Anda di halaman 1dari 13

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC

UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI


(Studi Kasus : PT. ITS Jakarta)
Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*)
Binus University, Jl. KH.Syahdan, No 9. Kemanggisan - Palmerah, Jakarta Barat
Email:robertth@binus.edu

ABSTRAK
Dalam kegiatan produksi atau operasi setiap perusahaan atau manajer operasi pasti mengharapkan
terciptanya produktivitas hasil produksi termasuk juga produktivitas biaya produksi. Penelitian ini
bertujuan untuk membantu decision maker melalui pengkuruan terhadap produktivitas dengan
menggunakan model American Productivity Center (APC) dan Model Mundel. Data yang dikumpulkan
terdiri dari data sekunder seperti data produksi dan biaya produksi sedangan data primerr diperoleh
melalui kuisioner.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan kedua model tersebut terdapat perbedaan hasil
perhitungan produktivitas. Perbedaan tersebut yaitu pada model mundel diketahui terjadi penurunan
terhadap material dan modal, sedangkan dengan menggunakan model APC terjadi kenaikan pada
keseluruhan input.
Dengan melakukan perbandingan dengan kedua model tersebut maka
perusahaan dapat memilih model mundel yang memberikan data dan hasil perhitungan lebih spesifik
dibandingkan model The American Productivity Centre (APC)
Keywords : Produktivitas, Biaya Produksi, Model Mundel, Model APC
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Memasuki era perdagangan bebas dan kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap
perusahaan berusaha untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki
kinerjanya dan mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk harus
melakukan perbaikan-perbaikan diberbagai sector agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan
yang akan membuat perusahaan berkembang dan bukan hanya bertahan hidup saja. Perusahaan
juga perlu meningkatkan kinerjanya secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan.
Produktivitas merupakan salah satu alternative untuk mengevaluasi kinerja yang telah
dilakukan bahkan merupakan salah satu cara yang sangat efektif didalam menilai efisiensi pemakaian
sejumlah input dalam menghasilkan output tertentu. Suatu perusahaan juga perlu mengetahui pada
tingkat produktivitas mana perusahaan tersebut beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan
produktivitas yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Dalam hal ini produktivitas sangat diperlukan untuk mengukur biaya produksi secara tepat dan
akurat. Dan dari hasil pengukuran dan evaluasi ini akan memberikan informasi kepada perusahaan
mengenai tingkat efisiensi yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya, hal
ini menjadi penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya
dipasar global yang kompetitif.
Perumusan Masalah
Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian adalah sbb:
1 Perusahaan belum mengetahui tingkat produktivitas biaya produksi pada bagian spinning dan
aftertreatment.
2 Berapa besar indeks produktivitas biaya produksi dengan menggunakan model APC (American
Productivity Centre) dan model mundel ?
3 Apakah terjadi perbedaan antara model mundel dengan model APC (American Productivity
Centre) ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menghitung dan menganalisis tingkat produktivitas dengan menggunakan model APC dan
Mundel berdasarkan data keuangan dan data produksi periode tahun 2004 dan 2005

64

2. Membandingkan dua model produktivitas yang digunakan dalam mengukur tingkat produktivitas
biaya produksi dan memberikan usulan bagi perusahaan untuk dapat memakai salah satu hasil
perbandingan kedua model produktivitas yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Model Pengukuran Produktivitas dalam Sistem Industri
Dalam mengukur produktivitas, terdapat bermacam-macam model pengukuran, antara lain
model rasio/input, model angka indeks, model APC (The American Productivity Center), model
mundel. Secara garis besar semua model tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pengukuran produktivitas total dan pengukuran produktivitas parsial.
Model APC (The American Productivity Centre)
Pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Centre- APC) mengemukakan
ukuran produktivitas sebagai berikut:

hasil penjualan
Profitabilitas = biaya biaya
banyaknya output X h arg a per unit
banyaknya input X h arg a per unit
=
banyaknya output h arg a
X
banyaknya input
biaya
=
= (produktivitas) X (faktor perbaikan harga)
Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan profitabilitas
dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi
penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan output perusahaan.
Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan harga-harga tahun
dasar untuk menghasilkan indeks produktivitas. Harga-harga dan biaya per unit setiap tahun
digandakan dengan kuantitas output dan input pada tahun tertentu sehingga akan menghasilkan
indeks perbaikan harga pada tahun itu. Bila diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga
maka indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan jalan:
Indeks profitabilitas = (indeks produktivitas) X (indeks perbaikan harga) atau

indeks profitabilitas
indeks perbaikan h arg a (David Sumanth, 1984, P 105-106)
Indeks produktivitas =
Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap harga output
perusahaan. Dalam model APC biaya per unit tenaga kerja, material, dan energi dihitung atau
ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan depresiasi
total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan.
Dengan demikian input modal untuk periode itu ditambah (ROA periode dasar) dikalikan harta
sekarang yang dipergunakan. (Arman Hakim, 2006, P 432).

