Anda di halaman 1dari 24

SKPD

KEGIATAN
PEKERJAAN

:
:
:

KECAMATAN
KABUPATEN

:
:

DINAS PU. BINA MARGA KAB. MUSI BANYUASIN


APBD TAHUN ANGGARAN 2014
PENINGKATAN JALAN DESA SUNGAI MEDAK (C7)
DENGAN BETON, KECAMATAN SEKAYU
SEKAYU
MUSI BANYUASIN

DIVISI 1
UMUM

SEKSI 1.1
KETENTUAN UMUM

1.1.1

KLASIFIKASI KEGIATAN

1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Ketentuan Umum adalah ketentuan pekerjaan secara umum dan
menyeluruh untuk setiap tahapan kegiatan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan, mulai
dari klasifikasi kegiatan, aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan, jadwal
pelaksanaan, dokumen rekaman kontrak dan standar rujukan
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini mencakup kegiatan umum, kegiatan pengembalian
kondisi, kegiatan pekerjaan utama, dan kegiatan pemeliharaan rutin. Aspek yang bersangkutan
dengan prosedur variasi, pembayaran sertifikat bulanan, pembayaran sementara, dan
penutupan kontrak diatur dalam Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus Kontrak.
2) Kegiatan Umum
Penyedia Jasa diharuskan untuk melakukan pemeriksaan lapangan yang cukup detail selama
periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan penyesuaian kondisi pekerjaan
minor dan menyelesaikan detail pekerjaan sebelum operasi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.3.
Sebelum pekerjaan pemeriksaan lapangan dimulai, Penyedia Jasa harus mempelajari gambar asli
untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap
kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama,
lokasi setiap pelebaran perkerasan, struktur jembatan dan struktur drainase. Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan
yang dibuat dalam gambar.
Setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan selesai, volume dalam daftar kuantitas dan harga
dapat diubah oleh Direksi Pekerjaan, revisi minor ini harus berdasarkan data pemeriksaan
lapangan yang dikumpulkan oleh Penyedia Jasa sebagai bagian dari cakupan pekerjaan dalam
kontrak.
3) Kegiatan Pengembalian Kondisi
Pekerjaan Pengembalian Kondisi harus dimulai sesegera mungkin selama periode mobilisasi dan
dimaksudkan untuk mengembalikan jalan lama dan jembatan minor yang ada ke suatu kondisi
yang dapat digunakan, konsisten dengan kebutuhan normal untuk jalan dan/atau jembatan
menurut jenisnya, sebagai persiapan untuk pekerjaan peningkatan.
a) Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
(1) Pengembalian Kondisi Perkerasan
(2) Penambalan perkerasan, meliputi penggalian lokasi tertentu jalan yang berlubang-lubang
atau rusak berat dan pengisian kembali, pemadatan dan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan pengembalian kondisi yang sesuai dengan bahan perkerasan lama.
(3) Penutupan lubang-lubang yang besar pada perkerasan berpenutup aspal.
(4) Perbaikan tepi perkerasan pada perkerasan berpenutup aspal.
(5) Pelaburan setempat pada perkerasan berpenutup aspal yang retak-retak.
(6) Pekerjaan perataan setempat baik pada jalan dengan atau tanpa berpenutup aspal atau
ambles (depression) setempat.
(7) Perataan setempat pada jalan tanpa penutup aspal.
b) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan
(1) Pengembalian kondisi perkerasan pada bahu jalan yang berlubang-lubang atau rusak
berat.
(2) Pengupasan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan yang telah selesai
dikerjakan sehingga mencapai ketinggian sesuai desain.
1-1

Pengembalian Kondisi Selokan, Saluran Air, Timbunan, Galian dan Penghijauan


(1) Penggalian dan pembentukan kembali saluran drainase tanpa pelapisan (unlined) yang
runtuh atau alinyemen yang jelek.
(2) Perbaikan setempat pada beton non-struktural yang retak atau terkelupas, pasangan batu
dengan mortar (mortared stonework) atau pasangan batu (stone masonry) untuk saluran
yang dilapisi (lined) dan gorong-gorong.
(3) Pekerjaan galian minor atau penimbunan yang diperlukan untuk membentuk ulang dan
meratakan kembali timbunan atau galian yang ada, dimana timbunan atau galian tersebut
mengalami kelongsoran atau erosi.
(4) Stabilisasi dengan tanaman pada timbunan atau galian yang terekspos.
(5) Penanaman semak atau pohon baru sebagai pengganti tanaman lama yang ditebang untuk
pelebaran jalan atau untuk tujuan lainnya.
d) Pengembalian Kondisi Fasilitas Perlengkapan Jalan
(1) Penyediaan dan pemasangan rambu- rambu lalu lintas
(2) Pengecatan marka jalan
(3) Penyediaan dan pamasangan alat pemberi isyarat lalu lintas
(4) Penyediaan dan pemasangan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan meliputi pagar
pemisah pedestrian, deliniator, dan pita pegaduh.
(5) Penyediaan dan pemasangan fasilitas pendukung lalu lintas meliputi fasilitas pejalan kaki,
bangunan pemisah jalan, penerangan jalan dan pekerjaan elektrikal, penataan tanaman
jalan dan jembatan penyeberangan pejalan kaki.
e) Pengembalian Kondisi Jembatan
Perbaikan terbatas atau penggantian bagian-bagian dari struktur atas jembatan yang
menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural atau non-struktural. Perbaikan dapat
dilakukan terhadap struktur jembatan beton, baja atau kayu dan dapat meliputi :
(1) Penginjeksian (grouting) semen pada beton yang retak.
(2) Perbaikan pada beton yang terkelupas.
(3) Pembuangan dan penggantian beton struktur yang rusak.
(4) Penggantian baja yang tertanam seperti sambungan ekspansi.
(5) Perbaikan atau penggantian sandaran (hand railing) yang rusak.
(6) Pembuangan dan penggantian baja struktur yang berkarat berat.
(7) Pembuangan dan penggantian kayu yang lapuk.
(8) Penggantian konektor yang berkarat.
(9) Pembersihan dan pengecatan kayu atau baja struktur
c)

4) Kegiatan Pekerjaan Utama


Pekerjaan Utama diterapkan untuk pembangunan jalan dan jembatan baru atau penggantian
jembatan lama. Pekerjaan ini digunakan untuk peningkatan/perbaikan, umumnya akan berupa
pelapisan ulang (overlay) permukaan perkerasan, bila perlu dilapisi terlebih dahulu dengan lapis
perkuatan (strengthening layer).
a) Pelapisan Struktural
(1) Pelapisan ulang dengan lapisan aspal yang terdiri dari perataan dan perkuatan dari AC-BC
atau HRS-Base atau lapisan lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar dan dilanjutkan
dengan pelapisan permukaan memakai AC-WC atau HRS-WC atau lapisan jenis lainnya
yang ditunjukkan dalam Gambar.
(2) Pekerjaan penghamparan Lapis Pondasi Agregat untuk rekonstruksi ruas jalan yang rusak
berat dan diikuti dengan salah satu jenis pelapisan permukaan yang disebutkan di atas.
b) Pelapisan Non Struktural
(1) Pelapisan ulang dengan satu lapis lapisan beraspal, seperti Latasir, HRS-WC, AC-WC,
Lasbutag, Latasbusir atau Campuran Dingin untuk meratakan permukaan dan menutup
perkerasan lama yang stabil.
(2) Pelapisan ulang dengan dua lapis lapisan beraspal, terdiri dari lapis perata AC-BC atau
HRS-Base, dan dilanjutkan dengan pelapisan permukaan memakai AC-WC atau HRS-WC
atau lapisan jenis lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar, untuk meratakan dan
menutup perkerasan lama yang stabil.
c) Pelaburan Non Struktural
Pelaburan memakai BURTU atau BURDA pada perkerasan jalan lama dengan lalu lintas
rendah, dimana permukaan perkerasan tersebut cukup rata dan mempunyai punggung jalan
(camber) yang memenuhi.
d) Pengerikilan Kembali Jalan Tanpa Berpenutup Aspal
Pengerikilan kembali untuk mengganti kerikil yang hilang oleh lalu lintas dan meningkatkan
kekuatan struktur perkerasan kerikil yang ada pada ruas jalan yang lemah.
e) Penambahan / Rekonstruksi Bahu Jalan Sepanjang Jalan Berpenutup Aspal
(1) Bahu jalan berpenutup aspal yang terdiri dari Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang dilapisi
dengan BURTU.
1-2

