TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Terkait
Penelitian ini menguraikan konsep terkait, yang akan dibahas tentang
Konsep efektifitas ,Konsep RW Siaga,Konsep Kegiatan RW Siaga serta
pelaksanaannya.
1.
Efektifitas
Efektifitas secara umum dapat di artikan yaitu menunjukkan sampai
seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dulu ditentukan. Hal
tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1996)
bahwa:
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menanyakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase yang dicapai makin tinggi efektifitasnya.
(www.google.co.id/efektifitas.php?id=8)
RW Siaga adalah RW yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan
e.
f.
2.
Konsep RW Siaga
a.
Pengertian
RW Siaga adalah Kelompok RW yang penduduknya memiliki
mengatasi
masalah-masalah
kesehatan,
bencana
dan
Menkes
RI
Nomor
574/Menkes/SK/V/200
Pemberdayaan Masyarakat.
c.
Kriteria RW Siaga
1) Memiliki
pelayanan
kesehatan
dasar(Seperti
pemeriksaan
vitaminpada
balita
dan
ibu
hamil.dll).
3) Memiliki
sistem
survailas
(penyakit
dan
faktor-faktor
resiko)berbasismasyarakat.
4) Memiliki sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan
dan bencana berbasis masyarakat.
5) Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
6) Masyarakatnya sadar gizi
7) Masyarakatnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
d.
4) Memiliki
sistem
kesiapsiagaan
dan
penanggulangan
e.
Strata RW Siaga
1) RW Siaga Pratama, bila memiliki 3 kriteria yaitu:
(a)Memiliki sarana Pos RW/PIK Keluarga sebagai pusat informasi
kegiatan siaga di tingkat RW.
(b)Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
(c)Memiliki sistem pengamatan (Surveilans) penyakit dan faktorfaktor resiko yang berbasis masyarakat.
(d) RW Siaga Madya, bila telah memiliki 4 kriteria yaitu:
(e)Memiliki sarana Pos RW/ PIK Keluarga sebagai pusat informasi
kegiatan siaga di tingkat RW.
(f) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
(g)Memiliki sistem pengamatan (Surveilans) penyakit dan faktorfaktor resiko yang berbasis masyarakat.
(h)Memiliki
sistem
kesiapsiagaan
dan
penanggulangan
sistem
kesiapsiagaan
dan
penanggulangan
(b)
Memiliki
berbagai
UKBM
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat setempat.
(c)
Memiliki sistem pengamatan (Surveilans) penyakit dan faktorfaktor resiko yang berbasis masyarakat.
(d)
Memiliki
sistem
kesiapsiagaan
dan
penanggulangan
(f)
(g)
f. Sasaran RW Siaga
1) Sasaran Pemberdayaan
(b)
(c)
(d)
(e)
2) Di Tingkat Kelurahan
(a)Membentuk tim tingkat kelurahan dengan keanggotaan melibatkan :
Lurah,
Dewan
Kelurahan,
Pemuka
masyarakat,
Puskesmas,
Kecamatan, Usahawan yang berdomisili di wilayah kelurahan TPPKK, kelurahan, wakil ORMAS keagamaan dan ORMAS sosial yang
ada dikelurahan, guru-guru sekolah/madrasah, pengurus organisasi
kepemudaan dan kader posyandu.
(b)Melakukan sosialisasi RW Siaga.
(c)Melakukan identifikasi kegiatan yang mendukung RW Siaga.
(d)Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) atau Community Self Survey
(CSS).
Tujuan Survei Mawas Diri adalah :
(a)Mencari informasi masalah kesehatan dan hal-hal yang berkaitan
dengan masalah tersebut.
(b)Memberikan kesempatan kepada tokoh masyarakat untuk mencari,
mengemukakan dan mengenal masalah kesehatan setempat.
(2)
(3)
(4)
(5)
Mambahas
rencana
dan
langkah
langkah
untuk
memantapakan RW Siaga termasuk memilih tenaga masingmasing bidang,rencana melatih, menggali pembiayaan, dll.
Yang diundang dalam MMD/ Lokakarya
adalah :
agama,
RW,
dll;
Tokoh
penaggung
masyarakat
jawab
wilayah
,Dewan
petugas
h. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan upaya Pengembangan RW Siaga dapat dilihat dari empat
kelompok indikatornya, yaitu:
a. Indikator Masukan
sistem
kesiapsiagaan
dan
penaggulangan
kegawatdaruratan bencana.
5) Berfungsi/tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat.
6) Ada/tidaknya kegiatan promosi kesehatan untuk kadarzi dan PHBS.
c. Indikator Keluaran
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
hasil kegiatan yang dicapai disuatu RW dalam rangka pengembangan RW
siaga.
Indikator keluaran terdiri dari :
b. Dikatakan tidak berhasil, jika jumlah bayi dan balita yang meninggal
dunia > 45%/100.000 kelahiran hidup.
5) Jumlah balita yang gizi buruk
a. Dikatakan berhasil, jika jumlah balita yang gizi buruk < 20%.
b. Dikatakan tidak berhasil, jika jumlah balita yang gizi buruk > 20 %.
3. Kegiatan RW Siaga
a.
Sebagai
tempat
sarana
informasi
oleh
keluarga-keluarga
yang
membutuhkan,
dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan,
gina
jumlah
posyandu,alamat
posyandu,jadwal
posyandu
dan
struktur organisasi.
2) Donor darah siaga
Donor darah siaga adalah proses dimana penyumbang
darah secara sukarela diambil darahnya untuk disimpan di bank
darah atau diperlukan untuk keadaan-keadaan darurat seperti
adanya bencana alam yang mengakibatkan korban luka-luka
dan
membutuhkan
banyak
persediaan
donor
darah.
(http//www.google.com)
Dalam kegiatan ini dilakukan pendataan yaitu daftar
pendonor
darah,golongan
darah
pendonor,serta
alamat
pendonor.
3) Transportasi siaga
Transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan seperti
mobil, motor atau angkutan lain.(http//www.google.com),
dalam hal ini transportasi siaga dapat diartikan kendaraan
operasional yang dimiliki suatu RW/kelurahan sekurangkurangnya satu unit untuk membantu penduduk apabila ada
keadaan darurat seperti membawa keluarga ke rumah sakit.
Dalam kegiatan ini dilakukan pendataan daftar pemilik
kendaraan yang dapat digunakan untuk transportasi siaga di
RW, jadwal penggunaan kendaraan sebagai transportasi siaga.
4.
Sasaran
Semua keluarga adalah sasaran pemetaan kadarzi.
5.
b)
c)
d)
6.
Kunjungi keluarga.
Survei Kadarzi
Pengolahan Data
Pembuatan Peta
Kadarzi
Latihan Kader
Konseling Kadarzi
g.
B.
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi :
- Mencapai Tujuan
Pembangunan
Kesehatan
- Menurunkan
Angka Kematian
ibu ( AKI )
- Menurunkan
Angka Kematian
Bayi/Balita (AKB )
Faktor Pendukung :
- Fasilitas Kesehatan
yang ada
- Partisipasi Masyarakat
Faktor Pendorong :
- Keaktifan Kader
Kesehatan
- Keaktifan Kegiatan
Bulanan
Efektifitas Kegiatan
RW Siaga