Abstrak.
Latar belakang . penelitian terakhir tentang pembedahan dari analisa biaya setelah
prosedur pankreatektomi laparoskopik distal (LDP) menggaris bawahi suatu hasil
campuran yang insufisien. Dimana beberapa investigator telah membandingkan
hasil LDP vs open distal pancreatectomy (ODP) untuk adenokarsinoma, beberapa
penelitian yang sama telah memfokuskan pada tumor neuroendokrin pankreas
(PNETs).
Metode. Kami me-review rekam medis dari pasien PNETs yang menjalani
pankreatektomi distal antara 2004 dan 2014. Pasien dibagi menjadi kelompok
LDP vs ODP. Kami menganalisa demografi, komobiditas relevan, variabel
onkologi, dan data analisis biaya. Analisa survival dan proporsional Cox
digunakan untuk mengevaluasi hasilnya.
Hasil. Dari 171 pankreatektomi distal untuk PNETs, 73 dilakukan dengan
laparoskopi , dan 98 lainnya open. Pasien yang menjalani LDP menunjukkan
komplikasi pasca operasi yang pebih rendah (P=0.028) dan memiliki masa rawat
inap yang lebih singkat (P=0.008). pada analisis multivariable, margin reseksi
positif (P=0.046), grade G3 (P=0.036), klasifikasi who yang diperbarui,
(P=0.016), staging TNM (P=0.018), dan rawat kembali (P=0.254). Rata-rata
biaya langsung dari LDP vs ODP tidak jauh berbeda.
Kesimpulan. Sebagai tanggapan atas berbagai kontroversi akhir-akhir ini
mengenai biaya dan hasil antara LDP vs ODP, hasil yang kami peroleh
menunjukkan bahwa LDP untuk PNETs netral dari segi biaya dan menurunkan
morbiditas pasca operasi dengan signifikan tanpa mengganggu hasil onkologis
dan survival.
Kata kunci.
Tumor
pankreas
neuroendokrin.
Pankreatektomi
distal.
Pankreatektomi
laparoskopik.
Pendahuluan.
Tumor pankreas neuroendokrin adalah tumor yang langka, terdapat sekitar 2-4%
dari semua jenis tumor pankreas dengan angka kejadian 2-3 per satu juta orang.
Berbanding terbalik dengan adenokarsinoma pankreas, PNETs mencakup
spektrum biologis yang lebih luas, yang menyebabkan tumor ini memiliki sejarah
natural yang buruk, dan prognosis yang menantang. Meskipun pembedahan
merupakan modalitas kuratif standar untuk PNETS akan tetapi hasil bedah dan
onkologi bervariasi secara signifikan bergantuk apakah tumornya tunggal atau
multiple, jinak atau ganas, fungsional atau non fungsional, atau apakah ada
penyakit metastasis resektabel ke hati. LDP sangat baik untuk reseksi radikal
komplit PNETs yang terletak di badan atau ekor pankreas, setidaknya untuk tumor
yang relatif kecil dan soliter.
Jika dibandingkan dengan pankreatektomi distal (ODP), LDP dilakukan
pada kelompok yang terseleksi dengan baik yang memiliki lesi pankreatik yang
telah dikonfirmasi akan memberikan hasil yang superior dalam hal kehilangan
darah intraoperative, nyeri pasca operasi, waktu penyembuhan, dan lamanya rawat
inap (LHS). Disamping temuan ini, laporan terakhir mengenai hasil bedah LDP vs
ODP
menggarisbawahi
inkonsistensi
relevan
antara
kedua
teknik
ini.
Inkonsistensi ini meliputi tekni operasi, angka komplikasi pasca operasi, fistel
pankreatik, preservasi lien dan konversi, serta biaya, dan lebih penting lagi hasil
onkologis.
Beberapa investigator mengklaim bahwa hasil bedah dari LDP berbanding
terbalik dengan ODP, dan tidak dijelaskan secara rinci ataupun tidak digeneralisasi
antara keduanya sebab kurangnya studi komparatif , pengenalan terhadap bias
seleksi, dan kurangnya penggunaan pankreatektomi laparoskopik secara nasional.
