TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan rapid
acting non barbiturat agent anesthetic yang popular disebut sebagai Ketalar sebagai
nama dagang. 1
2.2. Sejarah
Ketamin pertama kali disintesis oleh Parke-Davis di tahun 1962 sebagai usaha
untuk mencari anestesia alternative pengganti phencyclidine (PCP), yang biasanya
menyebabkan halusinasi, neurotoksik, dan kejang. Pertama kali obat ini diberikan
kepada tentara Amerika dalam perang Vietnam.
tentang ketamin lebih lanjut di laboratorium Parke, pada tahun 1962 ketamin
diciptakan sebagai CL369 dan disebut sebagai CI-581 yang berubah nama menjadi
ketamin dan ini adalah obat yang umum digunakan sebagai anestesi dalam
manajemen mengurangi rasa sakit . Pertama kali diperkenalkan oleh Domino dan
Carsen, tahun 1965, yang digunakan sebagai obat anestesia umum.4
Ketamin adalah suatu molekul dapat larut dalam air yang dari sudut
bangunannya menyerupai phencyclidine. adanya
simetris mengakibatkan keberadaan dua isomer optis ketamin,yaitu isomer S (+) dan
R(-) . 6
Hanya campuran yang racemic berisi sejumlah sama dua ketamin isometri
yang tersedia untuk penggunaan secara klinis. Ketika dipelajari secara terpisah.
S(+)-ketamine menghasilkan7 :
dari
Dikemas dalam vial (botol) berwarna coklat agar terhindar dari pengaruh
langsung sinar matahari. Terdapat tiga kemasan vial dengan konsentrasi 100mg/ml,
50 mg/ml, 25 mg/ml yang masing masing kemasan vial berisi 10 ml. sebelum
digunakan dibuat larutan yang mengandung 10 mg/ml dengan akuades sebagai bahan
pengencernya.Nama dagang ketamine meliputi Ketalar, Ketaset, Ketmex, Ketotal,
Ketamine-500(astrapin) dan Imalgen.8
Ketamin adalah suatu obat penghilang sakit kuat pada konsentrasi plasma
subanesthesi, dan efek anesthesi dan analgesia mungkin ditengahi oleh mekanisme
yang berbeda. Yang secara rinci, analgesia mungkin dalam kaitan dengan suatu
interaksi antara ketamin dan reseptor opioid di dalam sistem saraf pusat. ketamin dan
campuran seperti phencyclidin telah memperlihatkan blok nonkompetitif eksitasi
neural induksi dengan asam Amino N-methyl-D-aspartate( NMDA ) 6
.
Teori reseptor opioid
Ketamin dilaporkan berinteraksi dengan mu(), delta()dan kappa(k )
reseptor dari opioid. Interaksi dengan reseptor opioid ini pada berbagai studi
menduga bahwa ketamin sebagai antagonist pada reseptor dan agonist pada k
reseptor8.
N-Methyl-D-Aspartate adalah suatu asam amino yang bekerja sebagai
reseptor dan merupakan subgrup dari reseptor opioid. Ketamin bekerja sebagai
suatu antagonist reseptor untuk memblok spinal nociceptive refleks 5.
Toleransi silang antara ketamin dan opioids suatu reseptor umum untuk
induksi analgesia ketamin. Suatu reseptor opioid teori akan lebih lanjut didukung
oleh pembalikan efek ketamin dengan naloxone. Sampai saat ini, pembahasan
efek naloxone atau respon ketamin belum selesai 4.
Bermacam-Macam Teori Reseptor
Dalam klinik dilaporkan ketamin tidak hanya digunakan dalam general
anestesi tetapi juga regional anestesi. Neuronal system mungkin melibatkan kerja
2.7. Farmakokinetik
Farmakokinetik ketamin menyerupai tiopental dalam onset yang cepat, durasi
yang singkat, dan daya larut tinggi dalam lemak. Ketamin mempunyai suatu pKa 7,5
pada pH fisiologis. Konsentrasi plasma puncak ketamin terjadi dalam 1 menit pada
pemberian IV dan dalam 5 menit pada suntikan IM. Ketamin tidaklah harus
signifikan menempel ke protein plasma dan meninggalkan darah dengan cepat dan
didistribusikan ke dalam jaringan.4
Pada awalnya, ketamin didistribusikan ke jaringan yang perfusinya tinggi
seperti otak, di mana puncak konsentrasi mungkin empat sampai lima kali di dalam
plasma.
