PJB Word
PJB Word
12100114037
12100114022
12100114031
12100114050
12100114088
12100114034
12100113070
Preseptor:
Yani , dr.,Sp.A., M.Kes
PENDAHULUAN
anak dengan penyakit jantung bawaan telah membaik pada beberapa decade
terakhir karena teknik diagnostik dan intervensi yang telah membaik. Pemeriksaan
dilakukan dari mulai anamnesis hingga pemeriksaan penunjang untuk
mengobservasi beberapa gejala dan tanda yang penting, mengetahui tingkat
keparahan dari penyakit, dan lokasi terjadinya penyakit jantung bawaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hari ke-27-37:
Pembentukan sekat
pembentukan sistem
konduksi jantung
sekat di kanalis
Atrioventrikularis
Diferensiasi atrium
Kemudian, sinus venosus mengambil alih fungsi ini dan karena sinus
menjadi satu dengan atrium kanan jaringan pacu terletak di dekat
muara vena kava superiornodus sinuartrial.
sirkulasi portal
v. porta
atrium kanan
diarahkan oleh katup v. kava inf
foramen ovale
ventrikel kiri
aorta asenden
ligamenta
umbilicales
media,
sedangkan
bagian
Bentuk
: blunt cone
Ukuran
Lokasi
10
3. Left
side
(pulmonary)
surfacepermukaan
paru-paru kiri
yang
Bagian jantung :
o Apex
-
o Base
-
Pericardium
o Adalah suatu kantung fibroserous berlapis ganda dan melingkupi
jantung juga root dari great vessel
o Lapisan pericardium :
1. External fibrous layer, yang memiliki bagian-bagian :
a. Pericardiacophrenic ligament, yang berhubungan dengan
central tendon dari diaphragma)
b. Sternopericardial ligament, yang menghubungkan dengan
sternum di anterior.
c. Posterior, berikatan dengan jaringan ikat.
11
12
Cardiac skeleton
o Adalah suatu jaringan ikat fibrosa yang kuat, yang merupakan tempat
melekatnya katup dan serat-serat otot.
o Terdiri dari : fibrous trigone dan 4 cincin
o Fungsi :
-
Menerima darah dari : Superior Vena Cava (SVC), Inferior Vena Cava
(IVC) dan coronary sinus
o IVC
Otot pectinate
13
14
15
16
Katup jantung :
antara atrium & ventrikel
kanan
Tricuspid valve
1. Atrioventricular valve
Bicuspid
valve
Aortic
valve
2. Semilunar valve
Pulmonary
semilunar valve
antara
ventrikel kiri dan
pulmonary artery
17
Vascularisasi Jantung :
o Arteri
18
o Vena
19
20
Tidak ada bunyi jantung yang terdengar karena pembukaan katup tidak
mengeluarkan suara. Jika timbul bunyi (ejection murmur) menandakan adanya
valve disease atau intracardiac shunts.
21
Ketika ventrikel benar benar sudah relax, tekanannya meningkat perlahan ketika
terisi darah dari atrium.
Pembukaan katup mitralis menyebabkan penurunan LAP dengan sangat cepat.
Pengisian ventrikel tidak bersuara. Ketika bunyi jantung ketiga(S3) terdengar, hal
ini dapat diinterpretasikan sebagai tensing of chordae tendineae dan AV ring
selama relaksasi dan pengisian ventricular, Normal pada anak-anak, tapi biasanya
adalah keadaan pathologis pada orang dewasa dilatasi ventricular.
22
BAB III
PEMBAHASAN
Batasan
Merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang paling sering dijumpai,
meliputi hampir 30% dari seluruh kelainan bawaan.
Epidemiologi
-
Lesi
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Defek Septum Atrial (ASD)
Duktus Arteriosus Persisten (PDA)
Koartasio Aorta
Tetralogi Fallot
Stenosis pulmonal valvular
Stenosis aorta
Transposisi arteri besar
Lain-Lain
Persentase
25-30
6-8
6-8
5-7
5-7
5-7
4-7
3-5
23
Etiologi
-
3.1.1 Klasifikasi
Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan
fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis;
misalnya lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan,
kelainan salah satu katup jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel
atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masingmasing mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari ringan
sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan
vaskuler paru. Terdapat 2 kelompok besar PJB non sianotik; yaitu (1) PJB
24
non sianotik dengan lesi atau lubang di jantung sehingga terdapat aliran
pirau dari kiri ke kanan, misalnya ventricular septal defect (VSD), atrial
septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA), dan (2) PJB non
sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri atau kanan tanpa
aliran pirau melalui sekat di jantung, misalnya aortic stenosis (AS),
coarctatio aorta (CoA) dan pulmonary stenosis (PS).
