Anda di halaman 1dari 3

PERANAN DATA GEOKIMIA DALAM PRODUKSI ENERGI GEOTERMAL

Sebelum kita membahas tentang peranan kimiawan dalam produksi energy


geothermal sebaiknya kita mengetahui apa itu energy geothermal itu sendiri.
Geotermal berasal dari kata Geo yang berarti bumi dan thermal yang berarti panas.
Sehingga dapat dikatakan bahwa geothermal merupakan Salah satu energi alami di
dalam bumi, hasil interaksi antara panas batuan dan air yang mengalir di sekitarnya
atau juga dengan kata lain merupakan Energi yang diekstrak dari panas yang
tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan dari fluida yang terkandung
di dalamnya.
Indonesia menjadi negara dengan potensi paling besar mencapai 27.000 MW
atau sekitar 40% dari cadangan dunia. Dalam eksplorasi energy geothermal, ada
beberapa tahap yang dilakukan oleh kimiawan yaitu : Pengambilan conto fluida dari
berbagai manifestasi panas dipermukaan (mataair panas/dingin, gas), melakukan
analisa terhadap unsur kimia fluida baik air maupun gas, melakukan pengelompokkan
tipe air panas / manifestasi, menghitung perkiraan temperatur fluida reservoir
(Geothermometer), memperkirakan hidrologi fluida reservoir dan memperkirakan
sistem reservoir. Sedangkan out putnya berupa perkiraan awal temperatur reservoir
panasbumi, perkiraaan pergerakan fluida di reservoir, penentuan daerah utama (upflow) dan daerah margin (out-flow), penentuan sistem panasbumi (dominasi uap /
air / dua fasa), prediksi hazard dari segi fluida (korosi, scaling, gas beracun, daerah
vulkanik aktif / magmatik).
Upflow merupakan keluaran langsung fluida reservoir misalnya melalui
rekahan atau sesar yang ke permukaan bumi. Pada upflow fluida termal diasumsikan
tidak bereaksi dengan batuan sekitar atau bercampur dengan air tanah karena
kecepatan keluar yang besar sehingga tidak sempat bereaksi atau bercampu.
Sedangkan outflow adalah keluaran fluida reservoir yang telah bercampur dengan air
tanah dan batuan sekitarnya sehingga komposisi kimianya tidak lagi mencerminkan

kimia fluida reservoir. Selain itu, kita harus menentukan tipe air, kesetimbangan
fluida dan asal fluidanya.
Metode isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi dan
eksploitasi

energi

panasbumi

serta

pengembangannya.

Metode

geokimia

menyediakan berbagai informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir,
temperatur reservoir, rasio uap air (fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan
mineral serta potensi korosi dan scaling. Pada lapangan panasbumi yang telah
beroperasi, monitoring geokimia merupakan metode yang sangat penting untuk
memantau respon reservoir terhadap produksi.
Dalam tahap eksplorasi energi panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat
dimanfaatkan untuk: Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir)
dengan penggunaan geotermometer kimia dan isotop dan mengidentifikasi sumber
fluida panasbumi dengan penggunaan metode isotop alam.
Dalam tahap pengeboran sumur produksi, metode geokimia dan isotop
bermanfaat untuk memperoleh informasi :
Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya.
Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir.
Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan
lingkungan.
Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur produksi,
sumur
reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan.
Dalam tahapan eksploitasi dan produksi, studi pemantauan geokimia
difokuskan pada komposisi fluida sumur produksi yang telah mengalami berbagai
proses seperti pendidihan dan pencampuran dalam reservoir. Secara prinsip, studi
tersebut digunakan untuk:
Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin maupun dari
masukan
fluida panas dari sumber yang lebih dalam.

Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif.


Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap keluaran sumur.
Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling.
Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap.
Merevisi model konseptual reservoir.

Anda mungkin juga menyukai