Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan
berwawasan

kesehatan.

kesehatan

adalah

pembangunan

Tujuan

pembangunan

kesehatan

yang
menuju

Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,
Bangsa dan Negara Indonesia, yang ditandai penduduknya siap hidup
dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
Pelayanan kesehatan primer diperkirakan dapat menurunkan
Angka Kematian Ibu sampai 20%, namun dengan sistem rujukan yang
efektif, angka kematian dapat ditekan sampai 80%. Menurut UNICEF 80%
kematian ibu terjadi di Rumah Sakit Rujukan. Walaupun kualitas
pelayanan kesehatan, khususnya palayanan maternal dipengaruhi oleh
banyak faktor, namun kemampuan tenaga kesehatan (bidan, dokter,
dokter spesialis) merupakan salah satu faktor utama.

Pada saat ini Angka Kematian Ibu di Indonesia masih sangat


tinggi. Angka Kematian Ibu di Indonesia bervariasi dari yang paling rendah
yaitu 130 per 100.000 kelahiran hidup di Yogyakarta, 490 per 100.000
kelahiran hidup di Jawa Barat, sampai yang paling tinggi yaitu 1.340 per
100.000 kelahiran hidup di Nusa Tenggara Barat. Variasi ini antara lain
disebabkan oleh perbedaan norma, nilai, lingkungan dan kepercayaan
masyarakat, disamping infrastruktur yang ada. Suatu hal yang penting
lainnya adalah perbedaan kualitas pelayanan kesehatan pada setiap
tingkat pelayanan.
Departemen

Kesehatan

menargetkan

tahun

2010

Angka

Kematian Ibu turun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Apakah
target ini bisa tercapai ? Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan
Angka Kematian Ibu, misalnya melalui program maternal and child healt,
safe motherhood, Gerakan sayang ibu, dan making pregnancy safer.
Sayangnya kasus kematian ibu tetap saja tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSUD
Polewali tahun 2006 2008 ditemukan 12 orang yang meninggal dari 4
kasus berbeda yang menyebabkan kematian ibu. Dari data diatas
penyebab yang paling sering terjadi adalah Pendarahan Post Partum,
Retensio Plasenta, Eklampsia, Rupture Uteri.
Jumlah kematian ibu yang terjadi di Negara tertentu berguna
untuk mengetahui besarnya Angka Kematian Ibu. Angka itu dapat dipakai
2

untuk merencakan pelayanan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak (KIA) atau
untuk menganalisis penyebab kematian. Besarnya kematian ibu tidak
dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur perubahan atau
perbandingan antar wilayah.
Perlu diketahui bahwa upaya untuk menurunkan kematian ibu
merupakan masalah kompleks karena menyangkut berbagai disiplin ilmu
termasuk masalah sosial ekonomi, politik, dan teknik medis yang masih
jauh sampai ke pedasaan di tengah masyarakat. Oleh karena itu,
perubahan pandangan dan ide, melakukan audit kematian, dan
pernyataan sikap politik pemerintah sangat membantu keberhasilan
upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, terutama di Negara
Berkembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya Angka Kematian Ibu
antara lain adalah Faktor Reproduksi, Komplikasi

Obstetric, Faktor

Pelayanan Kesehatan, Faktor Sarana dan Fasilitas, Faktor Sosial Budaya


dan System Rujukan. Faktor reproduksi terdiri dari usia dan paritas,
sedangkan komplikasi obstetric terdiri dari perdarahan post partum,
infeksi nifas, retensio plasenta, dan eklamsia.
Mengetahui berbagai faktor yang berkaitan dengan Angka
Kematian Ibu memungkinkan dilakukannya upaya penanganan yang
tepat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan membatasi beberapa faktor untuk diteliti yang berhubungan
3

dengan penyebab kematian ibu yaitu : paritas, perdarahan post partum,


dan retensio plasenta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

uraian

dalam

latar

belakang,

maka

dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu :


1. Bagaimana Gambaran Angka Kematian Ibu berdasarkan Perdarahan
Post Partum di RSUD Polewali
2. Bagaimana Gambaran Angka Kematian Ibu berdasarkan Retensio
Plasenta di RSUD Polewali
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh Gambaran Angka Kematian Ibu di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali periode tahun 2006 2008.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Gambaran Angka Kematian Ibu berdasarkan
Perdarahan Post Partum
b. Untuk mengetahui Gambaran Angka Kematian Ibu berdasarkan
Retensio Plasenta

D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi
pihak pengambil kebijakan dan kesehatan terkait.

