01 GDL Muhferdaus 207 1 Muhammad 2
01 GDL Muhferdaus 207 1 Muhammad 2
DI SUSUN OLEH :
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN
HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I
RSUD KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH :
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P
DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD
KARANGANYAR Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Anissa Cindy Nurul Afni S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. -----------------------, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
yang
telah
memberikan
membimbing
dengan
sabar
dan
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iv
vii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ........................................................................
B. Pengkajian ..............................................................................
14
14
15
14
19
30
Daftar Pustaka
Lampiran
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran kontinyu yang berjalan
dari mulut sampai anus, dengan modifikasi lokal yang mencerminkan
spesialisasi regional untuk menjalankan fungsi pencernaan. Fungsi sistem
utama pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien seperti air,
dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal
tubuh. (Junaidi, 2002)
Hematomesis adalah muntah darah sedangkan melena adalah buang air
besar seperti aspal, umumnya di sebabkan perdarahan saluran bagian atas
mulai dari esofagus sampai duodenum. Warna merah gelap atau hitam berasal
dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. (Sylvia, 2005)
Umumnya perdarahan SMBA (Saluran Makan Bagian Atas) termasuk
penyakit gawat darurat yang memerlukan tindakan medic intensif yang segera
di rumah sakit/puskesmas karena angka kematiannya yang tinggi, terutama
pada perdarahan varises esofagus yang dahulu berkisar 40-85%. (Netina,
2001)
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang terbanyak di
jumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 40 55%, kemudian menyusul gastritis hemoragika dengan 20 25 & ulkus
peptikum dengan 15 20% sisanya keganasan, uremia dan sebagainya.
Sedangkan menurut data yang di peroleh dari medical record ruang Cemara II
Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto dari bulan Januari sampai
dengan bulan Juni 2010 jumlah penderita yang mengalami Hematemesis
Melena yaitu : 25 orang terdiri dari laki-laki : 16 orang, perempuan : 9 orang.
(Hilmy, 2010)
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan
saluran bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap
macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran
makan bagian atas yang terbanyak di jumpai di Indonesia adalah pecahnya
farises esofagus dengan rata rata 45 50% seluruh perdarahan saluran
makan bagian atas. (Hilmy, 2010)
Tanda dan gejala umum pada Hematomesis Melena muntah darah
(Hematemesis), BAB warna merah kehitaman(Melena), mengeluarkan darah
dari rectum (hematoskezia), denyut nadi yang cepat, tensi darah rendah, akral
teraba dingin dan basah, nyeri perut, nafsu makan menurun, jika terjadi
perdarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya anemia
mudah lelah, pucat, nyeri dan pusing. (Hernomo, 1989)
Hematemesis Melena bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita
minimum obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah
penderita mengeluh rasa nyeri penderita mengalami dispesi berupa mual
muntah, nyeri, dan sebelum Hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di
epigastrium yang berhububungan dengan makanan. Sifat Hematemesis tidak
begitu massif dan Melena lebih dominan dari Hematemesis. (Suparman,1999)
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis
Untuk
pengetahuan
memperoleh
tentang
dan
penyakit
memperluas
Hematemesis
wawasan
Melena
serta
beserta
kasus
bagi
pengembangan
praktik
keperawatan
dan
BAB II
LAPORAN KASUS
A . Pengkajian
Tanggal 2 April 2012 jam 09.00 WIB diperoleh dengan cara
autoanamesa dan alloanamnesa mengadakan pengamatan atau observasi
langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat.
Pasien bernama Tn. S umur 64 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir
tidak sekolah, pekerjaan seorang petani alamat Mojogedang Karanganyar
yang di rawat di ruang Mawar I. Dokter mendiagnosa bahwa Tn. S
menderita penyakit hematesis melena penanggung jawab kepada pasien
adalah Ny. S umur 40 tahun alamat Mojogedang Karanganyar dan
hubungan dengan pasien sebagai adik.
