Struktur Anatomi Manusia
Struktur Anatomi Manusia
Anatomi
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energy dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh
berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3
bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam
usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air padahewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari system pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:
Gigi (dens)
Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Berfungsi untuk:
Esofagus
Esofagus atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut pada
ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian
superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot
halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Lambung
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan.
Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia
adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah bagian
tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagianbawah, daerah yang berhubungan
dengan usus 12 jari (duodenum).
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kmiawi. Dinding lambung tersusun dari tiga
lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam
lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak
peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan
getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan
menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI),
pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan
mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat
mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang
melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia,
berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca+ dari susu
sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang berwujud cair akan lewat
begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat dicerna.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti
bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur
pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah
ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya,
oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim.
Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka,
sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus
menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat
basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang
asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati
pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna
efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
Pankreas
Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas
jari).
Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan,
tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan anomia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut
proses detoksifikasi.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu
berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan
dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedut . Empedu mengandung
kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang
disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi
lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemglobin yang terkandung di dalamnya
dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan
heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan. Di dalam usus,
zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin
kekuningan.
Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit
penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornintin dan
urea. Ornintin yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO yang bersifat racun.
Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam
empedu dan urin, serta mengubah glukosa yang diambil dari darah menjadi glikogen yang
disimpan di sel-sel hati. Glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim
amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respons meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh.
Usus halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan
untuk mencerna makanan secara kimiawi:
Di dalam usus penyerapan (iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjotjonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan, sehingga makanan dapat
terserap sempurna.
Makanan yang berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, air akan diserap pembuluh
darah kapiler di vili, dan diangkut ke hati ke vena porta. Di dalam hati, beberapa zat akan
diubah ke bentuk lain dan bebrapa lainnya akan diedarkan ke seluruh tubuh.
Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa.
Usus besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon
sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang
sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon
kiri".
Usus buntu
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar
herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan
pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap
sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi
apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
Penyakit Usus Buntu
Appendicitis merupakan nama penyakit yang menyerang usus buntu. Appendicitis terjadi
ketika appendix, nama lain dari usus buntu, meradang, membuatnya rentan pecah, yang
termasuk darurat medis serius.
Gejala
Sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak kesamping kanan
bawah.
Perut bengkak.
Umbai cacing
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang
(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian
yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
Penyakit apendiks biasa bagi manusia adalah:
Apendisitis
Karkinoid
Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah organ terakhir dari usus
besar pada beberapa jenis mamalia yang berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Anus
Dalam anatomi, anus atau lubang bokong (Latin: nus) adalah sebuah bukaan dari rektum
ke lingkungan luar tubuh. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi
utama anus.
Anus sering dianggap sebagai bagian yang tabu oleh berbagai kelompok masyarakat.
Anus manusia terletak di bagian tengah bokong, bagian posterior dari peritoneum. Terdapat
dua otot sphinkter anal (di sebelah dalam dan luar). Otot ini membantu menahan feses saat
defekasi. Salah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah,
sedangkan lainnya merupakan otot rangka.
Ketika rektum penuh akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding
dari saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus. Pengeluaran feses
diatur oleh otot sphinkter.
Untuk mencegah penyakit pada anus dan dalam rangka hidup sehat, manusia selalu
membersihkan anus setelah defekasi. Biasanya anus dibersihkan dengan membilasnya dengan
air atau kertas tisu toilet.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Tags: Sistem Pencernaan
SISTEM OTOT
7. Tindakan Otot:
Flexor otot yang melakukan fleksi.
Extensor otot yang melakukan ekstensi.
Adduktor otot yang melakukan adduksi
Pronator otot yang melakukan pronasi lengan bawah.
Supinator otot yang melakukan supinasi lengan bawah.
Disiarkan jam 10th May 2010 oleh ashaario
0
Tambah ulasan
LAMAN ASHAARIO
Klasik
Kad selak
Majalah
Mozek
Bar Sisi
Gambar
Gelangsar Masa
Sistem Pencernaan
A. Fungsi Zat Makanan 3 Fungsi Zat Makanan 1. Zat penghasil energi yaitu bahan
makanan yg berfungsi sebagai sumber energy misalnya karbohidrat lemak dan protein
2. Zat pembangun yaitu bahan makanan yg berfungsi utk pertumbuhan dan
perkembangan serta mengganti bagian2 tubuh yg rusak misalnya lemak dan protein 3.