Sebagai tambahan, hanya sedikit data yang ada dalam hal angka jangka panjang,
hasil onkologik, dan mortalitas antara LDP vs ODP, untuk itu studi dengan ukuran
sampel lebih banyak dan follow up lebih lama diperlukan untuk menjelaskan
masalah ini. Dalam suatu era dimana sumber terbatas, pertimbangan juga
meningkat tentang peningkatan biaya dengan pendekatan laparoskopik , oleh
karena perpanjangan waktu operasi dan biaya alat bedah sekali pakai yang
meningkat.
seperti riwayat merokok, konsumsi alcohol dan diabetes mellitus. Pasien dengan
gejala serta tanda dan bukti biokimia mengalami kelebihan hormone pankreas
dipertimbangkan memiliki tumor yang fungsional , yang secara histopatologi
dipastikan setelah operasi reseksi, dimana pasien yang tidak memiliki gejala klinis
dan
tingkat
hormon
serum
normal
dipertimbangkan
memiliki
tumor
dikalkulasi dari tanggal operasi ke tanggal pemulangan dari rumah sakit. Rawat
kembali didefinisikan sebagai masuk kembali ke rumah sakit dalam masa 30 hari
sejak dibolehkan pulang. Mortalitas perioperatif didefinisikan sebagai kematian
dalam jangka 30 hari sejak operasi, atau pada saat rawat inap. Survival dihitung
dari tanggal operasi ke tanggal follow up terakhir.
Untuk tujuan analisa biaya, tarif standar ditentukan oleh rumah sakit kami
dengan sistem yang independen, dan juga melibatkan komite yang menangani
pendanaan. Biaya per kunjungan pasien didapatkan melalui data yang diperoleh
dari rekam medis pasien, dan jumlah kunjungan spesifik menggunakan sistem
akuntansi biaya dari institusi. Total biaya langsung didefinisikan sebagai rata-rata
biaya yang dikeluarkan antara kasus pada masing-masing kelompok, semua
termasuk yang dikeluarkan pasien, dari pendaftaran rawat inap hingga pulang
untuk semua pelayanan yang diberikan. Analisa biaya baik untuk LDP dan ODP
adalah sebagai berikut :
Biaya lain meliputi, anestesi , uji jantung non-invasif, biaya bagian gawat darurat,
endoskopi gastrointestinal, pelayanan nutrisi, terapi radiasi, dan terapi respirasi.
Biaya tidak langsung tidak dimasukkan dalam kalkulasi kami.
Pada 11 kasus laparoskopi yang kemudian dikonversi menjadi open,
dimasukkan dalam kategori LDP berdasarkan rencana pengobatan awal. Variabel
kontinyu dibandingkan dengan uji Student t atau test rank-sum Wilcoxon, dimana
variabel kategorikal dibandingkan menggunakan uji chi-square Pearsons atau uji
pasti Fischer. Kemungkinan survival diperkirakan menggunakan metode KaplanMeier dan dibandingkan menggunakan uji log-rank. Analisis univariat dan
multivariable dilakukan menggunakan model Cox proportional Hazard. Untuk
analisa biaya, kami membandingkan rasio biaya rata-rata untuk tiap kategori biaya
dan melaporkan persentasi perubahan dalam rerata biaya. Variabel kontinyu
dilaporkan sebagai
kategori direpresentasikan sebagai angka (n) dan persentasi (%). Suatu nilai P
yang kurang dari 0.05 dipertimbangkan sebagai signifikan secara statistic.
Analisis statistik dilakukan dengan software statistic SAS versi 9.2 (SAS institute,
Cary, NC).
Hasil.
Kami membandingkan 73 PNET yang menjalani LDP terhadap 98 pasien yang
menjalani ODP.
Demografi dan karakteristik klinis.
Demografi dan karakteristik klinis dijelaskan pada tabel 1. Usia rata-rata dari
penelitian kohor ini alah 61 tahun (berkisar antara 20-95 tahun) dengan 89 lakilaki (52%) dan 153 pasien ras kaukasia. Tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistic terkait usia, jenis kelamin , ras, indeks massa tubuh, dan
komorbiditas relevan antara kedua kelompok
tabel 1. Demografi dan karakteristik klinis dari pasien PNET yang menjalani
reseksi distal pankreas dan lokasi dan ukuran tumornya.
Secara keseluruhan , 37 pasien (22%) memiliki tumor fungsional, termasuk 29
insulinoma, 5 gastrinoma, 2 glucagonoma, dan 1 tumor sekresi hormon
adrenokortikotropik, dan 134 pasien (78%) memiliki tumor nonfungsional. Suatu
proporsi statistic yang lebih tinggi dari pasien dengan tumor fungsional yang
menjalani ODP, dimana pasien dengan tumor nonfungsional lebih sering
menjalani LDP (P=0.010).
Dari keseluruhan , 69 pasien (40%) simtomatik. Suatu persentasi yang
lebih rendah secara signifikan dari pasien simtomatik yang menjalani LDP (28 vs
49% LDP vs ODP dengan respektif , P=0.007). Selain hal ini, tidak ada perbedaan
yang signifikan secara statistic terkait tipe gejala antara kedua kelompok. Nyeri
abdominal lebih sering ada pada pasien yang menjalani LDP (12%) , dimana
hipoglikemi menjadi gejala yang paling sering terjadi pada pasien yang menjalani
ODP (20%). Enam puluh dua pasien (36%) mengalami peningkatan serum
Chromogranin A, namun hal ini tidak berbeda signifikan antara pasien yang
menjalani LDP vs ODP (38% vs 35%, LDP vs ODP, P=0.622).
