ABSTRACT
This study aims to analyze the role of social capital and empowerment of
poor households through the development of local institutions in an effort to
reduce poverty and increase in welfare in the Koto Tangah of Padang city.
From the results of the study, one of the indicators of social capital variable that is
unity group / institution has a close relationship to the welfare of households. But
seen from the achievement still low level. This is due to a lack of knowledge of
poor households to gain following and active in the union group / institution,
where the interaction will lead to the birth of the institutional transformation of
information and knowledge, unity, cooperation, economic incentives and other
benefits. the social capital inherent in the set of human relationships in a social
group. Inter-community relations can be productive as far as the expected joint, a
set of agreed values and a pension trust between each other. Social capital is weak
inviting appearance clash of values and the prominence of mutual distrust.
However, when social capital is not associated with sustainable development
(sustainable Development), can result in attention to the importance of survival
in a community together to be neglected. Social capital can reduce poverty and
improve the ability of people, not just numbers but people's lives more
meaningful. With dimensions of social capital that exist within, unity, culture /
customs, beliefs and participation.
Key words: social capital, institution, empowerment, poverty.
1. LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan permasalahan ekonomi utama yang dirasakan oleh
setiap daerah di Indonesia, khususnya di Kota Padang. Kesenjangan pendapatan
antara kelompok penduduk, salah satunya merefleksikan masih banyaknya
penduduk yang hidup dalam kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk
yang pendapatan atau pengeluaran per kapita per bulannya berada di bawah
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
36
angka garis kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS. Jumlah penduduk miskin
dihitung oleh BPS dengan menggunakan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas).
Selama ini di daerah telah ada seperangkat lembaga-lembaga yang muncul
dan timbul dari inisiatif masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Umumnya lembaga-lembaga lokal ini masih bersifat sangat tradisional dengan
berbagai
kekurangan-kekurangan
yang
ada
dari
segi
organisasi
atau
37
terdapat 5.988 rumah tangga miskin atau sekitar 16% di Kecamatan Koto
Tangah, yang merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk miskin
tertinggi di Kota Padang.
Dengan demikian, maka penting untuk dilakukan riset agar dapat dianalisis
sejauh mana peran modal sosial dan pemberdayaan rumah tangga miskin melalui
pengembangan kelembagaan lokal sebagai upaya mengentaskan kemiskinan dan
sekaligus dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan di Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang. Dalam konteks ini, kebijakan pemerintah dalam
upaya pemberdayaan masyarakat perlu melibatkan kerjasama lebih intensif
dengan kelembagaan lokal atau modal sosial yang ada dimasyarakat. Nilai-nilai
budaya lokal dan pengetahuan lokal yang telah lama tertanam pada masyarakat
itu diharapkan senantiasa terpelihara dan berkembang menjadi modal yang
bernilai harganya dalam peningkatan kesejahteraan dan proses pembangunan.
2. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah karakteristik modal sosial yang dimiliki masyarakat
khususnya rumah tangga miskin di Kecamatan Koto Tangah.
b. Bagaimanakah karakateristik jaringan sosial dan kelembagaan yang
dimiliki rumah tangga miskin, baik formal maupun nonformal.
c. Bagaimanakah kontribusi dan peranan modal sosial masyarakat melalui
pengembangan kelembagaan sebagai upaya pengentasan kemiskinan di
Kecamatan Koto Tangah.
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis modal sosial
rumah tangga dan dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga
miskin di Kecamatan Koto Tangah. Secara spesifikasi tujuan penelitian adalah:
(1)Mempelajari karakteristik dan menganalisis modal sosial yang dimiliki
masyarakat Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
38
39
40
41
2. Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Bank Dunia (2001), empowerment adalah . the process of
increasing the capacity of individuals or groups to make choices and to
transform those choices into desired actions and outcomes. Jadi, empowerment
adalah proses untuk meningkatkan asset dan kemampuan secara individual
maupun kelompok. Masyarakat yang telah berdaya (empowered) memiliki
kebebasan dalam membuat pilihan dan tindakan sendiri. Pemberdayaan mengacu
kepada pentingnya proses sosial selama program berlangsung. Jadi, ia lebih
berorientasi pada proses, bukan kepada hasil.
Bank Dunia selama ini telah memberi perhatian besar kepada tiga hal
untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan, yaitu empowerment, social
capital, and community driven development (CDD). Ketiga konsep ini
menekankan kepada inklusifitas, partisipasi, organisasi, dan kelembagaan.
Empowerment merupakan hasil dari aktifitas pembangunan, social capital dapat
diposisikan sekaligus sebagai proses dan hasil, sedangkan CDD berperan
sebagai alat operasional (World bank, 2005).
5. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dilaksanakan di
Kecamatan Koto Tangah yang dilakukan secara purposif diambil Kelurahan
Lubuk Minturun dengan pertimbangan Kelurahan tersebut termasuk daerah
pinggiran Kota yang mempunyai persentase tertinggi rumah tangga miskin di
42
6. INSTRUMEN PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan
alat pengumpulan data berupa kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh
dari dinas-dinas terkait seperti Kantor Camat Koto Tangah, kantor Kelurahan
Lubuk Minturun, BPS dan sebagainya.