Zat pengatur yaitu bahan makanan yg berfungsi mengatur aktivitas tubuh misalnya
vitamin dan mineral
3. Vitamin a. Vitamin yang larut dalam air Nama vitamin Fungsi Sumber Gejala
avitaminosis Mengatur metabolism karbohidrat Kulit ari beras, hati, jagung, ginjal,
ragi, dan lemak daging sapi dan kacang-kacangan Beri beri Vitamin B2 Menjaga
penglihatan dan respirasi Susu daging ayam telur padi padian sel sayuran hijau
kacang-kacangan dan ragi Keliosis (luka disudut mulut dan katarak Vitamin B3
Pertumbuhan dan perbanyakan sel Kesehatan kulit Hati kol susu tomat ragi kedelai
dan bayam Hati daging ragi dan beras pelgra Pembentukan sel darah dan kerja saraf
Metabolism karbohidrat lemak dan protein serta pembentukan rambut dan kuku
Perkembangan janin dan pembentukan darah Kecambah gandum kacang kacangan
pisang sayur alpukat hati dan ikan Kuning telur ragi kentang hati ginjal sayuran dan
buah-buahan Anemia dan kejang kejang Dermatitis depresi kehilangan nafsu makan
dan kerontokan rambut Anemia dan gangguan janin Vitamin B1 Vitamin B5 Vitamin
B6 Vitamin B7 Vitamin B9 Sayuran hati dan ginjal Dermatitis dan jerawat Vitamin
B12 Mencegah kurang darah dan merawat system syaraf Daging hati telur susu dan
ikan Vitamin C Sayuran dan buah-buahan segar misalnya Skorbut dan sariawan jeruk
stroberi dan tomat Memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit serta menjaga
kesehatan gigi dan mulut Anemia
b. Vitamin yang larut dalam lemak (ADEK) Nama Vitamin Fungsi Sumber Gejala
avitaminosis Vitamin A Menjaga kesehatan mata dan kehalusan kulit Hati kuning telur
miyak ikan sayuran hijau tua dan buahbuahan berwarna jingga seperti wortel Rabun
senja,kornea mata rusak, dan kulit menjadi bersisik Vitamin D Meningkatkan
penyerapan zat kapur sehingga bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan
tulang Kuning telur susu Rakhitis mentega ikan hati dan minyak ikan Vitamin E
Menjaga kesehatan kulit dan kesehatan reprosuksi Margarine kecambah minyak
selada dan kacang hijau Vitamin K Berperan dalam pembekuan darah Sayuran
berwarna hijau kedelai tomat dan kol Kemandulan keguguran / pendarahan pada ibu
hamil, kelumpuhan Darah sukar membeku
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu : 1. Proses pencernaan secara mekanik Yaitu proses perubahan makanan dari
bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia
umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. 2.
Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) Yaitu proses perubahan makanan dari
zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim.
Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
b. Lidah Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi
sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa
pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang
berbeda-beda. Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan
kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi
dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor
pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel
sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papila
c. Kelenjar Ludah Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar
ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu : 1. Kelenjar parotis, terletak di
bawah telinga. 2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah. 3. Kelenjar
sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang
berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan
getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan
penelanan makanan juga berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan
sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap
panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase).
Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa).
Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin
berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya
enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi. Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga
menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah
lambung.
4. Usus Halus Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan
dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
Usus dua belas jari (duodenum), Usus kosong (jejenum), Usus penyerap (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai
berikut : Amilopsin (amilase pankreas), yaitu enzim yang mengubah zat tepung
(amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa). Steapsin (lipase pankreas), yaitu
enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsinogen, jika
belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan
berbagai enzim pencernaan. Pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap.
Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili
berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan
dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler
darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus).
5. Usus Besar Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama
dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar
terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan
sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh
memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan
kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Perjalanan makanan sampai
di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar
makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan
peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks),
bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6. Anus Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum
dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila
feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan
penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan
otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu
dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot
sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke
luar anus.
Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah melalui empat cara,yaitu sebagai
berikut : a. Merangsang sel-sel tubuh untuk menyeraplebih banyak glukosadarah. b.
Meningkatkan kecepatan reaksi respirasi seluler yanf menggunakan glukosa. c.
Merangsang hati untuk mengabsorbsi glukosa darah. d. Merangsang sel-sel lemak
untuk mengambil glukosa dan mengubahnya menjadi lemak. Mekanisme kerja
glukagon dan insulin dalam memelihara keseimbangan gula darah.
b. Gigi Taring (Dens Caninus) Gigi Taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk
menyobek.Pada hewan Karnivor gigi taring tumbuh dengan baik sedangkan pada
herbivor gigi taring tidak berkembang. c. Geraham Muka (Premolar) Berfungsi untuk
mengunyah. d. Geraham Belakang (Molar) Berfungsi untuk mengunyah. Inilah
gambar perbedaan rahang omnivora, karnivora dan herbivora.
2. Lambung Lambung pada hewan ruminansia (pemamah biak) yang terbagi menjadi
empat bagian 3. Intestinum (Usus) Usus pada mamalia dapat di bedakan atas usus
halus dan usus besar. a. Usus halus (Instetinum tenue) terdiri dari
duodenum,jejunum,dan ileum. b. Usus Besar (Intestinum crassum)