak melakukan pengobatan setelah pemeriksaan sputum.
Tabel 3.4. Jumlah Pasien TB Dewasa yang Berobat ke Puskesmas Wilayah
Kecamatan Koja Periode Januari - Desember 2014
PK

Pasien TB

PKC
KojaL Koja

PKL

PKL

PKL

Lagoa

TU 1

TU 3

PKL
TS

PKL

PKL

RBU

RBU

II

PKL
RBS

Total

BTA +

26

29

38

24

14

27

11

16

25

210

BTA - atau Rontgen +

11

13

15

12

Total

37

42

53

26

18

35

23

30

222

* tidak ada data

3.3.3. Jumlah Pasien TB Berobat yang Memiliki PMO


Semua pasien TB yang berobat di Puskesmas wilayah Kecamatan Koja harus
menyertakan surat persetujuan pengobatan yang ditandatangani oleh petugas,
pasien, dan PMO sehingga setiap pasien yang mendapatkan pengobatan OAT
memiliki PMO.
3.3.4. Jumlah Konversi Penderita TB BTA Positif Menjadi BTA Negatif
Jumlah konversi BTA positif menjadi BTA negatif di Puskesmas wilayah
Kecamatan Koja selama periode Januari-Desember 2014 adalah sebanyak 153
orang (72,9%) dari 210 pasien BTA positif yang berobat. Selain itu, jumlah
konversi BTA positif menjadi BTA negatif setelah sisipan sebanyak 22 orang
(81,5%).
Tabel 3.5. Jumlah konversi BTA pada pasien TB yang Berobat di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Koja Periode Januari Desember 2014

PK

PK

PKL

PK

PK PK

PK

PKL

PK

RBU

Tota

RBU

II

RBS

16

25

210

Lagoa L TU L TU L TS

Koja Koja

BTA + berobat

26

29

38

24

14

27

I
11

Konversi

16

24

24

22

13

17

12

16

153

Sisipan

27

22

Konversi
setelah sisipan

3.3.5. Jumlah Pasien TB MDR yang Berobat di Puskesmas Kecamatan Koja


Pasien suspek TB MDR selama periode Januari-Desember 2014 sebanyak 5
orang
3.3.6. Jumlah Pasien HIV yang Berobat di Puskesmas Kecamatan Koja
Pasien dengan HIV/AIDS yang berada di setiap puskesmas kelurahan di
wilayah Kecamatan Koja akan dirujuk dan mendapat pengobatan di Poli Kasih
Puskesmas Kecamatan Koja. Selama periode Januari-Desember 2014, terdapat
69 orang yang menerima pengobatan ARV di Puskesmas Kecamatan Koja, dan
6 orang (8,7%) di antaranya merupakan pasien TB-HIV yang juga
mendapatkan pengobatan TB
3.3.7. Hasil Pengobatan Pasien yang Berobat 6 Bulan di Puskesmas
Pasien TB dewasa BTA positif yang menjalani pengobatan TB selama periode
Januari-Desember 2014 sebanyak 227 orang. Sebanyak 140 orang (61,6%)
pasien dinyatakan sembuh dan pasien yang menjalani pengobatan lengkap
adalah 35 orang (15,4%). Sisanya sebanyak 17 orang (7,4%) pindah, 26 orang
(11,5%) drop out, 6 orang (2,6%) meninggal, serta 3 orang (1,3%) gagal
pengobatan. Perincian hasil pengobatan pasien yang berobat selama 6 bulan di
puskesmas dapat dilihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6. Hasil Pengobatan Pasien TB Dewasa yang Berobat di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Koja Periode Januari Desember 2014
DATA
BTA + sembuh
BTA + pengobatan

PKC
PKL
PKL
KOJA KOJA LAGOA
15
3

24
2

11
14

PKL
TU 1

PKL
TU 3

PKL
TS

19
3

16
7

22
1

PKL
RBU
I
8
3

PKL
RBU
II
15
0

PKL
Total
RBS
10
2

140
35

lengkap
DO
Mati
Gagal
Pindah

8
3
0
3
32

Total

1
0
0
5
32

12
0
1
4
42

0
0
0
0
22

0
0
0
0
23

1
1
0
3
28

1
1
1
0
14

1
0
1
0
17

2
1
0
2
1717

26
6
3
17
227

Untuk pasien TB anak, didapatkan 56 anak (93,3%) yang didiagnosis


TB dan mendapatkan pengobatan lengkap. Tidak ada anak yang meninggal,
namun terdapat 4 orang anak (6,7%) yang drop out dari pengobatan TB.
Tabel 3.7. Hasil Pengobatan Pasien TB Anak (<15 Tahun) di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Koja Periode Januari Desember 2014
DATA
Lengkap
Meninggal
Drop out
Total