(2) Bahu jalan tanpa penutup aspal terdiri dari Lapis Pondasi Agregat Kelas B.
f) Penambahan atau Rekonstruksi Pekerjaan Penunjang
(1) Selokan tanah.
(2) Selokan dan drainase yang dilapisi.
(3) Gorong-gorong pipa dari beton.
(4) Gorong-gorong persegi dari beton.
(5) Pekerjaan tanah untuk perbaikan kelongsoran.
(6) Peninggian elevasi permukaan jalan (grade raising), hanya bila benar-benar diperlukan
dan dana dalam Kontrak masih mencukupi.
(7) Pekerjaan struktur lainnya, seperti jembatan kecil dan sebagainya.
(8) Pekerjaan perlindungan talud, seperti pasangan batu kosong dengan atau tanpa adukan
dan bronjong.
(9) Re-alinyemen horisontal minor, hanya bila benar-benar diperlukan untuk alasan
keamanan dan dana dalam Kontrak masih mencukupi.
g) Pekerjaan Pembangunan Jembatan Baru atau Penggantian Jembatan Lama
(1) Pekerjaan pondasi, seperti sumuran, pondasi tiang, dan sebagainya.
(2) Pekerjaan bangunan bawah, seperti kepala jembatan (abutment) dan pilar jembatan.
(3) Pekerjaan bangunan atas, antara lain gelagar beton bertulang atau beton pratekan atau
baja.
h) Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Perlengkapan Jalan
(1) Pekerjaan Pemasangan rambu-rambu lalu lintas baru
(2) Pekerjaan median, separator, dan trotoar
i) Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru
5) Kegiatan Pemeliharaan Rutin
Kegiatan Pemeliharaan Rutin harus dimulai segera setelah periode kontrak dimulai dan
dimaksudkan untuk mencegah setiap kerusakan lebih lanjut pada jalan dan/atau jembatan minor.
a) Pemeliharaan Rutin Perkerasan Lama
(1) Penambalan lubang kecil dan pelaburan setempat pada permukaan perkerasan
berpenutup aspal lama yang masih utuh (sound).
(2) Perataan ringan secara rutin dengan motor grader pada jalan tanpa penutup aspal untuk
mengendalikan terjadinya lubang atau keriting (corrugations).
b) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Lama
(1) Penambalan lubang pada bahu jalan lama tanpa penutup aspal.
(2) Penambalan lubang dan pelaburan retak pada bahu jalan lama berpenutup aspal.
c) Pemeliharan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
(1) Pembersihan dan pembuangan lumpur secara rutin pada selokan dan saluran yang ada.
(2) Pembuangan semua sampah dari sistem drainase yang ada setelah hujan lebat.
(3) Pemotongan rumput secara rutin dan pengendalian pertumbuhan tanaman pada galian,
timbunan, lereng dan bahu.
d) Pemeliharaan Rutin Fasilitas Perlengkapan Jalan
(1) Pengecatan ulang semua rambu jalan, patok tanda dan lainnya yang tidak terbaca.
(2) Pembersihan rutin terhadap semua fasilitas perlengkapan jalan.
(3) Perbaikan minor terhadap masing-masing jenis fasilitas perlengkapan jalan.
e) Pemeliharaan Rutin Jembatan
(1) Pemeriksaan dan pembersihan rutin pada semua komponen struktur jembatan dimana
korosi pada baja atau pelapukan pada kayu dapat terjadi jika tidak dibersihkan.
(2) Pemeriksaan dan pembersihan rutin kotoran pada semua saluran air dimana penggerusan
terhadap timbunan atau pondasi jembatan dapat terjadi jika tidak dibersihkan.
(3) Pemeriksaan dan pembersihan rutin semua kotoran dan sampah pada lubang-lubang
drainase lantai jembatan dan pipa-pipa saluran.

1.1.2

BEBERAPA ASPEK YANG BERKAITAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

1) Aspek Keselamatan Kerja


Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus memperhatikan ketentuan perundangan
dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan bertanggung jawab atas keselamatn
kerja di lapangan. Program ini harus dilaksanakan dan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan sebelum melaksanakan kegiatan fisik di
lapangan, harus membuat program pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi akibat
pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
1-3

atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), bila tidak ada maka penyedia jasa harus menyiapkan
manual/prosedur pengelolaan dampak lingkungan. Program ini harus dilaksanakan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan
surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, pengawasan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok
pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
4) Aspek Ekonomis
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas
pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan
seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan tersebut diadakan dengan sewa.
Pengadaan bahan/material harus sesuai spesifikasi serta dalam penyimpanan harus
memperhatikan mutu supaya tetap terjaga dan diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang
dijadwalkan.
5) Aspek Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas
Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan harus menjamin kelancaran dan keselamatan lalu
lintas selama pelaksanaan pekerjaan. Untuk mewujudkan hal ini, Penyedia Jasa harus memastikan
dan berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai manual pengelolaan lalu-lintas selama
pekerjaan.
6) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan jalan dan/atau jembatan berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat, dengan mengacu hasil Dokumen RKL dan UKL yang merupakan hasil kajian
Lingkungan.

1.1.3

JADWAL PELAKSANAAN

1) Umum
Untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa
harus mempersiapkan jadwal pelaksanaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan
kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.
2) Detail Jadwal pelaksanaan
a) Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok
horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan
karakteristik berikut :
(1) Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang
berkaitan, harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk
sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan
(2) Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan atau sesuai
dengan kebutuhan Proyek yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(3) Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan
aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
(4) Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia
ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas
minimum adalah A3.
b) Jika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan Analisa Jaringan
yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan, sehingga dapat
diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk
menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
c) Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal untuk instalasi Pencampur Aspal dan Peralatan
Pendukung secara terpisah, disertai dengan suatu perhitungan yang menunjukkan bahwa hasil
produksi instalasi Pencampur Aspal dapat tercapai sesuai rencana kebutuhan.
d) Penyedia Jasa harus membuat jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan,
bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan rencana produksi
bahan dan jadwal pengiriman.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap jembatan dengan skala balok
horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan pelengkapnya untuk pencatatan kemajuan
pekerjaan (progress) aktual terhadap program untuk setiap mata pembayaran.
3) Revisi Jadwal Pelaksanaan.
a) Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan pada Butir 1.1.4.2) bilamana kemajuan
keuangan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan keuangan rencana
setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.
b) Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus melengkapi laporan
ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang meliputi :

1-4

(1) Uraian Revisi, termasuk perubahan seluruh jadwal, perubahan dalam kuantitas atau
perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi
jadwal.
(2) Pembahasan lokasi-lokasi yang bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang
sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
4) Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Couse Meeting-SCM)
a) Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres phisik oleh Penyedia Jasa
berdasarkan jadwal kontrak (Contract Schedule).
b) Dalam hal terjadinya keterlambatan progres phisik oleh Penyedia Jasa, maka prosedur ini
harus diikuti dalam mengambil keputusan :
(1) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik antara 5% - 10%, maka Rapat Pembuktian
Keterlambatan akan dilaksanakan antara Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (SE/
Supervision Engineer) dan Penyedia Jasa.
(2) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik antara 10% - 15%, maka rapat pembuktian
keterlambatan akan dilaksanakan antara Pejabat Eselon II pada pemerintah Pusat atau
Daerah yang memiliki kewenangan pembinaan jalan, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis,
dan Penyedia Jasa.
(3) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik pada periode I (rencana fisik 0% - 70%) lebih
besar dari 15% dan pada periode II (rencana fisik 70% - 100%) lebih dari 10 % mengacu
pada syarat-syarat umum kontrak pasal 33 (Kontrak Kritis)
c) Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan harus dibuat dalam Berita Acara Rapat
Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani oleh Pemimpin dari masing-masing pihak
sebagai catatan untuk membuat persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya.

1.1.4

DOKUMEN REKAMAN PROYEK

1) Prinsip Dasar
a) Selama pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menjaga rekaman yang akurat dari semua perubahan
yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam 1 (satu) set Dokumen Rekaman Proyek, dan harus
memindahkan informasi akhir tersebut ke dalam Dokumen Rekaman Akhir sebelum
penyelesaian Pekerjaan.
b) Pada tahap pengajuan dokumen rekaman proyek perlu dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:
(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan 1 (satu) set Dokumen
Rekaman Proyek dalam keadaan terpelihara pada setiap bulan tanggal 25 untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Dokumen Rekaman Proyek yang telah disetujui Direksi
Pekerjaan ini, menjadi prasyarat untuk pengesahan Sertifikat Bulanan.
(2) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan Rekaman Akhir Proyek pada
saat permohonan Berita Acara Penyelesaian Akhir untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan, disertai dengan surat pengantar yang berisi :
(a) Tanggal.
(b) Nomor dan Nama Proyek.
(c) Nama dan Alamat Penyedia Jasa.
(d) Judul dan Nomor tiap Dokumen Rekaman.
(e) Berita Acara yang menyatakan bahwa setiap dokumen yang diserahkan telah lengkap
dan benar.
(f) Tanda tangan Penyedia Jasa, atau wakilnya yang sah.
2) Dokumen Kerja
a) Segera setelah Penetapan Pemenang, Penyedia Jasa dapat memperoleh 1 (satu) set lengkap
semua Dokumen yang berhubungan dengan Kontrak tanpa biaya dari Direksi Pekerjaan.
Dokumen Kerja akan mencakup :
(1) Syarat-syarat Kontrak.
(2) Spesifikasi.
(3) Gambar.
(4) Addenda (bila ada).
(5) Modifikasi lainnya terhadap Kontrak.
(6) Catatan hasil pengujian lapangan (bila ada).
b) Penyimpanan Dokumen Kerja
Dokumen Kerja harus disimpan dan diarsipkan dalam rak-rak di kantor lapangan, dan
Penyedia Jasa harus menjaga Dokumen Kerja tersebut terlindung dari kehilangan atau
kerusakan sampai pemindahan data akhir ke dalam Dokumentasi Akhir Proyek telah selesai
dilaksanakan. Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud
pelaksanaan pekerjaan dan dokumen tersebut harus selalu tersedia setiap saat untuk diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan.

