ABSTRAK
Dalam kegiatan produksi atau operasi setiap perusahaan atau manajer operasi pasti mengharapkan
terciptanya produktivitas hasil produksi termasuk juga produktivitas biaya produksi. Penelitian ini
bertujuan untuk membantu decision maker melalui pengkuruan terhadap produktivitas dengan
menggunakan model American Productivity Center (APC) dan Model Mundel. Data yang dikumpulkan
terdiri dari data sekunder seperti data produksi dan biaya produksi sedangan data primerr diperoleh
melalui kuisioner.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan kedua model tersebut terdapat perbedaan hasil
perhitungan produktivitas. Perbedaan tersebut yaitu pada model mundel diketahui terjadi penurunan
terhadap material dan modal, sedangkan dengan menggunakan model APC terjadi kenaikan pada
keseluruhan input.
Dengan melakukan perbandingan dengan kedua model tersebut maka
perusahaan dapat memilih model mundel yang memberikan data dan hasil perhitungan lebih spesifik
dibandingkan model The American Productivity Centre (APC)
Keywords : Produktivitas, Biaya Produksi, Model Mundel, Model APC
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Memasuki era perdagangan bebas dan kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap
perusahaan berusaha untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki
kinerjanya dan mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk harus
melakukan perbaikan-perbaikan diberbagai sector agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan
yang akan membuat perusahaan berkembang dan bukan hanya bertahan hidup saja. Perusahaan
juga perlu meningkatkan kinerjanya secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan.
Produktivitas merupakan salah satu alternative untuk mengevaluasi kinerja yang telah
dilakukan bahkan merupakan salah satu cara yang sangat efektif didalam menilai efisiensi pemakaian
sejumlah input dalam menghasilkan output tertentu. Suatu perusahaan juga perlu mengetahui pada
tingkat produktivitas mana perusahaan tersebut beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan
produktivitas yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Dalam hal ini produktivitas sangat diperlukan untuk mengukur biaya produksi secara tepat dan
akurat. Dan dari hasil pengukuran dan evaluasi ini akan memberikan informasi kepada perusahaan
mengenai tingkat efisiensi yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya, hal
ini menjadi penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya
dipasar global yang kompetitif.
Perumusan Masalah
Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian adalah sbb:
1 Perusahaan belum mengetahui tingkat produktivitas biaya produksi pada bagian spinning dan
aftertreatment.
2 Berapa besar indeks produktivitas biaya produksi dengan menggunakan model APC (American
Productivity Centre) dan model mundel ?
3 Apakah terjadi perbedaan antara model mundel dengan model APC (American Productivity
Centre) ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menghitung dan menganalisis tingkat produktivitas dengan menggunakan model APC dan
Mundel berdasarkan data keuangan dan data produksi periode tahun 2004 dan 2005
64
2. Membandingkan dua model produktivitas yang digunakan dalam mengukur tingkat produktivitas
biaya produksi dan memberikan usulan bagi perusahaan untuk dapat memakai salah satu hasil
perbandingan kedua model produktivitas yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Model Pengukuran Produktivitas dalam Sistem Industri
Dalam mengukur produktivitas, terdapat bermacam-macam model pengukuran, antara lain
model rasio/input, model angka indeks, model APC (The American Productivity Center), model
mundel. Secara garis besar semua model tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pengukuran produktivitas total dan pengukuran produktivitas parsial.
Model APC (The American Productivity Centre)
Pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Centre- APC) mengemukakan
ukuran produktivitas sebagai berikut:
hasil penjualan
Profitabilitas = biaya biaya
banyaknya output X h arg a per unit
banyaknya input X h arg a per unit
=
banyaknya output h arg a
X
banyaknya input
biaya
=
= (produktivitas) X (faktor perbaikan harga)
Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan profitabilitas
dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi
penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan output perusahaan.
Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan harga-harga tahun
dasar untuk menghasilkan indeks produktivitas. Harga-harga dan biaya per unit setiap tahun
digandakan dengan kuantitas output dan input pada tahun tertentu sehingga akan menghasilkan
indeks perbaikan harga pada tahun itu. Bila diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga
maka indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan jalan:
Indeks profitabilitas = (indeks produktivitas) X (indeks perbaikan harga) atau
indeks profitabilitas
indeks perbaikan h arg a (David Sumanth, 1984, P 105-106)
Indeks produktivitas =
Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output
perusahaan. Dalam model APC biaya per unit tenaga kerja, material, dan energi dihitung atau
ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi
total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan.
Dengan demikian input modal untuk periode itu ditambah (ROA periode dasar) dikalikan harta
sekarang yang dipergunakan. (Arman Hakim, 2006, P 432).