Model Mundel
Marvin E. Mundel (1976) mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks produktivitas, yaitu:

AOMP / RIMP
x100
IP = AOMB / RIBP
AOMP / AOBP
x100
IP = RIMP / RIBP
Dimana:
IP
AOMP
AOBP
RIMP
RIBP

= indeks produktivitas
= output agregat untuk periode yang diukur
= output agregat untuk periode dasar
= input-input untuk periode yang diukur
= input-input untuk periode dasar (sumanth, 1984, P 110).
65

Dari dua bentuk indeks produktivitas yang dikemukakan oleh marvin E. Mundel tampak bahwa pada
dasarnya kedua bentuk pengukuran itu adalah serupa, dimana kita dapat menggunakan salah satu
formula dalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan. Formula (1) pada
dasarnya merupakan rasio antara indeks performansi untuk periode dasar, sedangkan formula (2)
pada dasarnya merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. Dengan demikian dapat pula
dinyatakan sebagai berikut:

Indeks performansi periode pengukuran


AOMP / RIMP
x100
x100
Indeks performansi periode dasar
IP = AOMB / RIBP
=
Indeks output
AOMP / AOBP
x100
x100
Indeks
input
/
RIMP
RIBP
=
IP =
Metodologi Penelitian
Flow chart metodologi penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

66

In d e k s P ro d u k ti v i ta s
M undel

U j i V a l i d i ta s

In d e k s P ro d u k ti v i ta s A P C
( A m e ri c a n P ro d u c ti v i ty
C e n tre )

R eduksi

A n a l i s i s P ro d u k ti v i ta s

A n a l i s i s P e rb a n d i n g a n
M odel A P C dan M undel

A n a l i s i s D e s k ri p ti f

K e s im p u la n

R ekom endasi

Gambar 1. Metodologi Penelitian


PEMBAHASAN
Biaya Produksi
Tabel 1. Biaya produksi tahun 2004 dan 2005

Sumber: hasil pengolahan data biaya produksi

67

Perhitungan Biaya Produksi dengan menggunakan Metode Mundel


Tabel 2. Summary Hasil Produktivitas Berdasarkan Teori Mundel
Peningkatan /
No
Indeks Produktivitas
Produktivitas
Penurunan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

IP F-900
IP P-200
IP E-900
IP Chemical
IP Packing Material
IP Nitrogen
IP Pure Water
IP Steam
IP Refrigerator
IP Air Compressor
IP Electric
IP Tenaga Kerja
IP Modal

103.9533961
103.9552545
103.9533961
103.9282619
34.60809196
103.7513787
103.9556134
104.2925051
103.9560497
103.3161228
103.728893
109.5128739
93.61772813

3.95
3.96
3.95
3.93
-65.39
3.75
3.96
4.29
3.96
3.32
3.73
9.51
-6.38

Sumber: hasil pengolahan data model mundel


Model APC (The American Productivity Centre)
Tabel 3. Perhitungan Produktivitas Berdasarkan Teori APC
Periode 1(Periode Dasar)
Kuantitas

Harga (Rp)

Periode 2

Nilai

Kuantitas

Harga (Rp)

Nilai

Output
Total Output

22,292,000

12,800

285,337,600,000

22,810,500

13,000

296,536,500,000

98

1,199,909

117,591,082

93

1,199,901

111,590,793

355,445

9,873

3,509,309,867

355,383

9,872

3,508,344,150

Input
Tenaga Kerja
Material
F-900
P-200

18,957,074

8,392

159,087,766,099

18,953,777

8,391

159,041,143,982

E-900

1,421,781

9,873

14,037,239,469

1,421,533

9,872

14,033,376,599

Chemical (Kg)

59,938

2,995

179,514,310

59,896

2,997

179,508,312

Packing material (sheet)

11,988

998

11,963,625

11,979

2,999

35,925,621

Total Material

176,825,793,370

Energi (KWH)