PKC

PKL

PKL

Koja

Koja

Lagoa

PKL
TU 1

12
0
2
14

6
0
0
6

12
0
2
14

4
0
0
4

PKL
TU 3

PKL
TS

6
0
0
6

7
0
0
7

PKL
RBU I

2
0
0
2

PKL
RBU
II

PKL
RBS

Total

7
0
0
7

56
0
4
60

0
0
0
0

3.3.8.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10-15 Juli 2015 meliputi periode
Januari-Desember 2014. Sumber data diambil dari data primer dan sekunder
Tabel 3.8. Jenis Data, Cara Pengambilan Data, dan Variabel
Jenis dan Sumber
Data
DATA PRIMER
Observasi lapangan,
checklist sarana,
laporan mutu
pelayanan
Wawancara dengan
penanggung jawab
program
penanggulangan TB
Form persetujuan
PMO dan persetujuan
pengobatan TB

Cara pengambilan
data
Observasi lapangan
dan melihat laporan

Wawancara

Melihat laporan
setiap pasien dan
melaukakan
pencatatan

Variabel

Tenaga
Pendanaan
Sarana medis dan non medis
Fasilitas kesehatan
Masalah yang dihadapi dalam pemerataan
media informasi TB
Masalah yang dihadapi dalam pelayanan TB
Alasan mengapa angka kesembuhan rendah
Mengetahui ketersediaan PMO pada setiap
pasien
Mengetahui pelaksanaan penyuluhan
perorangan yang ditujukan pada PMO dan

Kartu pengobatan TB
(TB01)

Melihat laporan dan

melakukan pencatatan

Form TB-03 (Data


register TB)

Melihat dokumen dan


melakukan pencatatan

Data suspek (TB06)


Laporan penemuan
(TB07)

Laporan hasil
pengobatan (TB08)

pasien pada kiunjungan pertama


Riwayat pengobatan sebelumnya
Tipe dan klasifikasi TB
Jenis OAT yang digunakan
Jumlah suspek TB yang diperiksa
Jumah kasus TB (baik BTA+ maupun BTA -)
Jumlah suspek TB yang hasil pemeriksaan
sputum BTA-nya positif
Jumlah suspek TB yang hasil pemeriksaan
sputum BTA-nya negatif
Jumlah kasus TB anak <15 tahun yang
ditemukan
Jumlah kasus TB paru BTA + yang sembuh
Jumlah kasus TB paru BTA + yang mendapat
pengobatan lengkap
Jumlah pasien TB paru BTA + yang diobati
Jumlah konversi BTA (BTA + menjadi BTA
setelah mendapat pengobatan)
Jumlah suspek TB yang diperiksa dahak
Jumah kasus TB (baik BTA+ maupun BTA -)
Jumlah suspek TB yang BTA +
Jumlah kasus BTA + baru
Jumlah kasus BTA + kambuh
Jumlah pasien TB baru anak 15 tahun yang
mendapat pengobatan
Jumlah pasien TB BTA + yang berobat
Jumlah konversi BTA (BTA + menjadi BTA
setelah mendapat pengobatan)
Jumlah kasus BTA + yang sembuh
Jumlah kasus BTA + yang mendapat
pengobatan lengkap
Jumlah pasien TB paru BTA + yang diobati
Jumlah pasien TB Paru yang pindah, drop
out, meninggal, dan gagal
Jumlah pasien TB paru yang Multi Drug
Resistant (MDR)
Jumlah suspek TB yang diperiksa dahak
Jumlah suspek TB yang BTA +
Jumlah suspek TB yang diperiksa dahak
Jumlah suspek TB yang BTA +
Jumah kasus TB (baik BTA+ maupun BTA -)
Jumlah kasus TB anak <15 tahun yang
ditemukan
Jumlah kasus TB paru BTA + yang sembuh
Jumlah kasus TB paru BTA + yang mendapat
pengobatan lengkap
Jumlah pasien TB paru BTA + yang diobati

Laporan hasil uji


silang (TB 12)
Data kemiskinan
Data TB-HIV
DATA SEKUNDER
Profil kesehatan
puskesmas
kecamatan Koja
Laporan kegiatan
penyuluhan PMO
Data Khusus

Melihat laporan profil


dan melakukan

pencatatan
Melihat laporan

kegiatan dan
melakukan pencatatan

Jumlah sediaan yang salah


Jumlah sediaan yang diperiksa
Laporan BPS
Jumlah pasien HIV yang menderita TB
Luas dan karakteristik wilayah
Jumlah dan kepadatan penduduk
Mengetahui frekuensi dan tema penyuluhan
TB yang dilakukan di Kecamatan Koja
Jumlah puskesmas di wilayah mitra
Jumlah dokter spesialis paru

BAB IV
PERUMUSAN MASALAH

Anda mungkin juga menyukai