1-5

3) Bahan Rekaman Proyek


Segera setelah semua bahan, aspal, agregat, bahan bahu jalan, semen, beton, campuran aspal
panas, dan sebagainya disetujui, maka semua contoh yang telah disetujui harus disimpan dengan
baik di lapangan.
4) Pemeliharaan Dokumen Pelaksanaan Proyek
a) Penanggungjawab
Penyedia Jasa harus melimpahkan tanggung jawab pemeliharaan Dokumen Rekaman kepada
salah seorang staf yang ditunjuk dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelumnya.
b) Pemberian Tanda
Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja, Penyedia Jasa harus memberi tanda pada setiap
dokumen dengan judul Dokumen Rekaman Proyek-Dokumen Kerja, dengan huruf cetak
setinggi 5 cm.
c) Pemeliharaan
Pada saat penyelesaian Kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja harus dikeluarkan
untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk pemeriksaan, dan dalam kondisi-kondisi
yang demikian kegiatan seperti ini akan dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus mencari cara
yang cocok untuk melindungi dokumen kerja tersebut untuk disetujui Direksi Pekerjaan.
d) Tata Cara Membuat Catatan dalam Gambar
Catatan pada Gambar harus dilakukan dengan menggunakan pensil berwarna yang dapat
dihapus (tidak boleh memakai tinta), perubahan harus diuraikan dengan jelas dengan
pencatatan dan kalau perlu dengan garis grafis. Catat tanggal semua masukan. Berilah tanda
perhatian pada setiap catatan dengan tanda awan pada tempat atau tempat-tempat yang
mengalami perubahan. Bilamana terjadi perubahan yang tumpang tindih (over laping), maka
disarankan menggunakan warna yang berbeda untuk setiap perubahan. Dokumen rekaman
harus selalu diperbaharui jangan sampai terdapat bagian yang tertanam dalam setiap
pekerjaan yang dikerjakan tidak tercatat.
Beri tanda yang jelas untuk mencatat setiap detail pelaksanaan, misalnya :
(1) Kedalaman berbagai elemen pondasi sehubungan dengan data yang ditunjukkan.
(2) Posisi horisontal maupun vertikal untuk utilitas bawah permukaan harus ditandai pada
bagian permukaan pekerjaan yang permanen.
(3) Lokasi utilitas yang tertanam dalam pekerjaan harus diberi tanda sehingga mudah terlihat
dengan tanda-tanda khusus pada struktur.
(4) Perubahan dimensi dan detail pelaksanaan di lapangan.
(5) Perubahan yang terjadi dengan adanya Variasi.
(6) Gambar detail yang tidak terdapat dalam Gambar asli.
e) Waktu Pencatatan
Semua catatan harus dibuat dalam jangka waktu 24 jam terhitung sejak diterimanya informasi.
f) Keakuratan
Gunakan semua sarana yang diperlukan, termasuk perlengkapan khusus yang dipakai untuk
pengukuran, untuk menentukan lokasi bagian-bagian yang terpasang dan untuk memperoleh
data masukan yang akurat.
Penyedia Jasa harus melakukan koordinasi atas semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen
Rekaman, membuat catatan yang sesuai dan sebagaimana mestinya pada setiap halaman
Spesifikasi dan pada lembaran Gambar dan pada Dokumen lainnya, dimana pencatatan yang
demikian diperlukan untuk menunjukkan perubahan yang sebenarnya terjadi. Keakuratan
rekaman harus sedemikian rupa sehingga setiap pencarian bagian-bagian pekerjaan yang
ditunjukkan dalam Dokumen Kontrak di kemudian hari dapat dengan mudah diperoleh dari
Dokumen Rekaman yang telah disetujui.
5) Dokumen Rekaman Akhir
a) Umum
Tujuan pembuatan Dokumen Rekaman Akhir adalah menyiapkan informasi nyata menyangkut
semua aspek pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat, untuk memungkinkan
modifikasi rancangan di kemudian hari dapat dilaksanakan tanpa pengukuran ulang yang
lama dan mahal, tanpa investigasi dan pemeriksaan ulang.
b) Pemindahan Data ke dalam Gambar
Seluruh perubahan data yang ditunjukkan dalam Dokumen Kerja dari Gambar Rekaman
harus dipindahkan dengan teliti ke dalam Gambar Rekaman Akhir menurut masing-masing
gambar aslinya, dan penjelasan yang lengkap dari semua perubahan selama pelaksanaan dan
lokasi aktual dari semua jenis pekerjaan harus ditunjukkan dengan jelas. Berilah tanda
perhatian pada setiap catatan dengan tanda awan yang mengelilingi tempat atau tempattempat yang mengalami perubahan. Buatlah semua catatan perubahan pada dokumen yang
asli dengan rapih, konsisten, dan ditulis dengan tinta atau pensil keras hitam.
c) Pemindahan Data ke Dokumen Lain
Bilamana dokumen selain Gambar telah dijaga bersih selama pelaksanaan pekerjaan, dan bila
setiap data masukan telah dicatat dengan rapih agar dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka Dokumen Kerja dari Dokumen tersebut (selain Gambar) akan diterima Direksi Pekerjaan
sebagai Dokumen Rekaman Akhir untuk Dokumen tersebut. Bilamana Dokumen yang
1-6

demikian belum dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus menyiapkan
salinan baru dari Dokumen yang diperoleh dari Direksi Pekerjaan. Pemindahan perubahan
data ke dalam salinan baru ini harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
d) Peninjauan dan Persetujuan
Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set lengkap Dokumen Rekaman Akhir kepada Direksi
Pekerjaan pada saat mengajukan permohonan Berita Acara Serah Terima Sementara. Bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaaan, maka Penyedia Jasa harus mengikuti rapat atau rapat-rapat
peninjauan (review), melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan dan segera
menyerahkan kembali Dokumen Rekaman Akhir kepada Direksi Pekerjaan untuk dapat
diterima.
e) Perubahan Setelah Dokumen Diterima
Penyedia Jasa tidak bertanggungjawab untuk mencatat perubahan Pekerjaan setelah Serah
Terima Sementara Pekerjaan, kecuali perubahan yang diakibatkan oleh penggantian,
perbaikan, dan perubahan yang dilakukan Penyedia Jasa sebagai bagian dari kewajibannya
(guarantee).
f) Diagram yang menjelaskan lingkup dan urutan kegiatan dalam pekerjaan dari berbagai
pekerjaan utama diberikan dalam lampiran 1.1.A.

1.1.5

STANDAR RUJUKAN

Apabila bahan atau pengerjaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini harus memenuhi atau melebihi
peraturan atau standar yang disebutkan, maka Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk
menyediakan bahan dan pengerjaan yang demikian.
Peraturan dan standar yang disebutkan ini akan menetapkan ketentuan mutu untuk berbagai jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan cara pengujian untuk menentukan mutu yang disyaratkan
dapat dicapai.
Standar rujukan yang diacu dalam spesifikasi ini adalah SNI (Standar Nasional Indonesia), Pedoman
atau Petunjuk Teknis. Standar dari Badan-badan dan Organisasi lain dapat digunakan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan, seperti :
AASHTO

: American Association of State Highway and Transportation Officials

ACI

: American Concrete Institute

AISC

: American Institute of Steel Construction

ANSI

: American National Standard Institute

ASTM

: American Society of Testing Materials

AWS

: American Welding Society Inc

BS

: British Standard

CRSI

: Concrete Reinforcing Steel Institute

JIS

: Japan Industrial Standard

NEC

: National Electrical Code

1-7

SEKSI 1.2
PERSIAPAN

1.2.1

UMUM

1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Persiapan adalah pekerjaan yang mecakup pemeriksaan lapangan,
mobilisasi dan demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas, fasilitas pengujian dan pelayanan
pengujian serta logistik.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi dan
demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas, fasilitas pengujian dan pelayanan pengujian serta
logistik.