Daya larut ketamin dalam lemak (5 10 kali dari tiopental) memastikan perpindahan
yang cepat dalam sawar darah otak. Lagipula, induksi ketamin dapat meningkatkan
tekanan darah cerebral bisa memudahkan penyerapan obat dan dengan demikian
meningkatkan kecepatan tercapainya konsentrasi yang tinggi dalam otak. Sesudah itu,
ketamin didistribusikan lagi dari otak dan jaringan lain yang perfusinya tinggi ke
lebih sedikit jaringan yang perfusinya baik. Waktu paruh ketamin adalah 1 2 jam.4
9
Kegagalan fungsi ginjal atau enzim tidak mengubah durasi dari dosis tunggal
ketamin yang mempengaruhi distribusi kembali obat dari otak ke lokasi jaringan non
aktif. Metabolisme hepar, seperti halnya dengan tiopental, adalah penting untuk
bersihan ketamin dari tubuh. Ketamin tersimpan dalam jaringan dimana dapat
berperan pada efek kumulatif obat dengan pengulangan atau pemakaian yang
kontinyu. Sebagian besar ketamin mengalami dealkilasi dan hidrolisis dalam hati,
kemudian dieksresi terutama dalam bentuk metabolik dan sedikit dalam bentuk utuh.
10
darah
Meningkat
Tetap
menurun
Heart rate
Clearance
Meningkat
Tetap
Menurun
(jam )
1-2
2-5
0.5-1.5
(ml/kg/min)
16-18
10-20
30-60
(L./kg)
2.5-3.5
2.2-4.5
3.5-4.5
Droperidol
Use
Induction
Route
IV
Dose
1-2 mg/kg
Induction
Induction
IM
IV
IV
3-5 mg/kg
0,2-0,5 mg/kg
1-2,5 mg/kg
Maintenance infusion
IV
50-200 ug/kg/min
Sedation infusion
Premedication
IV
IM
25-100 ug/kg/min
0,04-0,07 mg/kg
Sedation
IV
0,02-0,07 mg/kg
Antiemetic
IV
0,05 mg/kg2
10
2.8. Metabolisme
Metabolisme ketamin secara ekstensif oleh microsomal enzim hepatic. Suatu
jalur metabolisme yang penting adalah demethylation ketamin oleh sitokrom P-450.
Enzim dapat membentuk norketamin . Pada binatang percobaan, norketamin adalah
seperlima sampai sepertiga sama kuat seperti ketamin. Metabolit yang aktif ini dapat
berperan untuk ketamin yang diperpanjang. Norketamin adalah hydroxylated dan
kemudian menghubungkan ke glucuronide metabolit yang non-aktif dan dapat larut
dalam air. Pada pemberian secara intra vena (IV), kurang dari 4% dosis ketamin dapat
ditemukan dalam air seni tanpa perubahan. Fecal kotoran badan meliputi kurang dari
5% dari dosis ketamin injeksi. Halotan atau diazepam memperlambat metabolisme
dari ketamin dan memperpanjang efek obat tersebut.9
11
toleransi efek obat analgesian ketamin terjadi pada pasien yang menerima dosis
pengulangan obat ini. Tentu saja, toleransi ini terjadi pada pasien yang menerima
lebih dari dua kali interval pemberian ketamin. Pengembangan toleransi adalah juga
konsisten dengan laporan ketergantungan ketamin 1,4.
