darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan
untuk kemudian dapat diinterpretasikan.
Aplikasi metode seismik:
1. Tahap eksplorasi: untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan
digali.
2. Tahap penilaian dan pengembangan: untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk
menyusun rencana pengembangan yang paling baik.
3. Pada fase produksi: untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida
reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.
Sumur produksi: sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya. Aliran
fluida dari bawah ke atas.
Sumur injeksi: sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil
Recoverydi bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.
Sumur vertikal: sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.
Sumur berarah (deviated well, directional well): sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus vertikal,
bisa berbentuk huruf S, J atau L.
Sumur horisontal: sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian dari
sumur berarah.
semacam platform tetap. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semua kakinya haruslah
dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung di atas permukaan air. Lalu rig ini ditarik
menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi yang dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari
5m sampai 200m.
4. Drilling jacket: platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan cocok dipakai di laut tenang
dan dangkal. Sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.
5. Semi-submersible rig: sering hanya disebut semis merupakan rig jenis mengapung. Rig ini diikat
ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan
menggunakanthruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur
posisinya secara dinamis. Rig semis sering digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig jackup.
Karena karakternya yang sangat stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak besar dan
bercuaca buruk.
6. Drill ship: prinsipnya menaruh rig di atas sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut
dalam. Posisi kapal dikontrol oleh sistem thruster berpengendali komputer. Dapat bergerak sendiri
dan daya muatnya yang paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah terpencil atau jauh dari
darat.
Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam:
1. Drilling rig: rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru maupun
memperdalam sumur lama.
2. Workover rig: fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk
perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.
1. Hoisting system: fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran,
peralatancompletion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick)
termasuk dalam sistem ini.
2. Rotary system: berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran
konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.
3. Circulation system: untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar
properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi untuk
memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di
permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shaker berfungsi untuk memisahkan
solid hasil pemboran (cutting)dari lumpur; desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk
mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.
4. Blowout prevention system: peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan
akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang
tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
5. Power system: yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai
listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.
utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang
dibor.
Mengapa sumur harus disemen ?
Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian:
Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum
penyemenan ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran semen
(semen+air+aditif) dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular yang berbeda
ukuran, bisa casing dengan lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk
pengisolasian berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling berkomunikasi.
Fungsi lainnya menahan beban aksial casing dengancasing berikutnya, menyokong casing dan
menyokong lubang sumur (borehole).
Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya
bermacam-macam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna, bisa untuk
menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang
perforasi yang akan disumbat, kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur
seluruhnya.
Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air,
jadilah bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat
divariasikan dan dikontrol sesuai yang dikehendaki.
Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah
menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini
didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar
sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan
seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan
semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.
2. Jikalau reservoir yang diinginkan terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin dilakukan
pemboran, misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang lingkungannya
sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan diarahkan menuju reservoir yang
bersangkutan.
3. Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu terus bergerak) yang dapat
merusak lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui dibawah atau di sekitar salt-dome. Pemboran
berarah dilakukan untuk dapat mencapai reservoir tersebut dan menghindari salt-dome.
4. Untuk menghindari fault (patahan geologis).
5. Untuk membuat cabang beberapa sumur dari satu lubung sumur saja di permukaan.
6. Untuk mengakses reservoir yang terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga dapat
lebih murah.
7. Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari satu platform yang sama sehingga lebih
mudah, cepat dan lebih murah.
8. Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol (blow-out).
9. Untuk membuat sumur horizontal dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon.
10. Extended reach: sumur yg mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m.
11. Sumur multilateral: satu lubang sumur di permukaan tetapi mempunyai beberapa cabang secara
lateral di bawah, untuk dapat mengakses beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah.
Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor
diputar dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat
dibentuk sangat terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor
berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa
pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat
dilengkungkan sehingga lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan.
Apakah perforating ?
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga
sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur
melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke
kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan
semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi)
dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua
proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara
mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).
Artificial lift adalah metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam
sumur ke atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup tinggi untuk
mendorong minyak sampai ke atas ataupun tidak ekonomis jika mengalir secara alamiah.
Artificial lift umumnya terdiri dari lima macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya.
Pertama adalah yang disebut subsurface electrical pumping, menggunakan pompa sentrifugal
bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh di dalam sumur.
Yang kedua adalah sistem gas lifting, menginjeksikan gas (umumnya gas alam) ke dalam kolom
minyak di dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir
sampai ke permukaan.
Teknik ketiga dengan menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang di permukaan yang
umum disebut sucker rod pumping atau juga beam pump. Menggunakan prinsip katup searah (check
valve), pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan. Karena pergerakannya naik turun
seperti mengangguk, pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk.
Metode keempat disebut sistem jet pump. Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan tinggi lalu
disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak. Melewati lubang nosel, fluida ini akan bertambah
kecepatan dan energi kinetiknya sehingga mampu mendorong minyak sampai ke permukaan.
Terakhir, sistem yang memakai progressive cavity pump (sejenis dengan mud motor). Pompa
dipasang di dalam sumur tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan
batang baja yang disebutsucker rod.
Apa yang dimaksud dengan Enhanced Oil Recovery ?
EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah
dilakukan tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik
EOR yang umum:
1. Teknik termal: menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan
viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga diharapkan
tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi. Merupakan teknik
EOR yang paling popular. Seringnya menggunakan air panas (water injection) atau uap air (steam
injection).
2. Teknik chemical: menginjeksikan bahan kimia berupa surfactant atau bahan polimer untuk
mengubah properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak dapat lebih
mudah mengalir.
3. Proses miscible: menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu
diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO 2 ataupun gas
nitrogen.
Selain bahan bakar, apa saja yang dapat dibuat dari minyak dan gas ?
Ban mobil, disket komputer, kantung plastik, sandal, tali nilon, boneka, bandage, colokan listrik,
crayon warna, atap rumah, skrin teras rumah, kamera, lem, foto, kapsul untuk obat, aspirin, pupuk,
tuts piano, lipstik, jam digital, gantole, kacamata, kartu kredit, balon, shampo, bola golf, cat rumah,
lensa kontak, antiseptik, piring, cangkir, tenda, deodorant, pasta gigi, obat serangga, CD, gorden bak
mandi, pengering rambut, parfum, bola sepak, pakaian, krim pencukur jenggot, tinta, koper,
pelampung, pewarna buatan, kacamata keselamatan, pakaian dalam, lilin, payung, mobilmobilan, keyboard komputer, pengawet makanan, pulpen . dan lain-lain tak terhitung lagi
banyaknya.