1.2.2

PERSYARATAN

1) Standar Rujukan
Peraturan Presiden RI No 8 tahun 2006 tentang Perubahan ke 4 Kepres No 80 tahun 2003 Kepmen
Kimpraswil No 257/KPTS/M/2004, Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
Pd T-12-2003
: Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan
Pd T-14-2005-B : Pedoman inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan
Pd T-16-2004-B : Survei inventarisasi geometri jalan perkotaan
Pd T-21-2004-B : Survei kondisi rinci jalan beraspal di perkotaan

1.2.3

PEMERIKSAAN LAPANGAN

1) Prinsip Dasar
a) Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan
pekerjaan sehingga diperoleh mutu, dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
b) Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan suatu
survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk
menentukan kondisi fisik dan struktur perkerasan lama, struktur jembatan, perlindungan
lereng, fasilitas perlengkapan jalan dan fasilitas drainase yang bersangkutan. Dengan demikian
akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan revisi minor dan menyelesaikan serta
menerbitkan detail pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai. Selanjutnya personil
tersebut harus disertakan dalam pematokan (staking out) dan survei seluruh proyek,
investigasi dan pengujian bahan tanah dan campuran aspal, dan rekayasa serta penggambaran
untuk menyimpan Dokumen Rekaman Proyek. Direksi Teknis dan Direksi Pekerjaan harus
disertakan pada saat survei
c) Survei harus dilaksanakan di bawah pengawasan Direksi Teknis, yang harus menjamin bahwa
semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik dan teliti. Formulir pelaporan kondisi
tersebut harus dalam format yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.
2) Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan kembali Rancangan
Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus mengerahkan personil
tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan membuat laporan tentang kondisi fisik dan
struktur dari perkerasan, selokan samping, gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, dan
perlengkapan jalan lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman, landscape awal.
Pekerjaan survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup
Kontrak, dan harus mencakup berikut ini, tetapi tidak terbatas pada :
a) Pengkajian terhadap Persiapan dan Gambar
(1) Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar Asli yang terdapat dalam Dokumen Kontrak dan
berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan survei
dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan kecil pada alinyemen, ruas
dan detail yang mungkin terjadi selama pelaksanaan.
(2) Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi, dan
tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau kekurangan dalam Gambar
atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi. Penyedia Jasa harus menandai dan
memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan gambar dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
(3) Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi Gambar
ini. Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan yang tidak
terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
(4) Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas
setiap perubahan yang diambil terhadap Gambar dalam Kontrak ini.
b) Survei Kondisi Perkerasan dan Geometri Jalan
(1) Penyedia jasa harus melakukan survei inventarisasi geometrik jalan dan survei kondisi
jalan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(2) Survei kekuatan perkerasan untuk perkerasan berpenutup aspal dilakukan dengan
pengujian lendutan dengan alat Benkelman Beam atau alat lain yang disetujui oleh
Direksi Teknis (Direksi Pekerjaan).
1-8

(3) Survei kekuatan perkerasan tidak berpenutup aspal atau perkerasan berpenutup aspal
yang sudah rusak dengan pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP) atau metode lain
yang disetujui oleh Direksi Teknis (Direksi Pekerjaan).
(4) Survei kekasaran permukaan perkerasan diwajibkan menggunakan alat pengukur
kekasaran secara otomatis (NAASRA Roughmeter), atau peralatan sejenis lainnya.
(5) Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengujian
pada jalan dengan proof rooling (pembebanan dengan kendaraan berjalan untuk
mengetahui lendutan secara visual).
c) Survei Sistem Drainase Yang Ada
(1) Penyedia Jasa harus melakukan survei ketinggian (elevasi) dan survei memanjang pada
kedua sisi jalan dan harus menyiapkan gambar potongan memanjang yang akurat dan
menggambarkan profil permukaan tanah asli dan profil lantai dasar (invert profile)
selokan dan detail penampang melintang dari semua selokan yang ada. Gambar
penampang memanjang harus diambil sepanjang lantai dasar dari semua selokan dan
saluran air, dan juga harus ditentukan hulu dan hilir lantai dasar, dan dimensi dalam dari
semua saluran gorong-gorong atau sungai dalam batas pekerjaan dalam Kontrak ini. Jarak
antara pada pembacaan ketinggian sepanjang profil penampang memanjang maksimum
25 meter.
(2) Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan yang telah disiapkan harus
dalam bentuk standar yang dapat diterima Direksi Pekerjaan dan harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan dengan jumlah 1 (satu) asli dan 3 (tiga) salinan sebagai bagian dari
laporan survei Penyedia Jasa.
d) Survei Pekerjaan Perlindungan Talud
Untuk daerah berbukit atau bergunung, Penyedia Jasa harus melakukan survei detail terhadap
talud alam atau buatan yang diperkirakan tidak stabil dan membutuhkan pekerjaan
perlindungan talud.
e) Survei Jembatan Lama
(1) Jenis, dimensi, dan lokasi jembatan di sepanjang lingkup Kontrak.
(2) Detail kondisi struktur setiap jembatan dan setiap elemen dalam struktur yang sangat
membutuhkan pekerjaan pengembalian kondisi.
f) Survei Fasilitas Perlengkapan Jalan Lama
(1) Lokasi dan fungsi detail dari semua marka jalan lama, paku jalan (road studs), dan mata
kucing (reflectorised studs).
(2) Lokasi dan detail semua patok kilometer, patok pengarah, kerb, trotoar, median.
(3) Lokasi, jenis, dan dimensi detail dari semua rel pengaman.
3) Pekerjaan Pelaksanaan Survei
a) Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi minor dan menerbitkan gambar kerja, Penyedia
Jasa harus yakin bahwa juru ukur yang telah dilengkapi dengan semua gambar yang berisi
informasi yang paling mutakhir tentang lebar perkerasan yang diperlukan dan potongan
melintang standar. Semua pengukuran survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan
standar untuk survei lapangan. Lembar halaman yang terlepas tidak boleh digunakan.
b) Pemeriksaan Stasiun (Sta) pada setiap patok kilometer lama dan menyiapkan sebuah denah
yang menunjukkan dengan pasti posisi setiap patok kilometer yang berhubungan dengan Sta
proyek. Dalam keadaan bagaimanapun, patok kilometer lama tidak boleh dipindah atau
digeser selama Periode Kontrak, kecuali kalau mutlak dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
c) Pada lokasi di mana pekerjaan yang akan diadakan berupa perbaikan tepi perkerasan atau
pelebaran, penampang melintang asli dari jalan lama harus diukur dan dicatat untuk
perhitungan kuantitas.
d) Untuk pengukuran semua lapis perata, dan bilamana diperlukan penyesuaian punggung jalan,
harus diadakan pengukuran profil memanjang sepanjang sumbu jalan bersama dengan dan
profil penampang melintang.
4) Penetapan Titik Pengukuran
a) Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway surface), dan
patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai pekerjaan pemeliharaan rutin,
kecuali bila diperlukan perubahan kecil pada alinyemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan
titik kontrol sementara yang akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detailnya
akan diserahkan kepada Penyedia Jasa bersama dengan semua data yang bersangkutan untuk
menentukan titik pengukuran pada alinyemen yang akan diubah.
b) Jika dipandang perlu menurut pendapat Direksi Teknis maka Penyedia Jasa harus melakukan
survei dengan akurat dan memasang Bench Mark (BM) pada lokasi tertentu di sepanjang
proyek untuk revisi minor terhadap Gambar, pengukuran ketinggian permukaan perkerasan
atau penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan dilakukan. BM permanen harus
dibuat di atas tanah yang tidak akan mudah bergeser.
c) Penyedia Jasa harus memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukkan garis dan
ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi perkerasan, lebar bahu, dan selokan samping sesuai
dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam Gambar dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut
1-9

pendapat Direksi Pekerjaan diperlukan perubahan setiap garis dan ketinggian, baik sebelum
maupun sesudah penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah
yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan tersebut dan Penyedia Jasa
harus mengubah penempatan patok sambil menunggu persetujuan lebih lanjut.
d) Bilamana diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa harus
melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah asli dalam interval 25
m, atau jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
e) Profil yang diterbitkan harus digambar dengan skala, ukuran dan tata letak (layout)
sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus
menunjukkan elevasi permukaan akhir yang diusulkan, yang diperoleh dari gambar detail
rancangan.
f) Gambar profil asli bersama dengan tiga salinannya harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menandatangani satu salinan untuk disetujui atau untuk
direvisi, dan selanjutnya dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
g) Bilamana Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus menyediakan semua
instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin diperlukan untuk memeriksa
penetapan titik pengukuran atau untuk setiap pekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.
5) Tenaga Ahli
a) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang Jalan dan Jembatan yang
berpengalaman, untuk mengarahkan dan mengatur kegiatan pekerjaan perbaikan perkerasan,
pelaksanaan lapis ulang, pelaksanaan bahu jalan, saluran samping, jembatan dan sebagainya.
b) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi yang bertanggungjawab atas produksi aspal beton, termasuk pengadaan bahan, pembuatan rumus perbandingan
campuran, penyetelan bukaan penampung dingin (cold bin) dan panas (hot bin) dan semua
kebutuhan lainnya untuk menjamin agar persyaratan campuran aspal panas dapat dipenuhi.
c) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang Lingkungan yang bertanggung
jawab atas pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi dilokasi pelaksanaan.
6) Pengendalian Mutu Bahan
Personil bidang tanah/aspal yang disediakan Penyedia Jasa harus melakukan investigasi sumber
bahan, membuat rancangan campuran percobaan untuk campuran aspal panas, dan secara rutin
melakukan pengujian laboratorium untuk pengendalian mutu bahan aspal, pondasi dan bahu
jalan. Catatan harian dan arsip hasil pengujian harus disimpan dan setiap saat dapat ditunjukkan
kepada Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis jika ada pemeriksaan.
Seluruh pengujian laboratorium harus dilakukan oleh Penyedia Jasa di bawah pengawasan Direksi
Teknis seperti diuraikan dalam Pasal 1.2.6 dari Spesifikasi ini.
7) Dasar Pembayaran
Penyediaan pekerja, bahan dan peralatan untuk kegiatan survei lapangan, pekerjaan pelaksanaan
survei, penetapan titik pengukuran, tenaga ahli dan pengendalian mutu, harus dipenuhi tanpa
pembayaran tambahan dan semua biaya tersebut harus dipandang termasuk dalam harga satuan
yang telah dimasukkan dalam berbagai mata pembayaran yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga.