Berbagai metode yang dipakai adalah wawancara informasi (informal
interviews), pengamatan langsung (direct observation), diskusi secara group
(collective discussions), studi dokumen, self-analysis, dan studi historik (lifehistories). Meskipun mengutamakan bentuk studi kualitatif (qualitative
research), namun dukungan data-data kuantitatif juga merupakan komponen
yang penting. Participant observation dipilih agar peneliti dapat memperoleh
data secara detail dan akurat kelembagaan-kelembagaan yang telah ada (existing
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
43
44
7. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel diantaranya dua kelompok
besar variabel yaitu : Variabel modal sosial masyarakat miskin terdiri dari
indikator-indikator
(variabel
independen)
yaitu:
Persatuan
45
kesejahteraan rumah tangga didapatkan bahwa nilai Chi-square hitung (2,388) >
nilai Chi-square tabel dan Signifikansi (9,488) >0,05. Hasil pengujian Chisquare
rumah tangga didapatkan bahwa nilai Chi-square hitung (2,319) > nilai Chisquare tabel dan Signifikansi (9,488) >0,05.
Pengujian keeratan hubungan antara indikator variabel adat istiadat
dengan variabel kesejahteraan rumah tangga miskin tidak menghasilkan
keputusan. Hal ini disebabkan tingginya pencapaian indikator adat istiadat yang
dilihat dari total skor per-responden dari seluruh jawaban pada pertanyaaan
seputar adat istiadat.
Dari hasil pengujian maka Hopotesis Nol (Ho) yang menyatakan tidak
terdapat hubungan antara indikator variabel kelembagaan dengan variabel
kesejahteraan rumah tangga dapat ditolak. Sedangkan indikator variabel
kepercayaan dan partisipasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan
terhadap variabel pengeluaran rumah tangga. sehingga Hipotesis Nol (Ho) yang
menyatakan tidak terdapat hubungan antara indikator variabel kepercayaan,
partisipasi terhadap variabel pengeluaran rumah tangga dapat diterima.
Dari uji hipotesa dapat disimpulkan lembaga persatuan dalam masyarakat
mempunyai peranan dalam perkembangan kesejahteraan masyarakat kelurahan
yang diproksikan dengan pengeluaran rumah tangga, karena faktor ini
merupakan
tingkat
kemajuan
manusia
dalam
menguasai
alam
dan
46
Artinya terdapat hubungan yang signifikan anatar dua variabel tersebut. Hasil
pengujian Chi-square
dengan
dengan
Artinya
47
anggota rumah tangga yang banyak, menyebabkan tingginya biaya yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan anggota rumah tangga.
dimana
interaksi
dalam
kelembagaan
akan
48
dikaitkan
dengan
pembangunan
yang
berkelanjutan
(sustainable
2. Saran
Dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang yang telah
dikemukakan maka dapat diambil beberapa rekomendasi yang diusulkan untuk
mengatasi masalah kemiskinan dalam proses pembangunan ekonomi Kec Koto
Tangah :
1. Dengan semangat peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
maka salah satu komponen penting dalam masyarakat adalah modal sosial
dalam pembangunan ekonomi. Agar modal sosial ini menjadi terarah perlu
adanya pengorganisasian yang baik untuk kemajuan ekonomi maupun
49
Peranan
Pemerintah
yang
merupakan
pengayom
50
DAFTAR PUSTAKA
51
Payne, Malcom. 1997. Modern Social Work Theory. Second Edition. MacMillan
Press Ltd., London. Hal. 266.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif: teori dan aplikasi, PT Raja Grafindi Persada, Jakarta
Putnam, R. 1995. The Prosperous Community - Social Capital and Public Life.
American Prospect. Washington DC: World Bank.
Rusdi, Zaili, 2001. Tesis : Analisis Partisipasi Masyarakat, Pascasarjana Unand,
Padang.
Sajogyo, 1992. Sosiologi Pedesaan, Gajah Mada University Press, Jokjakarta.
Serageldin. 1996. Sustainability and The Wealth of Nation. Fisrt Step In An
On Going Journey. Environmentally Sustainable Development (ESD)
Studies and Monographs.
Subejo. 2004. Peranan Social Capital Dalam Pembangunan Ekonomi: Suatu
Pengantar Studi Social Capital di Pedesaan Indonesia. Majalah Agro
Ekonomi vol. 11. No.1 juni 2004.
Supranto, J. 1998. Metode Riset dan Aplikasinya Dalam Pemasaran, LPFE UI,
Jakarta.
Woolcock, Michael & Narayan, Deepa, 2000. "Social Capital: Implications for
Development Theory, Research, and Policy". World Bank Research
Observer, Oxford University Press
Woolcock, Michael, 2000. "Microenterprise and social capital: A framework for
theory, research, and policy," The Journal of Socio-Economics, Elsevier,
vol. 30(2).
World Bank. 2001. Empowerment and Poverty Reduction A Sourcebook..
Washington DC: World Bank.
World Bank. 2005. Social Capital, Empowerment, and Community Driven
Development.
http://info.worldbank.org/etools/bspan/PresentationView.asp?PID=936&E
ID=482, 11 Mei 2005.
52