23,937

998

23,889,326

176,798,298,664
23,958

999

23,934,442

Modal (Rp)
3

Nitrogen (Nm )

12,012

598

7,183,158

12,012

599

7,195,164

Pure water (kg)

37,011

1,547

57,256,017

37,120

1,542

57,239,040

12,337

155

1,912,235

12,373

154

1,905,493

18,506

309

5,718,200

18,560

308

5,716,480

23,937

149

3,566,613

23,918

150

Steam (kg)
3

Refrigerator (Nm )
3

Air compressor (Nm )

3,587,625

Total Modal

75,636,223

75,643,802

Total Input
Sumber: hasil pengolahan data

177,042,910,000

177,009,467,700

68

Total Output

Tabel 4 . Hasil Perhitungan Indeks Produktivitas Model APC


Atas Dasar Harga Konstan
Periode 1
Periode 2
285,337,600,000.00 291,974,400,000.00
1.02

Input Tenaga Kerja


Input Material
Input Energi
Input Modal
Total Input
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas Material
Produktivitas Energi
Produktivitas Modal
Produktivitas Total
Sumber: hasil pengolahan data

117,591,082.00
176,825,793,370.00
23,889,326.00
75,636,223.00
177,042,910,000.00

111,591,537.00
176,794,939,186.00
23,910,483.00
75,824,412.00
177,006,265,612.00

0.95
1
1
1
1

2,426.52
1.61
11,944.15
3,772.50
1.61

2,616.46
1.65
12,211.15
3,850.67
1.65

1.08
1.02
1.02
1.02
1.02

Contoh perhitungan indeks produktivitas:


Total Output
1 Perhitungan produktivitas tenaga kerja berdasarkan harga konstan:
Periode 1 (periode dasar)
L 1 = (98 x 1.199.909)
= Rp 117.591.082
Periode 2 (menggunakan harga tahun dasar)
L 2 = (93 x 1.199.909)
= Rp 111.591.537

L2 Rp111.591.537
=
= 0.95
L
Rp
117
.
591
.
082
1
Indeks produktivitas tenaga kerja =
Total Input
2 Perhitungan produktivitas tenaga kerja
Periode 1:

Total Output
285.337.600.000
=
= 2.426,52
Input Tenaga Kerja
117.591.082
Periode 2:

Total Output
291.974.400.000
=
= 2.616,46
Input Tenaga Kerja
111.591.537
2.616,46
= 1.08
2
.
426
,
52
Indeks produktivitas tenaga kerja:

69

Tabel 5. Hasil Perhitungan Indeks Profitabilitas Model APC


Atas Dasar Harga yang Berlaku
Periode 1

Periode 2

285,337,600,000.00

296,536,500,000.00

1.04

Tenaga Kerja

117,591,082.00

111,590,793.00

0.95

1.09

Material
Energi

176,825,793,370.00
23,889,326.00

176,798,298,664.00
23,934,442.00

1
1

1.04
1.04

Modal

75,636,223.00

Output
Input

Total Input
177,042,910,000.00
Sumber: hasil pengolahan data

75,643,802.00

1.04

177,009,467,700.00

1.04

L2 Rp111.590.793
=
= 0.95
L
Rp117.591.082
Indeks input tenaga kerja = IL = 1
Indeks output ( IO)
1.04
=
= 1.09
ker
(
)
0
.
95
Indeks
input
tenaga
ja
IL
IPF-L =
Tabel 6. Hasil Perhitungan Indeks Perbaikan Harga Model APC
Input
Tenaga Kerja
Material
Energi
Modal
Total
Sumber: hasil pengolahan data

IPF
1.09
1.04
1.04
1.04
1.04

IP
1.08
1.02
1.02
1.02
1.02

IPH
1.01
1.02
1.02
1.02
1.02

Contoh perhitungan indeks perbaikan harga:


Perhitungan indeks perbaikan harga untuk input tenaga kerja (IPH-L):

IPF L 1.09
=
= 1.01
1.08
IPL
IPH- L =

Perbandingan Model APC dan Mundel

70

Tabel 7. Tabulasi Perbandingan Model APC dan Mundel


Tabulasi Perbandingan Model APC dan Mundel
Model APC

Model Mundel

Keterangan

Indeks
Produktivitas

Material

1.02

Indeks
Produktivitas

Keterangan
IP F-900
IP P-200
IP E-900
IP Chemical
IP Packing Material
IP Nitrogen
IP Pure Water
IP Steam
IP Refrigerator
IP Air Compressor

Tenaga Kerja
1.08
Modal
1.02
Energi
1.02
Sumber: hasil produktivitas model APC dan model Mundel

3.95
3.96
3.95
3.93
-65.39
3.75
3.96
4.29
3.96
3.32
9.51
-6.38
3.73

Hasil Analisis Mundel dan APC


Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap Indeks produktivitas dengan menggunakan Model
Mundek dan APC
Implikasi Hasil dengan Model Mundel
Indeks produktivitas F-900
F -9 0 0

Harga

1.