1.2.4

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1) Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari
Dokumen Kontrak, dan secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material dan sumber daya fasilitas serta peralatan,
sesuai dengan kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak.
b) Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,
gudang, dan sebagainya.
2) Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel)
yang dilampirkan dalam berkas penawaran
b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pembangunan, pemeliharaan berkala, atau
pemeliharaan rutin jalan/jembatan).
c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang
diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
3) Mobilisasi Fasilitas Kantor dan Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah mengikuti aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan
Badan Lingkungan.
1 - 10

b) Menyediakan sebidang lahan yang diperlukan untuk basecamp pelaksanaan pekerjaan di


sekitar lokasi proyek. Dimana terdapat kantor proyek, gudang dan sebagainya yang telah
disebutkan dalam kontrak.
c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di mana peralatan tersebut akan
digunakan menurut Kontrak ini.
d) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan tugasnya dan tidak
mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
e) Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
f) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.
4) Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Menyediakan fasilitas quary yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh daerah dan Badan Lingkungan .
b) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
c) Pengajuan izin menggunakan quary kepada Pemerintah Daerah.
d) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu diambil
contohnya untuk diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, harus
segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
5) Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan dalam jangka waktu 60
(enam puluh) hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu harus diselesaikan dalam waktu 45 hari.
6) Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) Dalam waktu 7 hari setelah Penandatanganan Kontrak, Penyedia Jasa harus melaksanakan
Rapat Pra Pelaksanaan (PCM) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan
Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
proyek ini.
b) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan
Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
c) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi dan harus
mencakup informasi tambahan berikut :
(1) Lokasi basecamp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah rinci di lapangan
yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu dan
instalasi pencampur aspal, serta laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam
cakupan Kontrak.
(2) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang
tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan
usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.
(3) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(4) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman
dilewati alat-alat berat, usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal
selesai untuk perkuatan setiap struktur.
(5) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
7) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir
Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.
8) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal
kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam Butir 1.2.4.5)
di atas.
9) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lumpsum, dimana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja,
bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan
a) Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:

1 - 11

(1) 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 70% selesai, dan pelayanan atau fasilitas
pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
(2) 20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
(3) 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
b) Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua
batas waktu yang disyaratkan dalam Butir 1.2.4.5) maka jumlah yang disahkan Direksi
Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lumpsum
Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1% (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan
satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
Nomor Mata Pembayaran
1.2

1.2.5

Uraian
Mobilisasi dan Demobilisasi

Satuan
Pengukuran
Lumpsum

KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA

1) Prinsip Dasar
Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan memperhatikan prinsip
dasar berikut :
a) Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan,
di mana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan
elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
d) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga
bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
e) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas pondasi yang mantap dan
dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
f) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas
pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan
tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
g) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak
untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan minimum
dilengkapi dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.
h) Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai
di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.
2) Kantor Penyedia Jasa dan Fasilitasnya
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan kantor Penyedia
Jasa dan fasilitas penunjang yang menenuhi ketentuan sebagai berikut ini :
a) Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi
kebutuhan proyek.
b) Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus
menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
c) Penyedia jasa harus memiliki alat komunikasi yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan
dapat diandalkan antara kantor Pemilik di Ibukota Propinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan
dan titik terjauh di lapangan.
d) Bilamana izin atau perizinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan untuk
pemasangan dan pengoperasian sistem telepon satelit semacam ini, Direksi Pekerjaan akan
melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Penyedia
Jasa.
e) Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek secara
vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang rapat.
f) Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau
lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor
utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu
ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan
digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.
3) Bengkel dan Gudang Penyedia Jasa
Untuk menunjang pemeliharan peralatan pelaksanaan pekerjaan dan peyimpanan bahan, Penyedia
Jasa harus menyediakan fasilitas bengkel dan gudang yang memenuhi ketentuan sebagai berikut;
a) Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan yang
memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki
peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan
suku cadang juga harus disediakan.
1 - 12

b) Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu melakukan
perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.
4) Dasar Pembayaran
Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran Lumpsum untuk
Mobilisasi, dimana pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan,
penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut
setelah Pekerjaan selesai.

1.2.6

FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN

1) Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas pelayanan pengujian dalam kontrak
ini secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Pengujian yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja,
bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pengujian yang diperlukan. Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan pengawasan
Direksi Teknis akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu
bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.
b) Pengujian yang dilaksanakan oleh Direksi Teknis
Penyedia Jasa harus membangun dan melengkapi, memelihara, membersihkan, menjaga dan
pada akhir Kontrak membongkar atau menyingkirkan bangunan yang digunakan sebagai
laboratorium lapangan oleh Direksi Teknis, dan memasok serta memasang peralatan
laboratorium di laboratorium Direksi Teknis untuk pelaksanaan pengujian.
Direksi Teknis akan bertanggungjawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan
yang sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar persetujuan atau
penolakan dari pekerjaan terkait.
2) Fasilitas Laboratorium dan Pengujian
a) Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium
sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari
Spesifikasi ini. Untuk menjamin kelancaran pekerjaan dan ketepatan waktu pengujian,
penyedia jasa diwajibkan memiliki beberapa peralatan minimum yang memenuhi ketentuan
untuk mengambil contoh pengujian. Jenis dan jumlah peralatan minimum yang tersedia harus
dikonsultasikan dengan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dengan
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengujian.
b) Bilamana diatur secara khusus dalam lingkup Kontrak, maka Penyedia Jasa harus menyediakan
dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan peralatannya di lapangan, sesuai
dengan ketentuan berikut:
(1) Tempat Kerja
(a) Laboratorium haruslah merupakan bangunan terpisah yang ditempatkan sesuai
dengan Lokasi Umum dan Denah Tempat Kerja yang telah disetujui dan merupakan
bagian dari program mobilisasi sesuai dengan Butir 1.2.4.3). Lokasi laboratorium
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai jarak tertentu dari
peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa getaran selama
pengoperasian peralatan.
(b) Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas pembuangan air
kotor, dan dilengkapi dengan dua buah pendingin udara (air conditioning) masingmasing berkapasitas 1,5 PK, serta harus memenuhi semua ketentuan lainnya dalam
Butir 1.2.4.3) dari Spesifikasi ini.
(c) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas meja kerja, lemari, ruang
penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip (filing cabinet), meja dan
kursi dengan mutu standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan.
(2) Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan laboratorium yang dibutuhkan harus sudah disediakan dalam
waktu 45 hari terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja, sehingga pengujian sumber bahan
dapat dimulai sesegera mungkin.
Alat-alat ukur yang digunakan dan memerlukan kalibrasi harus dikalibrasi oleh instansi
yang berwenang dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi.
3) Prosedur Pelaksanaan Pengujian
a) Peraturan dan Rujukan
Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI, sebagai standar pengujian. Penyedia
Jasa dapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai pengganti SNI atas perintah Direksi
Pekerjaan.
b) Personil
Personil yang bertugas pada pengujian haruslah terdiri atas tenaga-tenaga yang mempunyai
pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan pengujian yang diperlukan. Personil
pelaksana pengujian harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
(1) Formulir
1 - 13

(2)

(3)

(4)

(5)

Formulir yang digunakan untuk pengujian harus sesuai dengan jenis uji yang dilakukan.
Pelaporan hasil pengujian menggunakan formulir yang telah disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Teknis.
Pemberitahuan
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis rencana waktu
pelaksanaan pengujian, paling sedikit 1 (satu) jam sebelum pengujian dilaksanakan
sehingga memungkinkan Direksi Teknis atau Direksi Pekerjaan untuk mengawasi setiap
pengujian yang mereka inginkan.
Distribusi
Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga memungkinkan
untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang sedemikian
hingga dapat mengurangi keterlambatan dalam pelaksanaan Pekerjaan.
Inspeksi dan Pengujian
Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis
untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.
Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan
pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini. Bilamana Direksi Pekerjaan mengizinkan,
pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan
memenuhi semua ketentuan dalam kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus
dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.
Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang telah selesai
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis paling tidak 5
(lima) hari di muka bahwa suatu ruas telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji.
Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Penyedia Jasa dalam
10 (sepuluh) hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan yang
menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak.
Bilamana pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 (sepuluh) hari Penyedia Jasa harus
mengajukan surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki pekerjaan yang ditolak.

4) Dasar Pembayaran
Biaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan yang
sebagaimana mestinya, sesuai dengan berbagai ketentuan pengujian yang disyaratkan atau
ditentukan dalam Dokumen Kontrak, harus ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan seluruh biaya
tersebut sudah harus dimasukkan dalam Harga Satuan Bahan yang bersangkutan, kecuali seperti
disyaratkan di bawah ini.
Jika setiap pengujian yang tidak diperuntukkan atau tidak disyaratkan, atau karena belum perlu
dilaksanakan, atau karena belum disyaratkan di dalam Dokumen Kontrak ternyata diperintahkan
untuk dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan, atau bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan
kepada Pihak Ketiga untuk melaksanakan pengujian yang tidak termasuk ketentuan Butir 1.2.6.1)
atau pelaksanaan pengujian di luar lingkup Pekerjaan atau pengujian di tempat suatu pabrik
pembuat atau fabrikasi bahan, maka biaya untuk pelaksanaan pengujian tersebut menjadi beban
Direksi Pekerjaan, kecuali jika hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pengerjaan atau
bahan tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak, dengan demikian
maka biaya pengujian menjadi beban Penyedia Jasa.
Biaya penyediaan dan pemeliharaan bangunan laboratorium, perlengkapan dalam bangunan,
peralatan dan perlengkapan tidak boleh diukur atau dibayar menurut Seksi ini. Bila secara khusus
dimasukkan ke dalam lingkup pekerjaan dalam Kontrak ini, kompensasi untuk pekerjaan ini harus
dimasukkan dalam pembayaran Lumpsum untuk Mobilisasi.

