PEMBANGUNAN DAERAH
Slamet Sugiharto
Widyaiswara Utama
2009
TIU
mampu memahami, menjelaskan makna, konsep, prinsip,
permasalahan dan kebijaksanaan otonomi daerah dan
pembangunan daerah dalam sistem NKRI
TIK
Memahami dan menjelaskan:
Tujuan, prinsip pelaksanaan dan pokok-pokok
kebijakan otonomi dan pembangunan daerah
Permasalahan otonomi dan pembangunan daerah
Keterkaitan otonomi daerah dengan pembangunan
Keterkaitan antara otonomi daerah dan
pembangunan daerah
MATERI POKOK
Perkembangan otonomi
Pembangunan daerah
OTONOMI
Auto: sendiri
Nomia (nomy): aturan
Otonomi: mengatur diri sendiri
Dalam pemerintahan:
Pelimpaham sebagian kewenangan,
tugas, kewajiban dan tanggung jawab
dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah
PERKEMBANGAN OTONOMI
1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja
1945: UU No 1/1945: penekanan pd dekonsentrasi. Komite
Nasional Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dr
anggota Komite
1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2
dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat
oleh Pem Pusat dr calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat
dr Pamong Praja secara langsung
1957: UU No 1/1957: penekanan pd desentralisasi
(otonomi seluas2nya) menimbulkan keresahan di kalangan
Pamng Praja
1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH
dan DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dr anggota
DPRD dan membantu KDH debagai eksekutif
1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sbg Ketua DPRD,
penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya)
PERKEMBANGAN OTONOMI
1974: UU No 5/1974: desentralisasi,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.otonomi
yang nyata dan bertanggung jawab. Pemda
adalah KDH dan DPRD
1999: UU No 22/1999: penekanan pd
desentralisasi (otonomi seluas2nya).Legislatif:
DPRD, Eksekutif: KDH. KDH diangkat,
bertanggung jawab kpd dan diberhentikan oleh
DPRD.
2004: UU No 32/2004
OTONOMI DAERAH
UU NO. 32/2004
Otonomi seluas-luasnya
Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab
Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat
Menjamin keserasian hubungan antara Daerah dg
Daerah lainnya, Daerah dg Pusat
Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI
Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
fasilitasi
KEWENANGAN PEMDA
PROVINSI (LANJUTAN)
i.
PEMBANGUNAN NASIONAL
(UU 25/2004)
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
Dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah disusun perencanaan
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional (pasal 150 ayat (1)).
Perencanaan pembangunan daerah disusun
sesuai kewenangannya yang dilaksanakan
oleh Bappeda (pasal 150 ayat (2)).
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
Perencanaan pembangunan daerah
didasarkan pada data dan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
(pasal 152 ayat (1))
Formulasi tujuan
Evaluasi
Formulasi sasaran
Implementasi
Perencanaan
implementasi
Rencana yang
dipublikasikan
Pengumpulan dan
Analisis data
Identifikasi
alternatif/Pilihan
Penilaian komparasi
Pedoman
RPJP
Nasional
Pedoma
n
Diacu
RPJM
Renja
- KL
Dijabarkan
Nasional
Rincian
APBN
RPJM
Daera
h
Dijabark
an
Pedoman
Pedoman
RKP
RAPBN
Diserasikan melalui
Musrenbang
RKP
Daera
h
Pedoman
RAPBD
APBD
RKA SKPD
Rincia
n
APBD
Diacu
Renstr Pedoman
Renja a
SKPD
SKPD
UU SPPN
APBN
Pedoma
n
UU KN
Pemerintah
Daerah
Daerah
Pedoman
RKA-KL
Diacu
Diperhatikan
RPJP
Pedoman
Pemerintah
Pusat
Renstra
KL
Politik
Teknokratik
Parsitipatif
Top-down
Bottom-up
PENDEKATAN POLITIK
PENDEKATAN
TEKNOKRATIK
Penanggungjawab pelaksanaan
kegiatan:
Ka Bappenas
Ka Bappeda
PENDEKATAN
PARTISIPATIF
Pengembangan Perkotaan
Peningkatan peran dan fungsi kota menengah dan kecil, terutama
di luar Jawa sebagai penghela pertumbuhan wilayah;
Penataan Ruang
Pengelolaan Pertanahan
Penegakan hukum yang adil dan transparan
Pembuatan peta dasar dan pembangunan sistem
pendaftaran tanah
Pengembangan sistem informasi pertanahan
PEMBANGUNAN PERDESAAN
Dengan lintas program yang dilaksanakan di
kawasan perdesaan untuk:
meningkatkan kegiatan ekonomi di perdesaan antara
lain melalui pengembangan agribisnis dan KUKM di
perdesaan;
meningkatkan sarana dan prasarana perdesaan,
antara lain mencakup pengembangan jaringan irigasi,
pembangunan jalan dan jembatan, pelayanan air
minum, serta listrik perdesaan;
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
perdesaan melalui program pendidikan, kesehatan,
dan keluarga berencana;
meningkatkan pengelolaan pertanahan dan tata ruang
di perdesaan;
meningkatkan perlindungan sumber daya alam dari
kegiatan pemanfaatan yang tidak terkendali dan
eksploitatif di perdesaan, terutama kawasan-kawasan
konservasi dan kawasan lain yang rentan terhadap
kerusakan.
KOMPAS, 17/7/2006
KOMPAS, 17/7/2006
KOMPAS, 17/7/2006
PEMBERDAYAAN
Suatu
upaya untuk
meningkatkan kemampuan
dan kemandirian, baik
dibidang ekonomi, sosial
budaya dan politik.
BIDANG EKONOMI
BIDANG POLITIK
FAKTOR2 KEBERDAYAAN
1.
2.
3.
4.
Memperkuat Pendidikan
Memperkuat Kesehatan
Memperkuat Penguasaan
Masyarakat terhadap Sumber
sumber Ekonomi
Mengembangkan nilai-nilai Sosial
Buadaya Masyarakat
UNSUR UNSUR
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Mengapa partisipasi
dua alasan
tiga karakteristik
forum partisipasi yang ideal
DAYA SAING
Kemampuan
daya tarik
(attractiveness) atau kemampuan
membentuk dan menawarkan
lingkungan paling produktif dan
kinerja unggul yang berkelanjutan
bagi dunia usaha (termasuk menarik
talenta, investasi, dan faktor
bergerak lainnya)
Kelembagaan
Infrastruktur
Ekonomi makro
Kesehatan
Pendidikan dasar, tinggi, pelatihan
Efisiensi pasar
Kesiapan teknologi
Kecanggihan berbisnis
Inovasi