1. Defek Septum Atrial
2. Defek Septum Ventrikel
3. Defek Septum Arteioventricularis
4. Duktus Arteriosus Persisten
5. Stenosis pulmonal valvular
6. Stenosis pulmonal infundibular
7. Stenosis pulmonal distal
8. Koartasio aorta
9. Stenosis aorta
10. Prolaps katup mitral
25
penampilan utama pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce
haemoglobin yang beredar dalam darah lebih dari 5 gram %.
Bila dilihat dari penampilan klinisnya, secara garis besar terdapat 2
golongan PJB sianotik, yaitu (1) yang dengan gejala aliran darah ke paru
yang berkurang, misalnya Tetralogi of Fallot (TF) dan Pulmonal Atresia
(PA) dengan VSD, dan (2) yang dengan gejala aliran darah ke paru yang
bertambah, misalnya Transposition of the Great Arteries (TGA) dan
Common Mixing.
1. Tetralogi Fallot
2. Atresia pulmonal
3. Atresia tricuspid
4. Hypoplastic left heart syndrome
5. Transposisi arteri besar
6. Trunkus arteriosus persisten
2.
3.
4.
5.
Ekhokardiografi
26
I.
Anamnesa merupakan tahap dasar dari evaluasi jantung. Riwayat kehamilan ibu
sangat membantu mendiagnosis penyakit jantung bawaan (PJB) karena beberapa
kejadian prenatal diketahui berhubungan dengan keadaan yang teratogenik.
Riwayat sebelumnya, seperti periode postnatal, dapat memberikan banyak
informasi mengenai evaluasi jantung. Selain itu riwayat keluarga juga membantu
untuk mengetahui prevalensi adanya gangguan jantung ataupun masalah medis
lainnya di keluarga.
Aspek yang ditanyakan pada saat anamnesa untuk anak yang memiliki potensi
untuk memiliki gangguan jantung:
1. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Infeksi
-
Infeksi
HIV,
berkaitan
pada
terjadinya
cardiomyopathy.
b. Pengobatan, penggunaan alcohol dan merokok
infantile
27
Duktus arteriosus
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
28
c. Kondisi ibu
-
d. Berat lahir
Berat lahir memperlihatkan informasi mengenai masalah pada
jantung yang dapat terjadi :
-
Bayi dengan berat lahir besar, seringkali ada pada ibu dengan
diabetes
29
30
31
32
33
II.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan pada anak, pemeriksaan dengan anak yang memiliki potensi
untuk memiliki kelainan jantung maka pemeriksaan harus dilakukan dengan baik.
1. Pola pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan seringkali diobservasi pada bayi dengan PJB.
Kurva pertumbuhan harus dilihat untuk merefleksikan tinggi dan berat
terhadap usia dan persentile-nya. Plot pada kurva dan evaluasi
selanjutnya sangat penting pada anak dengan gangguan jantung.
Perbedaan gangguan pola pertumbuhan dapat terlihat dengan tipe berbeda
pada PJB :
a. Pasien sianosis memiliki gangguan pada berat maupun tinggi badan
b. Pasien non sianosis, terutama dengan lesi left-to-right shunt, cendrung
memiliki masalah pada kenaikan berat badan dibandingkan dari
pertumbuhan linear. Tingkat gangguan prtumbuhan proporsional
dengan ukuran dari shunt.
c. Pasien non sianosis dengan lesi pressure overload tanpa shunt akan
tumbuh normal.
2. Inspeksi
Banyak informasi yang didapat dengan inspeksi sederhana tanpa
menggagu tidur bayi atau menakuti anak dengan stetoskop. Inspeksi yang
dilakukan meliputi :
a. Keadaan umum (general apperance) dan keadaan nutrisi
34
Keadaan pasien apakah mengalami distress, gizi baik atau kurang gizi
terlihat senang atau mudah marah. Obesitas juga menjadi catatan
karena berkaitan dengan factor resiko penyakit jantung lain.
b. Tanda sindrom atau gangguan kromosom
Abnormalitas kromosom diketahui berkaitan dengan beberapa PJB,
misalnya pada down syndrome 40-50% memiliki PJB, yang paling
sering adalah DSV.
Berikut adalah beberapa syndrome yang memiliki abnormalitas pada
jantung :
Sindrom
c. Warna
Keadaan pasien dari warna harus dicatat, apakah pasien sianosis,
pucat atau kekuningan. Pada pasien yang sianosis perlu dilihat bagian
yang terkena. Sianosis akan lebih terlihat pada cahaya alami. Sianosis
pada bibir dapat terlihat mirip terutama pada anak dengan pigmen
gelap. Makan harus dilihat pada bagian lidah, kuku, dan konjunctiva.
