Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat keanekaragaman tinggi.
Diperkirakan bahwa terdapat Taksiran sekitar 300 spesies spesies hewan
menyusui, 7.500 spesies burung, 2.000 spesies reptil, 25.000 spesies tumbuhan
biji, 1.250 spesies tumbuhan paku-pakuan, 7.500 spesies lumut, 7.800 spesies
ganggang, 72.000 spesies jamur, serta 300 spesies bakteri dan ganggang hijau
biru. Data tersebut membuktikan bahwa tingkat biodiversitas di Indonesia
sangatlah tinggi.
Kantong Semar (Nepenthes sp.) adalah tumbuhan karnivora asli Indonesia
yang dapat memakan seranga. Tumbuhan ini memiliki daun dengan sulur di
ujung daunnya yang termodifikasi menjadi kantong. Bentuk kantongnya
menyerupai bentuk labu dengan bagian ujungnya membesar. Tumbuhan ini
banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Kalimantan Barat.
Namun pada era modern ini, banyak manusia yang merusak lingkungan
dimana lingkungan tersebut adalah habitat dari makhluk hidup setempat.
Tindak merusak yang dilakukan oleh manusia beragam bentuknya, mulai dari
yang sederhana seperti membuang sampah sembarangan, sampai pada tingkat
berat seperti illegal logging, merusak ekosistem hutan, memburu binatangbinatang langka, membuat lahan pertanian di hutan, atau bentuk destruktif
lainnya. Mereka hanya mementingkan keuntungan bagi diri mereka sendiri
tanpa mengerti akibat dari tindakan mereka. Bahkan pabrik-pabrik industri pun
turut merusak lingkungan dengan membuang limbah ke sungai. Tindakantindakan tak bertanggung jawab seperti ini tentu akan merusak habitat dari
tumbuhan Kantong Semar.
Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan konservasi sumber daya alam hayati adalah
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
1
BAB II
ISI
A. Klasifikasi Kantong Semar (Nepenthes sp.)
Kantong semar (Nepenthes spp.) adalah nama salah satu tumbuhan yang
unik. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh J.P Breyne pada tahun 1689,
nama Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia sebutan
untuk Nepenthes spp sangat beragam di berbagai daerah, seperti periuk monyet
(Riau), kantong beruk (Jambi), Ketakung (Bangka), sorok raja mantra (Jawa
Barat), ketapu napu (Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), dan
selo begongan (Dayak Tunjungan) (Azwar et al, 2007).
Klasifikasi Nepenthes spp. berdasarkan tumbuhan berbunga adalah sebagai
berikut:
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Super division
: Spermatophyta
Divisio
: Magnoliophyta
Subdivisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Subclassis
: Dilleniidae
Ordo
: Nepenthales
Family
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Species
: Nepenthes spp.
pegunungan berketinggian lebih dari 1000 m di atas permukan air laut. Kisaran
suhu malam hari yang dibutuhkan yaitu 2012C. Sedangkan kisaran suhu
siang hari antara 2530C.
Contoh Nepenthes dataran rendah diantaranya yaitu N. alata, N. eymae, N.
khasiana, N. mirabilis, N. ventricosa, N. ampullaria, N. bicalcarata, N.
gracilis, N. maxima, N. reinwardtiana, dan N. tobaica. Jenis-jenis ini tumbuh
subur di dataran berketinggian 0500 m di atas permukaan air laut. Nepenthes
dataran rendah biasanya bersifat epifit menempel di batang pepohonan, namun
ada juga yang hidup secara terestrial di atas tanah bercampur serasah dedaunan.
Suhu harian yang dibutuhkan berkisar antara 2234 C dan kelembaban udara
yang diinginkan yaitu 7095%. Sedangkan contoh Nepenthes dataran
menengah yaitu N. raflesiana, N. adnata, N. clipeata, dan N. mapuluensis
(Clarke dan Leen, 2004; Marlis dan Merbach, 2009).
D. Penyebaran Kantong Semar (Nepenthes sp.)
Sekitar 87 jenis kantong semar (Nepenthes spp.) telah teridentifikasi di
seluruh dunia. Indonesia dan Malaysia merupakan salah satu daerah
penyebaran terluas dari tumbuhan Nepenthes spp., selain itu juga terdapat
sekitar 8 daerah penyebaran Nepenthes seperti Madagaskar (2 jenis), Sri
Langka (1 jenis), India (1 jenis), Indo-China ( 6-8 jenis), Kepulauan Solomon
(1 jenis), New Caledonia (1 jenis), Australia (1 jenis), dan Seychelles (1 jenis)
(Handayani et al, 2005).