2. Sebagai dasar pengambil keputusan dalam penyusunan program


perencanaan yang akan datang.
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan peneliti
lainnya dalam rangka meningkatkan pemahaman mereka terutama
berkaitan dengan Angka Kematian Ibu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Angka Kematian Ibu
1. Defenisi
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang sedang
hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya
tanpa memandang lama dan lokasi kehamilan. (Pencegahan kematian
Ibu Hamil 1994)
Kematian ibu adalah kematian dari setiap wanita waktu hamil,
persalinan, dan dalam 90 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh
sebab apapun, tanpa memperhitungkan tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. (WHO)
Kematian ibu adalah kematian dari setiap wanita sewaktu
dalam kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi
kehamilan

tanpa

mempertimbangkan

lamanya

serta

di

mana

kehamilan tersebut itu berlangsung. (FIGO 1973)


2. Frekuensi
Jumlah kematian ibu yang terjadi di Negara tertentu beguna
untuk mengetahui besarnya Angka Kematian Ibu. Angka itu dapat
dipakai untuk merencanakan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak
(KIA) atau

untuk menganalisis penyebab

kematian. Besarnya

kematian ibu tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur


perubahan atau perbandingan antar wilayah.
Pada saat ini tidak ada angka yang tepat mengenai kematian
maternal untuk Indonesia atau untuk suatu wilayah di Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh belum adanya sistem pendaftaran wajib untuk
kelahiran dan kematian di Negara kita. Menurut taksiran kasar, angka
kematian ibu adalah 6-8 per 1000 kelahiran ; angka ini sangat tinggi
apabila dibandingkan dengan angka-angka di negara-negara maju,
yang berkisar antara 1,5 dan 3 per 10.000 kelahiran hidup.
Di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian
maternal merupakan masalah besar, namun sejumlah kematian yang
cukup besar tidak dilaporkan dan tidak tercatat dalam statistik resmi.
Di negara maju angka kematian ibu berkisar antara 5-10 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan di negara sedang berkembang berkisar
antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian ibu di
Indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup.
B. Tinjauan tentang Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kematian Ibu
1. Faktor Reproduksi
a. Usia
Dalam kurung reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20

tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat
kembali sesudah usia 30-35 tahun.
b. Paritas
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari
sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi
paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat
ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan Keluarga
Berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
direncanakan.
2. Komplikasi obstetrik
1. Perdarahan post partum
Pengertian
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung. Perdarahan post
partum dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Perdarahan post partum primer
Perdarahan post partum primer terjadi dalam 24 jam
pertama. Penyebab utama Perdarahan post partum primer
adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan
robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
8

2) Perdarahan post partum sekunder


Berdasarkan post partum sekunder terjadi setelah 24
jam petama. Penyebeab utama perdarahan post partum
sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta dan
membran.
Perdarahan post partum yang disebbkan oleh atonia uteri ataui sisa
plasenta sering berlangsung sangat banyak dan cepat. Renjatan
kerena perdarahan banyak segera akan disusul dengan kematian
maternal, jika masalah ini dapat diatasi secara cepat dan tepat oleh
tenaga yang terampil

dan fasilitas pelayanan kesehatan yang

memadai.
2. Retensio Plasenta
a. Pengertian
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta
selama setengah jam serelah persalinan bayi. Plasena harus
dikeluarkan kerena dapat menimbulkan bahaya perdarahan
b. Penyebab
1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
2. Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan
Plasenta belu lepas dari dinding uterus karena :
1. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
2. Plasenta melekat erat pada dinding uterus
Menurut dalamnya penestrasi dinding uterus terbagi atas :
1. Plasenta Akreta
Adalah jonjot menembus dasidua sampai berhubungan
dengan miometrium
2. Plasenta inkreta
Adalan jonjot sampai kedalam lapisan miometrium
3. Plasenta parkreta

Adalah

jonjot

menembus

mencapai perimetrium

10

miometrium

sehingga

KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Secara intuisi, hamil, bersalin, kematian,ibu, dan kematian bayi
mungkin dianggap sederhana dan sabagai peristiwa yang tak
terlupakan. Namun, pada prakteknya tidak sesederhana itu. Apabila
yang dimaksud dengan kematian ibu adalah semua kematian yang
disebakan oleh kehamilan dan kelahiran, maka kematian yang terjadi
sebelum, selama dan sesudah persalinan harus diperhatikan.
Kematian yang terjadi sebelum persalinan, antara

lain

disebabkan oleh aborsi, dan kehamilan ektopik. Selanjutnya kematian


yang terjadi selama persalinan antara lain disebabkan oeh perdarahan
antepartum, intrapartum, atau postpartum. Sedangkan kematian yang
terjadi beberapa waktu setelah persalinan antara lain disebabkan oleh
infeksi nifas. Disamping itu adal beberapa yang diduga terpengaruh
Perdarahan
Post
Partum
adalah umur
ibu,
paritas, dan pelayanan kesehatan atau sistem
rujukan.
Retensio Plasenta
Angka Kematian Ibu Bersalin
Eklampsi
Infeksi antara variabel yang diteliti
B. Model hubungan
Layanan Kesehatan