Hasil pengkajian pengkajian, keluhan utama yang dirasakan pasien
saat di kaji yaitu perut sakit. Riwayat kesehatan sekarang, klien
mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sakit perut
disertai keluar tinja darah dan muntah darah kemudian kien dibawa ke
IGD pada tanggal 1 April 2012, jam 18.00 WIB kemudian klien dibawa
B. Perumusan Masalah
Masalah dari hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis
melakukan analisa data kemudian mengangkat diagnosa keperawatan
menyusun intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi
tindakan. Pasien mengeluh perut terasa sakit dengan kriteria hasil,
(profokatif) P: adanya peradangan di lamung nyeri terasa saat abdomen
ditekan, (paliatif) P: nyeri erkurang saat tidak ditekan dan posisi berbaring,
(quality) Q: nyeri terasa seperti teriris, (regional) R: di perut bagian kiri,
(skala) S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri terasa saat beraktifitas, tampak
meringis kesakitan, dan lemah. Diagnosa keperawatan pada pasien adalah
nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis. Mengacu pada diagnosa
keperawatan di atas dapat dirumuskan permasalahan nyeri pada Tn. P
dengan Hematomesis Melena.
C. Perencanaan
Hasil dari perumusan masalah kemudian dibuat rencana tindakan
untuk mengatasi masalah pasien. Tujuan yang dibuat penulis adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan
nyeri dapat berkurang dari 7 menjadi 4 dengan kriteria hasil, skala nyeri
menurun, ekspresi wajah rileks. Intervensi atau tindakan yang akan
dilakukan yaitu kaji nyeri pada klien untuk mengetahui tingkat nyeri pada
klien, ajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi tingkat nyeri klien,
berikan posisi nyaman dan lingkungan yang tenang agar pasien tenang dan
rileks, dan kolaborasi dengan dokter untuk menghilangkan rasa nyeri.
D. Implementasi
Tindakan implementasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 2
April 2012 jam 09.00 mengkaji karakteristik nyeri pasien. dengan respon
pasien mengatakan nyeri di perut bagian kiri, P: adanya peradangan di
lambung nyeri terasa saat abdomen di tekan, P: nyeri berkurang saat tidak
ditekan dan saat posisi berbaring, Q: nyeri seperti teriris, R: di perut
bagian kiri, S: skala nyeri menunjukkan 7, T: saat melakukan aktifitas,
dengan ditandai pasien tampak meringis gelisah kesakitan. Jam 10.00
mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon pasien mengatakan agak sulit
melakukan karena perut bagian kiri masih terasa sakit, dengan ditandai
pasien tampak berusaha melakukan tehnik relaksasi yang telah diajarkan.
Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan respon pasien mendapatkan
hasil: pasien mengatakan lebih nyaman, dengan ditandai pasien tampak
rileks dengan posisi berbaring. Jam 12.00 mengkolaborasikan dengan
dokter untuk pemberian analgetik, dengan respon pasien mengatakan mau
diinjeksi, dengan di tandai injeksi Ranitidine 1 ampul masuk lewat
intravena dengan lancar.
Implementasi dilanjutkan hari Selasa tanggal 3 April 2012. Jam
09.00 mengkaji ulang nyeri pasien, dengan respon pasien mengatakan
sakit nyeri masih terasa di perut, P: adanya peradangan di lambung nyeri
terasa saat abdomen ditekan, P: nyeri berkurang saat tidak ditekan dan
dengan posisi berbaring, Q: nyeri terasa seperti teriris, R: di bagian perut
kiri, S: skala nyeri menunjukan 6, T: terasa saat melakukan aktifitas,
dengan ditandai tampak pasien meringis gelisah kesakitan. Jam 10.00
mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon pasien mendapatkan hasil,
pasien mengatakan bersedia, ditandai pasien tampak terlihat sudah bisa
melakukannya. Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan respon
pasien mendapatkan hasil, pasien mengatakan tampak lebih nyaman,
ditandai dengan pasien tampak rileks dengan posisi berbaring. Jam 12.00
mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat analgetik, dengan
respon pasien mendapatkan hasil, pasien mengatakan bersedia diinjeksi,
ditandai dengan Ranitidin 1 ampul masuk lewat intravena dengan lancar.