Dari 87 spesies tersebut, 64 diantarnya tersebar di Indonesia, 32 jenis
diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei)
sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan
kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Keragaman jenis
kantong semar di pulau lainnya belum diketahui secara pasti. Namun
berdasarkan hasil penelusuran spesimen herbarium di Herbarium Bogoriense,
Bogor, ditemukan bahwa di Sulawesi minimum sepuluh jenis, Papua sembilan
jenis, Maluku empat jenis, dan Jawa dua jenis (Azwar et al, 2007).
Keanekaragaman jenis ini disebabkan karena tumbuhan ini merupakan
tumbuhan berumah dua sehingga kemungkinan untuk menghasilkan jenis baru
lebih besar selain itu juga dibeberapa negara tumbuhan ini sudah banyak
dibudidayakan.
Beberapa negara yang giat mengembangkan Nepenthes yaitu Australia,
Jerman, Belanda, Jepang Sri Lanka, dan Malaysia. Belanda bahkan
mengandalkan tanaman ini sebagai salah satu sumber devisa (Pratama &
Kurniawan, 2010).
terancam
punah.
(Peraturan
Menteri
Kehutanan
No.
tumbuhan dan satwa liar. Kegiatan konservasi ex-situ ini dilakukan untuk
menghindari adanya kepunahan suatu jenis. Hal ini perlu dilakukan mengingat
terjadinya berbagai tekanan terhadap populasi maupun habitatnya (Nurhadi,
2001 dalam Sudarmadji, 2002). Hal lain yang tidak kalah penting ialah
penyebarluasan informasi mengenai Nepenthes sp. itu sendiri kepada
masyarakat umum agar mereka mengetahui keberadaan populasi, status jenis,
dan status hukum yang melindungi tanaman dari kepunahan. Upaya ini harus
disertai dengan disiplin tinggi dari penerapan hukum bagi ancaman-ancaman
yang ada terhadap kelangsungan hidup Nepenthes sp.
Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat menjadi salah satu lokasi rumah
konservasi kantong semar atau nephentes.LIPI membangun tempat konservasi
khusus kantong semar untuk mencegah kepunahan sekaligus sebagai lokasi
penelitian. Kebun Raya Cibodas yang telah dirintis sejak 2009 kini memiliki 48
spesies dan 47 hibrida yang berasal dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, serta
Papua. Tempat konservasi dengan luas sekitar 90 meter persegi itu menjadi
rumah bagi kantong semar yang terancam punah. Spesies yang masuk daftar
merah Asosiasi Internasional Konservasi Alam (IUCN), seperti Nephentes
villosa, N. iowii, N. aristolochiodes, dan N. dubia, ada di antara deretan
kantong semar yang ditanam di Cibodas.
Berdasarkan
konservasi
Undang-undang
Sumber
Daya
Nomor
Alam
dan
Tahun
Ekosistemnya
1990
dan
tentang
Peraturan
pemanfaatan
langsung
dari
habitat
tidak
boleh
dilakukan,
dalam
Appendix-2.
Itu
kategori
berarti
Appendix-1.
segala
Sisanya
bentuk
berada
kegiatan
dalam
perdagangan
kategori
sangat
dibatasi. Nepenthes juga masuk pada red list, criteria B2ab (v) IUCN
dengan
criteria
vulnarable,
consents,
rare,
endangered,dan
critical
dan
jasa
keanekaragaman
yang
disediakan
hayati.
Valuasi
oleh
ini
sumber
dapat
daya
membantu
alam
para
dan
penentu
Pemahaman
menanggung
syarat
biaya
penting
melindungi
yang
dan
dalam
dan
lebih
siapa
baik
yang
menikmati
menerapkan
memanfaarkan
tentang
manfaat
kebijakan
sumber
siapa
yang
daya
merupakan
efektif
secara
yang
efisien
untuk
dan
parameter-parameter
yang
dapat
digunakan
dalam
barang
baik
dan
secara
jasa
yang
langsung
dihasilkan
maupun
tidak
oleh
langsung.
Nepenthes
Ada
lima
harga
pasar
dari
Nepenthes
tersebut.
Untuk
terlebih
dahulu
berapa
jumlah
Nepenthes
setiap
hari
ketempat
penjualan
(BT).
Formulasi
sederhana
dapat
10
ekonomi
langsung
dari
sebagai
Nepenthes
pembungkus
yang
makanan
dapat
dapat
dimanfaatkan
dihitung
dengan
plastik
pembungkus
dll.
Kantong
ketupat.
Di
Nepenthes
Sumatera
dapat
Barat
digunakan
kantong
untuk
tanaman
ini
makanan
yang
disebut
lemang.
Di
Singkawang,
pulut
(beras
ketan)
dimasukkan
ke
dalam
kantongnya
kantong
Nepenthes
protein /
molecular
kemudian dikukus.
