Abses Payudara
Abses Payudara
akibat masuknya bakteri ke jaringan payudara. Peradangan atau infeksi payudara atau yang
disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di
putting, dan dermatitis yang mengenai putting. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi
dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan dikulit (biasanya pada
putting susu). Abses payudara bisa terjadi disekitar putting, bisa juga diseluruh payudara.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
1. Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak danadanya nyeri tekan).
2. Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebihputih karena kulit
3.
4.
5.
6.
diatasnya menipis.
Area akan terlihat kemerahan, agak keras, dan muncul indurasi pada payudara.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalamseringkali
sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasilpemeriksaan fisik. Jika tidak
sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi ataubiopsy payudara.
Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlahsel
darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukanpemeriksaan roentgen,
USG atau CT scan.
TATALAKSANA ABSES PAYUDARA
Meliputi:
1. Aspirasi (dengan atau tanpa bantuan USG)
2. Insisi
3. Penyaliran
Bila abses telah terbentuk, pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
insisi atau penyaliran, yang biasanya membutuhkan anastesi umum. Tetapi juga dapat dilakukan
diagnosis abses payudara dan dengan dilakukan secara menyeluruh, aspirasi pus dengan bantuan
ultrasound dapat bersifat kuratif. Hal ini mempunyai efek yang kurang nyeri dan melukai jika
dibandingkan dengan insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan anestesi local, sering
dilakukan pada pasien rawat jalan.
Pengobatan sistemik dengan antibiotic sesuai dengan sensitivitas organisme biasanya
dibutuhkan sebagai tambahan. Namun, antibiotic saja tanpa pengeluaran pus tidak mempunyai
arti. Hal ini disebabkan karena dinding abses melindungi bakteri pathogen dari pertahanan tubuh
dan membuat tidak mungkin untuk mencapai kadar antibiotik yang efektif dalam jaringan yang
terinfeksi.
Untuk menjamin agar pemberian ASI yang baik terus berlangsung, penatalaksanaannya
adalah sebagai berikut :
dan diberikan ke bayi dengan menggunakan cangkir saat ibu dalam pengobatan
Segera setelah ibu sadar kembali (bila diberikan anestesi umum) atau segera setelah
pembedahan selesai, ibu dapat menyusui kembali pada payudara yang sehat
Segera setealah nyeri pada luka memungkinkan, ibu dapt kembali menyusui dari