1.2.7

PENGADAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN

1) Bahan
a) Prinsip Dasar
(1) Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus :
(a) Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
(b) Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam Gambar dan
Seksi lain dari Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh
Direksi Pekerjaan.
(c) Semua produk harus baru.
(2) Pengajuan penyiapan bahan
(a) Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan untuk setiap
jenis bahan, maka Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan contoh
bahan, bersama dengan detail lokasi sumber bahan dan Pasal ketentuan bahan dalam
Spesifikasi yang mungkin dapat dipenuhi oleh contoh bahan, untuk mendapatkan
persetujuan.
(b) Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih
bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang berhubungan dengan
1 - 14

lokasi sumber bahan paling sedikit 30 hari sebelum pekerjaan pengolahan bahan
dimulai, untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber
bahan tersebut tidak dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi
sumber bahan telah disetujui untuk dipakai.
(c) Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan
digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal. Direksi Pekerjaan
akan memberikan persetujuan tertulis kepada Penyedia Jasa untuk melakukan
pemesanan bahan. Selanjutnya bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji
ulang seperti yang diuraikan dalam Butir 1.2.6.1), di bawah pengawasan Direksi
Teknis atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(3) Pengadaan Bahan
(a) Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan
serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa tetap harus bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa
ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
(b) Penyedia Jasa harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan pekerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi Spesifikasi. Penyedia Jasa
harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat
menentukan batas-batas mutu bahan dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi
mutu bahan harus dipandang sebagai hal yang biasa dan sudah diperkirakan. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk melakukan pengadaan bahan
dari setiap tempat pada suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada
suatu deposit yang tidak dapat diterima.
(c) Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya. Bahan tidak boleh
dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan yang telah disetujui.
(d) Jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan yang
sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus ditolak, dan harus
disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali terdapat persetujuan lain
dari Direksi Pekerjaan.
2) Pengangkutan Bahan
a) Prinsip Dasar
Seksi ini menetapkan ketentuan-ketentuan untuk transportasi dan penanganan tanah, bahan
campuran panas, bahan-bahan lain, peralatan, dan perlengkapan.
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah Provinsi
dan Kabupaten/Kota, yang berlaku maupun ketentuan-ketentuan tentang pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
b) Koordinasi
(1) Penyedia Jasa harus memperhatikan koordinasi yang diperlukan dalam kegiatan
transportasi baik untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan atau yang sedang
dilaksanakan dalam Kontrak-kontrak lainnya, maupun untuk pekerjaan dengan Sub
Penyedia Jasa atau perusahaan utilitas dan lainnya yang dipandang perlu.
(2) Bilamana terjadi tumpang tindih pelaksanaan antara beberapa Penyedia Jasa, maka Direksi
Pekerjaan harus mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintahkan setiap Penyedia Jasa
dan berhak menentukan urutan pekerjaan selanjutnya untuk menjaga kelancaran
penyelesaian seluruh proyek, dan dalam segala hal keputusan Direksi Pekerjaaan harus
diterima dan dianggap sebagai keputusan akhir tanpa menyebabkan adanya tuntutan
apapun.
c) Pembatasan Beban Lalu lintas
(1) Bilamana diperlukan, Direksi Pekerjaan dapat mengatur batas beban dan muatan sumbu
untuk melindungi jalan atau jembatan yang ada di lingkungan proyek.
(2) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan jalan maupun jembatan
yang disebabkan oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
(3) Bilamana menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kegiatan pengangkutan yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa akan mengakibatkan kerusakan jalan raya atau jembatan, atau
bilamana terjadi banjir yang dapat menghentikan kegiatan pengangkutan Penyedia Jasa,
maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menggunakan jalan
alternatif, dan Penyedia Jasa tak berhak mengajukan tuntutan apapun untuk kompensasi
tambahan sebagai akibat dari perintah Direksi Pekerjaan.
3) Penyimpanan Bahan
a) Prinsip Dasar
Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap
dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan
(property) orang lain tidak boleh dipakai tanpa izin tertulis dari pemilik atau penyewanya.
b) Tempat Penyimpanan di Lapangan
1 - 15

c)

Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan
air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya. Bahan yang langsung ditempatkan di
atas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan, kecuali jika permukaan tanah tersebut telah
disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal
10 cm sedemikian hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Penumpukan Bahan (Stockpiles)
(1) Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi dan
menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air yang
berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum
5 meter.
(2) Penumpukan berbagai jenis agregat yang akan dipergunakan untuk campuran aspal,
burtu atau burda, penetrasi macadam atau beton harus dilakukan secara terpisah menurut
masing-masing ukuran nominal agregat. Dinding pemisah dari papan dapat digunakan
untuk mencegah tercampurnya agregat-agregat tersebut.
(3) Tumpukan agregat untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah harus dilindungi dari
hujan untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang akan mengurangi mutu bahan
yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan bahan.

4) Pembuangan Bahan
a) Penyedia Jasa harus mengatur pembuangan bahan di luar Ruang Milik Jalan (Rumija).
b) Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang di luar Rumija, maka Penyedia Jasa harus
mendapatkan izin tertulis dari pemilik tanah dimana bahan buangan tersebut akan
ditempatkan, dan izin tersebut harus ditembuskan kepada Direksi Pekerjaan bersama dengan
permohonan (request) untuk pelaksanaan.
c) Bilamana bahan yang dibuang seperti yang disyaratkan di atas dan lokasi pembuangan
tersebut terlihat dari jalan, maka Penyedia Jasa harus membuang bahan tersebut dan
meratakannya sedemikian hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
5) Dasar Pembayaran
a) Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan dengan pemilik atau pemakai lahan untuk
memperoleh hak konsesi yang diperlukan sehingga dapat mengambil bahan yang akan
digunakan dalam Pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas semua kompensasi dan
retribusi yang harus dibayarkan sehubungan dengan penggalian bahan atau keperluan
lainnya. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk kompensasi dan retribusi
yang dibayar Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam
Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
b) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk membuat jalan masuk, membuang gundukan
tanah dan semua biaya pelaksanaan lainnya yang diperlukan untuk pengadaan bahan,
termasuk pengembalian lapisan humus dan meninggalkan daerah dan jalan masuk itu dalam
kondisi rapih dan dapat diterima. Seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam
Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1 - 16

SEKSI 1.3
PENGATURAN LALU LINTAS

1.3.1

UMUM

1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Pengaturan Lalu Lintas adalah pengaturan semua lalu lintas kendaraan
dan pejalan kaki sehingga selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka
untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan, dan permukiman di
sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan
nyaman ke permukiman mereka sedangkan yang dimaksud dengan Lalu Lintas harus berarti
semua lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup Perlindungan Pekerjaan terhadap
Kerusakan Akibat Lalu Lintas, Pekerjaan Jalan atau Jembatan Sementara, Pengaturan Sementara
untuk Lalu Lintas dan Pemeliharaan untuk Keselamatan Lalu Lintas.
c) Tujuan Pasal-pasal dalam Seksi ini adalah untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan
pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan
dapat digunakan, dan permukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan
disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke permukiman mereka.
d) Dalam keadaan khusus Penyedia Jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara.
Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

1.3.2

PERSYARATAN

1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) / Pedoman :
Pd T-12-2003
: Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan
015/T/BM/1999 : Manual pengaturan lalulintas untuk keselamatan selama pekerjaan
pemeliharaan jalan.