Ukuran tumor dan lokasi.
Ukuran dan lokasi anatomis dari PNETs yang direseksi juga dijelaskan pada tabel
1. Rata-rata diameter tumor pada pasien yang menjalani LDP, sebagai mana
ditentukan oleh patologi, lebih rendah jika dibandingkan dengan diameter tumor
pasien yang menjalani ODP (2.2 vs 2.7 cm, LDP vs ODP, P=0.056). Dari
semuanya, ada 33 PNETs terletak di badan pankreas, (19%) dan 138 terletak di
ekor (81%).
Operasi.
Dari seluruhnya terdapat 171 pankreatektomi yang dilakukan. Lima puluh satu
pasien menjalani LDP memerlukan splenektomi dibandingkan dengan 60 pasien
gambar 1. Prediksi survival Kaplan Meier untuk pasien yang menjalani reseksi
pankreatektomi distal R0-R1 untuk PNETs. Survival 5 tahunan dijelaskan dengan
klasifikasi WHO untuk pasien dengan WDT, WDCa, dan PDCa yaitu 98.4, 71.4,
dan 36.3% secara respektif (log-rank test, P<0.001).
Prediktor potensial untuk survival rendah pada pasien dengan PNETs.
Sebagai tambahan , kami melakukan analisis dari faktor prognostic potensial yang
mempengaruhi survival setelah reseksi distal pankreas untuk PNETs.
Pada
analisis univariat (Tabel 4), ukuran tumor >3cm (P=0.041) dan margin reseksi
positif (P=0.016) memprediksi survival yang rendah. Lebih lanjut tumor grade G3 vs G-1 (P=0.041, WDCa (P=0.003) dan PDCa (P<0.001) vs EDT oleh
klasifikasi WHO, dan stadium 3 (P=0.014) dan 4 (P<0.001) vs stadium 1 oleh
TNM, juga secara signifikan dihubungkan dengan survival rendah. Berlawanan,
usia >60 tahun (P=0.231), jenis kelamin laki-laki (P=0.223), ras kaukasia
(P=0.983), adanya gejala (P=0.937), tumor fungsional (P=0.954), lokasi tumor
(baik badan maupun ekor, P=).839), jenis reseksi (LDP vs ODP, P=0.479), adanya
komplikasi pasca operasi (P=0.390), rawat inap ulang (P=0.491), reoperasi
(P=0.689) , dan rekurensi (P=0.996) tidak berkorelasi dengan survival yang buruk.
gambar 2. Survival 5 tahunan oleh ENETS-TNM untuk pasien stadium 1,2,3, dan
4 adalah98.6 , 95.3 , 36.3% dengan respektif (log rank test, P<0.001).
Pada analisa multivariable saat mengontrol demografi dan karakteristik
klinik-termasuk usia, jenis kelamin, adanya gejala, dan tipe tumor fungsionalbatas reseksi positif (P=0.046) , derajat tumor G-3 (P=0.036), tumor diferensiasi
jelek [WDCa (P=0.002) dan PDCa (P=0.016)], TNM stage 3 (P=0.019) masih
terkait secara signifikan dengan survival yang buruk (tabel 5). Pada analisis
multivariable, tumor >3cm tidak lagi berhubungan dengan survival yang buruk
(P=0.475).
gambar 3. Estimasi Kaplan- Meier untuk survival pasin yang menjalani LDP vs
ODP untuk PNET. Jenis operasi (LDP vs ODP) tidak mempengaruhi survival 5
tahunan (log-rank test, P=0.254).
Biaya Kasus.
Data lengkap dari 123 pasien PNET 56 yang menjalani LDP dan 67 yang
menjalani ODP dapat dianalisa. Rincian biaya operasi dan rumah sakit
dijelaskan pada tabel 6. Kohort LDP dan ODP tidak berbeda signifikan dalam hal
rata-rata lama operasi dalam OR (352 vs 409 menit, LDP vs ODP, P=0.065).
Meskipun rata-rata total biaya langsung adalah 20% lebih rendah , dibandingkan
tabel 6. Rincian rasio dan persentasi perubahan pada rata-rata biaya antara LDP
dan ODP untuk PNET.
Diskusi.
Banyak penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa operasi pankreas
laparoskopik pada kelompok pasien yang diseleksi dengan baik, sebagaimana
berlawanan dengan yang menjalani teknik open, dikatakan aman dan berhubungan
dengan berbagai hasil yang dapat dinyatakan ekuivalen dengan lebih baik. Namun
demikian, ada perdebatan yang masih terus berkembang tentang kecilnya skala
penelitian ini, adanya bias seleksi yang signifikan, kurangnya generalisabilitas
hasi dan follow up jangka pendek. Dalam penelitian ini , kami bertujuan untuk
meredakan kontroversi dan berfokus pada pengaruh LDP untuk PNET dari segi
pasca operasi, onkologi, dan hasil analisis biaya.