98 73.2
9873
98 72.8
98 72.6
98 72.4
98 72.2
9872
98 71.8
98 71.6
98 71.4

H a rg a

2004

2005
Tahun

Gambar 2. Grafik Harga F-900


Sumber: hasil pengolahan data
IP F-900= 3.95%.
Terlihat pada tabel 7, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari F-900 pada periode 2005
meningkat sebesar 3.95% dibandingkan keadaan pada periode 2004. Tetapi terjadi
penurunan harga pada periode 2004 ke periode 2005 sebanyak 1 rupiah, terlihat pada tabel 6
dan gambar 3. Hal ini disebabkan karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan
otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning sehingga F-900 tidak
diproduksi untuk spinning.
71

2.

Indeks produktivitas P-200

Harga

P -2 0 0
8 3 9 2 .2
8392
8 3 9 1 .8
8 3 9 1 .6
8 3 9 1 .4
8 3 9 1 .2
8391
8 3 9 0 .8
8 3 9 0 .6
8 3 9 0 .4

H a rg a

2004

2005
Tahun

Gambar 3: Grafik Harga P-200


Sumber: hasil pengolahan data
IP P-200=3.96%
Terlihat pada tabel 7, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari P-200 pada periode 2005
meningkat sebesar 3.96% dibandingkan keadaan pada periode 2004. Tetapi terjadi
penurunan harga pada periode 2004 ke periode 2005 sebanyak 1 rupiah, terlihat pada tabel 6,
dan gambar 3. Hal ini disebabkan karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan
otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning oleh sebab itu material P-200
tidak diproduksi untuk mesin spinning.
3. Indeks produktivitas E-900

Harga

E -9 0 0
9 8 7 3 .2
9873
9 8 7 2 .8
9 8 7 2 .6
9 8 7 2 .4
9 8 7 2 .2
9872
9 8 7 1 .8
9 8 7 1 .6
9 8 7 1 .4

H a rg a

2004

2005
Tahun

Gambar 4. Grafik Harga E-900


Sumber: hasil pengolahan data
IP E-900=3.95%
Terlihat pada tabel 7, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari E-900 pada periode 2005
meningkat sebesar 3.95% dibandingkan keadaan pada periode 2004. Tetapi terjadi
penurunan harga pada periode 2004 ke periode 2005 sebanyak 1 rupiah, terlihat pada tabel 6,
dan gambar 4 Hal ini disebabkan karena di proses spinning dilakukan shutdown, dengan
otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning, oleh sebab itu material E-900
tidak diproduksi untuk mesin spinning.

72

Implikasi Hasil dengan Model APC


1. Tenaga kerja

Nilai

T e n a g a K e r ja
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
9
8

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

N ila i

2004

2005
T a h u n

Gambar 5. Grafik Nilai Tenaga Kerja


Sumber: hasil pengolahan data
Terlihat pada tabel 7, produktivitas dari tenaga kerja meningkat sebesar 8% ( 108%-100%)
pada periode 2005. hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan tingkat upah yang ditunjukkan
oleh IPH tenaga kerja 101% (Tabel 6) dengan efek bersih meningkatkan profitabilitas sebesar
9% (109%-100%).
2. Material

Nilai

M a t e r ia l
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7

6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

,8
,8
,8
,8
,8
,8
,8
,7
,7
,7
,7

3
2
2
1
1
0
0
9
9
8
8

0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0

,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

N ila i

2004

2005
T a h un

Gambar 6. Grafik Nilai Material


Sumber: hasil pengolahan data
Terlihat pada tabel 7, produktivitas dari material meningkat sebesar 2% (102%-100%) pada
periode 2005. hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan material yang ditunjukkan oleh IPH
material 102% (Tabel 6) dengan efek bersih meningkatkan profitabilitas sebesar 4% (104%100%). Hal ini juga dapat dilihat dari nilai total pada periode 2004 176,825,793,370
mengalami penurunan yang cukup berarti pada periode ke 2005 yakni 176,798,298,664.

