Anda di halaman 1dari 1

Pengertian Informed Consent

Secara harfiah Informed Consent merupakan padanan kata dari : Informed artinya
telah diberikan penjelasan atau informasi, dan Consent artinya persetetujuan y
ang diberikan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Informed Consent terdiri dar
i dua kata yaitu informed yang berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (
informasi), dan consent yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi informed c
onsent mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat in
formasi. Dengan demikian informed consent dapat didefinisikan sebagai persetujuan
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai t
indakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan d
engannya.
Menurut D. Veronika Komalawati, SH , informed consent dirumuskan sebagai suatu kes
epakatan atau persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter ter
hadap dirinya setelah memperoleh informasi dari dokter mengenai upaya medis yang
dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resik
o yang mungkin terjadi.
Definisi operasionalnya adalah suatu pernyataan sepihak dari orang yang berhak (
yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya berupa izin atau persetujuan ke
pada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah orang yang berhak tersebut di
beri informasi secukupnya.
Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat seorang klien untuk menerima
rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk risiko
terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi tersebut, telah diberikan oleh dok
ter. Oleh karena itu, persetujuan tindakan adalah pertukaran antara klien dan do
kter. Biasanya, klien menandatangani formulir yang disediakan oleh institusi. Fo
rmulir itu adalah suatu catatan mengenai persetujuan tindakan, bukan persetujuan
tindakan itu sendiri.
Mendapatkan persetujuan tindakan untuk terapi medis dan bedah spesifik adalah ta
nggung jawab dokter. Meskipun tanggung jawab ini didelegasikan kepada perawat di
beberapa institusi dn tidak terdapat hukum yang melarang perawat untuk menjadi
bagian dalam proses pemberian informasi tersebut, praktik tersebut sangat tidak
dianjurkan.
Daftar Pustaka
1.
Idries AB. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Jakarta: Binarupa
Aksara; 1997.
2.
Wardhani RK. Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis (Informed Conse
nt) di RSUP dr. Kariadi Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro; 2009

Anda mungkin juga menyukai