Gambar 1: Sistem lensa mata. Tiap medium refraksi memiliki indeks biasnya sendiri. (gambar
diadaptasi dari Guyton AC, John EH: The special senses. Textbook of medical physiology,
11th ed. 2006)
Model bola mata yang digunakan memiliki 3 posisi retina untuk mendapatkan panjang sumbu
aksial mata yang berbeda-beda pada tiap individu, sehingga dapat meniru mata emetropia,
miopia, dan hiperopia. Mata manusia memiliki bentuk lensa cembung (convex), akibatnya
cahaya datang akan dikumpulkan pada titik focus, sebaliknya lensa cekung (concave) akan
menyebarkan cahaya datang. Untuk membedakan lensa cekung dan lensa cembung dapat
dilakukan dengan menggerakkan lensa di atas deretan huruf. Pada lensa cembung, huruf
akan bergerak ke arah berlawanan dengan gerakan lensa, pada lensa cekung terjadi
peristiwa sebaliknya. Pengukuran jenis dan kekuatan lensa yang lebih akurat adalah dengan
menggunakan lensometer3.
Gambar 2: Pembentukan bayangan pada lensa cembung, banyangan yang dibentuk bersifat
nyata dan terbalik dari sumbu horizontal maupun vertical (gambar diadaptasi dari Guyton AC,
John EH: The special senses. Textbook of medical physiology, 11th ed. 2006)
1. Barret KE, Susan MB, Scott B, Heddwen LB: Central and peripheral
neurophysiology. Ganongs review of medical physiology, 23th ed. New York:
McGraw-Hill. 2010
2. Guyton AC, John EH: The special senses. Textbook of medical physiology, 11th ed.
2006
3. Yanoff M, Jay SD: Ophthalmic Instrumentation. Ophthalmology, 3rd ed. Philadelphia:
Elsevier. 2009.