2.9. Efek Farmakologi
I.
pada
electroencephalogram
(EEG)
tentang
dissosiasi
antara
dan
kuretase,
tercermin
dalam
reaksi-reaksi
yang
dapat
dikelompokkan dalam dua aspek emosi yaitu aspek mental atau afektif (takut)
dan aspek fisik yang dapat berupa: a) reaksi somatik: peningkatan energi dan
pengerahan aktivitas muskuler, b) reaksi otonomik: pupil melebar, berdebardebar, berkeringat, tekanan darah menurun, urinasi, dan defekasi, dan c)
reaksi endokrin/neuroendokrin: penurunan ACTH dan epinefrin.7
Rasa nyeri yang terutama dihambat adalah nyeri somatik, untuk
analgesik nyeri viseral hampir tidak ada sehingga tidak efektif untuk operasi
organ-organ viseral. Pada anak analgesi viseral cukup baik sehingga dapat
dipakai untuk operasi seperti hernia atau batu ginjal, walaupun terjadi
rangsangan pada peritoneum. 2Baik untuk analgesi pada bayi/anak tanpa
menyebabkan efek hipnotiksedasi (menggunakan subdose 2,5 mg/kgBB,
IM). Pada dosis lebih besar, efek hipnotiknya lebih sempurna.4,7
Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan
mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata
berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadangkadang
dijumpai
gerakan
yang
13
tidak
disadari,seperti
gerakan
mengunyah,menelan,tremor,
dan
kejang.
Apabila
diberikan
secara
Terhadap mata
Menimbulkan lakrimasi, nistagmus, dan kelopak mata terbuka secara
14
IV.
15
IX.
Efek lainnya
Ketamin dapat meningkatkan gula darah 15 % dari keadaan normal,
16
rendah dari pada bayi mereka yang lahir dengan epidural atau spinal
anesthesia, tetapi lebih tinggi dibanding skor bayi dengan tiopentalnitrous oksida. Bisa dilakukan pada bedah Sesar karena efek
depresinya minimal.
Anak-anak balita yang tidak kooperatif, diberikan secara intramuscular
Pasien penderita asma merupakan obat pilihan untuk induksinya
Pasien penderita hipotensi,
Penderita dengan resiko tinggi gangguan respirasi dan hemodinamik
merupakan indikasi penggunaan ketamin. Hal ini oleh karena beberapa
sifat ketamin seperti indeks terapeutik yang tinggi, mempertahankan
fungsi kardiovaskuler, kecukupan ventilasi spontan dan tetap utuhnya
reflek-reflek laryngeal dan faringeal, sehingga ketamin dapat dipakai
18
Untuk induksi
Diberikan intravena dalam bentuk larutan 1% dengan dosis lazim 12/kgBB pelan-pelan dengan lama kerja 15-20 menit, dosis tambahan
0,5 mg/kgBB sesuai kebutuhan. Suntikan ketamin melalui intra vena
2.
2.12.
1.
19
Ketamin
dapat
meningkatkan
aliran
darah
cerebral.
Ketamin
juga
3.
4.
5.
6.
7.
2.13.
(Psychelic Effects).
Pada respirasi, sering timbul spasme laring akibat rangsangan pada jalan nafas
atas.
Pada kardiovaskuler, terjadi hipertensi dan takikardi.
Ada endokrin, terjadi peningkatan kadar gula darah.
Pada otot rangka terjadi rigiditas
Meningkatkan konsumsi oksigen jaringan.
Meningkatkan jumlah perdarahan pada luka operasi karena ketamin
menghambat agregasi dari tombosit. 7
Emergensi Delirium
Anestesia dengan ketamin diawali dengan terjadinya dissosiasi mental pada
15 detik pertama, kadang sampai halusinasi. Keadaan ini dikenal sebagai
anesthesia dissosiatif. Disosiasi ini sering disertai keadaan kataleptik berupa
dilatasi pupil, salvias,lakrimasi,gerakan-gerakan tungkai spontan,peningkatan
tonus otot. Kesadaran segera pulih setelah 10-15 menit, analgesia bertahan
sampai 40 menit, sedangkan amnesia berlangsung sampai 1-2 jam. Pada masa
pemulihan, dapat terjadi emergence phenomenon yang merupakan kelainan
psikis berupa disorientasi,ilusi sensoris, ilusi perseptif, dan mimpi buruk.
Kejadian ini dapat dikurangi dengan pemberian diazepam 0,2-0,3 mg /kg BB
20
ASSOCIATED
WITH
INCREASED
INCIDENCE
OF
21
2.14.
with ketamine
Inclusion of thiopental or inhaled anesthetics
Prospective discussion with patient about side effects of ketamine
Awakening in quiet environment (no proof this is helpful)
mmHg.,
tirotoksikosis
diabetes mellitus,
paeokromositoma,
penyakit jantung koroner
22