ABSTRACT
Performance budgeting system is the budgets system which emphasizes in the
output and the expenditure. This system tries to link between the output and the
outcome by emphasizing the eficiency and effectiveness of alocated funds. The
settlement of the performance budgeting is devided into planning such as the
programme and the activity whis is going to be conducted an the indicator which
is going to be obtained. The government in Way Kanan has measured the budget
using the performance budgeting as way in alocating the financial for all the
programs in the region. The setlement in this budgeting system was supported by
the assemble. Besides as the new budgeting system, the inplementation in Way
Kanan was not successfully run, there were some problems occured such as : the
insuficient number of capable human resources in this field. So that the resercer
has made some suggestions such as : (a) The increasing ability for human resorces
both for the quantity and quality (b) The priority of the development should be
related to the budget which can be managed by the region so that the
development policy can be well obtained.
Keyword: budgeting, government, human resources
LATAR BELAKANG
Paradigma
manajemen
keuangan pemerintahan saat ini
menekankan
bahwa
kegiatan
pemerintah harus berorientasi pada
kinerja (hasil), bukan pada biaya.
Hasil yang diperoleh tersebut harus
terukur, serta menunjang pencapaian
visi dan misi sesuai dengan fungsi
pemerintahan
masing-masing
kementerian/ lembaga/ satuan kerja
perangkat
daerah.
Untuk
melaksanakan hak dan kewajiban
serta
pelaksanaan
tugas
yang
diberikan oleh rakyat, pemerintah
harus mempunyai suatu rencana yang
matang guna mencapai suatu tujuan
yang dicita-citakan. Rencana-rencana
tersebut disusun secara seksama yang
akan dipakai sebagai pedoman dalam
setiap langkah pelaksanaan tugas
39
40
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari Juni 2010
Saat
ini
Indonesia
telah
merubah sistem anggaran sektor
publiknya
dengan
menggunakan
sistem anggaran berbasis kinerja
(performance budgeting). Melalui
anggaran
berbasis
kinerja,
diharapkan
pembangunan
yang
dilaksanakan oleh pemerintah dapat
mengedepankan proses bottom-up di
dalam
pelaksanaannya.
Pada
akhirnya nanti, akan menyediakan
ruang yang lebih luas bagi instansi
pemerintah untuk mengelola atau
merelokasi
sumber
daya
guna
mencapai produktivitas anggaran
yang lebih tinggi.
Instansi
pemerintah
sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang, dituntut adanya
suatu perubahan dalam pola pikir
untuk
menyusun
programprogramnya, dan mendisain aktivitas
anggarannya betul-betul berdasarkan
orientasi untuk mencapai satu
tujuan. Dalam pengelolaan uang
negara sesuai dengan Undang-Undang
No.17 tahun 2003 mengamanatkan
bahwa di dalam menyusun anggaran
bagi instansi pemerintah harus
berorientasi pada kinerja. Hal ini
diperkuat oleh Mardiasmo (2001)
yang menyatakan bahwa dalam
penyusunan anggaran daerah yang
dikehendaki adalah: (a) Anggaran
Daerah
harus
bertumpu
pada
kepentingan publik; (b) Anggaran
Daerah harus dikelola dengan hasil
yang baik dan biaya rendan (work
better and cost less); (c) Anggaran
Daerah harus mampu memberikan
transparansi dan akuntabilitas secara
rasional untuK keseluruhan siklus
anggaran; (d) Anggaran Daerah harus
dikelola dengan pendekatan kinerja
(performance
oriented)
untuk
seluruh jenis pengeluaran maupun
pendapatan; (e) Anggaran Daerah
harus
mampu
menumbuhkan
profesionalisme kerja di setiap
organisasi yang terkait; (f) Anggaran
Daerah harus dapat memberikan
keleluasaan bagi para pelaksananya
ADMINISTRATIO
ISSN : 2087-0825
ADMINISTRATIO
41
Penyusunan
Anggaran
Berbasis
Kinerja Oleh Pemerintah Daerah
(Studi pada Pemerintah Kabupaten
Way Kanan)
MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang
pemikiran yang telah disampaikan,
maka masalah penelitian dirumuskan
sebagai
berikut:
Bagaimanakah
proses penyusunan anggaran berbasis
kinerja di Kabupaten Way Kanan?
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai
dengan
masalah
penelitian yang dirumuskan di atas
maka tujuan penelitian ini adalah
untuk
mendeskripsikan
proses
penyusunan
anggaran
berbasis
kinerja pada Bagian Keuangan
Pemerintah Kabupaten Way Kanan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan jenis
penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan
secara
tepat
mengenai suatu fenomena (keadaan,
sifat-sifat suatu individu, atau gejala
terhadap
kelompok
tertentu)
(Singarimbun dan Efendy, 1985).
Dalam hal pengumpulan dan analisis
data maka digunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan Kualitatif ialah
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data-data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati, sehingga data yang
dikumpulkan adalah data yang
berupa kata/ kalimat maupun
gambar. Data-data ini bisa berupa
naskah
wawancara,
catatan
lapangan, foto, video, dokumen
pribadi, memo ataupun
dokumen
ISSN : 2087-0825
42
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari Juni 2010
ADMINISTRATIO
ISSN : 2087-0825
43
Proses
Penyusunan
Berbasis Kinerja
Th 2000
Th 2001
Th 2002
Th 2003
142.439
114.345
143.47
151.016
1.362
165
6.105
2.475
483
4.669
161
2.114
151
604
7.141
5.445
6.924
11.941
1.097
660
1.933
11.941
165
152
3.795
4.669
7.853
9.158
Anggaran
Pedoman
penyusunan
ABK
adalah penetapan ukuran atau
indikator keberhasilan sasaran dan
fungsi-fungsi belanja. Oleh karena
aktivitas dan pengeluaran biaya
dilaksanakan pada tiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) maka
kinerja
yang
dimaksud
akan
menggambarkan tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan (program
dan
kebijaksanaan)
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi unit kerja tersebut.
Undang-Undang
Nomor
17
menyatakan bahwa rencana kerja
SKPD disusun dengan pendekatan
berdasarkan prestasi kerja. Untuk
mendukung kebijakan ini perlu
dibangun suatu sistem yang dapat
menyediakan data dan informasi
untuk penyusunan APBD dengan
pendekatan kinerja. Dengan adanya
sistem tersebut pemerintah daerah
ADMINISTRATIO
akan
dapat
mengukur
kinerja
keuangannya yang tercermin dalam
APBD. Agar sistem dapat berjalan
dengan baik perlu ditetapkan ASB,
tolak ukur kinerja dan standar biaya
(BPKP, 2005).
Dalam
penyusunan
APBD
berbasis kinerja pemerintah daerah
harus memperhatikan prinsip-prinsip
penganggaran yaitu, transparansi dan
akuntabilitas
anggaran,
disiplin
anggaran,
keadilan
anggaran,
efisiensi dan efektivitas anggaran.
Anggaran disusun dengan pendekatan
kinerja
yang
mengutamakan
pencapaian hasil output/outcome.
Dengan disusunnya APBD berbasis
kinerja berarti pemerintah telah
melakukan perubahan. Perubahan
yang dilakukan mengarah pada
bagaimana meningkatkan kualitas
pelayanan
kepada
masyarakat
bersamaan
dengan
peningkatan
produktivitas. Kedua tujuan tersebut
mendorong manajemen pemerintah
daerah untuk meningkatkan kinerja
ISSN : 2087-0825
44
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari Juni 2010
ADMINISTRATIO
5.
6.
7.
8.
Gambar 1:
Tahapan Penyusunan APBD
Kabupaten Way Kanan
ISSN : 2087-0825
Gambar 2:
Mekanisme Penyusunan Anggaran
Berbasis Kinerja
Menurut BPKP (2005) enam
langkah untuk penghitungan biayabiaya output/outcome. Pertama,
menetapkan tujuan akuntansi biaya.
Suatu langkah penting dalam setiap
pelaksanaan akuntansi biaya adalah
memahami mengapa pelaksanaan
akuntansi
biaya
ini
dilakukan,
keputusan apa dan dimana akuntansi
biaya diperlukan. Tanggung jawab
untuk
menetapkan
mengapa
akuntansi biaya diperlukan terletak
pada manajemen tingkat atas antara
lain kepala bagian keuangan. Namun
setiap
keputusan
yang
akan
ADMINISTRATIO
45
ISSN : 2087-0825
46
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari Juni 2010
ADMINISTRATIO
ISSN : 2087-0825
ADMINISTRATIO
47
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bagian
sebelumnya
dapat
disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemerintah
Kabupaten
Way
Kanan
telah
melaksanakan
penyusunan anggaran daerah
berbasis kinerja sebagai upaya
pembiayaan
program-program
pembangunan
daerah.
Penyusunan anggaran berbasis
kinerja
ini
mendapatkan
dukungan politik yang tinggi dari
Kepala Daerah maupun legislatif
daerah (DPRD).
2. Sebagai sistem anggaran yang
relatif
baru
maka
diimplementasikan di Kabupaten
Way Kanan masih ditemukan
beberapa
masalah
yakni:
kurangnya jumlah sumber daya
manusia yang menguasai sistem
anggaran baru ini.
ISSN : 2087-0825
48
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1, No.1, Januari Juni 2010
SARAN-SARAN
1.
2.
Perlu
adanya
peningkatan
kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia yang menguasai
system penyusunan anggaran
berbasis kinerja pada setiap
SKPD sehingga tidak menyulitkan
pembahasan pada tingkat antar
SKPD.
Prioritas pembangunan daerah
hendaknya disesuaikan dengan
jumlah anggaran yang dapat
dikelola oleh daerah sehingga
kebijakan pembangunan tersebut
dapat dicapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
BPKP, 2005. Pedoman Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja.
Jakarta.
Burhanudin,
2002.
Pengaruh
Karakteristik
Anggaran
Terhadap
Efektifitas
Pelaksanaan Anggaran (Studi di
Kota Malang). Tesis, tidak
dipublikasikan. PPS Universitas
Brawijaya. Malang.
Devas, Nick et all, 1989. Keuangan
Pemerintah
Daerah
di
Indonesia, UI-Press, Jakarta,
1989
Domai,
Tjahjanulin.
2002.
Reinventing Keuangan Daerah
(studi tentang pengelolaan
keuangan
daerah).
Dalam
Jurnal
Administrasi
Negara
VolumeII Nomor 2 Maret 2002.
FIA Universitas Brawijaya.
Faisal, Sanapiah, 1992. Penelitian
Kualitatif: Dasar-dasar dan
Aplikasi, Y3A, Malang
Fauzi, Achmad dan Ek. Iskandar,
1995. Cara Membaca APBD, PT.
Danar
Wijaya
Brawijaya
University Press, Malang.
ADMINISTRATIO
ISSN : 2087-0825
49
Prihantoro,
Purwono,
2001,
Pembangunan Daerah, Renstra
dan Akuntabilitas (Pendekatan
Public
sector
Balanced
Scorecard), 2001.
Sidik,
ADMINISTRATIO
ISSN : 2087-0825