Beberapa seri yang lebih besar , telah membandingkan hasil LDP vs ODP
untuk pasien PNET. Mayoritas dari pasien PNET dalam penelitian ini non
fungsional (78%) yang mana onsisten dengan laporan lain dalam literatur. Dari 37
pasien dengan PNET fungsional, sebuah persentasi yang lebih tinggi yang
menjalani ODP. Berdasarkan tumor fungsionalnya, pasien yang menjalani ODP
lebih sering simptomatik, dengan nyeri abdomen dan hipoglikemi yang menjadi
keluhan utamanya. Pasien dengan neoplasma yang lebih kecil lebih sering dipilih
untuk menjalani LDP, dan hal ini telah disebutkan dalam laporan-laporan yang
sama sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan hasil intraoperatif, banyak penelitian telah
menunjukkan durasi LDP lebih lama jika dibandingkan dengan ODP. Namun,
hasil penelitian kami menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
durasi kedua pendekatan ini. Ketidakseimbangan terkait durasi kasus bedah
mungkin dikaitkan dengan perbedaan ukuran tumor sebagaimana perbedaan
terkait variasi stadium penyakit, yang mungkin memerlukan perluasan reseksi.
Selain tidak memiliki perbedaan statistik yang signifikan antara LDP dan ODP
dari segi preservasi lien, angka splenektomi lebih rendah pada kelompok LDP.
Angka splenektomi yang lebih rendah setelah LDP mencapai signifikansi statistik
dalam penelitian komparatif yang serupa akhir-akhir ini. Hal ini mungkin
dijelaskan oleh splenektomi yang direncanakan karena tingginya angka
malignansi pada kelompok ODP; dimana pada beberapa kasus , penyebaran tumor
rawat inap yang singkat ini menguntungkan proses penyembuhan yang lebih
cepat, dan secara simultan berkontribusi untuk menurunkan biaya rumah sakit.
Analisis kami gagal menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok terkait mortalitas pascaoperasinya, rekurensi, reoperasi atau angka
rawat ulangnya.
pakreatik
tidak
mempengaruhi
hasil
onkologis
karakteristik
patologi
yang
memprediksi
survival
yang
buruk.
akan
menghabiskan
biaya
yang
lebih
besar. Kami
ditemukan perbedaan yang signifikan dari segi biaya. Meskipun biaya total
direk , termasuk perawatan, obat-obatan, laboratorium, dan radiologi lebih
rendah pada pasien LDP dibanding ODP, hal ini tidak signifikan secara
statistik. Oleh karena tingginya harga material operasi, rata-rata biaya
operasi lebih tinggi pada kelompok laparoskopik dari pada pendekatan
open, namun masih tetap belum signifikan.
Sebagaimana review retrospektif lainnya, penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan. Meski tidak ada perbedaan signifikan karakteristik
patologi antara kedua kelompkok, PNET yang lebih kecil dan derajat
rendah serta tidak memiliki metastasis lokoregional maupun metastasis jauh
yang diseleksi untuk menjalani pendekatan laparoskopik. Sebagai hasilnya,
terdapat tumor yang lebih malignant pada kelompok ODP, dan hal ini
konsisten
dengan
laporan
lainnya.
Kami
mengakui
sulitnya
Kesimpulan.
Kami melakukan penelitian ini untuk menjawab kontroversi yang sedang
berlangsung terkait hasil pembedahan dengan LDP vs ODP sebagai
penatalaksanaan untuk kanker pankreas. Berdasarkan riset yang kami
lakukan, LDP untuk PNET memberikan dampak onkologi jangka panjang
yang serupa dengan ODP, memberikan morbiditas yang lebih sedikit
daripada ODP dalam hal komplikasi pasca operasi tanpa mengganggu
survival. Klasifikasi WHO dan TNM, serta margin reseksi positif, derajat
tumor yang lebih sulit, dan rawat inap ulang dalam jangka 30 hari
merupakan predictor untuk survival yang rendah bagi pasien PNET.
Sebagai tambahan, LDP dan ODP biayanya relative netral atau sama , dan
LDP menunjukkan masa rawat inap yang lebih singkat, nyeri pasca operasi
yang lebih sedikit, hasil kosmetik yang lebih baik, dan proses penyembuhan
pasca operasi yang lebih cepat. Percobaan prospektif kontrol yang lebih
besar diperlukan lebih lanjut untuk memvalidasi keuntungan LDP dalam
kelompok pasien yang terseleksi dengan baik.