5. Sumber Protein
Protein
dapat
(enzim
protease)
dimanfaatkan sebagai
dalam
cairan
usaha bertani
11
6. Pengganti Tali
Batang
dari
Kantong
Semar
ini
bisa
di
gunakan
sebagai
penting
dari
Nepenthes
yang
memangsa
serangga
pemberantasan
serangga,
rayap
dan
harga
insektisida
merupakan
yang sangat
tinggi.
spesies
Secara
alami
genetis
dengan
jenis
potensi
Nepenthes
genetik
berpeluang
Keseimbangan
ekosistem
dan
kekayaan
plasma
nutfah alam penting untuk dijaga. Nepenthes saat ini telah menjadi
industri florikultura di negara maju seperti Eropa dan Amerika,
bahkan
Nepenthes
mampu
menjadi
komoditi
yang
sangat
12
merupakan
objek
kajian
ilmiah
yang
potensial.
Oleh sebab itu, nilai ilmiah dari Nepenthes tersebut dapat dihitung
berdasarkan
besarnya
dana
riset
yang
diperoleh
oleh
peneliti
13
dari
segala
fungsi
atau
kontribusi
ekologis
dan
dan
kebanggaan
kultural
penduduk
di
sekitarnya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Lahan hutan di Sumatera, memiliki kekayaan berupa keanekaragaman
hayati yang berpotensi untuk dikembangkan, baik secara ekologis maupun
ekonomis. Salah satu potensi yang ada adalah keberadaan Nepenthes sp. yang
merupakan tanaman unik dan dilindungi keberadaannya. Nepenthes sp.
belakangan ini semakin diminati sebagai tanaman hias komersil oleh
masyarakat. Selain itu tumbuhan Nepenthes sp. juga dapat digunakan sebagai
tanaman obat. Karena potensinya tersebut, tumbuhan ini justru menjadi
terancam keberadaannya akibat eksploitasi oleh orang-orang yang ingin
mengejar profit dengan menjualnya sebagai tanaman hias tanpa memperhatikan
kelestarian ekologisnya. Selain itu, konversi lahan hutan di Sumatera,
kebakaran hutan dan perambahan liar juga turut menambah ancaman
keberadaan tumbuhan unik ini di habitat aslinya. Keberadaan Nepenthes sp. di
hutan Sumatera semakin terancam keberadaannya dari tahun ke tahun. Untuk
mencegah hal itu terjadi, perlu upaya konservasi, baik secara in-situ mapun exsitu yang harus segera dilakukan.
B. Saran
Perlu diadakan studi dan penelitian lebih lanjut mengenai Nepenthes sp.
yang ada di hutan Sumatera untuk kemudian dipublikasikan kepada
stakeholders terkait khususnya kepada masyarakat luas agar menyadari
pentingnya keberadaan Nepenthes sp., baik dari sisi ekologis maupun
ekonomisnya. Dengan upaya tersebut diharapkan mereka dapat berpartisipasi
dalam menjaga kelestarian hutan dan kenakeragaman hayati yang ada di
dalamnya.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, F., Kunarso, A., dan Rahman, T. S. 2007. Kantong Semar (Nepenthes sp.)
di Sumatera Utara, Tanaman Unik yang Semakin Langka. Prosiding
Ekspose Hasil-Hasil.
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 51. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor: P. 57/Menhut-II/2008 tentang arahan strategis konservasi species
nasional 2008-2018. 74 h.
Clarke, C. and Leen, C. 2004. Pitcher plants of Sarawak. Sabah: Natural History
Publication Borneo Sdn. Bhd.
Gabriel, T. 2014. Cibodas Jadi Rumah Konservasi Nepenthes, (Online)
http://www.tempo.co/read/news/2014/04/14/095570466/Cibodas-JadiRumah-Konservasi-Nepenthes diakses pada tanggal 21 Februari 2015.
Handayani, T., Latifah, D., dan Dodo. 2005. Diversity and Growth Behaviour of
Nepenthes (Pitcher Plants) in Tanjung Puting National Park, Central
Kalimantan Province. Biodiversitas. Vol 6, Hlm: 251-255.
IUCN. 2001. IUCN red list categories and criteria: version 3.1 . Gland: IUCN
Species Survival Commission.
Marlis, Merbach D. 2009. Nepenthes from Borneo: the plants, (Online),
http://www.nepenthes.Merbach.net/En glish/plant.html, diakses 21 Februari
2015.
Pratama, Bayu dan Kurniawan, M. B. 2010. Mengenal Hewan dan Tumbuhan Asli
Indonesia. Jakarta: Cikal Aksara.
Sudarmadji. 2002. Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati di Era Pelaksanaan Otonomi Daerah,
(Online), http://www.unej.ac.id/Fakultas/mipa/vol 3.no_1/sudarmadji.pdf.
Vermeulen, J & Koziell, I. 2002. Integrating global and local value. A review of
biodiversity assesment. London: International Institut For Enviroment And
Development.
MAKALAH EKOLOGI
KONSERVASI
15
16
Oleh
NURIL TRISNAWATI
NIM : 12030244002