Harga

F -9 0 0
9 8 7 3 .2
9873
9 8 7 2 .8
9 8 7 2 .6
9 8 7 2 .4
9 8 7 2 .2
9872
9 8 7 1 .8
9 8 7 1 .6
9 8 7 1 .4

H a rg a

2004

2005
T a h u n

Gambar 7. Grafik Harga F-900


Sumber: hasil pengolahan data
Terlihat pada tabel 3 dan gambar 7, material F-900 pada periode 2004 9,873 dan pada
periode 2005 menjadi 9,872. Penurunan ini terjadi karena di proses spinning dilakukan
shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning sehingga
F-900 tidak diproduksi untuk spinning.

73

Harga

P -2 0 0
8 3 9 2 .2
8392
8 3 9 1 .8
8 3 9 1 .6
8 3 9 1 .4
8 3 9 1 .2
8391
8 3 9 0 .8
8 3 9 0 .6
8 3 9 0 .4

H a rg a

2004

2005
T a h un

Gambar 8. Harga P-200


Sumber: hasil pengolahan data
Terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 8, material P-200 pada periode 2004 8,392 dan pada
periode 2005 menjadi 8,391. Penurunan ini terjadi karena di proses spinning dilakukan
shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning. oleh
sebab itu material P-200 tidak diproduksi untuk mesin spinning.

Harga

E -9 0 0
9 8 7 3 .2
9873
9 8 7 2 .8
9 8 7 2 .6
9 8 7 2 .4
9 8 7 2 .2
9872
9 8 7 1 .8
9 8 7 1 .6
9 8 7 1 .4

H a rg a

2004

2005
T a h u n

Gambar 9. Harga E-900


Sumber: hasil pengolahan data
Terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 9, material E-900 pada periode 2004 9,873 dan pada
periode 2005 menjadi 9,872. Penurunan ini juga terjadi karena di proses spinning dilakukan
shutdown, dengan otomatis tidak ada produksi yang berjalan pada mesin spinning, oleh
sebab itu material E-900 tidak diproduksi untuk mesin spinning.

Analisis Perbandingan Model Mundel dan APC (American Productivity Centre)


Terdapat perbedaan hasil perhitungan indeks produktivitas pada kedua model dikarenakan model
APC (American Productivity Centre) melihat secara total dari masing-masing input, sedangkan model
mundel melihat input secara mandiri atau masing-masing.
Dengan perbandingan dari kedua model diatas dapat diketahui dengan menggunakan model mundel
dapat dilihat dengan jelas terjadi penurunan pada packing material dan modal, sedangkan dengan
menggunakan model APC (American Productivity Centre) tidak terjadi penurunan tetapi semua input
meningkat.
Dalam perbandingan kedua model tersebut juga dapat dilihat kelebihan dan kekurangan dari masingmasing model yaitu:
1 Model Mundel
Kelebihan: kelebihan yang dimiliki model mundel adalah dapat melihat peningkatan atau
penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input secara masing-masing
Kekurangan: kekurangan yang dimiliki model mundel adalah tidak dapat mengetahui secara
cepat apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena model mundel ini
melihat input secara masing-masing.
2 Model APC (American Productivity Centre)
Kelebihan: kelebihan yang dimiliki model APC adalah dapat lebih cepat mengetahui apakah
produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan, karena model APC ini melihat seluruh
total setiap input.
74

