Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control); Untuk mengungkap masalah saat masalah
tersebut ada.
contoh; pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca
saldo setiap bulannya.
Pengendalian korektif (corrective control); Memecahkan masalah yang ditemukan oleh
pengendalian pemeriksaan.
contoh; pemeliharaan backup copies atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk
memperbaiki kesalahan memasukkan data.
2.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Adalah dasar dari empat komponen lainnya yang menentukan arah perusahaan dan
mempengaruhi kesadaran pihak manajemen dan karyawan.
Elemen dari lingkungan pengendalian;
Integritas dan nilai etika manajemen.
Struktur organisasi.
Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada.
Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya.
Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.
Metode manajemen untuk menilai kinerja.
Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah.
Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.
3.
Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Risiko dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai kondisi, seperti;
Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru atau perubahan
tekanan atas perusahaan.
Personal baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak memadai atas pengendalian
internal.
Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang mempengaruhi pemrosesan
transaksi.
Pertumbuhan signifikan dan cepat yang menghambat pengendalian internal yang ada.
Implementasi teknologi baru ke dalam proses produksi atau sistem informasi yang berdampak
pada pemrosesan transaksi.
Pengenalan lini produk atau aktivitas baru hingga pihak manajemen hanya memiliki sedikit
pengalaman tentangnya.
Restrukturisasi organisasional yang menghasilkan pengurangan dan/atau realokasi personel
sedemikian rupa hingga operasi bisnis dan pemrosesan transaksi terpengaruh.
Memasuki pasar asing yang berdampak pada operasional.
Adopsi suatu prinsip akuntansi baru yang berdampak pada pembuatan laporan keuangan.
4.
Komunikasi dan Informasi (Information and Communication)
Kualitas suatu informasi yang dihasilkan oleh SIA berdampak pada kemampuan pihak
manajemen untujk mengambil tindakan serta membuat keputusan dalam hubungannya dengan
operasional perusahaan, serta membuat laporan keuangan yang andal.
8.
Pengendalian Fisik (Physical Control)
Aktivitas ini dilakukan secara manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat
melibatkan penggunaan komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun.
Pengendalian fisik tidak berkaitan dengan logika komputer yang sesungguhnya melakukan
pekerjaan akuntansi ini.
Enam kategori aktivitas pengendalian fisik;
1. Otorisasi transaksi.
2. Pemisahan fungsi.
3. Supervisi.
4. Pencatatan akuntansi.
5. Pengendalian akses.
6. Verifikasi independen.
Otorisasi Transaksi
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi
valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen.
Otorisasi umum diberikan pada para personel operasional untuk melakukan oprasi rutin.
Contohnya; prosedur untuk mengesahkan pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk
hanya ketika tingkat persediaan jatuh pada titik pemesanan ulang yang ditetapkan.
Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)
Pemisahan tugas karyawan adalah salah satu aktivitas pengendalian yang paling penting untuk
meminimalkan fungsi yang tidak boleh disatukan.
Fungsi yang tidak boleh disatukan adalah antara;
1. Authorization
2. Recording
3. Custody
Supervisi
Supervisi adalah pengendalian penyeimbang dari ketidakberadaan pengendalian pemisahan pada
operusahaan kecil atau dalam berbagai area fungsional yang kekurangan personel.
Asumsi yang digunakan adalah perusahaan mempekerjakan personel yang kompeten dan dapat
dipercaya.
Pencatatan Akuntansi (Accounting Record)
Perusahaan terdiri atas dokumen sumber, jurnal, dan buku besar yang menangkap esensi
ekonomi dari berbagai transaksi dan menyediakan jejak audit berbagai peristiwa ekonomi.