Implementasi hari pertama dan kedua di lanjutkan pada hari Rabu
tanggal 4 April 2012. Jam 09.00 mengkaji ulang lagi nyeri, dengan respon
pasien mengatakan nyeri agak berkurang, P: adanya peradangan di
lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan, P: nyeri berkurang saat tidak
ditekan dan saat posisi berbaring, Q: nyeri terasa seperti teriris, R: di perut
bagian kiri, S: skala nyeri 5, T: saat melakukan aktifitas, ditandai dengan
tampaknya pasien meringis gelisah. Jam 10.00 mengajarkan tehnik
relaksasi, pasien mengatakan bersedia, pasien tampak terlihat sudah
melakukan dengan baik. Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan
respon pasien mengatakan lebih nyaman, ditandai pasien tampak rileks
dengan posisi berbaring. Jam 12.00 mengkolaborasikan dengan dokter
10
E. Evaluasi
Selesai dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi hari Senin
tanggal 2 April 2012, jam 13.00, dengan menggunakan metode Subyektif
Obyektif Assessment Planing (SOAP) yang hasilnya adalah pasien
mengatakan perut bagian kiri terasa sakit nyeri, ekspresi wajah tampak
meringis skala nyeri 7. Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan: kaji
karakteristik nyeri pasien, ajarkan tehnik relaksasi, berikan posisi nyaman,
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Selesai dilakukan tindakan keperawatan pada hari pertama
dilakukan lagi pada hari selasa tanggal 3 April 2012, jam 13.00 dengan
mengunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan nyeri
masih terasa dengan skala nyeri 6. Masalah belum teratasi, intervensi
dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
Selesai dilakukannya tindakan keperawatan pada hari pertama dan
hari kedua dilakukan lagi pada hari rabu tanggal 4 April 2012. Jam 13.00
dengan cara menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien
mengatakan bahwa nyeri masih terasa dengan skala 5. Masalah belum
11
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas proses asuhan keperawatan yang
dilakukan pada tanggal 2 sampai 4 April 2012 di ruang Mawar I RSUD
Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan pada
aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, dan evaluasi keperawatan.
Pengkajian pada asuhan keperawatan pasien nyeri dengan
Hematemesis
Melena,
pengkajian
dilakukan
dengan
metode
12
13
14
kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, tehnik relaksasi
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. (Perry, 2001). Supaya relaksasi
dapat dilakukan dengan efektif maka penulis memerlukan kerja sama dan
partisipasi pasien mengajarkan tehnik relaksasi pasien tampak masih
kesulitan melakukanya. (Potter, 2005)
Beri posisi nyaman, sesuai teori menyebutkan kenyamanan adalah
konsep
sentral
kiat
keperawatan
konsep
kenyamanan
memiliki
15
suhu,
respirasi)
untuk
memantau
kondisi
pasien
atau
16
yaitu monitor
17
C. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran
sebagai berikut:
1. Bagi institusi: dapat memberikan waktu pengelolaan pasien lebih
banyak karena dengan waktu 3 hari tidak dapat melakukan pengelolaan
secara maksimal.
2. Bagi rumah sakit: dapat lebih diperhatikan dalam melakukan
perawatan pada pasien dengan ganguan rasa nyaman nyeri.
3. Bagi penulis: penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan
selanjutnya pada pasien Hematemesis Melena.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Doengoes, M.E., Moorhouse dan M.F., Geisster A.C. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2009). Informasi Spesialite Obat (ISO)
Indonesia. Jakarta: PT. ISFI.
NANDA International. (2009). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta; EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume I. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 2. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika
Tamsuri, Anas. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.