Anda di halaman 1dari 2

Kemurnian Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam

oleh Kumowarih Trisno Aji, 0906516051

Judul buku : “Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas X SMA”

Penulis : Drs. Mukayat

Data publikasi : Penerbit Surya Cipta Wacana, Yogyakarta.

Tahun terbit : 2006

Para Ulama sepakat bahwa sumber hukum islam secara umum terbagi menjadi tiga yaitu
Al Qur’an, al hadits, dan ijtihad. Yang dimaksud As-Sunnah atau Al Hadits di sini adalah
sunnah nabi, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan,
perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang
ditujukan sebagai syari’at bagi umat ini. Termasuk didalamnya apa saja yang hukumnya
wajib dan sunnah sebagaimana yang menjadi pengertian umum menurut ahli hadits.

As-Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam syari’at Islam dalam semua sisi
kehidupan manusia baik dalam perkara ghaib yang berupa aqidah dan keyakinan maupun
dalam urusan hukum politik pendidikan dan lainnya. Tidak boleh seorang pun melawan
As-Sunnah dengan pendapat, ijtihad maupun qiyas. Imam Syafi’i rahimahullah di akhir
kitabnya, Ar-Risalah berkata, “Tidak halal menggunakan qiyas tatkala ada hadits
(shahih).” Kaidah Ushul menyatakan, “Apabila ada hadits (shahih) maka gugurlah
pendapat”, dan juga kaidah “Tidak ada ijtihad apabila ada nash yang (shahih)”. Dan
perkataan-perkataan di atas jelas bersandar kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Allah menjadikan Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul, serta menjadikan
syari’at yang dibawanya sebagai syari’at penutup. Allah memerintahkan kepada seluruh
manusia untuk beriman dan mengikuti syari’at yang dibawa oleh Muhammad sampai hari
kiamat, yang hal ini secara otomatis menghapus seluruh syari’at selainnya. Dengan
adanya perintah Allah untuk menyampaikannya kepada seluruh manusia, menjadikan
syariat agama Muhammad tetap abadi dan terjaga. Adalah suatu kemustahilan, Allah
membebani hamba-hamba-Nya untuk mengikuti sebuah syari’at yang bisa punah. Sudah
kita maklumi bahwa dua sumber utama syari’at Islam adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Maka bila Al-Qur’an telah dijamin keabadiannya, tentu As-Sunnah pun demikian
Seorang yang memperhatikan perjalanan umat Islam, niscaya ia akan menemukan bukti
adanya penjagaan As-Sunnah. Diantaranya sebagai berikut

(a) Perintah Nabi kepada para sahabatnya agar menjalankan As-Sunnah.

(b) Semangat para sahabat dalam menyampaikan As-Sunnah.

(c) Semangat para ulama di setiap zaman dalam mengumpulkan As-Sunnah dan
menelitinya sebelum mereka menerimanya.

(d) Penelitian para ulama terhadap para periwayat As-Sunnah.

(e) Dibukukannya Ilmu Al Jarh wa At Ta’dil.( Ilmu yang membahas penilaian para ahli
hadits terhadap para periwayat hadits, baik berkaitan dengan pujian maupun celaan,
Pen.)

(f) Dikumpulkannya hadits–hadits yang cacat, lalu dibahas sebab-sebab cacatnya.

(g) Pembukuan hadits-hadits dan pemisahan antara yang diterima dan yang ditolak.

(h) Pembukuan biografi para periwayat hadits secara lengkap.

Dengan adanya usaha-usaha tersebut umat muslim percaya bahwa kemurnian al hadits
akan tetap terjaga hingga akhir masa. Sudah selayaknya kita sebagai umat muslim
berperan dalam menjaga kemurnian Al Qur’an dan Al Hadits dengan senantiasa
mempelajari dan mengamalkannya sebab secara hakiki keduanya bersumber dari Allah
sehingga kita tidak boleh membeda-bedakan apalagi mempertentangkannya.

Anda mungkin juga menyukai