Pokok Bahasan :
PENGENDALIAN
KUALITAS UDARA
DALAM TAMBANG
DI
Ada 2 cara
udara :
jumlah
b. Gas-Gas Pengotor
Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang
bawah tanah. Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses
yang terjadi dalam tambang maupun berasal dari batuan
ataupun bahan galiannya.
3. Absorpsi (Absorption)
Penggunaan reaksi kimia terhadap gas yang keluar
dari mesin
Pelarutan dengan percikan air terhadap gas hasil
peledakan
4. Isolasi (Isolation)
Memberi batas sekat terhadap daerah kerja yang
terbakar
Penggunaan waktu-waktu peledakan pada saat
pergantian gilir atau waktu-waktu tertentu
5. Pelarutan
Pelarutan lokal dengan menggunakan ventilasi lokal
Pelarutan dengan aliran udara utama
Jumlah
udara
segar
yang
diperlukan untuk mengencerkan
suatu masukan gas sampai pada
nilai MAC adalah:
Dimana ; Qg
B
normal
Q = (Qg/ (MAC) B) Qg
Contoh Soal:
Suatu masukan gas pengotor dengan laju 10 cfm memasuki
suatu ruang kerja. Apabila MAC = 10 % maka banyaknya
udara segar yang diperlukan adalah:
Jawab :
Q = (10 / (0,1-0)) - 10 = 100 10 = 90 cfm
Klasifikasi Debu
Klasifikasi debu pada dasarnya dapat dibedakan menurut
tingkat bahaya terhadap fisiologis dan kemampuledakannya.
Berikut ini adalah klasifikasi yang diurut menurut
menurunnya tingkat bahaya.
A. Debu Fibrogenik (berbahaya terhadap pernafasan);
Silika (kuarsa dan chert)
Silikat (asbestos, talk mika dan silimanit)
Metal fumes/ asap logam
Bijih timah
Bijih besi (beberapa)
Karborondum
Batubara (antrhracite dan bituminous)
B. Debu Karsinogenik
Kelompok Radon
Asbestos
Arsenik
F.
e.
= mg/m3
paru-paru
jika
Gambar 1.
Hubungan Antara Konsentrasi Rata-Rata Debu Dan Lamanya Waktu
Berhubungan Terhadap Gejala Pneumoconiosis (Hartman,1982)