Kekurangan: kekurangan yang dimiliki model APC adalah model ini tidak mengetahui secara
spesifik atau masing-masing input, apakah produktivitas mengalami penurunan atau
peningkatan karena model APC ini melihat dari total setiap input.
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
1. Perhitungan produktivitas dengan menggunakan model mundel dapat dilihat terjadi penurunan
pada beberapa indeks produktivitas yaitu packing material dan modal. Pada packing material
terjadi penurunan indeks produktivitas yang sangat signifikan sebesar 65,39%, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Tepi packing material yang berwarna (pp. cloth) tidak dijahit, hal ini disebabkan tercemarnya
staple fibre sehingga packing material harus diganti
Laminating yang dilakukan tidak baik hal ini di tunjukkan dengan jika laminating meningkat
maka temperaturnya pun naik hal ini juga dapat mengakibatkan kenaikan harga dua kali lipat
dan kenaikan dari kuantiti atau jumlah barang itu sendiri.
Suplier dari material ada perubahan warna, perubahan dari anyamannya, perubahan denier
contoh: panjang filamen = 9000 meter beratnya sekitar 1 gram dimana ketebalan atau lebar
sudah ditentukan oleh denier itu sendiri, kecepatan dan temperatur juga sangat berpengaruh
dengan temperatur 80 derajat dan speed/kecepatan 150 maka jika melakukan laminating
temperatur yang ada tetap, tetapi speednya berubah menjadi 140 atau sebaliknya jika
temperaturnya naik akan menyebabkan waste (pembuangan), sehingga dapat mengurangi
produksi, dengan demikian dapat menyebabkan kenaikan biaya yang cukup banyak
Sedangkan indeks produktivitas dari modal menurun sebesar 6,38% disebabkan oleh perbedaan
antara nilai kurs mata uang dollar dengan rupiah, karena modal yang ditanam oleh perusahaan ini
berdasarkan mata uang dollar Amerika.
2. Dari hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan model APC (American Productivity
Centre) dapat dilihat indeks produktivitas dari total masing-masing input mengalami peningkatan
yaitu:
Produktivitas tenaga kerja meningkat sebesar 8%
Produktivitas material meningkat 2%
Produktivitas energi meningkat 2%
Produktivitas modal meningkat 2%
3. Dalam kedua model ini juga terdapat perbedaan perhitungan, dengan menggunakan model
mundel produktvitas dilihat secara masing-masing atau mandiri, sedangkan dengan
menggunakan model APC (American Productivity Centre) produktivitas melihat total dari masingmasing input. Dan juga terdapat perhitungan yang berbeda pada modal, jika perhitungan
produktivitas model mundel, modal yang digunakan adalah modal dari hasil penanaman modal
perusahaan, sedangkan perhitungan produktivitas model APC (American Productivity Centre)
modal yang digunakan adalah berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap
harta total (harta tetap + modal kerja).
4. Manfaat bagi perusahaan dengan adanya produktivitas biaya produksi maka akan menimbulkan
biaya rendah (low cost) dan perusahaan akan menjadi lebih efisien dengan makin tingginya
produktivitas makin tinggi efisiensi dengan sendirinya.
Saran
1. Dari perbandingan kedua model yang digunakan maka diusulkan bagi perusahaan untuk
menggunakan model mundel karena dengan menggunakan model ini perusahaan dapat melihat
penurunan atau peningkatan produktivitas secara spesifik.
2. Terdapat beberapa input pada model mundel yang tidak produktif yaitu pada bagian packing
material. Dengan adanya penelitian ini maka perusahaan harus lebih memperhatikan hal-hal
berikut yaitu:
Tepi packing material harus dijahit dengan rapi sehingga pada waktu barang dikirim dan
diterima oleh customer tidak mengalami kerusakan/cacat.
Perusahaan harus memberikan masukan kepada supplier agar lebih memperhatikan pada
proses laminatingnya.
Perusahaan harus lebih memperhatikan lebih detail jika ingin melakukan pemesanan barang.
75

3. Agar produktivitas modal tidak turun maka modal tidak dihitung sesuai kurs rupiah tetapi tetap
dalam kurs dollar
4. Perusahaan diharapkan untuk tetap mempertahankan produktivitas biaya produksi ini dengan baik
5. Perusahaan sebaiknya melakukan pengecekan produktivitas pada biaya produksi minimal satu
kali setahun agar produktivitas biaya produksi dapat diketahui kenaikan atau penurunannya.
6. Perusahaan menyediakan kotak saran untuk memberi kesempatan pada karyawan untuk
menyampaikan masukan-masukan untuk dapat meningkatkan produktivitas biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, E.J, Chen K.H, Lin T.W. (2000) Manajemen Biaya, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Christopher William F., Thor Carl, G. (1993). Handbook For Productivity Measurement and
Improvement, Productivity Press, USA.
Herjanto, E. (1997). Manajemen Operasi, Edisi 3, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Nasution, A. (2006). Manajemen Industri. Andi, Yogyakarta.
Santoso, S. (2006). Mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Santoso, S. (2002). SPSS Statistik Multivariat, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta .
Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Schroeder Roger, G. (1989). Manajemen Operasi pengambilan keputusan dalam suatu fungsi
Operasi, Edisi 3, jilid 2, Erlangga Jakarta.
Sinungan, M. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Sumanth David, J. (1984). Productivity Engineering and Management, McGraw-Hill, USA.
Sinungan, M. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

76

Anda mungkin juga menyukai