1.3.3

PELAKSANAAN

1) Perlindungan Pekerjaan Terhadap Kerusakan Akibat Lalu Lintas


a) Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan jalan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari
kerusakan akibat lalu lintas umum maupun proyek.
b) Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan sebagaimana
diperlukan untuk melindungi pekerjaan jalan.
c) Pengendalian lalu lintas harus mendapat perhatian khusus, pada saat kondisi cuaca yang
buruk, pada saat lalu lintas padat, dan selama periode dimana pekerjaan yang sedang
dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.
2) Pekerjaan Jalan atau Jembatan Sementara
a) Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, dan membongkar semua jalan, jembatan, jalan
masuk dan sejenisnya yang diperlukan untuk menghubungkan dengan jalan umum, pada saat
Penyelesaian Pekerjaan Jalan Sementara ini harus diterima Direksi Pekerjaan. Meskipun
demikian Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi
atau disebabkan oleh jalan sementara ini.
b) Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Penyedia Jasa harus melakukan semua
pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayaran kepada pemilik tanah
yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus memperoleh persetujuan dari pejabat
yang berwenang dan Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus
membersihkan dan mengembalikan kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai diterima oleh
Direksi Pekerjaan dan pemilik tanah yang bersangkutan.
c) Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan agar pekerjaan yang sudah dilaksanakan
dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan dan karyawan Penyedia Jasa lain
yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek. Untuk keperluan ini, Penyedia Jasa dan
Penyedia Jasa lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek, harus menyerahkan suatu
jadwal transportasi kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuannya, paling sedikit
15 (limabelas) hari sebelumnya.
d) Jalan alih sementara (detour) harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk kondisi
lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur.
Semua jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen,
pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah disetujui Direksi
Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Penyedia Jasa harus memelihara
pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu lalu lintas sampai diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
e) Penyedia Jasa harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping sementara
untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat bilamana jalan masuk
tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai dan pada tempat lainnya yang diperlukan atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
1 - 17

3) Pengaturan Sementara untuk Lalu Lintas


a) Agar dapat melindungi pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu
lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, Penyedia Jasa harus memasang dan memelihara
rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat di mana
kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan
penghalang harus diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada
malam hari.
b) Penyedia Jasa harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera di semua tempat
kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas
satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas
yang melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.
c) Pengaturan sementara lalu lintas mengacu kepada Pedoman Perambuan Sementara untuk
Pekerjaan Jalan sesuai Pd. T-12-2003.
4) Pemeliharaan untuk Keselamatan Lalu Lintas
a) Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan oleh
Penyedia Jasa selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam
kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan sesuai manual 015/T/BM/1999 dan dapat
diterima Direksi Pekerjaaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakai jalan
umum.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa perkerasan, bahu jalan
dan lokasi selokan samping yang berdekatan dengan Rumija harus dijaga agar bebas dari
bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat mengganggu
atau membahayakan lalu lintas yang lewat dan pengaliran air. Pekerjaan juga harus dijaga
agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali untuk daerahdaerah yang digunakan untuk maksud tersebut.
5) Dasar Pembayaran
Pengaturan lalu-lintas harus dibayar atas dasar lumpsum sebagaimana kondisi di lapangan.
Nomor Mata Pembayaran

Uraian

Satuan
Pengukuran

1.3

Pengaturan Lalu-Lintas

Lumpsum

1 - 18

SEKSI 1.4
RELOKASI UTILITAS DAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1.4.1

UMUM

1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Relokasi Utilitas adalah pemindahan jaringan/fasilitas umum yang
menyangkut kepentingan masyarakat banyak yang mempunyai sifat pelayanan lokal maupun
wilayah di luar bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, Pekerjaan Pembersihan adalah
pekerjaan memelihara pekerjaan, bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah, selama periode pelaksanaan pekerjaan.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup:
(1) Relokasi jaringan bawah tanah : kabel, lampu penerangan jalan, tiang listrik, tiang telepon
dan tiang lampu pengatur lalu lintas yang ada, jaringan air bersih, jaringan distibusi gas
dan bahan bakar bersama dengan semua perlengkapan yang terkait.
(2) Pembersihan lokasi kerja pada saat dan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.

1.4.2

PERSYARATAN

1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) / Pedoman :
SNI 03-2850-1992 : Tata cara pemasangan utilitas di jalan
Pd T-13-2004-B
: Pedoman penempatan utilitas pada daerah milik jalan
2) Dokumen Acuan
Seluruh pekerjaan yang dimaksud dalam pada Butir 1.4.1.1) telah dituangkan dalam dokumen
formal, seperti RKL/RPL, UKL/UPL, atau dokumen lain seperti Gambar kerja. Jika dokumendokumen tersebut tidak tersedia, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa
melaksanakan pekerjaan sesuai Seksi ini berdasarkan pertimbangan terhadap situasi setempat.
3) Persyaratan Kerja
Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan Seksi ini harus dituangkan dalam program kerja yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Persyaratan Tempat
Penempatan utilitas harus memenuhi syarat ruang bebas RUMIJA, yaitu paling rendah 5,00 meter
di atas permukaan perkerasan jalan atau dikedalaman minimal 1,50 meter dari permukaan
perkerasan jalan. Untuk fasilitas utilitas yang melintang di bawah jalan minimal 1,50 meter, harus
mampu memikul beban struktur perkerasan dan lalu lintas di atasnya.

1.4.3

RELOKASI UTILITAS

1) Prinsip Dasar
Pekerjaan relokasi utilitas harus diselesaikan secepat mungkin sehingga gangguan yang terjadi
terhadap pelayanan utilitas tersebut dapat diminimalkan. Jika diperkirakan akan terjadi gangguan
terhadap penggunaan utilitas karena pekerjaan, maka Penyedia Jasa diwajibkan untuk meminta
kepada Direksi Pekerjaan agar menerbitkan pengumuman adanya gangguan dan memastikan
bahwa pengelola utilitas sudah mendapatkan pemberitahuan secara akurat.
2) Pengaturan Dengan Instansi Terkait Setempat
a) Dalam konteks ini, istilah Instansi Terkait Setempat harus berarti setiap utilitas umum, instansi
pemasok atau instansi lain yang bertanggung jawab terhadap utilitas umum dan pelayanan.
b) Sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak, Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk berkoordinasi
dengan Instansi Terkait Setempat dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan berikut ini :
(1) Detail lokasi dari semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan, ditempatkan atau
terganggu sementara dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan jalan yang direncanakan.
(2) Salinan yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, Standar dan Spesifikasi dari
instansi terkait setempat.
(3) Rencana kerja yang terinci yang menunjukkan relokasi utilitas dan pelayanan yang
diperlukan.
(4) Persetujuan tertulis atas rencana ini dari setiap instansi setempat yang terkait.
(5) Persetujuan atau perizinan dari instansi terkait setempat yang diperlukan.
c) Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perizinan semacam ini,
dan sebagainya harus menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Dalam segala hal, Pemilik wajib
membantu Penyedia Jasa untuk berhubungan dengan Instansi Terkait Setempat.
d) Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh pekerjaan Penyedia
Jasa harus diperbaiki Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.

1 - 19

3) Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Utilitas


a) Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Penyedia Jasa dengan persetujuan antara Instansi
Terkait Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut pemeriksaan dan penerimaan
dengan kedua-duanya.
b) Bilamana hasil pekerjaan kurang sesuai, maka Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab untuk
melakukan pengaturan hal-hal yang perlu dengan Instansi Terkait Setempat untuk menjamin
agar penyambungan kembali atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan
memenuhi ketentuan setelah penyelesaian pekerjaan relokasi.
4) Metoda Kerja
a) Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Terkait Setempat, sebagaimana disebutkan, harus
dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau sebelumnya, dan Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir
periode mobilisasi.
b) Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat dihindarkan selama
pelaksanaan dalam Kontrak, maka Penyedia Jasa harus membuat pengaturan yang diperlukan
dengan Instansi Setempat, dan menyerahkan program atas pekerjaan tersebut kepada Direksi
Pekerjaan, dalam 30 hari setelah pemberitahuan tertulis dari Direksi Pekerjaan atas
persetujuan tersebut.
c) Bilamana terjadi keterlambatan atas program yang disebutkan di atas, atau keterlambatan
pengaturan dengan Instansi Terkait Setempat oleh Penyedia Jasa, menyebabkan keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan akibat dari kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau
gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada, tidak akan dianggap sebagai alasan untuk
memperpanjang waktu penyelesaian kontrak.
5) Pelaksanaan
a) Pelaksanaan oleh Instansi Terkait Setempat
(1) Jika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan
penyambungan kembali utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi tanggung-jawab,
dan atas biaya Pemilik dan Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan. Akan tetapi,
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk membuat semua pengaturan yang
diperlukan, menjaga fasilitas yang terekspos dari kerusakan, pembayaran biaya perizinan
dan hal-hal lain sebagaimana terinci dalam Spesifikasi ini.
(2) Bilamana terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalam melaksanakan pekerjan jalan
dan jembatan, meskipun pelaksanaan oleh Penyedia Jasa telah memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini, Direksi Pekerjaan menurut pendapatnya dapat
melakukan pengaturan dengan Instansi Terkait Setempat yang berkaitan dengan Penyedia
Jasa untuk melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi, dan selain dari
pengawasan oleh Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan. Tidak ada pekerjaan yang
boleh dikerjakan tanpa persetujuan tertulis dari Instansi Terkait Setempat yang
bersangkutan dan Direksi Pekerjaan.
b) Pelaksanaan, atau Pelaksanaan Sebagian, oleh Penyedia Jasa :
(1) Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan relokasi
untuk dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi semua peraturan,
petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain atau petunjuk dari Instansi Terkait Setempat yang
bersangkutan.
(2) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memperoleh semua informasi dari Instansi
Terkait tentang lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas atau pelayanan yang akan
dipindahkan dan harus melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kondisi
lapangan sebelum mulai bekerja. Setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pengabaian,
kelalaian, dan kekurang hati-hatian Penyedia Jasa harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
dengan biayanya sendiri.
(3) Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sementara atau permanen, harus dialihkan
atau dipotong dengan tepat dan aman di bawah pengawasan Instansi Terkait Setempat,
dan semua bahan bongkaran harus dibersihkan dengan cermat dan disimpan di lapangan
untuk pemulihan oleh pemilik (baik Instansi Terkait Setempat atau Pemilik, bilamana
memungkinkan).
(4) Bahan dengan permukaan lama yang dilapis (coating) yang akan dipasang kembali di
lokasi baru, harus disiapkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai
dengan ketentuan Instansi Terkait Setempat, dengan perlindungan atau pencegahan
terhadap karat dan selanjutnya harus dicat ulang sebelum dipasang kembali.
(5) Bahan lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali tidak boleh digunakan
oleh Penyedia Jasa, dan diganti dengan bahan baru sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Bilamana bahan lama menjadi tidak dapat digunakan karena kerusakan
yang disebabkan oleh Penyedia Jasa, harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa
dengan biaya sendiri, kecuali jika terdapat perjanjian dua belah pihak yang menyatakan
bahwa kerusakan tersebut memang tidak dapat dihindarkan.
(6) Lubang atau kerusakan lainnya yang terjadi di lapangan harus dikembalikan kondisinya
oleh Penyedia Jasa sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan
persyaratan yang relevan dengan Dokumen Kontrak.
1 - 20

6) Pengukuran
Mata Pembayaran yang terpisah untuk tiap Instansi Terkait Setempat yang relevan disediakan
dalam Seksi ini untuk pemindahan, relokasi atau gangguan terhadap Utilitas dan Pelayanan yang
ada. Pekerjaan yang diukur untuk pembayaran menurut mata pembayaran ini adalah pekerjaan
yang dilaksanakan langsung oleh Instansi Terkait Setempat dan harus diukur sesuai dengan
pembayaran aktual yang dilakukan kepada Instansi Terkait Setempat untuk pekerjaan yang telah
disetujui dan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
harus diukur dan dibayar menurut Seksi dari Spesfikasi ini, sebagai berikut :
a) Pengukuran untuk pembayaran menurut kontrak ini untuk bagian relokasi yang dilaksanakan
oleh Instansi Terkait Setempat atau Perusahaan Utilitas yang berkaitan haruslah harga
sebenarnya (at cost). Penyedia Jasa harus melakukan pembayaran langsung kepada Instansi
Terkait Setempat berdasarkan perintah dari Direksi Pekerjaan. Pembayaran kembali
(reimbursement) haruslah dengan harga sebenarnya (at cost) berdasarkan persetujuan antara
Direksi Pekerjaaan dengan Instansi Terkait Setempat yang terkait, setelah menerima atau
dokumentasi yang sebagaimana mestinya disediakan oleh Penyedia Jasa.
b) Ongkos untuk perizinan dari Instansi Terkait Setempat, salinan peraturan yang berkaitan, dsb.
yang telah dibayar oleh Penyedia Jasa dan merupakan pembayaran yang diperlukan menurut
ketentuan Spesifikasi ini harus dibayar kembali (reimbursed) kepada Penyedia Jasa, pada harga
yang sesuai sebagaimana ditentukan oleh Peraturan Pemerintah atau Instansi Terkait Setempat
setelah menerima atau dokumentasi yang sesuai telah disediakan oleh Penyedia Jasa.
Pembayaran kembali akan diperoleh dari jumlah yang ditentukan untuk pekerjaan relokasi
oleh Instansi Terkait Setempat yang relevan, menggunakan Variasi sebagaimana yang
disyaratkan dalam Pasal-pasal yang relevan dalam Syarat-Syarat Kontrak untuk menentukan
dan memerintahkan jumlah yang harus dibayar.
c) Bilamana Penyedia Jasa diperintahkan untuk melaksanakan langsung beberapa atau semua
pekerjaan relokasi, bagian pekerjaan yang aktual dikerjakan oleh Penyedia Jasa harus diukur
aktual menurut Divisi 9 Pekerjaan Harian.
d) Pengembalian kondisi pada lokasi perkerasan setelah penyelesaian pekerjaan relokasi akan
diukur untuk pembayaran menurut Seksi 8.1 Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama.
Pengembalian kondisi untuk bagian yang lain harus dianggap telah tercakup penuh dalam
Seksi ini, termasuk bahan yang relevan untuk digunakan.
7) Dasar Pembayaran
Jumlah yang dicantumkan dalam Mata Pembayaran tersebut akan disesuaikan dengan Variasi
sebagaimana disyaratkan dalam pasal-pasal yang relevan dari Syarat-Syarat Kontrak sesuai dengan
jumlah aktual yang diperlukan untuk pembayaran kepada Instansi Terkait Setempat sesuai dengan
penyelesaian pekerjaan relokasi. Pembayaran semacam ini hanya dilakukan untuk pekerjaan yang
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, setelah penyelesaian pekerjaan dan
berdasarkan persyaratan dokumentasi yang sesuai dalam form yang telah diterima untuk
menegaskan bahwa pembayaran yang disetujui jumlahnya telah dilakukan oleh Penyedia Jasa
kepada Instansi Terkait Setempat.
Nomor Mata
Pembayaran

1.4.4

Uraian

Satuan
Pengukuran

1.4 (1)

Relokasi Utilitas dan Pelayanan Telkom Yang Ada

Harga sebenarnya
(At cost)

1.4 (2)

Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM Yang Ada

Harga sebenarnya
(At cost)

1.4 (3)

Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN Yang Ada

Harga sebenarnya
(At cost)

1.4 (4)

Relokasi Utilitas dan Pelayanan Gas Yang Ada

Harga sebenarnya
(At cost)

1.4 (5)

Relokasi Utilitas dan Prasarana Pelayanan Lain


Yang Ada

Harga sebenarnya
(At cost)

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1) Prinsip Dasar
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara pekerjaan bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan.
Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai,
sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan
terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggalkan dalam kondisi siap pakai dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pembersihan Selama Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat
kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari sisa bahan bangunan,
1 - 21

b)
c)

d)

e)
f)
g)
h)

i)
j)
k)
l)

m)

debu, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapih dan bersih setiap saat.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan samping (sistem drainase) terpelihara dan bebas
dari kotoran, bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada bahu jalan lama atau yang
baru dikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
ketinggiannya maksimum 3 cm.
Bilamana dianggap perlu, Penyedia Jasa harus menyemprot bahan dan sampah yang kering
dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan. bilamana perlu melakukan
pengaturan waktu kerja.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur
agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan drum di lapangan (bak sampah) untuk menampung sisa
bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung endapan dan saringan pada musim
hujan.
Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang
Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak
atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan samping atau bagian lain dari sistem
drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air
permukaan, baik oleh pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus
segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil
tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
Penyedia Jasa harus menjamin pembabatan tanaman selama kegiatan pembersihan dan
pembongkaran harus ditindak lanjuti dengan penanaman kembali sedemikian hingga
mendekati kondisi sebelum pembabatan.

3) Pembersihan Akhir
a) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat
kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
b) Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang
bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya
harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
4) Dasar Pembayaran
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pembersihan yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa menurut Seksi ini. Biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam
berbagai harga penawaran lumpsum untuk operasi Pemeliharaan Rutin sebagaimana disyaratkan
dalam Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.

1 - 22

LAMPIRAN 1.1.A LINGKUP DAN URUTAN KEGIATAN DALAM PEKERJAAN

CATATAN :
1. Contoh ini diperuntukkan bagi
seluruh Kontrak.
2. Diagram adalah tanpa skala.
3. Urutan dan waktu kegiatan yang
aktual ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan Lingkup
Pekerjaan setiap Kontrak.

PERIODE KONTRAK FISIK


PERIODE PEMELIHARAAN RUTIN
PERIODE PELAKSANAAN

PERIODE
PEMELIHARAAN

PERIODE MOBILISASI
SERAH TERIMA SEMENTARA
TANGGAL MULAI KERJA

SURAT PERINTAH
MULAI KERJA

KEGIATAN UMUM
Mobilisasi Peralatan dan Personil
Survey Lapangan : - Drainase
- Perkerasan
- Struktur
Revisi Minor oleh Direksi
Pekerjaan

Laboratorium
Selesai
Mobilisasi Selesai
Survey
Lapanga
n
Selesai
Penerbitan Detil Pelaksanaan

KEGIATAN PENGEMBALIAN
KONDISI DAN PEKERJAAN
MINOR
Perkerasan

Pengembalian
Kondisi
Perkerasan dan
Bahu Selesai

1 - 23

SERAH TERIMA
AKHIR

Bahu Jalan
Selokan, Saluran Air, Galian dan
Timbunan

Pekerjaa
n

Perlengkapan Jalan
Minor
Jembatan
Selesai
KEGIATAN PEKERJAAN UTAMA
Pekerjaan Tanah
Drainase
Lapis Pondasi
Bahu Jalan
Lapis Permukaan
Struktur
Pekerjaan Perbaikan (bila ada)
KEGIATAN PEMELIHARAAN
RUTIN
Perkerasan, Bahu Jalan, Selokan,
Saluran Air,
Galian dan Timbunan,
Perlengkapan Jalan,
Jembatan, Arus Lalu Lintas

Pekerjaan Drainase Selesai


Seluruh
Pekerjaan
Selesai

Periode Pemeliharaan Rutin Intensif

1 - 24

Pemeliharaan Rutin Bulanan

Pemeliharaan
Rutin
(bila diperlukan)

Anda mungkin juga menyukai