Ketika ragu-ragu maka gunakan oksimetri untuk mengkonfirmasi.
Anak dengan sianosis tidak selalu memiliki PJB, sianosis dapat
diakibatkan oleh penyakit pernapasan atau gangguan sistem saraf
pusat. Sianosis yang berhubungan dengan desaturasi arterial disebut
35
satu
36
dispnea atau retraksi, merupakan tanda yang gagal jantung kiri yang
berat atau gangguan paru-paru.
f. Keringat di dahi
Bayi dengan gagal jantung kongesti sering memiliki keringat pada
dahi, yang merupakan ekspresi dari peningkatan aktivitas simpatis
yang merupakan mekanisme kompensasi dari penurunan cardiac
output.
g. Inspeksi dada
Tonjolan precordial dengan atau tanpa aktivitas jantung yang terlihat,
mengesankan adanya pembesaran jantung yang kronis. Dilatasi akut
tidak menimbulkan tonjolan prekordial.
Dada merpati (pigeon chest/pectus carinatum), dimana strnum
menonjol keluar pada daerah midline, bukan diakibatkan oleh
cardiomegali.
3. Palpasi
Palpasi meliputi nadi perifer (ada tidaknya, nadi, volume) dan precordial
(ada tidaknya thrills pada point of maximal impulse (PMI), hiperaktivitas
prekordial)
a. Peripheral pulse
1. Hitung pulse rate atau nadi dan catat adakah iregularitas dan
volumenya. Nadi normal akan berbeda pada usia dan status, pasien
yang lebih muda akan memiliki nadi yang lebih cepat.
Peningkatan nadi mengindikasikan adanya demam, gagal jantung
37
Adanya
pulsus
paradoxus
dikonfirmasi
dengan
menggunakan spigmomanometer.
b. Dada
Yang harus dipalpasi pada bagian dada adalah : impulse apical, PMI
dan hiperaktivitas prekordium dan thrill yang terpalpasi.
1. Apical impulse
38
apical
berada
di
interkostal
ke-4
di
bagian
39
Tiap anak harus dicatat. Terlalu cepat atau lambat atau adanya
iregularitas harus dievaluasi dengan EKG
ii.
Bunyi jantung
Intensitas dan kualitas dari bunyi jantung, terutama bunyi kedua (S2),
harus dievaluasi. Abnormalitas dari bunyi jantung pertama (S1), suara
ketiga (S3) atau gallop rhythm atau suara keempat harus dicatat.
iii.
iv.
Bunyi Jantung
o Bunyi jantung pertama (S1)
Bunyi S1 berkaitan dengan penutupan katup mitral atau tricuspid.
Paling terdengar jelas di apeks atau di border sternal kiri. Aadanya
split pada S1 dapat terjadi pada anak, tetapi jarang. Split yang melebar
abnormal ditemukan pada RBBB (right bundle branch block).
o Bunyi jantung kedua (S2)
S2 pada border sternal kiri atas (area katup pulmonary). Tentukan split
dan intensitas dari penutupan katup pulmonary (P2) dan katup aortic
(A2).
o Bunyi jantung ketiga (S3)
40
penurunan
komplias
ventrikel,
dengan
tachycardia
Intensitas Murmur
Elektrokardiografi
41
IV.
Rontgen dada merupakan bagian yang esensial dari evaluasi jantung. Informasi
yang bisa didapatkan ialah :
1. Ukuran jantung
Dapat diukur dengan CTR (Cardio Thorax Ratio)
2. Siluet Jantung
Border jantung yang dibentuk oleh struktur jantung dalam hasil foto rontgen
posteroanterior.
42
43
44
V. Echokardiografi
Echokardiografi 2 dimensi yang dilengkapi echokardiografi dopler telah
menggantikan sebagian besar kateterisasi jantung, karena alat ini memberikan
diagnosis PJB yang detail. Mobilitas alat memungkinkan pemeriksaan dapat
dilakukan di ruang neonatus tanpa mengganggu bayi dalam inkubatornya.
Pemeriksaan yang menyeluruh memerlukan pengetahuan yang menyeluruh
tentang anatomi 3 dimensi jantungdan patologi anatomi kelainan jantung yang
umum atau yang jarang. Tanpa pemahaman yang mendalam
tidak mungkin
45
46
47
DAFTAR PUSTAKA