11

Keterangan :
:
:
:
:

Variabel yang diteliti


Variabel yang tidak diteliti
Variabel dependen
Variabel independen

C. Defenisi operasional
a. Defenisi operasional
1. Perdarahan post partum
Perdarahan post partum adala perdarahan yang terjadi dalam 24
jam setelah persalinan berlangsung.
Ya
: perdarahan > 500 ml
Tidak
: perdarahan > 500 ml
2. Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah suatu keaddal dimana plasenta belum
lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir. Ini biasanya disebabkan
oleh plasenta belum lepas dari dinding uterus karena plasenta
melekat erat pada dinding uterus.
Ya
: plasenta lahir dari 30 menit
Tidak
: plasenta lahir sebelum 30 menit

12

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
betujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah RSUD Polewali
2. Waktu
Penelitian dilakukan pada tanggal 20 24 Agustus 2008
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua ibu bersalin yang meninggal di RSUD
Polewali yang tercantum atau yang didata oleh petugas kesehatan RSUD
Polewali periode 2006-2008 sebanyak 12 orang. Karena jumlah populasi
sedikit maka semua populasi menjadi sampel penelitian.
D. Cara pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Polewali tahun
2006-2008 data yang didapatkan terdiri dari nama ibu, umur, paritas,
penyebab kematian ibu, dan pendidikan.
E. Pengolahan data

13

Dari 12 sampel dikelompokkan berdasarkan penyebab kematian


ibu secara langsung. Berdasarkan penyebab kematian ibu secara
langsung terdiri dari perdarahan post partum, dan retansio plasenta.
F. Analisa data
Data yang dioleah disajikan dalam bentuk tabel distribusi untuk
melihat gambaran distribusi frekuensi dan besarnya presentase masingmasing variabel terhadap jumlah sampel kemudian data ini dianalisis
secara deskriptif

14

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang angka kematian Ibu di Rumah Sakit
Umum

Daerah (RSUD) Polewali pada tahun 2006-2008 dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :


1. Kejadian kematian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali
ditinjau

dari

perdarahan

post

partum,

yang

disebabkan

oleh

perdarahan post partum yaitu 6 orang (50%) dan yang tidak


disebabkan oleh perdarahan post partum 6 orang juga 6 orang (50%).
2. Kejadian kematian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali
ditinjau dari retensio plasenta, yang tidak disebabkan oleh rentensio
plasenta yaitu 8 orang (66.7%) dan yang disebakan oleh retensio
plasenta 4 orang (33.3%).
B. Saran
1. Perlunya peningkatan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pentingnya
pemeriksaan ibu hamil (antenatal care) minimal 4 kali selama
kehamilan, untuk mengetahui secara dini komplikasi yang terjadi dan
diharapkan kepada petugas kesehatan khusunya bagian kamar
bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali supaya lebih
menjalin kerjasama antara petugas kesehatan supaya angka kematian
ibu dapat diminimalkan atau diupayakan agar tidak menjadi kematian
ibu.
15

2. Bagi para peneliti selanjutnya kami sarankan untuk melaksanakan


tentang uji hubungan angka kematian ibu dengan variabel yang
mempengaruhinya.

16

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin SpOG MPH, 2002, Pelayanan Kesehatan Materal &
Neonatal, Edisi 1 catatan ke 3, JNPKKR, Jakarta.
Angka Kematian Ibu di Indonesia http;//www.depkes.go.id/index.php?opton=
news&task=viewarticle&sid=448Itemid=2
Gde Manuaba, I.B.G 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Danb
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, jilid 1, Penerbit Buku
Kedokteran, E.G.C. Jakarta
GDE Manuaba, I.B.G. 2001, Konsep Obstetri & Ginokologi, EGC, Jakarta.
Hanifa Wiknjosastro SpOG, 2005, Ilmu Kebidanan, Edisi ke 3 catatan ke 7
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, YBP.SP, Jakarta
Mohtar R, 1998, Sinopsis Obstetri Fisiologi, Edisi II Jilid 1, EGC, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai