Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di negara yang maju dan berkembang banyak penduduk yang memiliki pola hidup dan gaya
hidup yang kurang baik. Semakin meningkatnya daya konsumsi masyarakat, semakin banyak
dari mereka yang memakan makanan yang kurang bergizi, jarang bergerak (olahraga), dan
mengkonsumsi fastfood. Salah satu penyakit yang berhubungan dengan akibat pola hidup dan
gaya hidup yang tidak sehat adalah hipertensi. Hingga saat ini hipertensi masih tetap menjadi
permasalahn selain diabetes dan penyakit jantung karena beberapa hal, antara lain terjadi
peningkatnya prevalensi hipertensi, dan masih banyaknya pasien yang mengidap hipertensi yang
belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum
mencapai target, bahkan ada penderita yang tidak tahu jika memiliki tekanan darah yang tinggi.
Hal ini dapat dapat membuat bersamaan dengan penyakit penyerta dan komplikasi yang lebih
lanjut dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Jenis hipertensi paling banyak adalah
hipertensi primer sebesar 90% dari semua angka kejadian hipertensi. Sedangkan hipertensi yang
lain adalah hipertensi sekunder yang disertai adanya penyakit sistemik. Data epidemiologi
menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien
dengan hipertensi kemungkinan besar juga bertambah, dimana baik hipertensi sistolik maupun
kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik sering timbul pada lebih dari separuh orang yang
berusia > 65 tahun. Selain itu laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat,
dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi dan pengendalian tekanan darah ini
hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien hipertensi.
Oleh karena itu perlunya pendekatan dokter keluarga untuk memastikan, mendiagnosis dini,
mengawasi para pasien dan keluarganya untuk tercapainya tujuan kesehatan. Prinsip pokok dari
dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh. Maka
dari itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu diperlukan adanya kunjungan rumah (home visit)
serta melakukan pelayanan kesehatan standar. Untuk dapat memajukan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan pada masyarakat, perlu adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan
pasien. Pemantauan terhadap penyakit pasien tidak hanya sekadar mendapatkan pengobatan di
1
puskesmas, namun lingkungan pasien turut diikutsertakan dalam usaha meningkatkan kesehatan
pasien. Home visit atau kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk melihat lingkungan rumah
pasien dan sekaligus mengedukasi dan memberi penyuluhan yang terkait dengan penyakit
pasien.
2. Tujuan
Tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan taraf mutu pelayanan kesehatan masyarakat
sedangkan tujuan khusus ialah mengetahui dan memahami secara mendalam penyakit hipertensi
dan penyebabnya serta dapat menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara
komprehensif dan menyeluruh serta adanya peran aktif dari pasien dan keluarga.
3. Manfaat
Menghasilkan informasi atau pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan kedokteran dengan
pendekatan keluarga pada pasien hipertensi. Bagi mahasiswa ialah lebih memahami secara dalam
mengenai penyakit hipertensi bukan saja dari penyebabnya tetapi dapat dari faktor-faktor resiko
serta menerapkan prinsip pelayanan kedokteran keluarga secara holistik saat melakukan
observasi dan wawancara pada pasien.
4. Pembahasan penyakit hipertensi
4.1 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Usia lanjut membawa
konsekuensi meningkatnya morbiditas dan mortalitas berbagai penyakit kardiovaskular. Tekanan
darah sistolik meningkat sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi tekanan darah diastolik
meningkat seiring dengan TDS sehingga usia 55 tahun, yang kemudian menurun oleh karena
terjadinya proses kekakuan arteri akibat aterosklerosis. 1 Hipertensi diartikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal
adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan
cardiac output.2 Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefenisikan sebagai hipertensi
esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer untuk membedakannya dengan
2
hipertensi sekunder yang diketahui sebabnya. Hipertensi sistolik terisolasi (HST) didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik 140mmHg dengan tekanan darah diastolik <90mmHg. Keadaan
ini diakibatkan oleh kehilangan elastisitas arteri karena proses menua. Kekakuan aorta akan
meningkatkan tekanan darah sistolik dan pengurangan volume aorta,yang pada akhirnya
menurunkantekanan darah diastolik. Semakin besar perbedaan tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolic atau tekanan nadi (pulse pressure), semakin besar resiko komplikasi
kardiovaskular. Tekanan nadi yang meningkat pada usia lanjut dengan hipertensi sistolik
terisolasi berkaitan dengan besarnya kerusakan yang terjadi pada organ target;jantung,otak dan
ginjal. Pada lansia, tekanan darah sistolik lebih berkaitan dengan prognosis komplikasi
Kardiovaskular dibandingtekanan darah diastolik.1
4.2
masih belum dapat diketahui. Disebut juga hipertensi idiopatik. Sekitar 90% penderita hipertensi
menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan
bagi penderita hipertensi essensial ini. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan
hipertensi yang menjadi penyebabnya dapat diketahui, sering disebut hipertensi renal karena
kelainan ginjal menjadi penyebab tersering. Penyebab hipertensi sekunder ini antara lain
kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau penyekit kelenjar adrenal.
Terdapat pada sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lainlain. Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang
dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat I, dan derajat II.3,4
(lihat table 1).
Tekanan
Normal
Prahipertensi
Hipertensi derajat 1
(mmHg)
<120
120-139
140-159
darah
sistolik Tekanan
darah
diastolic
(mmHg)
<80
80-89
90-99
3
Hipertensi derajat 2
>160
Tabel 1: Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa > 18 tahun
4.3
>100
Anamnesis
Hal-hal yang perlu atau dapat ditanyakan dalam anamnesis antara lain identitas paien seperti nama,
alamat, usia, pekerjaan. Tanyakan keluhan utama pasien, alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau
puskesmas misalnya badan sering lemas-lemas, pusing, beberapa kali terjatuh. Kemudian riwayat
penyakit sekarangnya: tanyakan factor-faktor yang mempengaruhi pusingnya atau lemasnya, misalnya
lemasnya atau pusingnya sehabis aktifitas atau keadaan istirahat juga sama. Kemudian riwayat penyakit
dahulu, apakah pasien pernah didiagnosis hipertensi atau diabetes, dan penyakit yang lain seperti penyakit
pada paru-paru, ginjal maupun jantung, baik yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang maupun
yang tidak berhubungan. Riwayat penyakit keluarga pasien, apakah dikeluarga pasien pernah memiliki
keluhan yang sama dengan pasien atau adakan penyakit lain yang pernah diderita oleh kelurga pasien
misalnya hipertensi, DM, penyakit darah, dsb. Riwayat sos-eko pasien seperti pola makan, pola hidup,
pola jajan, merokok, minum minuman yang berakohol, keadaan atau situasi rumah pasien tersebut,
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik bertujuan menegakkan diagnosis hipertensi, mengidentifikasi tanda
penyakit sistemik yang dapat menyebabkan hipertensi dan kerusakan target organ, diantaranya
tanda vital ( tekanan darah, frekuensi nadi, suhu, RR ), tinggi dan berat badan, pemeriksaan
thorax dan pemeriksaan fisik abdominal, serta pemeriksaan neurologis jika pasien memiliki DM.
Sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah maka pasien dianjurkan untuk beristirahat dan
duduk tenang setidaknya 5 menit serta menghindari aktivitas fisik, konsumsi kafein dan rokok
setidaknya 30 menit sebelumnya.4
4.5
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan factor risiko lainnya atau mencari penyebab hipertensi.
Biasanya pemeriksaan darah rutin, gula darah, asam urat, profil lipid, kolestrol HDL dan LDL
ureum dan kreatinin serum, elektrolit serum, urinalisis, dan EKG 12 sadapan. Sebagai tambahan
untuk mendeteksi kerusakan target organ atau membuktikan kecurigaan hipertensi sekunder
adalah : rontgen thorax, EKG, ekokardiografi, funduskopi, rasio albumin kreatinin urin, CT scan
cranial atau MRI.4
4
4.6
Diagnosis banding
Diagnosis banding untuk hipertensi esensial atau primer bisa berupa hipertensi
renovaskular, hipertensi pada penyakit ginjal, hipertensi pada penyakit jantung, hipertensi
ortostatik, dan vertigo.
4.7
Obesitas merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti
hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita
hipertensi dengan berat badan normal. Stres diduga melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan
meningkatnya tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Faktor Keturunan juga
mempengaruhi apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi
essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur) apabila
salah satunya adalah penderita hipertensi. Jenis Kelamin pada pria lebih banyak mengalami
kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat
(merokok, kelebihan berat badan), depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria
lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan
pengangguran. Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita
hipertensi juiga semakin besar. Asupan garam juga mempengaruhi melalui peningkatan volume
plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah yang akan diikuti oleh peningkatan eksresi kelebihan
garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi essensial mekanisme inilah yang terganggu. Gaya hidup yang kurang sehat walaupun
tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol dan kurang olahraga dapat pula mempegaruhi peningkatan tekanan darah. Adapun
gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa: Pusing, Mudah
marah,Telinga berdengung, Sukar tidur, Sesak nafas, Rasa berat di tengkuk, Mudah lelah, Mata
berkunang-kunang, Mimisan (jarang dilaporkan).4,5
4.8
Patogenesis
5
Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu Curah jantung merupakan hasil kali
antara frekuensi denyut jantung dengan isi sekuncup, sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh
aliran balik vena dan kekuatan kontraksi miokard. Resistensi vascular ditentukan oleh tonus otot
polos pembuluh darah, elastisitas dinding pembuluh darah dan viskositas darah. Semua
parameter di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sistem saraf simpatis dan
parasimpatis., sistem rennin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan faktor lokal berupa bahanbahan vasoaktif yang diproduksi oleh sel endotel pembuluh darah. 3 Sistem saraf simpatis bersifat
presif yaitu cenderung meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan frekuensi denyut
jantung, memperkuat kontraktilitas miokard, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah.
Sistem saraf parasimpatis bersifat depresif, yaitu menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
frekuensi denyut jantung. SRAA juga bersifat presif berdasarkan efek vasokonstriksi angiotensin
II dan perangsangan aldosteron yang menyebabkan retensi air dan natrium di ginjal sehingga
meningkatkan volume darah. Selain itu terdapat sinergisme antara sistem simpatis dan SRAA
yang saling memperkuat efek masing-masing.3 Sel endotel pembuluh darah memproduksi
berbagai bahan vasoaktif yang sebagiannya bersifat vasokonstriktor seperti
endotelin,
tromboksan, A2 dan angiotensin II lokal, dan sebagian lagi bersifat vasodilator seperti
endothelium-derived relaxing factor yang dikenal dengan nitric oxide (NO) dan prostasiklin
(PG12). Selain itu
atriopeptin (atrial natriuretic peptide, ANP) yang bersifat diuretic, natriuretik, dan vasodilator
yang cenderung menurunkan tekanan darah.3 Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan
dengan satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik,
lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah
jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium,
turunnya filtrasi ginjal, meningkatnya rangsangan saraf simpatis, meningkatnya aktifitas renin
angiotensin alosteron, perubahan membran sel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan
beberapa faktor yang terlibat dalam mekanisme hipertensi. 2,3 Mekanisme patofisiologi hipertensi
salah satunya dipengaruhi oleh sistem renin angiotensin aldosteron, dimana hampir semua
golongan obat anti hipertensi bekerja dengan mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin
aldosteron adalah sistem endogen komplek yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah
arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosterouran Tekanan Darah diatur
terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron mengatur keseimbangan cairan, natrium
6
dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh pada aliran pembuluh darah dan aktivasi
sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi tekanan darah.2,3
4.9 Penatalaksanaan
4.9.1 Nonmedika mentosa
Menurunkan berat badan sampai batas ideal, mengubah pola makan pada penderita
diabetes, kegemukan, atau kadar kolestrol darah tinggi, mengurangi pemakaian garam sampai
kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya ( disertai dengan asupan
kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup), mengurangi kebiasaan buruk seperti
alcohol,merokok, asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan, olahraga, penderita
hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktifitasnya selama tekanan darah terkendali.3,5
4.9.2
Medikamentosa
Untuk hipertensi dapat diberikan salah satu dari obat ini yaitu Hidrokloritazid (HCT)
12,5-25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari. Reserpin 0,1 0,25mg perhari sebagai dosis
tunggal. Propanolol dimulai dari 10 mg 2 kali sehari dapat dinaikan 20 mg 2x sehari ( KI : pada
penderita asma ). Captopril : 12,5 25 mg , 2-3x sehari ( KI : pada kehamilan dan asma ).
Nifedipin : mulai dari 5 mg 3 x sehari bisa dinaikan 10 mg 3x sehari. Atau alur penanganan
pasien hipertensi (lihat gambar 1).
4.10 Komplikasi
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal,
jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan
kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat
disamping kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi pendarahan yang disebabkan
oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat
terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (transient ischaemic
attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses
akut seperti pada hipertensi maligna.3
5
Laporan Kasus
Tanggal
lahir
(usia)
pekerjaan
pendidikan
Hubung
an
keluarga
Status
perkawi
nan
Domisili
serumah
atau tidak
1. Airani
20an
1 SD
anak
menikah
serumah
2. Rahman
3. Hartaman
4. Rendy
40 thn
30an
3 thn
Ibu rumah
tangga
pemulung
satpam
-
Keadaan
kesehata
n
penyakit
bila ada
-
anak
menantu
cucu
menikah
-
serumah
serumah
serumah
Tidak
serumah
Tidak
5. Rohiah
6. Rosada
Berdagan
g sayur
Belum
sekolah
7. Mesaro
8. Yusni
9. Nina
serumah
Tidak
serumah
Tidak
serumah
Tidak
serumah
jarang pasien mengatakan bahwa makan nasi dan kecap atau garam
Jaminan pemeliharaan kesehatan: (pribadi, BPJS, asuransi dll)
5.2 Anamnesis
tidak mengingat penyakit apa dahulu yang pernah diderita keluarganya atau orangtuanya
Riwayat penyakit keluarga yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang: Pasien
juga tidak ingat
5.3 Perilaku sosial pasien dan keluarga ( tulis nama, sudah berapa lama dan berapa banyak atau
berapa kali dalam sehari atau seminggu atau sebulan)
9
Merokok:
Suami ibu Mariam (Bpk udin) : dari usia belasan hingga meninggal, menurut pasien
hanya saat BAB dan setelah makan pete.
Ibu Mariam: saat usia belasan dan berhenti saat suaminya meninggal, hanya saat BAB
shampoo sachet, sikat gigi setiap hari, pasien dapat memakai baju yang sama hingga 2x.
Rekreasi: pasien hanya setahun sekali pergi lebaran ke Jawa untuk bertemu anaknya yang
seorang pedagang jika ada biaya, jika tidak pasien hanya dirumah dan mencari pekerjaan
sampingan
Ibadah: kadang sholat (seorang muslimah)
Pola membersihkan rumah/ lingkungan: disapu dan dipel setiap hari oleh anak
5.4 Keadaan psikologis pasien dan keluarga yang mempengaruhi atau dipengaruhi penyakit
dalam keluarga
10
Pasien menjadi sedikit takut untuk makan yang asin-asin, namun karena pasien berpikir
bahwa penyakit yang dialaminya oleh karena dikontrakan lama pasien dan tetangganya
sering membicarakan orang lain. Jadi sekarang pasien tidak mau bergaul dengan tetangga
sekitar. Pasien juga menyadari bahwa berat badanya juga membuatnya merasa kurang
nyaman pada saat bergerak, hal ini membuat pasien menjadi sedikit kesal.
5.5 Adat istiadat/ social budaya yang mempengaruhi
Ibu Mariam ialah orang betawi namun beliau tidak terlalu mengikuti adat-adat lagi
dikarenakan ekonomi dan sakit yang dideritanya.
5.6 Keadaan rumah yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga atau dapat menimbulkan
penyakit di kemudian hari.
Kebersihan rumah: kurang, karena beberapa barang masih bertumpuk di atas tempat
tidur, ada hewan peliharaan berupa kelinci yang dipelihara oleh cucu beliau di dalam
yang digunakan.
Luas rumah/bangunan: kontrakan 1 pintu (8X3 m2) dihuni sejak 2 tahun yang lalu
Luas tanah: Jumlah orang yang tinggal dalam rumah: 5 orang
Luas kamar pasien atau yang sakit: tidak ada kamar
Jumlah orang yang tinggal sekamar dengan yang sakit: pasien tidur sendiri diatas kasur
11
Perbandingan Ventilasi kamar (udara, sinar matahari dll): tidak ada kamar dan ventilasi
kamar
Keadaan dapur dan kebersihan: pasien tidak memiliki dapur khusus, hanya kompor
kasat mata serta tidak terlihat adanya lalat yang menggerubungi makanan
Tempat penyimpanan alat makan: di rak piring khusus
Tempat cuci tangan (air mengalir, sabun dan lap tangan bersih dll): pasien dan keluarga
menggunakan air yang ditampung diambil melalui selang yang lansung terhubung dengan
harinya.
Tipe kakus dan system pembuangan: kakus menggunakan kakus jongkok, dan
ditutup..
Sumber air minum: air isi ulang yang dibeli oleh pasien
Kebersihan tempat penyimpanan air minum: di galon di letakkan di dispenser
Tempat sampah di dalam rumah (tertutup atau terbuka , vector, bau dll): tidak ada
Sumber Pencahayaan dalam rumah (jenis dan keadaan pe ncahayaan): lampu neon dan
selokan sekitar rumah kontrakan tersebut, sampah berserakan sekitar wc umum tersebut.
Tempat sampah di luar rumah: ada berupa plastic, pasien tinggal di sekitar tempat
12
Keadaan pekarangan (tanaman, keb ersihan, tanah dll): pekarangan kontrakan pasien ada
saluran pembuagan limbah berupa selokan.
5.7status upaya pencegahan penyakit dalam keluarga yang dilakukan oleh keluarga
Nama
1. Mariam
2. Airani
Promotif
-
Preventif
menggunakan
Kuratif
Minum obat
rehabilitatif
Mulai
(Captopril,
mengurangi
untuk minum
vit.B12,
mknan yang
Analgesik) dari
mengandung
puskesmas
-
banyak garam
-
Jarang masak
atau membeli
makan yang
asin-asin setelah
3. Rahman
4. Hartaman
5. Rendy
ibunya
terdiagnosis
hipertensi,
menggunakan
air isi ulang
untuk minum
ditolak
Pemeriksaan hygiene: Cukup baik pada saat itu
Hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan: tidak ada
Diagnosis pasien: Hipertensi primer terkontrol (awal TD sekitar 200/-, turun menjadi
130/80)
13
5.9 Usulan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan keluarga mulai tingkat pelayanan primer
(pemeriksaan di puskesmas) hingga rujukan
Prognosisnya baik dilihat dari kondisi pasien sudah dengan hipertensi terkontrol namun
gaya hidup dan pola hidup pasien yang masih kurang baik dapat meningkatkan kembali
tekanan darahnya.
5.10 Perkiraan akan timbulnya keadaan penyakit ditinjau dari perilaku dan lingkungan:
Jika pasien tetap tidak menurunkan berat badan dan jarang olahraga serta pola makan
yang kuran sehat maka tekanan darah pasien bias naik kembali. Jika penampungan air tidak
ditutup beresiko untuk tempat jentik-jentik nyamuk yang dapat menjadi sumber DBD di musim
penghujan. Ventilasi yang seharusnya 2 hanya di fungsikan 1 jadi ruangan terasa pengap dan
panas, serta penerangan juga kurang dengan hanya mengandalkan 1 lampu saja, sinar matahari
yang masuk sedikit, lingkungan sekitar terlalu padat, jika ada penyakit menular seperti TBC jadi
mudah untuk tertular
5.11 Strategi intervensi mahasiswa ke pasien dan keluarga:
Psikobiologi: memberitahu pada pasien untuk jangan terlalu stress karena dapat membuat
penurunan daya tahan tubuh yang dapat membuat pasien menjadi banyak sakitnya.
Social: mendekatkan pasien dengan tetangga sekitar dan anak pasien yang laki-laki, serta
pasien untuk berolahraga ringan setiap harinya untuk penurunan berat badan.
Lingkungan rumah dan sekitar rumah:.memberikan informasi tentang perilaku hidup
sehat dan bersih salah satunya mengenai tempat penampungan air yang baik dan cara
5.12 Saran upaya pencegahan penyakit pasien dan keluarga oleh mahasiswa
Nama
1. Mariam
Promotif
Menghimbau
Preventif
Cek lab darah
Kuratif
Minum obat
rehabilitatif
15
2. Airani
3. Rahman
4. Hartaman
5. Rendy
pasien untuk
rutin, gula
yang diberikan
menjalankan pola
darah, kolestrol
puskesmas
hidup sehat
total, HDL,
secara teratur
sebelum
komplikasi
lebih lanjut
5.13 Lampiran : foto foto perilaku atau lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
atau yang nantinya akan mempengaruhi keadaan kesehatan keluarga
16
Foto 2: Kasur bu Mariam yang penuh dengan barang dan tidak di alasi sprei
Kesimpulan
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial karena banyaknya faktor resiko yang bisa
menyebabkan terjadinya hipertensi. Pada usia lanjut,prevalensi gagal jantung dan strok tinggi,
yang kedua tinggi ialah hipertensi. Oleh karena itu,pengobatan hipertensi yang optimal penting
dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskular. Perilaku hidup
bersih dan sehat serta diet yang seimbang membantu mencegah penyakit dari memburuk. Dan
dengan pendekatan dokter komunitas ini kami sebagai seorang mahasiswa kedokteran dapat
belajar lebih dalam mengenai pendekatan dokter keluarga, berkomunikasi langsung bukan hanya
tentang atau dengan pasien tetapi juga dengan keluarga yang terlibat. Dokter keluarga lebih
fokus dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi melalui usaha masyarakat
yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, maupun kondisi psikologis masingmasing individu. Pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan peralatan untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan
aspek social, yang akan mendukung agar setiap warga menpunyai standar kehidupan yang kuat
dalam menjaga kesehatannya merupakantanggung jawab dokter keluarga.
18