Model Mundel
Marvin E. Mundel (1976) mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks produktivitas, yaitu:
AOMP / RIMP
x100
IP = AOMB / RIBP
AOMP / AOBP
x100
IP = RIMP / RIBP
Dimana:
IP
AOMP
AOBP
RIMP
RIBP
= indeks produktivitas
= output agregat untuk periode yang diukur
= output agregat untuk periode dasar
= input-input untuk periode yang diukur
= input-input untuk periode dasar (sumanth, 1984, P 110).
65
Dari dua bentuk indeks produktivitas yang dikemukakan oleh marvin E. Mundel tampak bahwa pada
dasarnya kedua bentuk pengukuran itu adalah serupa, dimana kita dapat menggunakan salah satu
formula dalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan. Formula (1) pada
dasarnya merupakan rasio antara indeks performansi untuk periode dasar, sedangkan formula (2)
pada dasarnya merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. Dengan demikian dapat pula
dinyatakan sebagai berikut:
66
In d e k s P ro d u k ti v i ta s
M undel
U j i V a l i d i ta s
In d e k s P ro d u k ti v i ta s A P C
( A m e ri c a n P ro d u c ti v i ty
C e n tre )
R eduksi
A n a l i s i s P ro d u k ti v i ta s
A n a l i s i s P e rb a n d i n g a n
M odel A P C dan M undel
A n a l i s i s D e s k ri p ti f
K e s im p u la n
R ekom endasi
67
IP F-900
IP P-200
IP E-900
IP Chemical
IP Packing Material
IP Nitrogen
IP Pure Water
IP Steam
IP Refrigerator
IP Air Compressor
IP Electric
IP Tenaga Kerja
IP Modal
103.9533961
103.9552545
103.9533961
103.9282619
34.60809196
103.7513787
103.9556134
104.2925051
103.9560497
103.3161228
103.728893
109.5128739
93.61772813
3.95
3.96
3.95
3.93
-65.39
3.75
3.96
4.29
3.96
3.32
3.73
9.51
-6.38
Harga (Rp)
Periode 2
Nilai
Kuantitas
Harga (Rp)
Nilai
Output
Total Output
22,292,000
12,800
285,337,600,000
22,810,500
13,000
296,536,500,000
98
1,199,909
117,591,082
93
1,199,901
111,590,793
355,445
9,873
3,509,309,867
355,383
9,872
3,508,344,150
Input
Tenaga Kerja
Material
F-900
P-200
18,957,074
8,392
159,087,766,099
18,953,777
8,391
159,041,143,982
E-900
1,421,781
9,873
14,037,239,469
1,421,533
9,872
14,033,376,599
Chemical (Kg)
59,938
2,995
179,514,310
59,896
2,997
179,508,312
11,988
998
11,963,625
11,979
2,999
35,925,621
Total Material
176,825,793,370
Energi (KWH)
23,937
998
23,889,326
176,798,298,664
23,958
999
23,934,442
Modal (Rp)
3
Nitrogen (Nm )
12,012
598
7,183,158
12,012
599
7,195,164
37,011
1,547
57,256,017
37,120
1,542
57,239,040
12,337
155
1,912,235
12,373
154
1,905,493
18,506
309
5,718,200
18,560
308
5,716,480
23,937
149
3,566,613
23,918
150
Steam (kg)
3
Refrigerator (Nm )
3
3,587,625
Total Modal
75,636,223
75,643,802
Total Input
Sumber: hasil pengolahan data
177,042,910,000
177,009,467,700
68
Total Output
117,591,082.00
176,825,793,370.00
23,889,326.00
75,636,223.00
177,042,910,000.00
111,591,537.00
176,794,939,186.00
23,910,483.00
75,824,412.00
177,006,265,612.00
0.95
1
1
1
1
2,426.52
1.61
11,944.15
3,772.50
1.61
2,616.46
1.65
12,211.15
3,850.67
1.65
1.08
1.02
1.02
1.02
1.02
L2 Rp111.591.537
=
= 0.95
L
Rp
117
.
591
.
082
1
Indeks produktivitas tenaga kerja =
Total Input
2 Perhitungan produktivitas tenaga kerja
Periode 1:
Total Output
285.337.600.000
=
= 2.426,52
Input Tenaga Kerja
117.591.082
Periode 2:
Total Output
291.974.400.000
=
= 2.616,46
Input Tenaga Kerja
111.591.537
2.616,46
= 1.08
2
.
426
,
52
Indeks produktivitas tenaga kerja:
69
Periode 2
285,337,600,000.00
296,536,500,000.00
1.04
Tenaga Kerja
117,591,082.00
111,590,793.00
0.95
1.09
Material
Energi
176,825,793,370.00
23,889,326.00
176,798,298,664.00
23,934,442.00
1
1
1.04
1.04
Modal
75,636,223.00
Output
Input
Total Input
177,042,910,000.00
Sumber: hasil pengolahan data
75,643,802.00
1.04
177,009,467,700.00
1.04
L2 Rp111.590.793
=
= 0.95
L
Rp117.591.082
Indeks input tenaga kerja = IL = 1
Indeks output ( IO)
1.04
=
= 1.09
ker
(
)
0
.
95
Indeks
input
tenaga
ja
IL
IPF-L =
Tabel 6. Hasil Perhitungan Indeks Perbaikan Harga Model APC
Input
Tenaga Kerja
Material
Energi
Modal
Total
Sumber: hasil pengolahan data
IPF
1.09
1.04
1.04
1.04
1.04
IP
1.08
1.02
1.02
1.02
1.02
IPH
1.01
1.02
1.02
1.02
1.02
IPF L 1.09
=
= 1.01
1.08
IPL
IPH- L =
70
Model Mundel
Keterangan
Indeks
Produktivitas
Material
1.02
Indeks
Produktivitas
Keterangan
IP F-900
IP P-200
IP E-900
IP Chemical
IP Packing Material
IP Nitrogen
IP Pure Water
IP Steam
IP Refrigerator
IP Air Compressor
Tenaga Kerja
1.08
Modal
1.02
Energi
1.02
Sumber: hasil produktivitas model APC dan model Mundel
3.95
3.96
3.95
3.93
-65.39
3.75
3.96
4.29
3.96
3.32
9.51
-6.38
3.73
Harga
1.
98 73.2
9873
98 72.8
98 72.6
98 72.4
98 72.2
9872
98 71.8
98 71.6
98 71.4
H a rg a
2004
2005
Tahun
2.
Harga
P -2 0 0
8 3 9 2 .2
8392
8 3 9 1 .8
8 3 9 1 .6
8 3 9 1 .4
8 3 9 1 .2
8391
8 3 9 0 .8
8 3 9 0 .6
8 3 9 0 .4
H a rg a
2004
2005
Tahun
Harga
E -9 0 0
9 8 7 3 .2
9873
9 8 7 2 .8
9 8 7 2 .6
9 8 7 2 .4
9 8 7 2 .2
9872
9 8 7 1 .8
9 8 7 1 .6
9 8 7 1 .4
H a rg a
2004
2005
Tahun
72
Nilai
T e n a g a K e r ja
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
9
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
N ila i
2004
2005
T a h u n
Nilai
M a t e r ia l
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
,8
,8
,8
,8
,8
,8
,8
,7
,7
,7
,7
3
2
2
1
1
0
0
9
9
8
8
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
N ila i
2004
2005
T a h un
Harga
F -9 0 0
9 8 7 3 .2
9873
9 8 7 2 .8
9 8 7 2 .6
9 8 7 2 .4
9 8 7 2 .2
9872
9 8 7 1 .8
9 8 7 1 .6
9 8 7 1 .4
H a rg a
2004
2005
T a h u n
73
Harga
P -2 0 0
8 3 9 2 .2
8392
8 3 9 1 .8
8 3 9 1 .6
8 3 9 1 .4
8 3 9 1 .2
8391
8 3 9 0 .8
8 3 9 0 .6
8 3 9 0 .4
H a rg a
2004
2005
T a h un
Harga
E -9 0 0
9 8 7 3 .2
9873
9 8 7 2 .8
9 8 7 2 .6
9 8 7 2 .4
9 8 7 2 .2
9872
9 8 7 1 .8
9 8 7 1 .6
9 8 7 1 .4
H a rg a
2004
2005
T a h u n
Kekurangan: kekurangan yang dimiliki model APC adalah model ini tidak mengetahui secara
spesifik atau masing-masing input, apakah produktivitas mengalami penurunan atau
peningkatan karena model APC ini melihat dari total setiap input.
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
1. Perhitungan produktivitas dengan menggunakan model mundel dapat dilihat terjadi penurunan
pada beberapa indeks produktivitas yaitu packing material dan modal. Pada packing material
terjadi penurunan indeks produktivitas yang sangat signifikan sebesar 65,39%, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Tepi packing material yang berwarna (pp. cloth) tidak dijahit, hal ini disebabkan tercemarnya
staple fibre sehingga packing material harus diganti
Laminating yang dilakukan tidak baik hal ini di tunjukkan dengan jika laminating meningkat
maka temperaturnya pun naik hal ini juga dapat mengakibatkan kenaikan harga dua kali lipat
dan kenaikan dari kuantiti atau jumlah barang itu sendiri.
Suplier dari material ada perubahan warna, perubahan dari anyamannya, perubahan denier
contoh: panjang filamen = 9000 meter beratnya sekitar 1 gram dimana ketebalan atau lebar
sudah ditentukan oleh denier itu sendiri, kecepatan dan temperatur juga sangat berpengaruh
dengan temperatur 80 derajat dan speed/kecepatan 150 maka jika melakukan laminating
temperatur yang ada tetap, tetapi speednya berubah menjadi 140 atau sebaliknya jika
temperaturnya naik akan menyebabkan waste (pembuangan), sehingga dapat mengurangi
produksi, dengan demikian dapat menyebabkan kenaikan biaya yang cukup banyak
Sedangkan indeks produktivitas dari modal menurun sebesar 6,38% disebabkan oleh perbedaan
antara nilai kurs mata uang dollar dengan rupiah, karena modal yang ditanam oleh perusahaan ini
berdasarkan mata uang dollar Amerika.
2. Dari hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan model APC (American Productivity
Centre) dapat dilihat indeks produktivitas dari total masing-masing input mengalami peningkatan
yaitu:
Produktivitas tenaga kerja meningkat sebesar 8%
Produktivitas material meningkat 2%
Produktivitas energi meningkat 2%
Produktivitas modal meningkat 2%
3. Dalam kedua model ini juga terdapat perbedaan perhitungan, dengan menggunakan model
mundel produktvitas dilihat secara masing-masing atau mandiri, sedangkan dengan
menggunakan model APC (American Productivity Centre) produktivitas melihat total dari masingmasing input. Dan juga terdapat perhitungan yang berbeda pada modal, jika perhitungan
produktivitas model mundel, modal yang digunakan adalah modal dari hasil penanaman modal
perusahaan, sedangkan perhitungan produktivitas model APC (American Productivity Centre)
modal yang digunakan adalah berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap
harta total (harta tetap + modal kerja).
4. Manfaat bagi perusahaan dengan adanya produktivitas biaya produksi maka akan menimbulkan
biaya rendah (low cost) dan perusahaan akan menjadi lebih efisien dengan makin tingginya
produktivitas makin tinggi efisiensi dengan sendirinya.
Saran
1. Dari perbandingan kedua model yang digunakan maka diusulkan bagi perusahaan untuk
menggunakan model mundel karena dengan menggunakan model ini perusahaan dapat melihat
penurunan atau peningkatan produktivitas secara spesifik.
2. Terdapat beberapa input pada model mundel yang tidak produktif yaitu pada bagian packing
material. Dengan adanya penelitian ini maka perusahaan harus lebih memperhatikan hal-hal
berikut yaitu:
Tepi packing material harus dijahit dengan rapi sehingga pada waktu barang dikirim dan
diterima oleh customer tidak mengalami kerusakan/cacat.
Perusahaan harus memberikan masukan kepada supplier agar lebih memperhatikan pada
proses laminatingnya.
Perusahaan harus lebih memperhatikan lebih detail jika ingin melakukan pemesanan barang.
75
3. Agar produktivitas modal tidak turun maka modal tidak dihitung sesuai kurs rupiah tetapi tetap
dalam kurs dollar
4. Perusahaan diharapkan untuk tetap mempertahankan produktivitas biaya produksi ini dengan baik
5. Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan produktivitas pada biaya produksi minimal satu
kali setahun agar produktivitas biaya produksi dapat diketahui kenaikan atau penurunannya.
6. Perusahaan menyediakan kotak saran untuk memberi kesempatan pada karyawan untuk
menyampaikan masukan-masukan untuk dapat meningkatkan produktivitas biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, E.J, Chen K.H, Lin T.W. (2000) Manajemen Biaya, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Christopher William F., Thor Carl, G. (1993). Handbook For Productivity Measurement and
Improvement, Productivity Press, USA.
Herjanto, E. (1997). Manajemen Operasi, Edisi 3, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Nasution, A. (2006). Manajemen Industri. Andi, Yogyakarta.
Santoso, S. (2006). Mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Santoso, S. (2002). SPSS Statistik Multivariat, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta .
Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Schroeder Roger, G. (1989). Manajemen Operasi pengambilan keputusan dalam suatu fungsi
Operasi, Edisi 3, jilid 2, Erlangga Jakarta.
Sinungan, M. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Sumanth David, J. (1984). Productivity Engineering and Management, McGraw-Hill, USA.
Sinungan, M. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
76